Professional Documents
Culture Documents
- Halusinasi = persepsi yang salah tanpa ada stimulasi eksternal yang nyata, yang
berhubungan dengan pancaindra
- Waham = suatu keyakinan, isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah oleh orang lain dimana sudah kehilangan kontrol.
- Fungsi global = suatu cara untuk mengetahui derajat tertinggi pada seseorang, terdapat tiga
aspek, pekerjaan , sosial, psikiatri
- Zat psikoaktif = suatu bahan yang bekerja secara selektif, terutama pada otak yang
menyebabkan perubahan mental, emosi, perilkau, dan kesadaran sistem saraf otak,
contohnya alkohol dan napza
- Gangguan jiwa berat = gangguan jiwa yang terdiri dari 3 aspek, bisa satu atau tiga2nya, isi
pikir, persepsi ( gangguan psikologis), berpikir proses, terbagi menjadi 2, neurosis (sadar
kelainan pada jiwanya ) dan psikosis ( tidak sadar kelainan pada jiwanya ), di bagi 2 GJR dan
GJB dibagi 2 organik (terdapat lesi diotak) dan fungsional ( idiopatik)
STEP 2
1. Sebut dan jelaskan macam-macam waham ? dan proses terjadinya waham itu sendiri ?
2. Sebut dan jelaskan macam-macam halusinasi ?
3. apa saja jenis stressor ?
4. bagaimana stressor bisa menyebabkan gangguan jiwa ?
5. Bagaimana cara menilai status mental ?
6. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
7. Bagaimana cara mengetahui adanya penurunan fungsi global pasien ?
8. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan penggunaan
zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
9. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?
10. DD ?
11. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?
STEP 3
1. Sebut dan jelaskan macam-macam waham ? dan proses terjadinya waham itu sendiri ?
- Waham sistematik = suatu keyakinan atau isi pikiran yang keliru yang melibatkan suatu
kejadi ( penderita merasakan dikejar kejar penjahat atau polisi )
- Waham somatik = keyakinan yang keliru dan melibatkan suatu fungis dari tubuhnya itu (
penderita merasa otaknya bisa meleleh, merasa dadanya membesar pada pria )
- Waham bizzare = keyakinan suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
masuk akal
- Waham nihilistic = keyakinan bahwa diri sendiri dan orang lain tidak ada ( menggangap
dunia sudah kiamat )
Proses waham
a. Phase lack of human need = diawali adanya keterbatasan dari kebutuhan kebutuhan
Ada yang secara psikis ( kebutuhan personal yang ingin dianggap lebih )
b. Phase lack of self esteem = tidak ada pengakuan dari lingkungan ada nya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, merasa tidak di anggap
c. Phase control internal and external = klien merasa berfikir rasional, bahwa itu salah,
menutupi kekurangan, untuk menghadapi kenyataan
d. Phase environment support = ada beberapa orang yang mempercayai, bahwa dia di
dukung tapi hanya beberapa saja, terjadi kerusakan kontrol diri, dan tidak berfungsi
norma, tidak adanya perasaan dosa saat berbohong
e. Phase comforting = klien merasa nyaman dengan kebohongan, dan menganggap orang
itu sama, pasien sering menyendiri, menarik diri dari lingkungan sosial
f. Fase improving = mau ada upaya perbaikan atau tidak, masa mau sembuh apa tidak,
harus ada orang yang menyadarkan,
3 proses :
6. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan penggunaan
zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
7. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
Dikarenakan tidak adanya kesusaian antara prilaku dan perasaan hendaya ( melakukan
sesuatu yang tidak sesuai )
Etiologi :
Faktor biologis = adanya kerusakan otak, di ganglia basalis, atau di sistem limbik ( skizofrenia
( penurunan dopamin dan serotonin ) pengaruh gen
Diatesis stres ( kerentangan terhadap stres, faktor biologi, psikososial, lingkungan jika
ketiganya tidak seimbang marah-marah )
8. Bagaimana cara mengetahui adanya penurunan fungsi global pasien ?
9. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?
