Professional Documents
Culture Documents
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau tak langsung dengan
suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi.
http://medisdankomputer.co.cc/?p=383
2. Apa saja penyebab dari luka bakar!
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena Bahan kimia
Luka bakar karena listrik dan petir
Luka bakar karena radiasi
cedera karena suhu sangat rendah
( Luka Bakar, Pengetahuan klinis praktis, Yefta Moenadjat)
A. Flame Burns
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan api
1. Keparahan tergantung lamanya waktu kulit terpajan dengan api
2. Bentuk lain dari flame burns adalah flash burns
a. Disebabkan oleh ledakan yang berasal dari gas, atau berupa
partikel- partikel halus suatu benda panas
b. Menyebabkan luka bakar derajat dua dan tiga pada seluruh daerah
kulit yang terkena, termasuk rambut
B. Contact Burns
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan objek yang panas, misalnya
besi panas, setrika, dll. Jenis luka bakar ini, dapat memberikan gambaran mengenai
bentuk benda panas yang menyebabkan luka bakar tersebut
C. Radiant Burns
Terjadi apabila kulit terpajan dengan gelombang panas
1. Tidak selalu diperlukan kontak langsung dengan benda yang menghasilkan
gelombang panas untuk menimbulkan luka bakar
2. Dapat menimbulkan lepuh dan eritema
3. Bila pajanan terjadi dalam jangka waktu lama dapat meimbulkan karbonisasi
D. Luka terbakar terjadi bila kulit berhubungan dengan cairan panas
( biasanya air ).
1. Air pada 158F ( 70C ) akan menghasilkan suatu luka derajat tiga pada
kulit orang dewasa, kira-kira dalam satu detik dari kontak ; pada 131F
(55C), hampir 25 detik dibutuhkan untuk menghsilkan luka bakar yangsama.
2. Pemanas air hampir seluruh rumah di Amerika berasal dari pengaturan
pabrik kira-kira 130-140F, meskipun begitu, unit terbaru sekarang
disesuaikan menjadi sekitar 120F.
3. Luka terbakar dapat dibagi menjadi 3 tipe :
a. Luka imersi, yang mana bisa saja karena ketidaksengajaan atau
kecerobohan di rumah. Luka bakar imersi akibat kecerobohan di rumah
sering terjadi karena anak kecil ditempatkan di dalam kolam atau di bak
mandi yang di penuhi dengan air panas membara, dengan tujuan untuk
mendisplinkan atau menghukum si anak. Bentuk khas luka bakar dapat
terlihat, sebagai anak yang terrefleksi tenggelam di dalam air. Disekeliling
area dari kulit yang melingkari tiap-tiap daerah lutut tidak terkena karena
anak tersebut dipaksa berjongkok di dalam air.
Gambar 13.4 Penyiksaan anak dengan luka bakar. Anak biasanya
dipegang diantara tangannya, dan ke bawah pada air membara. Hasil luka
bakar menunjukkan bentuk khas dengan tidak terdapat luka di bagian
lututnya, fossa poplitea, dan daerah inguinal.
b. Luka bakar karena percikan, atau tumpahan biasanya tidak sengaja,
disebabkan karena memercikkan, menumpahkan cairan panas ke tubuh.
Luka akibat tumpahan dapat terjadi bila seorang anak kecil menuangkan
pot berisi air panas dari kompor, dan cairan tumpah ke seluruh tubuh. Di
beberapa kasus, bentuk dari luka bakar harus berhubungan dengan cerita,
dengan yang paling berat luka bakarnya dari kulit kepala atau kepala.
c. Luka bakar hangat biasanya karena ketidaksengajaan. Uap yang sangat
panas dapat menyebabkan luka berat pada mukosa saluran napas. Pada
beberapa kasus, edema laring massif dapat terjadi, penyebab asfiksia dan
kematian.
E. Luka bakar karena microwave.
Microwave adalah gelombang elektromagnetik yang mana frekwensi berkisar antara
30-300.000 MHz dan panjang antara 1mm sampai 30 cm. Radiasi microwave adalah
non-ionisasi, oleh karena itu, efek biologi primernya adalah panas, yang mana
memproduksi melalui agitasi molecular dari molekul polar, seperti air. Pada system
biologi, oleh karena itu, Jaringan dengan komposisi air yang lebih tinggi (seperti otot)
akan menjadi lebih panas daripada jaringan dengan komposisi air yang lebih rendah
(seperti lemak). Standar operasi untuk mikroawave di dapur adalah pada 2,450 MHz.
1. Tergantung pada panjang gelombang radiasi, dan ketebalan, orientasi, dan
karakter dari target, apabila ada salah satu atau kombinasi dari tiga hal ini :
a. microwave terrefleksi.
b. microwave diabsorbsi.
c. microwave melewati di keseluruhan target.
