You are on page 1of 29

1. Apa yang di maksud dengan luka bakar?

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau tak langsung dengan
suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi.
http://medisdankomputer.co.cc/?p=383
2. Apa saja penyebab dari luka bakar!
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena Bahan kimia
Luka bakar karena listrik dan petir
Luka bakar karena radiasi
cedera karena suhu sangat rendah
( Luka Bakar, Pengetahuan klinis praktis, Yefta Moenadjat)

A. Flame Burns
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan api
1. Keparahan tergantung lamanya waktu kulit terpajan dengan api
2. Bentuk lain dari flame burns adalah flash burns
a. Disebabkan oleh ledakan yang berasal dari gas, atau berupa
partikel- partikel halus suatu benda panas
b. Menyebabkan luka bakar derajat dua dan tiga pada seluruh daerah
kulit yang terkena, termasuk rambut
B. Contact Burns
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan objek yang panas, misalnya
besi panas, setrika, dll. Jenis luka bakar ini, dapat memberikan gambaran mengenai
bentuk benda panas yang menyebabkan luka bakar tersebut
C. Radiant Burns
Terjadi apabila kulit terpajan dengan gelombang panas
1. Tidak selalu diperlukan kontak langsung dengan benda yang menghasilkan
gelombang panas untuk menimbulkan luka bakar
2. Dapat menimbulkan lepuh dan eritema
3. Bila pajanan terjadi dalam jangka waktu lama dapat meimbulkan karbonisasi
D. Luka terbakar terjadi bila kulit berhubungan dengan cairan panas
( biasanya air ).
1. Air pada 158F ( 70C ) akan menghasilkan suatu luka derajat tiga pada
kulit orang dewasa, kira-kira dalam satu detik dari kontak ; pada 131F
(55C), hampir 25 detik dibutuhkan untuk menghsilkan luka bakar yangsama.
2. Pemanas air hampir seluruh rumah di Amerika berasal dari pengaturan
pabrik kira-kira 130-140F, meskipun begitu, unit terbaru sekarang
disesuaikan menjadi sekitar 120F.
3. Luka terbakar dapat dibagi menjadi 3 tipe :
a. Luka imersi, yang mana bisa saja karena ketidaksengajaan atau
kecerobohan di rumah. Luka bakar imersi akibat kecerobohan di rumah
sering terjadi karena anak kecil ditempatkan di dalam kolam atau di bak
mandi yang di penuhi dengan air panas membara, dengan tujuan untuk
mendisplinkan atau menghukum si anak. Bentuk khas luka bakar dapat
terlihat, sebagai anak yang terrefleksi tenggelam di dalam air. Disekeliling
area dari kulit yang melingkari tiap-tiap daerah lutut tidak terkena karena
anak tersebut dipaksa berjongkok di dalam air.
Gambar 13.4 Penyiksaan anak dengan luka bakar. Anak biasanya
dipegang diantara tangannya, dan ke bawah pada air membara. Hasil luka
bakar menunjukkan bentuk khas dengan tidak terdapat luka di bagian
lututnya, fossa poplitea, dan daerah inguinal.
b. Luka bakar karena percikan, atau tumpahan biasanya tidak sengaja,
disebabkan karena memercikkan, menumpahkan cairan panas ke tubuh.
Luka akibat tumpahan dapat terjadi bila seorang anak kecil menuangkan
pot berisi air panas dari kompor, dan cairan tumpah ke seluruh tubuh. Di
beberapa kasus, bentuk dari luka bakar harus berhubungan dengan cerita,
dengan yang paling berat luka bakarnya dari kulit kepala atau kepala.
c. Luka bakar hangat biasanya karena ketidaksengajaan. Uap yang sangat
panas dapat menyebabkan luka berat pada mukosa saluran napas. Pada
beberapa kasus, edema laring massif dapat terjadi, penyebab asfiksia dan
