Professional Documents
Culture Documents
Sistem monopoli, penyerahan wajib, pajak, ekstirpasi, dan pelayaran hongi, adalah beberapa
kebijakan yang dilakukan VOC di Indonesia. Kebijakan ini juga mempengaruhi perekonomian
Indonesia pada masa itu, hal inilah yang melatarbelakangi kami mengangkat judul Perekonomian
Indonesia Pada Masa VOC.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan didirikannya VOC?
2. Bagaimana monopoli VOC di Indonesia?
3. Bagaimana strategi VOC dalam menjalankan monopoli?
4. Apa saja Dampak Kebijakan VOC Terhadap Perekonomian Indonesia?
5. Apa penyebab runtuhnya VOC?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tujuan didirikannya VOC
2. Untuk mengetahui seperti apa monopoli VOC di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja strategi VOC dalam menjalankan monopoli?
4. Untuk mengetahui dampak kebijkan VOC terhadap perekonomian Indonesia
5. Untuk mengetahui penyebab bubarnya VOC
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan makalah ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana
perekonomian Indonesia pada masa VOC.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan dirikannya VOC
(Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang
didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk
aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan
perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang
mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa
karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh
memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara
dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn
dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers
menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan,
delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata
compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara
lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat
Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara
Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan
hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di
Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC
juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk
membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu
negara.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di
Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di
kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba
berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus
menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir
seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau
budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa
peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
Ekstirpasi dilakukan oleh VOC sebagai langkah pencegahan agar hasil panen tidak melimpah, sehingga
harganya di pasaran Eropa menjadi murah. VOC juga takut jika panen melimpah, maka rakyat
Indonesia yang memiliki kelebihan hasil panen akan menjualnya kepada pedagang lain bukan kepada
VOC. Jika hal ini terjadi, maka yang menjual rempah-rempah asal Indonesia di Eropa bukan hanya
VOC, sehingga akan terjadi persaingan harga antara VOC dengan pedagang dari Negara lain. Hak
ekstirpasi sangat merugikan petani Indonesia, karena pohon-pohon yang sudah mereka tanam dan
sudah mengeluarkan biaya dalam penanaman serta perawatannya, ketika ditebang oleh VOC tidak
diberikan ganti rugi.
2. Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi adalah misi pelayaran VOC yang ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil
tindakan terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan
perdagangan Belanda.
Pelayaran Hongi dilakukan oleh VOC untuk mengawasi penanaman cengkeh di Ambon, hal ini juga
dilakukan agar cengkeh tidak ditanam di daerah lain. Pada masa itu, satu keluarga di Ambon hanya
boleh menanam 10 batang pohon cengkeh. Aturan ini ditetapkan oleh VOC, karena harga cengkeh yang
sangat tinggi pada saat itu yang disebabkan karena langkanya cengkeh di pasaran Eropa. Jadi VOC
ingin tetap mempertahankan kelanggkaan cengkeh, agar harganya tetap tinggi. Pelayaran Hongi juga
dilakukan oleh VOC untuk menghabisi para pesaingnya, demi menghindari adanya perdagangan gelap
antara petani Indonesia dengan pedagang Eropa lainnya. Para pe dagang Inggris dan Portugis, menjadi
sasaran utama VOC, selain juga para warga pribumi yang menentang kebijakan ini turut menjadi
korban.
Selain itu, kebijakan-kebijakan VOC juga berpengaruh bagi rakyat Indonesia. Dimana pada saat itu,
rakyat Indonesia benar-benar mengalami penderitaan. Tidak ada yang kaya, mereka yang punya tanah
banyak pun miskin, dikarenakan adanya pembatasan dalam penanaman pohon serta rendahnya harga
yang ditetapkan VOC. Tidak hanya rakyat, bahkan para raja pun juga tidak bernasib lebih baik. Hal ini
dikarenakan mereka digaji dan dikendalikan oleh VOC, sehingga wibawa raja tidak ada sama sekali.