2. Surell et al, pada 1987 melaporkan pada suatu studi yang mana piglet
anestesi terekspos pada radiasi microwave dari sebuah 750 watt microwave
rumah tangga, pada energi penuh, dalam waktu berkisar 90-120 detik. Studi
itu menunjukkan :
a. pada semua kasus, luka bakar memproduksi demarkasi yang sempurna,
luka bakar penuh.
b. luka bakar yang mana lebih ekstensif di permukaan tubuh mendekati
alat pengeluaran ( biasanya bertempat di atas dari oven ).
c. secara mikroskopik kasar menunjukkan penemuan yang konsisten dari
perubahan relative lemak subcutaneous, selain luka bakar pada kulit di
atas atau di bawah otot ( perubahan relative lapisan jaringan ). Arus nuklir
tidak ada.
d. mikroskopik electron tidak memperlihatkan kerusakan selular atau
organel yang berarti.
3. Hampir luka bakar karena microwave adalah karena ketidaksengajaan,
berkaitan dengan memasukkan tangan ke dalam microwane dengan tidak
mematikan benar-benar terlebih dahulu, atau karena ingesti dari cairan panas
yang dipanaskan ke dalam microwave. Pada satu pelaporan, seorang pria yang
menggunakan tambalan nitro transdermal mengalami luka baker derajat dua di
dekat tambalan itu, ketika dia duduk di sebelah oven microwave yang bocor.
Diperkirakan, plastic alumunium yang ada pada tambalan tersebut merupakan
factor yang menyebabkan kebakaran tersebut.
4. Bentuk tidak biasa dari penyiksaan anak pernah dilaporkan pada tahun 1987
oleh Alexander et el yang mana berhubungan dengan dua kasus terpisah
yang mana seorang bayi perempuan umur 5 minggu, dan seorang anak laki-laki
umur 14 bulan yang terbakar karena diletakkan di oven microwave yang sedang
dinyalakan.
F. Luka bakar kimia adalah diproduksi oleh agent kimia seperti asam kuat dan alkali,
sama seperti agent lain seperti fosfor dan fenol. Luka bakar menghasilkan perubahan
yang lebih lambat daripada luka bakar akibat agent panas.
1. Ekstensi luka tergantung dari :
a. Agent kimianya.
b. Kekuatan atau konsentrasi dari agent kimianya.
c. Durasi kontak dengan agent tersebut.
2. Agent alkalin :
a. Cenderung lebih menjadi luka berat disbanding agent asam ;
b. Yang dapat menyababkan luka baker umumnya memiliki pH > 11.5
c. Sering menghasilkan luka yang cukup tebal
d. Menghasilkan luka yang menimbulkan nyeri; dan menusuk kulit dan licin.
3. Agen asam biasanya menghasilkan hanya sebagian dari ketebalan luka, yang mana
diikuti dengan eritema dan erosi yang superficial saja.
3. Sebutkan Derajat atau tingkat keparahan dari luka bakar!
Derajat I
Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan untuk
dapat melakukan regenerasi. Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan
dapat sembuh secara sempurna. Luka biasanya tampak sebagai eritema dan timbul
dengan keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal. Contoh luka bakar derajat I adalah
sunburn.
Derajat II
Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat epitel
vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. Jaringan tersebut misalnya sel
epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya
jaringan yang masih sehat tersebut, luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Gambaran
luka bakar berupa gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh darah
karena perubahan permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri. Apabila luka bakar
derajat II yang dalam tidak ditangani dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan
aliran darah di jaringan, sehingga cedera berkembang menjadi full-thickness burn atau
luka bakar derajat III.
Derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan yang
lebih dalam. Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar
regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit harus
dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula, karena
pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak.
a. Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
b. Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
d. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
a. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %
b. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
c. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum
b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum
1
2
Rule of nine :
Lund and Browder chart
Hipovolemi
Syok
Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam
Edema jaringan yang terkena luka bakar
Compartment intravaskular
Dalam perjalanan penyakit, dapat dibedakan menjadi tiga fase pada luka bakar, yaitu:
6. Kenapa keluarga mengolesi luka bakar dengan oli bekas? Benar atau tidak? Dampaknya
apa?
Yang bisa di berikan oleh kluarga apa harusnya sebelum di bawa ke rmh sakit?
REHIDRASI CAIRAN
HARI PERTAMA
8 jam pertama
= y (cc)
2
= z (cc)
8
= w (tetes/menit)
4
16 jam selanjutnya
= (cc)
16
= yy (tetes/menit)
4
10. Bagaimana penanganan atau manajemen pada pasien luka bakar? (algoritma)
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling : - Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah
kejadian luka bakar - Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi - Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia -
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air
mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa
bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan
risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam
dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian
antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat
diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang
dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya.
Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi
pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan
berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan
meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.
Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tana bahaya dari ABC (airway,
breathing, Circulation)
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal
napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan
leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang
tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas
kesehatan yang lengkap.
Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk perhitungan
pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar
>10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen
penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit
yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan
dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan
maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan
cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline).
Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi
dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x
berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah
4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap
kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam
8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan
yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.
Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ
2004;328;1487-9.
penangan pertama pada luka bakar dilihat berdasarkan dengan penyebabnya :
1. Luka bakar akibat sumber panas (api, air panas, uap panas)
Tahapan penanganan Pertama, luka bakar akibat air panas dan uap panas adalah pertama,
jauhkan dari sumber panas.
Kedua, jangan diolesi cairan seperti odol, minyak goreng, kecap, ataupun minyak tanah karena
akan memperdalam luka bakar.
Ketiga, buka keran air atau keran ledeng, lalu alirkan air tersebut ke arah bagian tubuh yang
terkena luka bakar selama 10-20 menit.
Ini dilakukan untuk menurunkan suhu panas yang diakibatkan luka bakar tersebut. Jangan
memakai air es atau es batu atau mencemplungkan diri dalam bak mandi, karena perubahan suhu
yang tiba-tiba (antara panas dan dingin), akan memperdalam luka bakar.
Penanganan luka bakar akibat api yaitu sebaiknya jangan merasa panik, dan berlari untuk
mencari air. Hal ini akan menyebabkan sebaliknya, yaitu akan memperbesar kobaran api karena
tertiup oleh angin.
Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar
api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk
memadamkan apinya.
Apabila luka bakar yang dialami serius, seperti luka bakar yang dialami oleh korban ledakan gas
elpiji, maka yang harus dilakukan adalah : buka baju korban, lepaskan cincin, jam, atau barang
apapun yang melekat pada diri korban, selimuti tubuh korban dengan selimut bersih, lalu, bawa
ke rumah sakit.
Jika sumber arus tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda non-konduktor (tidak bersifat
menghantarkan listrik seperi sapu, kursi, karpet atau keset yang terbuat dari karet) untuk
mendorong korban dari sumber listrik. Jangan menggunakan benda-benda yang basah atau
terbuat dari logam.
Jika memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan bersifat non-konduktor (misalnya
keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba menolong korban yang berada dekat arus
listrik bertegangan tinggi.
Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan siram
bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri. Jika korban
pingsan, tampak pucat atau menunjukkan tanda-tanda syok, korban dibaringkan dengan kepala
pada posisi yang lebih rendah dari badan dan kedua tungkainya terangkat, selimuti korban
dengan selimut atau jaket hangat.
Luka/cidera akibat listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau terjatuhnya korban
sehingga terjadi cedera traumatik tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata maupun
luka dalam yang tersembunyi.
Jangan memindahkan kepala atau leher korban jika diduga telah terjadi cedera tulang belakang.
Setelah aman dari sumber listrik, segera dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan dan
denyut nadi. jika terjadi gangguan fungsi pernafasan dan nadinya tidak teraba, segera lakukan
resusitasi.
Sebaiknya dicari tanda-tanda patah tulang, dislokasi dan cedera tumpul maupun cedera tulang
belakang. (hal-hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis).
Penanganan sunburn dapat dilakukan antara lain dengan cara : mendinginkan daerah yang
terkena dengan kompres dingin atau berendam di air dingin, menjaga bagian yang mengalami
luka bakar tetap lembab, misalnya dengan mengoleskan krim pelembab, membiarkan luka lepuh
tetap utuh.
Jangan mencoba untuk memecahkannya karena akan memperlambat proses penyembuhan dan
meningkatkan risiko infeksi, jika timbul nyeri, dapat dikurangi dengan mengkonsumsi obat
pereda nyeri misalnya parasetamol atau ibupropen, jika kulit mulai mengelupas, rawat dengan
hati-hati dan kalau perlu oleskan krim pelembab.
Semua penangan diatas hanya merupakan penangan pertama yang didapat dilakukan dalam
keadaan darurat, penangan selanjutnya terutama pada kasus-kasus yang gawat tentunya
memerlukan penanganan lebih lanjut dengan segera di rumah sakit.
oleh : dr. H. Yahmin Setiawan, MARS (Direktur LKC Dompet Dhuafa) dan Putri Halley
Sari Hadi (Mahasiswa FKUI Kelas Internasional Semester 13 Yang Magang di LKC )
penanganan syok hipovolemik
11. Apa komplikasi dari luka bakar?
Infeksi. Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat
mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk
kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya
tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi
kepentingan penyelamatan jiwa penderita.