kematian.
E. Luka bakar karena microwave.
Microwave adalah gelombang elektromagnetik yang mana frekwensi berkisar antara
30-300.000 MHz dan panjang antara 1mm sampai 30 cm. Radiasi microwave adalah
non-ionisasi, oleh karena itu, efek biologi primernya adalah panas, yang mana
memproduksi melalui agitasi molecular dari molekul polar, seperti air. Pada system
biologi, oleh karena itu, Jaringan dengan komposisi air yang lebih tinggi (seperti otot)
akan menjadi lebih panas daripada jaringan dengan komposisi air yang lebih rendah
(seperti lemak). Standar operasi untuk mikroawave di dapur adalah pada 2,450 MHz.
1. Tergantung pada panjang gelombang radiasi, dan ketebalan, orientasi, dan
karakter dari target, apabila ada salah satu atau kombinasi dari tiga hal ini :
a. microwave terrefleksi.
b. microwave diabsorbsi.
c. microwave melewati di keseluruhan target.
2. Surell et al, pada 1987 melaporkan pada suatu studi yang mana piglet
anestesi terekspos pada radiasi microwave dari sebuah 750 watt microwave
rumah tangga, pada energi penuh, dalam waktu berkisar 90-120 detik. Studi
itu menunjukkan :
a. pada semua kasus, luka bakar memproduksi demarkasi yang sempurna,
luka bakar penuh.
b. luka bakar yang mana lebih ekstensif di permukaan tubuh mendekati
alat pengeluaran ( biasanya bertempat di atas dari oven ).
c. secara mikroskopik kasar menunjukkan penemuan yang konsisten dari
perubahan relative lemak subcutaneous, selain luka bakar pada kulit di
atas atau di bawah otot ( perubahan relative lapisan jaringan ). Arus nuklir
tidak ada.
d. mikroskopik electron tidak memperlihatkan kerusakan selular atau
organel yang berarti.
3. Hampir luka bakar karena microwave adalah karena ketidaksengajaan,
berkaitan dengan memasukkan tangan ke dalam microwane dengan tidak
mematikan benar-benar terlebih dahulu, atau karena ingesti dari cairan panas
yang dipanaskan ke dalam microwave. Pada satu pelaporan, seorang pria yang
menggunakan tambalan nitro transdermal mengalami luka baker derajat dua di
dekat tambalan itu, ketika dia duduk di sebelah oven microwave yang bocor.
Diperkirakan, plastic alumunium yang ada pada tambalan tersebut merupakan
factor yang menyebabkan kebakaran tersebut.
4. Bentuk tidak biasa dari penyiksaan anak pernah dilaporkan pada tahun 1987
oleh Alexander et el yang mana berhubungan dengan dua kasus terpisah
yang mana seorang bayi perempuan umur 5 minggu, dan seorang anak laki-laki
umur 14 bulan yang terbakar karena diletakkan di oven microwave yang sedang
dinyalakan.
F. Luka bakar kimia adalah diproduksi oleh agent kimia seperti asam kuat dan alkali,
sama seperti agent lain seperti fosfor dan fenol. Luka bakar menghasilkan perubahan
yang lebih lambat daripada luka bakar akibat agent panas.
1. Ekstensi luka tergantung dari :
a. Agent kimianya.
b. Kekuatan atau konsentrasi dari agent kimianya.
c. Durasi kontak dengan agent tersebut.
2. Agent alkalin :
a. Cenderung lebih menjadi luka berat disbanding agent asam ;
b. Yang dapat menyababkan luka baker umumnya memiliki pH > 11.5
c. Sering menghasilkan luka yang cukup tebal
d. Menghasilkan luka yang menimbulkan nyeri; dan menusuk kulit dan licin.
3. Agen asam biasanya menghasilkan hanya sebagian dari ketebalan luka, yang mana
diikuti dengan eritema dan erosi yang superficial saja.
3. Sebutkan Derajat atau tingkat keparahan dari luka bakar!