Selain monopoli, VOC juga menerapkan contingenten. Contingenten atau penyerahan wajib hasil bumi
kepada VOC, juga sangat memberatkan rakyat. Karena hasil bumi yang wajib diserahkan adalah beras
yang merupakan makanan utama orang Indonesia, serta kayu yang merupakan bahan utama dalam
pembuatan rumah. Beras yang didapat dari rakyat Indonesia, digunakan untuk memberi makan kepada
para tentaranya yang sebagian direkrut dari orang pribumi. Sedangkan kayu, digunakan untuk
membangun rumah dan juga benteng.
VOC benar-benar mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, hal ini dikarenakan sumber utama
pendapatan mereka adalah dengan menjual rempah-rempah serta komoditi lainnya yang berasal dari
Indonesia. VOC benar-benar menggantungkan keadaan perusahaannya kepada para petani dan hasil
panen rempah-rempah di Indonesia. Hal ini dikarenakan komoditi utama yang diperdagangkan oleh
VOC yaitu kain, tidak laku di Indonesia. Kain yang dijual VOC, tidak mampu dibei oleh rakyat
Indonesia, karena kemiskinan yang dialami oleh rakyat Indonesia, sehingga daya beli mereka rendah.
E. Runtuhnya VOC
Menjelang abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan yang ditandai dengan memburuknya
kondisi keuangan VOC dan menumpuknya utang-utang VOC. Korupsi merupakan sebab utama
kebangkrutan itu. Hal itu diperparah oleh hutang peperangan VOC dengan rakyat Indonesia dan Inggris
dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan yang semakin menumpuk. Sebab lainnya
adalah kemerosotan moral di antara penguasa akibat sistem monopoli perdagangan. Keserakahan VOC
membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC dalam memonopoli perdagangan.
Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC jauh dari jumlah yang diharapkan.
Hal utama lainnya adalah ketidakcakapan para pegawai VOC dalam mengendalikan monopoli.
Akibatnya verplichte leveranties (penyerahan wajib) dan Preanger Stelsel (Aturan Priangan) tidak
berjalan semestinya. Kedua aturan itu tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong.
Verplichte leveranties mewajibkan tiap daerah mneyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas,
nila, dan gula dengan harga yang ditentukan VOC. Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan rakyat
Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga dengan tarif yang
ditentukan VOC. Sementara itu, perang antara Belanda dan Ingrris terjadi juga di Asia. Armada kapal
EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di Persia, Hindustan, Sri Lanka, sampai Malaka.
Menyadari ancaman itu, Republik Bataaf mulai bertindak keras kepada VOC. Selain VOC tidak
dapat diandalkan lagi dalam menghadang serangan Inggris, persoalan internal yang berarut-larut dalam
tubuh VOC dan anggaran VOC yang menyedot uang negara membuat pemerintah Republik Bataaf
mencabut Hak Octrooi izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799 VOC pun dibubarkan.
Sejak itu, Indonesia berada di bawah kekuasaan Republik Bataaf. Tidak lama kemudian, pada 1804,
Napoleon Bonaparte berkuasa sebagai kaisar Prancis. Ia mengubah Republik Bataaf kembali menjadi
Kerajaan Belanda dan menunjuk adiknya, Louis Napoleon menjadi Raja Belanda. Dengan perubahan
itu, Indonesia berada di bawah kekuasaan kerajaan Belanda tetapi di bawah kekuasaan Prancis.Untuk
menangani Indonesia, Louis Napoleon menunjuk Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perekonomian pada masa VOC didominasi dengan monopoli yang dilakukan oleh VOC
terhadap perdagangan di Indonesia, dalam kegiatan monopolinya VOC melakukan berbagai macam
cara, diantaranya penyerahan wajib, contingenten, hak ekstirpasi, dan pelayaran hongi. Para petani
hanya boleh menanan tanaman yang laku di pasaran Eropa, dan jumlahnya pun dibatasi.