Dari px status mental
Semisal kasus dipasien pasien menyangkal menanyakan apa didengarkan seakan
akan dokter juga mendengarkan
Halusinasi akustik menganggap orang orang membicarakan dirinya, dan mendengar hal
hal yang membahayakan dirinya sendiri
10. DD ?
- Gangguan psikotik akut lir-skizofrenia
- Gangguan psikotik akut dan sementara ( onset <= 2 minggu ) tingkat kesembuhan besar
yang sampai ke skizofren
- skizofren (onsetnya sudah 1 bulan )
11. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?
STEP 4
Ditinggal
nikah
STRES
waham halusinasi
Ax
Penegakan dx
PF
p.mental
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnyasaya adalah nabi yang menciptakan biji mata
manusia) atau bias pula tidak aneh (hanya sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di
surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap dipertahankan meskipun
telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya (Purba dkk, 2008).
Kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan dengan isi pikirannya padahal tidak
sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah terpaku/terpancang kuat dan tidak
dapat dibenarkan berdasarkan fakta dan kenyataan tetapi tetap dipertahankan. Jika disuruh
membuktikan berdasar akal sehatnya, tidak bias. Atau disebut juga kepercayaan yang palsu
dan sudah tidak dapat dikoreksi (Baihaqi, 2007)
A. Psikopatologi Waham
Etiologi
Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa hal-hal yang menyebabkan
gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic,
menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah., kemungkinan
factor herediter.
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori
yaitu :
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham
kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua,
saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizoprenia mungkin
pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus
otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari
orang-orang yang menderoita skizoprenia.
c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter yang
dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan perkembangan
skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu
hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak.
Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa
dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan
dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan
hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
tehadap orang lain.
c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah.
Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi orang tua dan
anak . karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu
kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali
merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive termasuk
gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive berhubungan
denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang
tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik, masalah
perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan dalam berhubungan
interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme
pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan
sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta.
Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan.
Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima
didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga
dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai
cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan
regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak
dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).
Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang memungkinkan
perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi
yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang
meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri
rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain,
situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi
terhadap sesuatu.
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
D. Gejala- Gejala Waham
Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila
ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,
mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensori dan kognisi
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham
spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan
terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai
perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.
E. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan
harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
1. Fisik Comforting
klien merasa nyaman dengan kebohongannya
2. Fase Improving
- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
- Proses Terjadinya Waham
- Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
- 1. Fase Lack of Human need
- Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun
psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang
salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn
diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan
bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat
tumbuh kembang ( life span history ).
-
- 2. Fase lack of self esteem
- Tidak adanta pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan
self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan
sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan
tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan
klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
- 3. Fase control internal external
- Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya
untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan
keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
- 4. Fase environment support
- Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya
kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan
tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
- 5. Fase comforting
- Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
-
-
- 6. Fase improving
- Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang yang berpangkat tinggi, orang yang pandai
sekali, orang yang banyak uangnya dan banyak rumahnya. Didapat dari sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita
percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum berat, atau menjalani hukuman mati
sekalipun. Didapatkan pada sindrom depresi.
c. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar2 oleh orang lain atau sekelompok orang yang
bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
Individu merasa selalu tersindir oleh orang2 disekitarnya. Individu curiga terhadap
sekitarnya. Individu yang memnpunyai waham ini mencari-cari hubuhngan anatar dirinya
dengan orang lain disekitarnya, yang bermaksud menyindir atau menuduh hal2 yang tidak
senonoh terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal ideas of
reference yaitu idea atau perasaan, bahwa peristia tertentu dan perbuatan2 tertentu dari
orang lain (senyuman, gerak-gerik, tangan nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan
dengan dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasan rendah diri/ kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya. Sering didapatkan pada
skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik.
i. Waham sistematis
Yaitu waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu, yang
kemudian dibesarkan atau ditambah2 secara sangat api dan sistemik. Walaupun unsur
dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan
berkembang secara konswensi
Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal. Contoh: pasien
dimata-matai oleh agen rahasia, mafia atau boss
j. Waham aneh
thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
thought insertion or withdrawal (waham penarikan pikiran)
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
thought broadcasting (waham siar pikiran)
isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
thought insertion (waham penanaman pikiran)
isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
delusion of control (waham pengendalian diri)
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
delusion of passivitiy
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
delusional perception
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya
bersifatmistik atau mukjizat
(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)
1. Erotomania
Keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki, bahwa seseorang sangat
mencintai dirinya
2. Pseudologia phantastica
Suatu jenis kebohongan dimana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan
fantasinya dan bertindak atas kenyataan, disertai sindroma munchausen, berpura sakit
berulang-ulang.