Menurut derajat luka bakar:


1. Luka Bakar Derajat I
- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)
- Kulit kering, hiperemis berupa eritem
- Tidak dijumpai bulla
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi
- Sembuh spontan dalam 5-10 hari

2. Luka bakar derajat II


- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi
- Dijumpai bulla
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi di
atas kulit normal.
- Dibedakan menjadi dua :
a. Derajat dua A (Superficial)
- Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea masih utuh.
- Penyembuhan secara spontan dalam 10-14 hari.
b. Derajat dua B (Deep)
- Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea masih ada.
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari biji
epitel yang tersisa. (biasanya lebih satu bulan)

3. Luka Bakar Derajat III


- Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea rusak.
- Tidak dijumpai bulla
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering
letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis
Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tinggi suhu, lamanya pajanan suhu tinggi,
adekuasi resusitasi, dan adanya infeksi pada luka. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju
yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang
terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar
juga mudah meleleh oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman
luka bakar.
Kedalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar, yaitu luka bakar derajat I,
II, atau III:

Derajat I
Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan untuk
dapat melakukan regenerasi. Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan
dapat sembuh secara sempurna. Luka biasanya tampak sebagai eritema dan timbul
dengan keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal. Contoh luka bakar derajat I adalah
sunburn.

Derajat II
Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat epitel
vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. Jaringan tersebut misalnya sel
epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya
jaringan yang masih sehat tersebut, luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Gambaran
luka bakar berupa gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh darah
karena perubahan permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri. Apabila luka bakar
derajat II yang dalam tidak ditangani dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan
aliran darah di jaringan, sehingga cedera berkembang menjadi full-thickness burn atau
luka bakar derajat III.
Derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan yang
lebih dalam. Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar
regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit harus
dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula, karena
pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak.

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

1. Luka bakar berat (major burn)

a. Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
b. Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama

c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum

d. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar

e. Luka bakar listrik tegangan tinggi

f. Disertai trauma lainnya

g. Pasien-pasien dengan resiko tinggi

2. Luka bakar sedang (moderate burn)

a. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %

b. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

c. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum

3. Luka bakar ringan

a. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa

b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut

c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum
1
2

Berdasarkan tingkat keseriusan luka


American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
- Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20%
pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
- Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
- Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan
luasnya luka.
- Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-
anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992)
adalah :
- Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10
% pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
- Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
- Luka tidak sirkumfer.
- Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

Rule of nine :
Lund and Browder chart

4. Apa interpretasi vital sign dari penderita tersebut!


Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga air,
klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat
berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock ( shock
Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh
trhadap kondisi ini adalah :
1. Respon kardiovaskuiler
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran kapiler
mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti
dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi
pada organ mayor edema menyeluruh.
2. Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun
mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal
3. Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal
ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon
endokrin terhadap adanya perlukan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya distensi
abdomen, muntah dan aspirasi.
4. Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk.
Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk
kedalam luka.

Respon metabolik dan perubahan hemodinamik


Berkurangnya cairan kaya protein dari sirkulasi menyebabkan syok hipovolemik, seperti
pada perdarahan.
Kehilangan cairan tubuh menyebabkan iskemik ginjal, oliguria dan kadang akut tubuler
nekrosis.
Perubahan awal fungsi ginjal disebabkan hipovolemik, vasokonstriksi pembuluh darah
ginjal, dan aktivitas adrenergik.

Kuliah pakar dr.Fuad


Pembuluh kapiler rusak dan permeabilitas edemabulla (membawa
elektrolit)volume cairan intravaskuler
Sel darah rusak anemia
Fase Luka bakar
a) cedera inhalasi (gg.sal.napas)
Obstruksi sal.napas bag.atas:
Edema mukosa
Percamuran epitel mukosa yang nekrosis dengan secret kental (fibrin>>)
Ostruksi sal.napas.bag.bawah :
Fibrin yang menumpuk pada mukosa alveoli membentuk membrane hyaline
gangguan difusi dan perfusi O2ARDS
b) gg.mekanisme bernapas
Eskar yang melingkar dipermukaan rongga toraks gangguang ekspansi rongga
toraks pada saat inspirasi
Gangguan sirkulasi
Ekspansi cairan intravaskuler, plasma (protein) elektrolit ke ruang intersisiel
cairan di jaringan intersisiel gangguan keseimbangan tekana hidrostatik dan
onkotik,gangguang perfusi metabolism perifer
c) gg.sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia
Serebral ensefalopati
Ginjal ATN ARF
Usus sress ulcer
Perifer iskemi otot NO sepsis