Hasil panen para petani wajib diserahkan kepada VOC, dengan harga yang telah ditentukan. Dimana
harga yang ditentukan sangatlah rendah, sehingga rakyat Indonesia pada masa itu benar-benar hidup
dalam kemiskinan. Selain hasil panen yang dibeli dengan harga murah, rakyat juga harus membayar
pajak berupa hasil bumi seperti beras kayu. Keadaan Indoesia pada masa itu benar-benar
memprihatinkan, rakyat Indonesia yang seharusnya hidup berkecukupan karena tingginya harga
rempah-rempah, justru hidup dalam kemiskinan.
1. Rumusan Masalah
2. Apa penyebab dibentuknya VOC ?
3. Bagaimana perkembangan VOC di Indonesia ?
4. Apa saja yang dilakukan baik itu kebijakan maupun kejahatan yang diterapkan pada rakyat
Indonesia?
5. Bagaimana proses kemunduran VOC?
6. Apa penyebab kebangkrutan VOC hingga akhirnya dibubarkan?
1. Tujuan
2. Mengetahui penyebab dibentuknya VOC.
3. Mengetahui perkembangan VOC di Indonesia.
4. Mengetahui saja yang dilakukan baik itu kebijakan maupun kejahatan yang diterapkan pada
rakyat Indonesia.
5. Mengetahui proses kemunduran VOC.
6. Mengetahui penyebab kebangkrutan VOC hingga akhirnya dibubarkan.
1. Manfaat
2. Mengetahui awal terbantuknya VOC di Indonesia.
3. Mengetahui proses pembentukan dan tujuan VOC.
4. Mengetahui hak hak apa saja yang dimiliki VOC terhadap Indonesia.
5. Mengetahui kebijakan kebijakan yang berlaku pada saat VOC di Indonesia.
6. Mengetahui penyebab kemunduran VOC yang hingga akhirnya VOC dibubarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan VOC dan Perkembangan VOC
Tujuan VOC
Terkait adanya persaingan antarkongsi Belanda, maka Pemerintahan dan Parlemen Belanda
mengusulkan agar antarkongsi Belanda mendirikan sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Pada
tanggal 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda yang diberi nama
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). VOC didirikan di Amsterdam. Adapun tujuannya ialah :
1. Menghindari persaingan yang tidak sehatantara sesame kelompok/kongsi pedangang Belanda
yang telah ada.
2. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang Negara
lain.
3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih
menduduki Belanda.
Perkembangan VOC
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang sendiri. VOC
ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan. VOC mulai ikut campur
dalam berbagai konflik antara penguasa yang satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di
yang Perubahan sikap VOC itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia.
Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang
kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.
Untuk dapat menguasai Jayakarta, JP Coen kemudian membangun benteng-benteng di sekitar loji
VOC, sehingga loji semakin besar. Bahkan pada tahun 1619 VOC menyerbu dan membakar kota
Jayakarta. Di atas reruntuhan kota itu kemudian dibangun kota baru yang dinamakan Batavia.
Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat kegiatan VOC, maka jalur-jalur
perdagangan di kepulauan Nusantara telah dikendalikan oleh VOC. Untuk mengendalikan kegiatan
monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku, diadakan
Pelayaran Hongi.
1. Kebijakan dan Kezaliman yang Dilakukan VOC di Indonesia
Kebijakan VOC
Kebijakan- kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia
1. menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdangan.
2. melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
4. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroiyang diberikan pemerintah belanda, seperti :
hak monopoli
hak untuk membuat uang
hak nutuk mendirikan benteng
hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
hak untuk tentara.
1. membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke
Jayakarta ( Batavia ).
2. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
3. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi
ketentuan.
Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
1. kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah
kendali VOC.
3. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi miskin dan menderita.
4. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan benteng, etika perjanjian
dan prajurit bersenjata modern ( senjata api, meriam ).
5. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan dan
pembunuhan.
6. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan / sumber penghasilan
yang bisa berlebih.
Kezaliman VOC
Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal hal seperti berikut :
1. Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli perdagangan di Indonesia.
