You are on page 1of 54

STEP 1

- Pemeriksaan Status mental = pemeriksaan klinis yang menggambarkan secara keseluruhan


tentang observasi px, dan kesan tentang pasien saat diwawancara, didalamnya termasuk
gambaran tentang penampilan pasien, bicara, dan pikiran selama pasien tersebut
diwawancarai.

- Halusinasi = persepsi yang salah tanpa ada stimulasi eksternal yang nyata, yang
berhubungan dengan pancaindra

- Waham = suatu keyakinan, isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah oleh orang lain dimana sudah kehilangan kontrol.

- Fungsi global = suatu cara untuk mengetahui derajat tertinggi pada seseorang, terdapat tiga
aspek, pekerjaan , sosial, psikiatri

- Fungsi okupasi dan psikososial =

Fungsi okupasi = fungsi tubuh untuk mengatur pergerakan secara normal


Fungsi psikososial = interaksi dengan lingkungan sosial, dapat menyesuaikan dengan
lingkungan

- Zat psikoaktif = suatu bahan yang bekerja secara selektif, terutama pada otak yang
menyebabkan perubahan mental, emosi, perilkau, dan kesadaran sistem saraf otak,
contohnya alkohol dan napza

- Gangguan jiwa berat = gangguan jiwa yang terdiri dari 3 aspek, bisa satu atau tiga2nya, isi
pikir, persepsi ( gangguan psikologis), berpikir proses, terbagi menjadi 2, neurosis (sadar
kelainan pada jiwanya ) dan psikosis ( tidak sadar kelainan pada jiwanya ), di bagi 2 GJR dan
GJB dibagi 2 organik (terdapat lesi diotak) dan fungsional ( idiopatik)

STEP 2

1. Sebut dan jelaskan macam-macam waham ? dan proses terjadinya waham itu sendiri ?
2. Sebut dan jelaskan macam-macam halusinasi ?
3. apa saja jenis stressor ?
4. bagaimana stressor bisa menyebabkan gangguan jiwa ?
5. Bagaimana cara menilai status mental ?
6. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
7. Bagaimana cara mengetahui adanya penurunan fungsi global pasien ?
8. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan penggunaan
zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
9. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?
10. DD ?
11. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?

STEP 3

1. Sebut dan jelaskan macam-macam waham ? dan proses terjadinya waham itu sendiri ?
- Waham sistematik = suatu keyakinan atau isi pikiran yang keliru yang melibatkan suatu
kejadi ( penderita merasakan dikejar kejar penjahat atau polisi )
- Waham somatik = keyakinan yang keliru dan melibatkan suatu fungis dari tubuhnya itu (
penderita merasa otaknya bisa meleleh, merasa dadanya membesar pada pria )
- Waham bizzare = keyakinan suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
masuk akal
- Waham nihilistic = keyakinan bahwa diri sendiri dan orang lain tidak ada ( menggangap
dunia sudah kiamat )

Proses terjadinya waham


Teori biologis dari gen bisa juga kekacauan atau kerusakan sel-sel otak, bisa juga
karena mal adaptif ( otak tidak bisa mengatur perubahan kondisi yang di alami ) misalnya
jatuh miskin, keadaan yang membuat tertekan
Lingkunga = stressor dari lingkungan
Psikososial = masalah rumah tangga dan suami istri

Beberapa situasi seseorang kelaainan waham


- Terlalu beraharp pada suatu hal
- Adanya ketidak percayaan dan kecurigaan
- Mengalami isolasi sosial
- Kecemburuan
- Situasi yang memungkinkan harga diri orang tesebut menurun

Proses waham
a. Phase lack of human need = diawali adanya keterbatasan dari kebutuhan kebutuhan
Ada yang secara psikis ( kebutuhan personal yang ingin dianggap lebih )
b. Phase lack of self esteem = tidak ada pengakuan dari lingkungan ada nya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, merasa tidak di anggap
c. Phase control internal and external = klien merasa berfikir rasional, bahwa itu salah,
menutupi kekurangan, untuk menghadapi kenyataan
d. Phase environment support = ada beberapa orang yang mempercayai, bahwa dia di
dukung tapi hanya beberapa saja, terjadi kerusakan kontrol diri, dan tidak berfungsi
norma, tidak adanya perasaan dosa saat berbohong
e. Phase comforting = klien merasa nyaman dengan kebohongan, dan menganggap orang
itu sama, pasien sering menyendiri, menarik diri dari lingkungan sosial
f. Fase improving = mau ada upaya perbaikan atau tidak, masa mau sembuh apa tidak,
harus ada orang yang menyadarkan,