Dalam 24 jam pertama


Luka Bakar

Meningkatnya permeabilitas kapiler

Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi


ke dalam rongga interstisial :
hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia

Hipovolemi

Syok
Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam
Edema jaringan yang terkena luka bakar

Compartment intravaskular

Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia

5. Bagaimana bisa terjadi bulla pada pasien tersebut!


Pembuluh kapiler rusak dan permeabilitas edemabulla (membawa
elektrolit)volume cairan intravaskuler
Sel darah rusak anemia
Fase Luka bakar
d) cedera inhalasi (gg.sal.napas)
Obstruksi sal.napas bag.atas:
Edema mukosa
Percamuran epitel mukosa yang nekrosis dengan secret kental (fibrin>>)
Ostruksi sal.napas.bag.bawah :
Fibrin yang menumpuk pada mukosa alveoli membentuk membrane hyaline
gangguan difusi dan perfusi O2ARDS
e) gg.mekanisme bernapas
Eskar yang melingkar dipermukaan rongga toraks gangguang ekspansi rongga
toraks pada saat inspirasi
Gangguan sirkulasi
Ekspansi cairan intravaskuler, plasma (protein) elektrolit ke ruang intersisiel
cairan di jaringan intersisiel gangguan keseimbangan tekana hidrostatik dan
onkotik,gangguang perfusi metabolism perifer
f) gg.sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia
Serebral ensefalopati
Ginjal ATN ARF
Usus sress ulcer
Perifer iskemi otot NO sepsis

PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR


Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada
di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan edema dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat III.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala
yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
menurun dan produksi urin yang berkurang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan,
maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada kebakaran ruang tertutup atau bila luka terjadi
di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap panas
yang terisap. Edema laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan
napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna gelap
akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. CO akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang
berat terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat
meninggal.
Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta
penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini ditandai dengan meningkatnya
diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium
yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit diatasi
karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami trombosis.
Padahal, pembuluh ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman
penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari dari kulit penderita sendiri, juga dari
kontaminasi kuman saluran napas atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah
sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang
sudah resisten terhadap berbagai antibiotik.
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang berasal dari
kulit sendiri atau dari saluran napas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman Gram
negatif, Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan eksotoksin protease dari
toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar.
Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. Kuman
memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan
granulasi membentuk nanah.
Infeksi ringan dan noninvasif ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan
nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan keropeng yang kering dengan
perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menadi nekrotik; akibatnya,
luka bakar yang mula-mula derajat II menjadi derajat III. Infeksi kuman menimbulkan
vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis
sehingga jaringan yang didarahinya nanti.
Bila luka bakar dibiopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan kuman dan terlihat
invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar demikian disebut luka bakar
septik. Bila penyebabnya kuman Gram positif, seperti stafilokokus atau basil Gram
negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat
menimbulkan fokus infeksi di usus. Syok sepsis dan kematian dapat terjadi karena toksin
kuman yang menyebar di darah.
Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat II dapat sembuh dengan
meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa elemen epitel yang
masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, atau sel
pangkal rambut. Luka bakar derajat II yang dalam mungkin meninggalkan parut
hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku dan secara estetik jelek. Luka bakar derajat III yang
dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami kontraktur. Bila terjadi di persendian, fungsi
sendi dapat berkurang atau hilang.
Pada luka bakar berat dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristalsis usus
menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi, peristalsis dapat
menurun karena kekurangan ion kalium.
Stres atau badan faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat menyebabkan
terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama dengan
gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak Curling.
Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein
menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi dan
infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerluka kalori tambahan.
Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein
dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil, dan berat
badan menurun. Dengan demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat yang
disebut penyakit luka bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila luka
mengenai wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin mengalami beban kejiwaan
berat. Jadi prognosis luka bakar ditentukan oleh luasnya luka bakar.