Curlings ulcer (ulkus Curling). Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada
hari ke 510. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai
hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang
hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di
duodenum.
Gangguan Jalan nafas. Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul
pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan
dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian
kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.
Konvulsi. Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin,
aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.
Komplikasi luka bakar yang lain adalah timbulnya kontraktur dan gangguan kosmetik
akibat jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat
mengganggu fungsi dan meyebabkan kekakuan sendi sehingga memerlukan program
fisioterapi yang intensif dan tindakan bedah.
Terdiri dari
Kel.keringat
a. Kel.ekrin :
Sbg pengatur suhu tubuh
Mensekresi air,elektrolit,laktat,urea dan amonia
Dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sbg neurotransmiter.
b. Kel.apokrin :
Byk ditemukan diaksila dan anogenital
Menghasilkan sekret berminyak yg mengandung
protein,karbohidrat,amonia dan lemak
Dikendalikan oleh saraf adrenergik
Kel.sebasea :
Merupakan bgn dari unit pilosebasea dan produksinya yg kaya
lemak mengalir melalui duktus masuk kedlm folikel rambut
Terdpt disetiap tempat dari tangan sampai kaki
Kuku : mrpkn lempeng yg terbuat dr sel tanduk yg menutupi permukaan
dorsalujung jari tangan dan kaki.Lempeng ini terdiri dari 3 b agian :
Lipatan kuku proksimal
Lempeng kuku
Dasar kuku
Matriks kuku
Lunula
Kartikula
Rambut :
Ada 3 tipe rambut :
a. Rambut lanugo rambut yg halus dan lembut,tumbuh pd saat
dikandungan.
b. Rambut Velus rambut tipis dan halus,tumbuh pd sebgian
tubuh.
c. Rambut Terminal rambut tebal dan berpigmen,tumbuh pd
kepala,alis,bulu mata,dll.
Ada 3 bagian rambut :
a. Bagian luar kurtikula.
b. Bagian tengah korteks.
c. Bagian dalam medulla.
Ada 2 jenis warna rambut :
a. Eumelanin rambut berwarna hitam dan coklat.
b. Feomelanin rambut berwarna coklat merah dan pirang.
Lapisan epidermis dibagi 2:
Faal kulit
1. fungsi proteksi
menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan,
gesekan, tarikan ; gangguan kimiawi misal zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan
contoh lisol, karbol, asam dll.gangguan bersifat panas misal sinar UV, radiasi, sengatan
gangguan infeksi luar seperti kuman/bakteri maupun jamur.hal ini dimungkinkan karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut aringan penunjang
yang berperan sebagai perlindungan terhadap gangguan lisis.
2. fungsi absorbsi
kulit sehat tidak menyerap air, larutan dan benda padat tetapi menyerap cairan yang
mudah menguap begitu pula yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan
jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. fungsi ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, ammonia.
4. fungsi persepsi
kulit mengandung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas
diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan
oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meisner terletak di papilla
dermis berperan terhadap rabaan, demikian juga badan merkel ranvier yang terletak
diepidermis. Sedangkan teradap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik
7. fungsi keratinisasi
keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal akan berpindah ke
atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum, makin keatas semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Makn lama inti menghlang dan keratinosit menjadi
sel tanduk yang amorf. Proses berlangsung seumur hidup.
Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ
2004;328;1487-9.
13. Luka bakar dari penyebab2 yang lain sama atau tidak (semuanya)
14. Kompartemen cairan dalam tubuh! Dmn saja!
1. Cairan ekstraselular :
cairan interstisial
plasma darah.
2. Cairan intraselular
Ada juga kompartemen cairan yang kecil yang disebut sebagai cairan transelular. Kompartemen
ini meliputi cairan dalam rongga sinovial, peritoneum, perikardial, dan intraokular juga cairan
cerebrospinal. Cairan transelular seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter. Pada orang
normal dengan berat 70 kilogram, total cairan tubuh rata-ratanya sekitar 60 persen berat badan,
atau sekitar 42 liter. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin, dan
derajat obesitas. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase total cairan terhadap berat
badan berangsur-angsur turun.
15. Patofisiologi luka bakar! Hubkan dengan no 14!
16. Penanganan lokal dan sistemik (obat ataupun cairan)
17. Monitornya bagaimana? Sudah cukup atau blm?
Patokan pemberian cairan yang terbaik adalah klinis yang meberikan perubahan
Produksi urin perjam menggambarkan baiknya sirkulasi perifer
Frekuensi pernapasan menggambarkan fungsi paru secara langsung dan gambaran
sirkulasi secara tidak langsung
Kadar Hb dan HMT, vasokonstriksi dan hipovoemia memberikan gambaran
hemokonsentrasi
CVP paling akurat membri informasi volume cairan yang dalam sirkulasi