- Waham Agama
- Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai dg kenyataannya.
- Waham Kebesaran
- Keyakinan klien bahwa ia memiliki kebesaran /kekuasaan khusus , diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
- Waham Somatik
- Klien yakin bahwa tubuh/bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
- Waham Curiga
- Klien yakin bahwa ada seseorang/kelompok yg berusaha merugikan atau mencederai dirinya
, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
- Waham Nihilistik
- Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
A. Halusinasi
Definisi
Persepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor2 panca indra.(persepsi tanpa
objek).
Jenis
Halusinasi pendengaran
Akoasma: suara2 yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara tegas
Phonema: suara2 yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari manusia,
sehingga penderita menndengar kata2 atau kalimat2 tertentu.
Halusinasi Pengelihatan
Halusinasi visual yg tak jelas: dijumpai pada kelainan cortex cerebra
Halusinasi visual dgn bentuk jelas: dijumpai pada kelainan cortex temporo parietal.
Halusinasi olfaktorik
Didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus temporalis.
Halusinasi Gustatorik
Halusinasi Taktil
Sering dijumpai pada keadaan toksik misalnya delirium tremens dan adiksi kokain.
Halusinasi Haptik
Seolah2 tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan manusia lain
atau benda lain(seringkali bercorak seksual).
Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya mengalami
perubahan bentuk dan bergerak sendiri.
Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapannya.
Sumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIP
Halusinasi Hipnagogik
Persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur , biasanya dianggap
sebagai fenomena nonpatologis.
Halusinasi Hipnopompik
Persepsi yang palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap tidak
patologis.
Halusinasi auditoris
Halusinasi visual
Halusinasi olfaktoris
Halusinasi Gustatoris
Halusinasi raba(taktil,raba)
Halusinasi somatic/ halusinasi kinetic
Sensasi palsu tentang suatu hal yang terjadi didalam atau terhadap tubuh paling
sering berasal dari visceral.
Halusinasi liliput
Persepsi palsu dimana benda2 tampak lebih kecil ukurannya (dikenal juga sebagai
Mikropsia).
Halusinasi yang sejalan dgn mood(mood congruent hallucination)
Halusinasi dimana isi halusinasinya adalah konsisten dengan mood yang tertekan atau
manic.
Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent hallucination)
Halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood yang tertekan atau manic.
Sumber:Sinopsis Psikiatri,Kaplan Dan Sadock.Edisi 7.
Stuart dan Laria, 1998 membaginya seperti tabel berikut :
Membaui bau-bauan
Pengecapan tertenru seperti
(gustator bau darah, urine
y) atau feces.
Umumnya bau-
bauan yang tidak
menyenangkan.
Perabaan
(tactile)
Merasa mengecap
rasa seperti rasa
darah, urine atau
feces.
Cenesthetic Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan
tanpa stimulus
yang jelas, Rasa
tersetrum listrik
yang datang dari
tanah, benda mati
atau orang lain.
Kinesthetic
Merasakan fungsi
tubuh seperti
aliran darah di
vena atau arteri,
pencernaan
makanan atau
pembentukan
urine.
Merasakan
pergerakan
sementara berdiri
tanpa bergerak
1. Cara Pemeriksaan
Halusinasi Olfaktorik:
Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta untuk mencium bau-bauan
tertentu yang tidak merangsang .Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan
jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan. Sebelumnya periksa
lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan setempat, misalnya ingus atau
polip. Contoh bahan yang sebaiknya dipakai adalah : teh, kopi,tembakau,sabun,
jeruk.
Pedoman Wawancara dan Psikoterapi
jangan secara langsung menentang gejalanya walupun pasien tidak pasti tentang
halusinasi itu dan kenyataanya.
