Professional Documents
Culture Documents
Untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan produk ilegal termasuk palsu, Badan POM dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada, akan melakukan langkah-langkah penguatan sebagai berikut:
1. Mengefektifkan monitoring/pelaporan obat terutama obat keras dari industri farmasi ke PBF, demikian
juga dari PBF ke seluruh jalur di fasilitas pelayanan kefarmasian dan kesehatan.
2. Mengintensifkan inspeksi pada fasilitas pelayanan kefarmasian dan kesehatan.
3. Memperkuat kerja sama dengan POLRI untuk penanganan kasus peredaran obat ilegal termasuk
palsu.
4. Melakukan kemitraan dan sinergi dengan Kementerian Kesehatan Dan Pemerintah Daerah.
5. Meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan instansi terkait, utamanya Dinas Kesehatan Provinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, untuk pengawasan sarana pelayanan kesehatan/kefarmasian serta
mengefektifkan tindak lanjut pengawasan.
6. Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efektivitas pelaporan/monitoring distribusi obat
dan rekomendasi sanksi administrasi secara transparan sehingga menimbulkan efek jera.
7. Meningkatkan berbagai operasi gabungan terkait peredaran obat ilegal termasuk palsu dengan
dukungan POLRI Dan Pemerintah Daerah.
Saat ini, dalam rangka menertibkan obat ilegal termasuk palsu di peredaran, Badan POM telah
melakukan berbagai upaya antara lain:
1. Membuat Surat Edaran kepada seluruh sarana pelayanan kefarmasian dan fasilitas pelayanan
kesehatan (Apotek, Klinik, Toko Obat, Rumah Sakit, dan Puskesmas) untuk menjamin pengadaan
hanya berasal dari tempat resmi dan diserahkan kepada pasien sesuai aturan yang berlaku.
2. Menginstruksikan kepada seluruh Balai Besar/Balai POM di Indonesia untuk melakukan penertiban
pengadaan dan penyaluran dalam rangka peredaran obat di Indonesia.
3. Melakukan sampling secara intensif terhadap produk obat di sarana pelayanan kesehatan.
4. Memperkuat sinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memberikan sanksi lebih tegas
kepada sarana pelayanan kefarmasian yang melanggar peraturan.
5. Revitalisasi Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal yang telah diresmikan oleh Bapak
Wakil Presiden pada Tahun 2011.
6. Mengaktifkan peran Single Point of Contact dari setiap Industri Farmasi agar meningkatkan
kontribusinya dalam penanggulangan obat palsu.
7. Bekerja sama dengan asosiasi profesi untuk memberikan pembinaan kepada anggotanya.
Selain meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor terkait, Badan POM juga meminta kepada
masyarakat untuk terus memberikan kepercayaan kepada Badan POM dalam melaksanakan
kewenangannya mengawasi peredaran Obat dan Makanan di Indonesia. Kepada seluruh masyarakat
Indonesia diharapkan tetap tenang menghadapi isu Obat dan Makanan, dan meningkatkan kewaspadaan
terhadap peredaran obat ilegal termasuk palsu dengan cara membeli obat sesuai ketentuan di sarana
pelayanan kefarmasian resmi. Untuk obat keras harus dibeli di apotek dan digunakan sesuai petunjuk
tenaga medis. Badan POM menghimbau kepada tenaga kesehatan untuk melaporkan apabila mencurigai
adanya distribusi obat ilegal termasuk palsu.