You are on page 1of 8
ISSN 2442-7659 i, PUSAT DATA DAN INFORMAS! KEMENTERIAN KESEHATAN RI \ . oa ae Nels oe Sedunia 26 Juni’17 O1 Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang melanda dunia juga berimbas ke tanah air, narkoba dan obat-obatan psikotropika sudah merambah ke seluruh wilayah tanah air dan menyasar ke berbagai lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali. Sasaran peredaran narkoba bukan hanya tempat-tempat hiburan malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman, kampus, ke sekolah-sekolah, rumah kost, dan bahkan dilingkungan rumah tangga. Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba memerlukan kerja keras dan keseriusan dari seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini disebabkan permasalahan narkoba merupakan kejahatan yang luar biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan sudah multi etnis (melibatkan berbagai sukubangsa). Korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia, tidak terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu, tetapi juga sudah merambah ke kalangan masyarakat ekonomi rendah. Hal i dapat terjadi karena komoditi narkoba memiliki banyak jenis, dari yang harganya paling mahal hingga palingmurah. Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba akhir-akhir ini, telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga menjadi persoalan kenegaraan yang mendesak. Korban penyalahgunaan narkoba bukan hanya pada orang dewasa, mahasiswa tetapi juga pelajar SMU sampai pelajar setingkat SD. Kaum remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, karena selain memiliki sifat dinamis, energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah putus asa dan mudah dipengaruhi oleh pengedar yang berakibat jatuh pada masalah penyalahgunaannarkoba. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba’, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang ‘merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. JENIS-JENISNARKOBA - Narkotika Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi samp: menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. UU tersebut juga mengatur tentang penggolongan Narkotika dan zat-zat. Dengan adanya peningkatan penyalahgunaan beberapa zat baru yang memiliki potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan yang belum termasuk dalam Golongan Narkotika (UU tentang Narkotika) maka diterbitkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika. a. Narkotika Golongan | adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan imu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat ting; mengakibatkan ketergantungan (contoh: Opium, tanaman ganja, Heroina, Amfetamina, Metamfetamina, Etkatinona, tanaman KHAT (Catha edulis) dan lain-lain). b. Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (contoh: Dekstromoramida, Metadona, Morfina, Petidina, Dihidroetorfin, Oripavin dan lain-lain). . Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. (contoh: Kodeina, Narkodeina, Buprenorfina dan lain-lain). Zat Adiktif Lainnya. Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atauketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandaiperubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus zat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2o12 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. DAMPAK NARKOBA Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif/psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi Kesehatan mental dan fisik. Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beranekaragam. A. Dampak Langsung Narkoba bagi Jasmani/Tubuh Manusia Tiap zat dapat memberikan efek yang berbeda terhadap tubuh yang dapat menyerang pada jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-paru, sistem syaraf, sistem pencernaan, dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC dil dan banyak dampak lainnya yang ‘merugikan manusia. Misalnya efek dari Amfetamin dan sejenisnya/turunannya yang dapat menimbulkan efek psikologis dan fisik akut. Dalam dosis rendah, Amfetamin dapat menimbulkan meningkatkan rasa percaya diri dan kewaspadaan diri, dilatasi pupil, peningkatan energi, stamina dan penurunan rasa lelah, dengan penambahan dosis dapat meningkatkan libido. Sedangkan dosis tinggi dapat menimbulkan perilaku kasar atau irasional, mood yang berubah-ubah, termasuk kejam dan agresif, bicara tak jelas, paranoid, kebingungan dan gangguan persepsi, psikosis (halusinasi, delusi, paranoia), kolaps kardiovaskuler dan kesulitan bernafas/gagal nafas. B, Dampak Langsung Narkoba bagi Kejiwaan/Mental Manusia Dapat menyebabkan depresi mental, gangguan jiwa berat/psikotik, bunuh diri dan melakukan tindakkejahatan, kekerasan dan pengrusakan. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semuaitutidak benar. Prevalensi penyalahgunaan narkoba di dunia sejak tahun 2006 hingga 2013 mengalami peningkatan (UNODC, 2015). Walaupun kurva terlihat landai namun secara jumlah totalnya cukup tinggi. Besaran prevalensi penyalahgunaan di dunia diestimasi sebesar 4,9% atau 208 juta pengguna di tahun 2006 kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 4,6% dan 4,8%. Namun kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun 2011 dan tetap stabil hingga 2013. Secara absolut, diperkirakan ada sekitar 167 hingga 315 juta orang penyalahguna dari populasi penduduk dunia yang berumur 15-64 tahun yang menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun di tahun 2013 (UNODC, 2015). Dalam lima tahun terakhir terindikasi tren jenis ekstasi menurun sekitar 15% di berbagai negara, sementara itu penggunaan Amfetamin dilaporkan stabil. Namun, ada yang meningkat drastis (158%) dalam lima tahun terakhir yaitu konsumsijenis metamfetamin (UNODC, 2015). Selain itu, beberapa jenis narkoba sintetis muncul dan berkembang dalam perdagangan narkoba, bahkan semakin banyak negara yang melaporkan tiap tahun. Pada tahun 2014, jenis narkoba baru dilaporkan di lebih dari 90 negara, jumlah negara yang melaporkan narkoba jenis baru meningkat sekitar 1,5 kali dibanding tahun 2009. Narkoba jenis sintetis ini menjadi komoditas "legal highs” (pelegalan) dan menggantikan narkoba jenis stimulan seperti O3 kokain dan Ekstasi. Narkoba sintetis ini dijual melaluiinternet dan toko khusus (UNODC, 2015). Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang melanda dunia juga berimbas ke tanah air, narkoba dan obat-obatan psikotropika sudah merambah ke seluruh wilayah tanah air dan menyasar ke berbagai lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali. Sasaran peredaran narkoba bukan hanya tempat-tempat hiburan malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman, kampus, ke sekolah-sekolah, rumah kost, dan bahkan dilingkungan rumah tangga. Berdasarkan pendataan dari aplikasi Sistem Informasi Narkoba (SIN) jumlah kasus narkotika yang berhasil diungkap selama 5 tahun terakhir dari tahun 2012-2016 per tahun sebesar 76,53%. Kenaikan paling tinggi pada tahun 2013 ke tahun 2074 yaitu 161,22%. Tahun 2016 jumlah kasus narkotika yang berhasil diungkap adalah 868 kasus, jumlah ini meningkat 36,05% dari tahun 2015, seperti tampak pada gambar berikutini. GAMBAR1. JUMLAH KASUS NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA YANG BERHASIL DIUNGKAP BNN TAHUN 2012-2016 161,22% Ctlattatia

You might also like