Jangan mengatakan, misalnya ibu/bapak tahu bahwa suara suara itu tidak ada
kenyataan bukan?
amatilah pasien mungkin ia merasa tertekan oleh halusinasi itu.
Apakah hal itu dihayati oleh pasien sebagai suatu pengalaman yang asing sama
sekali atau pasien merasa bahwa hal itu seperti sudah sering dijumpai
bila pasien bereaksi terhadap rangsang internal selama wawancara, tanyakan apa
yang pasien lihat atau dengar.
Perhatikan apakah isi halusinasi tersebut sesuai dengan afeknya ?
Arahkan agar didapatkan riwayat dan informasi yang mendukung untuk penegakan
diagnosis
tanyakan tentang halusinasi perintah, tanyakan halusianasi dengar itu datang dari
dalam kepala atau luar pasien, karena halusianasi auditorik yang sungguh biasanya
dirasakan berasal dari luar diri pasien.
Tanyakan bagaimana pasien mengatasi halusianasinya.
Sumber: Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan Gangguan Drs MIF Baihaqi M.Si dkk
Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan sundeen,
1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
maladaptif
Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
pikir/delusi/waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi Sulit brespon emosi
pengalaman berlebihan atau kurang
Prilaku sesuai Prilaku disorganisasi
Prilaku aneh
Berhubungan social Isolasi sosial
Menarik diri
Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara
adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan
diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir
terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai
menyimpang maka ia makan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan
isi pikir : waham curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus mempunyai
mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis dalam penelitiannya
memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua aktivita kognitif dan motorik
yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk mempertahanakna intrgritas tubuh dan
psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dna membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa
dipulihkan ( dipowski, 2009)
DIAGNOSA MULTIAKSIAL
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98,
F99)
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
baik
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas
berat dalam beberapa fungsi
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam
hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri
Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001.
6. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan
penggunaan zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
7. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and
flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon terhadap
ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam organ-organ
vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi
sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan
serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward
dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah
besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang
diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan berikut:
(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada lobus
prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal; (2) perangsangan yang
berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi dopamin dipusat-pusat perilaku
otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau; (3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian
penting pada pusat-pusat sistem pengatur tingkah laku limbik di sekeliling hipokampus
otak (Guyton,2007)
Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbeda-beda, ada yang meluap-luap
tapi ada pula yang biasa saja. Penyebab orang mudah marah ini ternyata dipengaruhi oleh
kadar serotonin di dalam otak.
Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan bagaimana bahan kimia ini
membantu mengatur perilaku dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Biological
Psychiatry.
Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat komunikasi antara daerah
otak dari sistem limbik yang mengatur emosional (amigdala) dan lobus frontal menjadi lebih
lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya normal.
Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah maka akan sulit bagi daerah
otak korteks prefrontal untuk mengontrol respons emosional terhadap kemarahan yang
dihasilkan dalam amigdala.
Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal untuk mengontrol perasaan
marah yang dihasilkan dalam amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan cenderung lebih
agresif dan paling sensitif.
9. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?
10. DD ?
Menurut tanda dan gejala gangguan jiwa dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar
yaitu : neurosis dan psokosis
NEUROSIS
Kelainan non psikotik yang kronis atau berulang yang dikarakteristikkan terutama dengan
kecemasan yang diekspresikan secara langsung atau adanya perubahan pada mekanisme
defensif, yaitu yang tampak berupa gejala obsesi, kompulsi, fobia, atau disfungsi seksual.
Pada DSM-III, neurotic disorder didefinisikan sebagai kelainan mental, dimana sebagian
besar gejala atau kelompok gejala berupa distress secara individual dan alien (ego-dystonic),
dan biasnaya kontak dengan realitas masih intact. Sikap dari penderita biasanya tidka
melanggar norma sosial secara aktif. Gangguan biasanya bersifat berulang atau kronis tanpa
terapi, dan tidak terbatas pada reaksi terhadap stressor. Tidak ada ditemukannya faktor atau
etiologi organik pada kelainan ini.