FASE PADA LUKA BAKAR

Dalam perjalanan penyakit, dapat dibedakan menjadi tiga fase pada luka bakar, yaitu:

1. Fase awal, fase akut, fase syok


Pada fase ini, masalah utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran nafas yaitu
gangguan mekanisme bernafas, hal ini dikarenakan adanya eskar melingkar di dada atau
trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia.
2. Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Masalah utama pada fase ini adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis. Hal ini merupakan dampak
dan atau perkembangan masalah yang timbul pada fase pertama dan masalah yang bermula
dari kerusakan jaringan (luka dan sepsis luka)
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Masalah
yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan
deformitas lain yang terjadi akibat kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat proses
inflamasi yang hebat dan berlangsung lama

Pembagian zona kerusakan jaringan:

1. Zona koagulasi, zona nekrosis


Merupakan daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat
pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami nekrosis
beberapa saat setelah kontak. Oleh karena itulah disebut juga sebagai zona nekrosis.
2. Zona statis
Merupakan daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi. Di daerah ini
terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit,
sehingga terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas
kapilar dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera
dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
3. Zona hiperemi
Merupakan daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa
banyak melibatkan reaksi selular. Tergantung keadaan umum dan terapi yang diberikan,
zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan, atau berubah menjadi zona kedua
bahkan zona pertama.

6. Kenapa keluarga mengolesi luka bakar dengan oli bekas? Benar atau tidak? Dampaknya
apa?

Yang bisa di berikan oleh kluarga apa harusnya sebelum di bawa ke rmh sakit?

Dialiri air bersih lalu ditutup dengan kain bersih.

Kuliah Pakar dr. Fuad


7. Tujuan dokter memberikan infuse NaCl 30 tetes/ menit?
Rehidrasi
8. Bagaimana cara pemberian infuse pada luka bakarnya? (dengan NaCl)

REHIDRASI CAIRAN

1. Indikasi dan prosedur tindakan


Formula Baxter/parkland
RL : 4ml/kgBB/% luka bakar
pemantauan junlah dieresis anatara 0,5-1ml/kgBB/jam

luas luka bakar x 4 x KgBB =

HARI PERTAMA

8 jam pertama


= y (cc)
2

= z (cc)
8

= w (tetes/menit)
4

16 jam selanjutnya

= (cc)
16

= yy (tetes/menit)
4

HARI KEDUA diberikan setengahnya

9. Mengapa setelah pemberian infuse kesadaran pasien menurun?


cari lagi yah :D

Macam2 cairan infuse!!!!!!

10. Bagaimana penanganan atau manajemen pada pasien luka bakar? (algoritma)

Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering


and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah
clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan

Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling : - Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah
kejadian luka bakar - Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi - Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia -
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air
mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa
bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan
risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam
dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian
antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat
diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang
dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya.
Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi
pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan
berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan
meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.

Dapat diberikan penghilang nyeri berupa :

Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg


Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg

Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tana bahaya dari ABC (airway,
breathing, Circulation)

Airway and breathing

Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal
napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan
leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang
tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas
kesehatan yang lengkap.

Circulation

Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk perhitungan
pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar
>10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen
penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit
yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan
dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan
maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan
cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.

Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline).
Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi
dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x
berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah
4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap
kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam
8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan
yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.

Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ
2004;328;1487-9.
penangan pertama pada luka bakar dilihat berdasarkan dengan penyebabnya :

1. Luka bakar akibat sumber panas (api, air panas, uap panas)
Tahapan penanganan Pertama, luka bakar akibat air panas dan uap panas adalah pertama,
jauhkan dari sumber panas.

Kedua, jangan diolesi cairan seperti odol, minyak goreng, kecap, ataupun minyak tanah karena
akan memperdalam luka bakar.

Ketiga, buka keran air atau keran ledeng, lalu alirkan air tersebut ke arah bagian tubuh yang
terkena luka bakar selama 10-20 menit.
Ini dilakukan untuk menurunkan suhu panas yang diakibatkan luka bakar tersebut. Jangan
memakai air es atau es batu atau mencemplungkan diri dalam bak mandi, karena perubahan suhu
yang tiba-tiba (antara panas dan dingin), akan memperdalam luka bakar.

Penanganan luka bakar akibat api yaitu sebaiknya jangan merasa panik, dan berlari untuk
mencari air. Hal ini akan menyebabkan sebaliknya, yaitu akan memperbesar kobaran api karena
tertiup oleh angin.

Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar
api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk
memadamkan apinya.

Apabila luka bakar yang dialami serius, seperti luka bakar yang dialami oleh korban ledakan gas
elpiji, maka yang harus dilakukan adalah : buka baju korban, lepaskan cincin, jam, atau barang
apapun yang melekat pada diri korban, selimuti tubuh korban dengan selimut bersih, lalu, bawa
ke rumah sakit.

2. Luka bakar akibat sumber listrik


Pisahkan korban dari sumber listrik yaitu dengan segera mematikan sumber arus listrik. sebelum
sumber listrik dimatikan, penolong sebaiknya jangan dulu menyentuh korban, apalagi jika
sumber listrik memiliki tegangan tinggi.

Jika sumber arus tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda non-konduktor (tidak bersifat
menghantarkan listrik seperi sapu, kursi, karpet atau keset yang terbuat dari karet) untuk
mendorong korban dari sumber listrik. Jangan menggunakan benda-benda yang basah atau
terbuat dari logam.

Jika memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan bersifat non-konduktor (misalnya
keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba menolong korban yang berada dekat arus
listrik bertegangan tinggi.

Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan siram
bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri. Jika korban
pingsan, tampak pucat atau menunjukkan tanda-tanda syok, korban dibaringkan dengan kepala
pada posisi yang lebih rendah dari badan dan kedua tungkainya terangkat, selimuti korban
dengan selimut atau jaket hangat.

Luka/cidera akibat listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau terjatuhnya korban
sehingga terjadi cedera traumatik tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata maupun
luka dalam yang tersembunyi.

Jangan memindahkan kepala atau leher korban jika diduga telah terjadi cedera tulang belakang.
Setelah aman dari sumber listrik, segera dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan dan
denyut nadi. jika terjadi gangguan fungsi pernafasan dan nadinya tidak teraba, segera lakukan
resusitasi.

Sebaiknya dicari tanda-tanda patah tulang, dislokasi dan cedera tumpul maupun cedera tulang
belakang. (hal-hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis).

3. Luka bakar akibat bahan kimiawi


Bahan kimiawi yang dapat menyebabkan luka bakar adalah asam kuat atau basa kuat. Luka
bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan karena sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam
dan dapat membakar kulit, seperti [sodium hidroksida], silver nitrate, dan bahan kimia berbahaya
lainnya (seperti asam sulfur ataupun asam nitrat). Untuk penanganannya segera basuh
menggunakan air bersih dan jauhkan dari sumber bahan kimia, lalu, bawa ke rumah sakit segera
untuk penanganan selanjutnya.

4. Akibat sengatan sinar matahari dan radiasi


Sengatan sinar matahari (sunburn) umumnya terjadi karena paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan yang dipancarkan oleh matahari. Paparan yang berlebihan dalam waktu cukup lama
dapat mengakibatkan peradangan kulit akut. Sebenarnya, definisi sunburn tidak terbatas pada
sinar ultraviolet dari matahari, tetapi juga termasuk luka bakar akibat paparan sinar ultraviolet
dari sumber lain seperti lampu ultraviolet.

Penanganan sunburn dapat dilakukan antara lain dengan cara : mendinginkan daerah yang
terkena dengan kompres dingin atau berendam di air dingin, menjaga bagian yang mengalami
luka bakar tetap lembab, misalnya dengan mengoleskan krim pelembab, membiarkan luka lepuh
tetap utuh.
Jangan mencoba untuk memecahkannya karena akan memperlambat proses penyembuhan dan
meningkatkan risiko infeksi, jika timbul nyeri, dapat dikurangi dengan mengkonsumsi obat
pereda nyeri misalnya parasetamol atau ibupropen, jika kulit mulai mengelupas, rawat dengan
hati-hati dan kalau perlu oleskan krim pelembab.

Semua penangan diatas hanya merupakan penangan pertama yang didapat dilakukan dalam
keadaan darurat, penangan selanjutnya terutama pada kasus-kasus yang gawat tentunya
memerlukan penanganan lebih lanjut dengan segera di rumah sakit.

oleh : dr. H. Yahmin Setiawan, MARS (Direktur LKC Dompet Dhuafa) dan Putri Halley
Sari Hadi (Mahasiswa FKUI Kelas Internasional Semester 13 Yang Magang di LKC )
penanganan syok hipovolemik
11. Apa komplikasi dari luka bakar?

