Professional Documents
Culture Documents
MANUSIA
Disusun Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah
ini kami membahas Hak Asasi Manusia, yang merupakan suatu permasalahan yang sangat
penting dalam kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia yang berbangsa dan bernegara.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan wawasan tentang Hak
Asasi Manusia yang mana hal ini sangat diperlukan dalam berbagai hal. Dan harapan lain yaitu
dapat menambah pemahaman kita tentang hal ini, menumbuhkan rasa nasioanalisme dan
mensosialisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Pengantar.i
Daftar isi..ii
BAB I: PEMBUKAAN
B. Rumusan Masalah...1
C. Tujuan Masalah...1
A. Pengertian Pengecoran...........................................4
A. Kesimpulan .12
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal karena diyakini bahwa
beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memiliki perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis
kelamin.
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok
hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian dari manusia
secara otomatis
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar dan
membatasi orang lain
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
1. Undang Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Ketetapan MPR RI yang diharapkan memuat secara adanya HAM itu dapat diwujudkan dalam
masa Orde Reformasi, yaitu selama Sidang Istimewa MPR yang berlangsung dari tanggal 10
sampai dengan 13 November 1988. Dalam rapat paripurna ke-4 tanggal 13 November 1988,
telah diputuskan lahirnya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1988 tentang Hak Asasi Manusia.
3. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Adapun hak-hak yang
ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
i. Hak wanita (Pasal 45-51)
j. Hak anak (Pasal 52-66)
2.8 Upaya Pemerintah dalam hal penghormatan, pengakuan , dan penegakan Hukum dan
HAM
Untuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tidaklah
semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini disebabkan banyak hambatan dan tantangan
yang tidak lagi sebatas terorika, melainkan sudah menjadi realita yang tidak dapat dihindari
apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM melalui sistem hukum pidana yang telah berlaku
di Indonesia terdapat kendala-kendala atau hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan
klasik.
Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, Dan
memajukan Hak asasi manusia melalui langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum,
politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan Negara, dan bidang lainnya.
Program pemerintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun 2005) yaitu
meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan
obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus selalu ditegakkan secara
tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Partisipasi masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan
hak asasi manusia. Masyarakat disini meliputi antara lain : setiap orang, kelompok, organisasi
politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga kemasyarakatan
lainnya seperti Perguruan Tinggi, lembaga studi
Partisipasi masyarakat ini dapat berupa :
1. Pengajuan usulan mengenai perumusan dan kebajikan yang berkaitan dengan hak asasi
manusia
2. Melakukan penelitian
3. Melakukan pendidikan
4. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.
Pada 3 November 1988, telah diputuskan lahirnya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1988
tentang Hak Asasi Manusia. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tersebut antara lain sebagai
berikut :
Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga
Negara lainnya yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan dan mediasi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM antara lain :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
pancasila, UUD 1945 dan piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan
2.8 Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para
pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga
sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang
anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya
hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika
masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya
sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan
korupsi, proses hukum nya sangatlah lama
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan
dari majikannya
8. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin
diluar nikah
2.9 Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia
1. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
2. Pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
3. Adanya pengadilan hak asasi manusia dan pengadilan HAM Ad HOC
4. Dibentuknya KPP (Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM untuk berbagai kasus HAM di
Indonesia
5. Dimasukkannya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh
setiap individu
2. Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun
penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan
dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan
3. Dalam peraturan perundang undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hokum tertulis
yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar Negara).
Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam
peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden
dan peraturan pelaksanaan lainnya.
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.