Dari beberapa definisi mengenai neurosis dapat diidentifikasikan beberapa pokok
perngertian mengenai neurosis, yaitu :
1. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada tahap ringan
2. Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian
3. Neurosis dapat dikenali dari gejala gejala yang menyertainya, yaitu terutama berupa
kecemasan
4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Isitilah neurosis tidak digunakan dalam DSM-IV dan tidak ada kelas diagnostik keseluruhan
yang disebut neurosis, tetapi banyak klinisi yang menganggap kategori berikut ini sebagai
neurosis : gangguan kecemasan, gangguan somatoform,gangguan disosiatif, gangguan
seksual, dan ganggian distimik.
Menurut ICD-10 dan PPDGJ- III suatu kelas yang disebut ganggian neurotik, ganguan yang
berhubungan dengan stress, dan gangguan somatoform, yaitu :
- Gangguan kecemasan fobik
- Gangguan kecemasan lain ( termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan umum, dan
gangguan kecemasan dan depresif bercampur),
- Ganggua obsesif kompulsif,
- Gangguan penyesuaian,
- Gangguan disosiatif (konversi),
- Gangguan somatoform da gangguan neurotik lainnya
PSIKOSIS
Hilangnya kontak dengan realitas dan terganggunya fungsi mental yang dimanifestasikan
dengan delusi, halusinasi, kebingunangan dan terganggunya memori. Kata psikosis sering
digunakan oleh psikiater sebagai sinonim dari gangguan fungsi sosial dan personal berat,
yang dikarakteristikan dengan penolakan sosial dan keterbatasan untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan sehari-hari yang biasa.
Berdasarkan American Psychiatic Glossary of the American Psychiatryc association, psikosis
diartikan sebagai terganggunya kontak dengan realitas secara nyata. Dengan terganggunya
kontak dengan realitas secara nyata, akurasi persepsi dan pemikiran seseorang tersebut
cenderung menjadi tidak benar sehingga cenderung membuat respon yang salah terhadap
realitas eksternal. Psikosis tidak digunakan pada penyimpangan minor dari realitas yang
berhubungan dengan penilaian relatif. Contohnya seseorang yag depresi sehingga
menurunkan produktivitasnya tidak dikatakan sebagai psikosis.
Dari beberapa definisi dapat diperoleh beberapa gambaean mengenai psikos, yaitu :
1. Psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat yang terjadi pada semua aspek kepribadian
2. Penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam
dunianya sendiri
3. Psikosis tidak dapat dirasakan keberadaannya oleh penderita (penderita tidak menyadari
bahwa dirinya sakit)
4. Usaha penyembuhan psikosis tidak dapat dilakukan oleh penderita sendiri, anmun hanya
dapat dilakukan oleh pihak lain
Menuruh DSM-IV yang termasuk gangguan psikotik adalah gangguan perkembangan
pervasiv, skizofrenia, gangguan skizoniform, gangguan skizoafektif, gangguan delusional,
gangguan psikotik singkat, gangguan psikotik bersama, gangguan psikotik karena kondisi
medis umum, gangguan psikotik akibat zat, dan gangguan psikotik yang tidak dapat
ditentukan
Gambaran utama:
Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya
F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan
intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat).
Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan
gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu
F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola
hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang
lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan
pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.
F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada
tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau
gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.
Gambaran umum
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-
spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif
denganbertambahnyausia
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja
GEJALA PSIKOTIK
Gambaran Klinis
Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala psikosis
utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan
pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala
afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada
gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk
gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh,
berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum
lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan
diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organic yang lengkap, walaupun
hasilnya mungkin negative.
A. Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan,
akhirnya kembali penuh pada tingkat fungsi pramorbid
B. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan cirri psikotik,
gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
zat atau kondisi umum medis
Sebutkan jika:
Dengan stressor nyata: jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respon dari
suatu kejadian yang, sendirian atau bersama sama, akan menimbulkan stress yang cukup
besar bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau tampak bukan
sebagai respon terhadap kejadian yang sendirian atau bersama sama akan menimbulkan
stress yang cukup besar bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur
orang tersebut.
Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu
setelah persalinan.