Infeksi. Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat
mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk
kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya
tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi
kepentingan penyelamatan jiwa penderita.

Curlings ulcer (ulkus Curling). Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada
hari ke 510. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai
hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang
hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di
duodenum.
Gangguan Jalan nafas. Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul
pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan
dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian
kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.

Konvulsi. Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin,
aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.

Komplikasi luka bakar yang lain adalah timbulnya kontraktur dan gangguan kosmetik
akibat jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat
mengganggu fungsi dan meyebabkan kekakuan sendi sehingga memerlukan program
fisioterapi yang intensif dan tindakan bedah.

12. Histologi kulit

Terdiri dari

- Epidermis : epitel gepeng berlapis yg mempunyai asesoris spt


rambut,kuku,kel.sebasea,kel.ekrin,kel.apokrin dan kel.keringat.
Macam2 asesoris kulit (adneksa kulit) :

Kel.keringat
a. Kel.ekrin :
Sbg pengatur suhu tubuh
Mensekresi air,elektrolit,laktat,urea dan amonia
Dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sbg neurotransmiter.
b. Kel.apokrin :
Byk ditemukan diaksila dan anogenital
Menghasilkan sekret berminyak yg mengandung
protein,karbohidrat,amonia dan lemak
Dikendalikan oleh saraf adrenergik
Kel.sebasea :
Merupakan bgn dari unit pilosebasea dan produksinya yg kaya
lemak mengalir melalui duktus masuk kedlm folikel rambut
Terdpt disetiap tempat dari tangan sampai kaki
Kuku : mrpkn lempeng yg terbuat dr sel tanduk yg menutupi permukaan
dorsalujung jari tangan dan kaki.Lempeng ini terdiri dari 3 b agian :
Lipatan kuku proksimal
Lempeng kuku
Dasar kuku
Matriks kuku
Lunula
Kartikula
Rambut :
Ada 3 tipe rambut :
a. Rambut lanugo rambut yg halus dan lembut,tumbuh pd saat
dikandungan.
b. Rambut Velus rambut tipis dan halus,tumbuh pd sebgian
tubuh.
c. Rambut Terminal rambut tebal dan berpigmen,tumbuh pd
kepala,alis,bulu mata,dll.
Ada 3 bagian rambut :
a. Bagian luar kurtikula.
b. Bagian tengah korteks.
c. Bagian dalam medulla.
Ada 2 jenis warna rambut :
a. Eumelanin rambut berwarna hitam dan coklat.
b. Feomelanin rambut berwarna coklat merah dan pirang.
Lapisan epidermis dibagi 2:

a. stratum korneum (lapisan tanduk) : lapisan kulit yg plg luar dan


terdiri atas beberapa lapisan sel gepeng yg mati.tdk berinti dan
protoplasma berubh mjd keratin.
b. lapisan malphigi : lapisan apidermis yg plg tebal dan
kuat.Terbagi mjd 4:
i. stratum lusidium :terdpt dibwh lap.korneum yg bersel
gepeng tanpa inti dgn protoplasma yg berubh mjd
protein yg disebut Eleidin.
ii. stratum granulosum (lapisan keratohialin):2 atau 3 lapis
sel gepeng dgn sitoplasma berbutir kasar dan terdpt inti
diantaranya.
iii. stratum spinosum (lapisan akanta): terdiri atas beberapa
lapis sel yg berbntk polygonal yg besarnya berbeda2krn
adanya proses mitosis.
iv. stratum germinativum (lapisan basal):sel yg berbntk
kubus yg tersusun vertical pd perbatasan dermo-
epidermal berbaris.Merupkn lapisan yg plg
bawah.Terbagi 2 yaitu :
1. sel berbntuk kolumner.
2. sel pembntk melanin.
dermis terletak di bawah epidermis yang terdiri dari serat kolagen,
elastin dan retikulum yang tertanam dalam substansi dasar.Terbagi mjd 2
yaitu :
v. pars papilare : bgn yh menonjol ke epidermis berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
vi. pars retikulare : bgn dibwhnya yg menonjol kearah
subkutan yg terdiri atas serabut kolagen,serabut elastin
dan retikulin.
Subkutis jaringan ikat longgar yang banyak sel lemak
didlmnya.Jaringan ini mengandung saraf,pembuluh darah limfe,kandung
rambut,dan kel.keringat.Fungsinya : penyekat panas,bantalan terhadap
trauma,dan tempt pengumpulan energi.