2. VOC mendudukin tempat tempat strategis
3. Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi apabila ada rakyat Indonesia yang tidak mau
bekerja.
4. Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan kekuasaan sebesar besarnya.
5. Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
6. Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Keserakahan dan Kezaliman VOC
Perlakuan VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.
1. Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang
VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-
agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun pada
serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
Belanda berbuat kasar dalam berdagang
2. Kerajaan Makasar menghadapi VOC
Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin menguasainya. Usaha
yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar agar:
Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai raja, Sultan
Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur.
Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran
hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian Bongaya.
Isinya:
Makasar harus mengakui monopoli VOC
Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
Makasar harus membayar seluruh biaya perang
3. Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta (1629).
Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat
perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil
mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi Sultan dapat ditangkap
tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan rakyat
Banten terhadap VOC membawa akibat:
Banten dikuasai VOC
VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
Biaya perang harus ditanggung Banten
4. Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan perlawanan
karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC.
Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti
Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679
Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II
5. Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang-wenang
oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia
bekerjasama dengan Sunan Amangkurat III(Sunan Mas)
1. Proses Kebrangkutan VOC
VOC ( Verenigde Oostindische Compagnie) atau yang biasanya kita kenal dengan kongsi dagang milik
belanda ini telah berdiri sejak 1602 ini yang pertama kali datang ke indonesia untuk melakukan
perdagangan keseluruh benua asia. tapi tahukah kalian bahwa VOC dulunya merupakan salah satu
kongsi dagang yang paling berkuasa dan berjaya karena mereka memiliki banyak laba dari hasil
penjualan rempah-rempah dan barang komoditi lainnya dari Asia yang kemudian dijual ke Eropa.
Kemudia perusahaan yang dimiliki mayoritas seluruh warga negara Belanda ini pernah mengalami
kebangkrutan dan akhirnya semua aset-asetnya diambil oleh pemerintahan Belanda pada sekitar abad
ke-18. fajtor-faktor penyebab kebangkrutan VOC antara lain:
1. banyaknya korupsi yang dilakukan oleh sebagaian besar pegawai tinggi VOC yang dibuat untuk
membeli rumah-rumah mewah di Belanda
2. pembukuan mengenai laba yang berbeda antara kantor dagang di Asia dengan kantor di Pusat
yakni di Belanda, sehingga menyebabkan banyak sekali uang-uang hasl laba dari VOC yang
diselewengkan oleh para pegawai yang bekerja di kantor-kantor cabang VOC
3. Adanya ekspansi dagang yang dilakukan VOC untuk memperbesar daerah jangkauannya
perdangannya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan laba yang dibubukan
VOC tidak mencukupi sehingga banyak hutang-hutang yang timbul akibat ekspansi dagang
tersebut.
4. adanya serangan terhadap kapal-kapal milik VOC di lautan yang dilakukan oleh armada kapal
laut milik Eropa, sehingga banyak kapal dagang milik VOC yang tidak kembali sehingga
membuat VOC menjadi kekurangan armada kapal untuk dagang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menemukan daerah penghasil rempah rempah, perdaganganpun meningkat. Untuk
menghindari persaingan antarpedagang satu bangsa dibentuklah kongsi dagang. Dalam bab ini, maka
Belanda mendirikan VOC di Indonesia.
Awalnya VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas yang berkedudukan di Amsterdam. VOC didirikan
untuk mencari keuntungan sebanyak banyaknya hingga akhirnya menjadi kongsi penjajah. Mulailah
bercokol kolonialisme dan imperialism di Indonesia.
Pada kejayaannya, wilayah kekuasaannya meluas sehingga menimbulkan masalah dalam manajemen
pemerintahan. Pengawasan tidak lagiberjalan lancar. Pengurus VOC mulai hidup bermewah
mewahan dan adanya korupsi. Sehingga utang VOC meningkat dank as habis untuk membiayai perang.
VOC mulai mengalami kebangkrutan.
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan
Sumber