SKIZOFRENIA
1. Definisi
a. Terminology
Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler dari bahasa Yunani, skhizo atau split yang berarti
terbelah, dan phrenmind yang berarti pikiran. Dengan kata lain skizofren adalah gangguan
jiwa dengan gambaran terbelahnya atau terpisahnya emosi dan pikiran atau intelektual.
(people with schizophrenia are split off from reality and cant distinguish what is real from
what is not real)
b. Berdasar PPDGJ III
Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan perjalanan penyakit yg luas serta sejumlah
akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan
intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.
2. Epidemiologi
Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2 2 % populasi
Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja atau awal dewasa, jarang terjadi pada
sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun
Angka kejadian pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada pria umumnya lebih awal
(: 15-24 th; : 25-35 th) lebih banyak gangguan kognitif dan outcome yang lebih jelek
daripada wanita
Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial ekonomi rendah daripada tinggi
Etiologi : faktor genetik (abnormalitas fungsi otak) dan lingkungan
Risiko kejadian pada populasi = 1 %, resiko pada keluarga dekat (firstdegree relatives) = 10 %
3. Etiologi
Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan untuk
menjelaskan etiologi.
a. Benhard rudyanto sinaga, FKUI
1. Model diathesis stress
Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan
Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X
2. Model neurobiologist
Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien ditemukan beberapa
penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa gejala, seperti
Gejala negative : akibat penurunan fungsi lobus frontal
Gejala positif : peningkatan aliran darah di temporo medial
Penurunan atensi : hipoaktivitas di korteks singulat anterior
Retardasi motorik : hipoaktivitas ganglia basalis
Gg. Bicara : rendahnya metabolisme glukosa di area broca
Disorganisasi : peningkatan aliran darah di singulat dan
striatum
Halusinasi : perubahan aliran darah di hipokampus,
parahipokampus, dan amigdala.
Waham : peningkatan aliran darah di temporo medial kiri
b. Kaplan
Genetic
Biokimia
Psikososial
Teori infeksius
4. Faktor risiko
5. Klasifikasi
Berdasar PPDGJ III
F20.0 Skizofrenia Paranoid
memenuhi kriteria umum dx skizofrenia
tdpt halusinasi dan/waham menonjol
a. halusinasi auditorik (fonema/akoasma)
b. halusinasi pembauan, pengecapan, haptik, taktil,dan visual tdk menonjol
c. semua jenis waham.Khas: waham pengendalian (dikendalikan, dipengaruhi, takberdaya),
wahamkejar/persekutorik (ditipu, diancam, disiksa),dan waham curiga.
ggn afektif, dorongan kehendak, pembicaraan, gejala kataton tdk menonjol.
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
memenuhi kriteria umum skizofrenia
onset remaja/dws muda 15-25 thn
pramorbid pemalu dan senang menyendiri (solitary)
perlu pengamatan 2-3 bln gejala berikut bertahan:
tdk bertanggung jawab, tdk dpt diprediksi, mannerisme, hampa tujuan dan perasaan.
afek dangkal, tdk wajar, senyum sendiri cekikikan(giggling), perasaan puas diri, tinggi hati
(lofty manner), mannerisme, gurau, hipokondriakal, mengulang ungkapan.
disorganisasi proses pikir,pembicaran tdk menentu, inkoherensi
ggn proses pikir, kehendak, dan afektif menonjol, waham dan halusinasi tdk menonjol. Khas:
perilaku tanpa tujuan, tanpa maksud, preokupasi tema agama, filsafat dan tema abstrak
lainnya.
F20.2 Skizofrenia Katatonik
memenuhi kriteria umum skizofrenia
klinis didominasi 1/> perilaku sbb:
stupor atau mutisme
gaduh gelisah, aktivitas meningkat tanpa tujuan
posisi tubuh ttt tdk wajar aneh
negativism
rigiditas atau kekakuan dlm pergerakan.
fleksibilas cerea/waxy flexibility.
kepatuhan otomatis, pengulangan kata/kalimat
Tdk tdpt penyakit otak, ggn metabolik, alkohol dan obat-obatan serta ggn afektif.
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
memenuhi dx umum skizofrenia
tdk memenuhi kriteria dx skiz paranoid, hebefrenik, katatonik
tdk memenuhi kriteria skizofrenia residual dan depresi pasca skizofrenia.