(Ilmu Pnykt Kulit Prof.dr.Marwali Harahap,Ilmu Pnykt kulit dan Kelamin


FKUI,Anatomi Klinik Snell)

Faal kulit

1. fungsi proteksi
menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan,
gesekan, tarikan ; gangguan kimiawi misal zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan
contoh lisol, karbol, asam dll.gangguan bersifat panas misal sinar UV, radiasi, sengatan
gangguan infeksi luar seperti kuman/bakteri maupun jamur.hal ini dimungkinkan karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut aringan penunjang
yang berperan sebagai perlindungan terhadap gangguan lisis.

2. fungsi absorbsi
kulit sehat tidak menyerap air, larutan dan benda padat tetapi menyerap cairan yang
mudah menguap begitu pula yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan
jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3. fungsi ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, ammonia.

4. fungsi persepsi
kulit mengandung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas
diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan
oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meisner terletak di papilla
dermis berperan terhadap rabaan, demikian juga badan merkel ranvier yang terletak
diepidermis. Sedangkan teradap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik

5. fungsi pengaturan suhu tubuh


termoregulasi, kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah
sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup. Tonus vaskuler dipengaruhi
oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembulh darah tidak
semprna ekstravasasi cairan lebih banyak mengandung Na

6. fungsi pembentukan pigmen


sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya pigmen (melanosomes) menentukan
warna kulit dan ras individu. Pajanan sinar matahari mempengaruhi prosuksi
melanosom.warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen tetapi juga tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.

7. fungsi keratinisasi
keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal akan berpindah ke
atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum, makin keatas semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Makn lama inti menghlang dan keratinosit menjadi
sel tanduk yang amorf. Proses berlangsung seumur hidup.

8. fungsi pembentukan vitamin D


dengan mengubah7 hidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Tetapi juga
diperlukan pemberian vit D secara sistemik.

Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ
2004;328;1487-9.

Melindungi tubuh dari trauma


Benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus, jamur
Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-
pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat
Merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat ujung-ujung
saraf yang bertautan
PATOFISIOLOGI, SYLVIA A.PRICE

13. Luka bakar dari penyebab2 yang lain sama atau tidak (semuanya)
14. Kompartemen cairan dalam tubuh! Dmn saja!

Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama:

1. Cairan ekstraselular :

cairan interstisial
plasma darah.

2. Cairan intraselular

Ada juga kompartemen cairan yang kecil yang disebut sebagai cairan transelular. Kompartemen
ini meliputi cairan dalam rongga sinovial, peritoneum, perikardial, dan intraokular juga cairan
cerebrospinal. Cairan transelular seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter. Pada orang
normal dengan berat 70 kilogram, total cairan tubuh rata-ratanya sekitar 60 persen berat badan,
atau sekitar 42 liter. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin, dan
derajat obesitas. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase total cairan terhadap berat
badan berangsur-angsur turun.
15. Patofisiologi luka bakar! Hubkan dengan no 14!
16. Penanganan lokal dan sistemik (obat ataupun cairan)
17. Monitornya bagaimana? Sudah cukup atau blm?
Patokan pemberian cairan yang terbaik adalah klinis yang meberikan perubahan
Produksi urin perjam menggambarkan baiknya sirkulasi perifer
Frekuensi pernapasan menggambarkan fungsi paru secara langsung dan gambaran
sirkulasi secara tidak langsung
Kadar Hb dan HMT, vasokonstriksi dan hipovoemia memberikan gambaran
hemokonsentrasi
CVP paling akurat membri informasi volume cairan yang dalam sirkulasi

18. Bagaimana melakukan ABC pada luka bakar?

You might also like