F20.4 Depresi pasca skizofrenia
terdapat sbb:
a. gejala skizofrenia 12 bulan terakhir ini
b. gejala tsbt tdk mendominasi gambaran klinis
c. gejala depresi menonjol dan mengganggu minimal 2 mgg
bila gejala skizofrenia tdk ada episode depresi (F32), bila gejala jelas skizofrenia (F20.0-
F20.3)
F20.5 Skizofrenia Residual
a. gejala negatif menonjol:
perlambatan psikomotor,aktivitas menurun, afek tumpul, sikap pasif tanpa inisiatif, miskin
bicara, kontak non verbal buruk (ekspresi muka, mata, suara, posisi tubuh, kinerja sosial dan
perawatan diri).
b. riwayat psikotik masa lampau yg sesuai skizofrenia sedikitnya telah melampaui 1 thn, waham
dan halusinasi tdk menonjol dan timbul gejala negatip.
c. tdk terdapat: demensia, penyakit/ggn otak organic lain dan deprersi kronis
F20.6 Skizofrenia Simpleks
gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala positif halusinasi dan waham
tdpt perubahan perilaku pribadi yg bermakna: hilang minat, tanpa aktivitas, tanpa tujuan
hidup, penarikan diri scr sosial.
tdk ada gejala psikotik yg jelas dari sub tipe skizofrenia.
F20.8 Skizofrenia Lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis. Untuk
gangguan jiwa, dosis awal : 325 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan
dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 31
mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 30,5
mg sampai 3 mg.
Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada
kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara
intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup
dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus
diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai
adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.
2) Anti parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan
reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari
Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis :
75-300 mg/hari.
Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal :
25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan
ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:
Fenobarbital : 16-320 mg/hari
Meprobamat : 200-2400 mg/hari
Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.
Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung
ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang
wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin.
Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.
Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis
dapat meningkatkan tes realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus
mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : Anda
pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis
persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya
adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada
saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik
positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu
dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi
dan membantu perawatan klien.
Patogenesis
1. Jalur nigrostriatal : dari substantia nigra ke basal ganglia fungsi gerakan, EPS
2. jalur mesolimbik : dari tegmental area menuju ke sistem limbic memori,
sikap, kesadaran, proses stimulus
3. jalur mesocortical : dari tegmental area menuju ke frontal cortex kognisi,
fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress
4. jalur tuberoinfendibular : dari hipotalamus ke kelenjar pituitary pelepasan Prolaktin
Patogenesis skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more recently :
glutamat)
Patofisiologi :
Diagnosis
Penatalaksanaan
Sasaran terapi : bervariasi, berdasarkan fase dan keparahan penyakit
Pada fase akut : mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan
fungsi
Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan adaptasi
pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat
Pendekatan :
Perlu pertimbangan :
Berdasar macamnya :
b. Non-farmakologi :
program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work
program,supported housing
Psikoterapi : terapi tambahan, terutama jika pasien sudah berespon thd
obat, Family education
c. Farmakologi : menggunakan obat antipsikotik
Proses :
Farmakoterapi antipsikotik
Intervensi psikososial
Prognosis
Prognosis cukup baik jika : onset lebih lambat, pemicunya diketahui, sejarah pre-morbid
bagus, dan ada dukungan keluarga 20-30% mungkin bisa kembali normal
Kurang lebih 20-30 % mungkin akan mengalami gejala sedang
40 60% mungkin tidak akan kembali normal seumur hidupnya
11. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis. Untuk
gangguan jiwa, dosis awal : 325 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan
dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 31
mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 30,5
mg sampai 3 mg.
Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada
kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara
intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup
dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus
diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai
adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.
2) Anti parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan
reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari
Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis :
75-300 mg/hari.
Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal :
25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan
ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:
Fenobarbital : 16-320 mg/hari
Meprobamat : 200-2400 mg/hari
Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari
Indikasi :
o Ggn psikosis organik dan fungsional
o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)
o Ggn kepribadian
o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik
Kontra indikasi
o Penderita hipersensitif
o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium
o Sindroma neuroleptik malignan
o Ggn berat faal hati,ginjal
o Depresi sumsung tulang,
o ggn darah Kehamilan dll.
Efek samping
o Sedasi dan inhibisi psikomotor
o Ggn otonomik:
o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-defekasi, tio meningkat
mata kabur, hidung tersumbat, ggn irama jantung
o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom parkinson (tremor, bradikinesia,
rigiditas) apabila ada efek samping di ekstra piramidal, diberi
o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik (joundice), ggn
hematologik ( leukopenia, agranulositosis)
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.
Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung
ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang
wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin.
Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.
Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis
dapat meningkatkan tes realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus
mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : Anda
pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis
persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya
adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada
saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik
positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu
dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi
dan membantu perawatan klien.
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang
karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan
sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa adalah gangguan dalam
cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan
atau hambatan dalam melaksanakan peran social.
Gangguan terdiri dari beberapa macam. Macam-macam gangguan jiwa dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis, berat dan faktor penyebabnya. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah
gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994).
Macam-macam gangguan jiwa menurut usdi Maslim (1998) antara lain Gangguan jiwa
organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana
perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi
mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa
kanak dan remaja.
Skizofrenia
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi
personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai
dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan
patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak
dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi
pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas
yang rusak cacat (Ingram et al.,1995).
Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri
(Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam
perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak
berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997).
Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat
berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho,
2000). Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa
bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis,
putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada
bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang
muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai.
Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan
menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita
suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993).
Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak
sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar
orang mulai pulih (Atkinson, 2000).
Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang
dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya, Maslim
(1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman
yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak
dikenali.Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat
berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat
tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.
Gangguan Kepribadian
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan
fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh
penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak
yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung
pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang
terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang
menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat
gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.
Gangguan Psikosomatik
Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial (Maslim,1998).
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan
permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994).Anak dengan gangguan
perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin
berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling
memengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum
dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti trauma kepala,
ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor lingkungan juga dapat
mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat
diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.
Klasifikasi
o Berdasar berat-ringan
Psikosis (PSIKOTIK)
adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya daya
nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi,
konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt
hendaya berat dlm fungsi global penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi
(psikosis akut, skizofrenia, skizoafektif, psikosis akibat kondisi medis
umum/zat dll.).
DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik: ggn perkembangan pervasif, ggn
skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn skizoafektif, ggn delusianal (
waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn kondisi medis umum, ggn
psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan ganguan mood berat dg ciri
psikotik
NEUROSIS (NEUROTIK)
adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis atau rekuren yg ditandai
terutama oleh kecemasan yg dialami atau diekspresikan scr langsung atau
diubah melalui mekanisme pertahanan, kecemasan dpt tampak sbg gejala
(obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi (astenia, impotensi) dll.
DSM-III: Suatu ggn jiwa/mental (ringan-sedang -berat) dg sindroma yg
menyebabkan penderitaan, dikenali sebagai tdk dapat diterima atau
asing, daya nilai realita baik, ggn relatif bertahan atau rekuren tdk
terbatas pd reaksi atau stresor dan sulit ditunjukkan etiologi atau faktor
organiknya.
o Berdasarkan etiologi:
Ggn mental organik: ggn mental dimana tdpt suatu patologi yg dpt
diidentifikasi: tomor, peny cerebrovaskuler, intoksikasi obat dll. (Demensia,
delirium, dll. Organik krn kondisi medis umum (DSM-lV).
Ggn mental fungsional: ggn mental dmn tdk ada dasar organik yg dpt
diterima umum (skizofrenia, depresi dll.)
Mood
adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yangmewarnai persepsi
seseorang terhadap kehidupannya.
1. Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu
mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
11. Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudh
marahdan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi
yang tidak disenanginya
http://www.psikoterapis.com/files/rangkuman-gejala-gangguan-psikologis.pdf
Fungsi Jiwa
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal tertentu. Merupakan
hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak : rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di
pihak lain : faktor-faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau mengolah
rangsang itu secara intrapsikik
2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan faham dengan
jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami, membandingkan dan menarik
kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran
Progresi / kelancaran / arus pikiran
Isi pikiran