3 proses :

a. proses pertahanan = mempertahankan dirinya dari lingkungan luar yang buruk


( melakukan upaya melawan kejadian tersebut )
b. proses penyangkalan = menyangkal dari kenyataan yang menyakitkan
c. proses proyeksi = sudah tidak mau menerima tanggapan dari luar

2. Sebut dan jelaskan macam-macam halusinasi ?


Gangguan psikologis yang persepsi,

Halusinasi visual : disertai dengan penurunan kesadaran


Halusinasi akustik phonema : suara yang sangat jelas didengarkan
Halusinasi akustik akoasme : suara yang tidak jelas pada saat didengarkan
Halusinasi olfaktori : membau bau-bauan yang bermacam-macam
Halusinasi gustatorik : gangguan pada indra pengecapan
Halusinasi taktil atau rabaan : tubuh dalam keadaan toksik
Halusinasi kinesthetic : berkeyakinan tubuhnya bisa tepisah dengan jiwanya

3. apa saja jenis stressor ?


stres episodik = kejadian belum berlangsung lama, karena perselisihan dengan orang lain
sekuen stressor = diakibatkan adanya perceraian, kematian, atau kehilangan pekerjaan ( ada
sesuatu yang hilang )
stressor periodik = dikarena kan sering sakit pinggang ke dokter gigi
stressor kronis = karena masalah yang terjadi sejak lama, dan tidak mampu menyelesaikan
masalah tersebut stres

4. bagaimana stressor bisa menyebabkan gangguan jiwa ?

5. Bagaimana cara menilai status mental ?

Di nilai pada saat anamnesis


- Pengamatan melihat penampilan pasien ( rapi, wangi, tangan merah OCD )
( ekpresi wajah, postur tubuh )
Percakapan nyambung apa tidak
Orientasi tempat dan hari
Afek relatif lebih singkat
Mood berlangsung lebih lama
- Observasi
Menanyakan pada pasien sadar gangguan jiwa
Status kognitif pasien

6. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan penggunaan
zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
7. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
Dikarenakan tidak adanya kesusaian antara prilaku dan perasaan hendaya ( melakukan
sesuatu yang tidak sesuai )
Etiologi :
Faktor biologis = adanya kerusakan otak, di ganglia basalis, atau di sistem limbik ( skizofrenia
( penurunan dopamin dan serotonin ) pengaruh gen
Diatesis stres ( kerentangan terhadap stres, faktor biologi, psikososial, lingkungan jika
ketiganya tidak seimbang marah-marah )
8. Bagaimana cara mengetahui adanya penurunan fungsi global pasien ?
9. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?
Dari px status mental
Semisal kasus dipasien pasien menyangkal menanyakan apa didengarkan seakan
akan dokter juga mendengarkan
Halusinasi akustik menganggap orang orang membicarakan dirinya, dan mendengar hal
hal yang membahayakan dirinya sendiri
10. DD ?
- Gangguan psikotik akut lir-skizofrenia
- Gangguan psikotik akut dan sementara ( onset <= 2 minggu ) tingkat kesembuhan besar
yang sampai ke skizofren
- skizofren (onsetnya sudah 1 bulan )
11. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?

STEP 4

Ditinggal
nikah

STRES

waham halusinasi

Ax
Penegakan dx
PF

p.mental

Gangguan psikotik p. perasaan


akut Skizofrenia
STEP 7
1. Sebut dan jelaskan macam-macam waham ? dan proses terjadinya waham itu sendiri ?
1. Buah fikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris).
2. Selalu bertentangan dengan realitas.
3. Selalu bertentangan dengan logika (fikiran sehat).
4. Penderita percaya 100% kepada kebenaran penderitanya.
5. Tidak dapat dirubah oleh orang lain , sekalipun dengan jalan yang logis dan rasional.

(Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I. Kaplan)

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnyasaya adalah nabi yang menciptakan biji mata
manusia) atau bias pula tidak aneh (hanya sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di
surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap dipertahankan meskipun
telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya (Purba dkk, 2008).
Kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan dengan isi pikirannya padahal tidak
sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah terpaku/terpancang kuat dan tidak
dapat dibenarkan berdasarkan fakta dan kenyataan tetapi tetap dipertahankan. Jika disuruh
membuktikan berdasar akal sehatnya, tidak bias. Atau disebut juga kepercayaan yang palsu
dan sudah tidak dapat dikoreksi (Baihaqi, 2007)

A. Psikopatologi Waham
Etiologi
Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa hal-hal yang menyebabkan
gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic,
menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah., kemungkinan
factor herediter.
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori
yaitu :
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham
kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua,
saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizoprenia mungkin
pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus
otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari
orang-orang yang menderoita skizoprenia.
c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter yang
dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan perkembangan
skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu
hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak.
Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa
dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan
dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan
hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
tehadap orang lain.
c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah.
Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi orang tua dan
anak . karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu
kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali
merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive termasuk
gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive berhubungan
denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang
tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik, masalah
perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan dalam berhubungan
interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

B. Proses terjadinya waham

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme
pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan
sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta.
Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan.
Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima
didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga
dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai
cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan
regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak
dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).
Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang memungkinkan
perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi
yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang
meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri
rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain,
situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi
terhadap sesuatu.

C. Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
D. Gejala- Gejala Waham

Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila
ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,
mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensori dan kognisi
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham
spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan
terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai
perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

E. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan
harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
1. Fisik Comforting
klien merasa nyaman dengan kebohongannya
2. Fase Improving
- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
- Proses Terjadinya Waham
- Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
- 1. Fase Lack of Human need
- Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun
psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang
salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn
diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan
bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat
tumbuh kembang ( life span history ).
-
- 2. Fase lack of self esteem
- Tidak adanta pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan
self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan
sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan
tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan
klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
- 3. Fase control internal external
- Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya
untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan
keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
- 4. Fase environment support
- Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya
kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan
tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
- 5. Fase comforting
- Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
-
-
- 6. Fase improving
- Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang yang berpangkat tinggi, orang yang pandai
sekali, orang yang banyak uangnya dan banyak rumahnya. Didapat dari sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita
percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum berat, atau menjalani hukuman mati
sekalipun. Didapatkan pada sindrom depresi.
c. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar2 oleh orang lain atau sekelompok orang yang
bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
Individu merasa selalu tersindir oleh orang2 disekitarnya. Individu curiga terhadap
sekitarnya. Individu yang memnpunyai waham ini mencari-cari hubuhngan anatar dirinya
dengan orang lain disekitarnya, yang bermaksud menyindir atau menuduh hal2 yang tidak
senonoh terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal ideas of
reference yaitu idea atau perasaan, bahwa peristia tertentu dan perbuatan2 tertentu dari
orang lain (senyuman, gerak-gerik, tangan nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan
dengan dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasan rendah diri/ kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya. Sering didapatkan pada
skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik.
i. Waham sistematis
Yaitu waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu, yang
kemudian dibesarkan atau ditambah2 secara sangat api dan sistemik. Walaupun unsur
dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan
berkembang secara konswensi
Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal. Contoh: pasien
dimata-matai oleh agen rahasia, mafia atau boss

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock. Ed 7)

j. Waham aneh

thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
thought insertion or withdrawal (waham penarikan pikiran)
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
thought broadcasting (waham siar pikiran)
isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
thought insertion (waham penanaman pikiran)
isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
delusion of control (waham pengendalian diri)
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
delusion of passivitiy
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
delusional perception
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya
bersifatmistik atau mukjizat
(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

1. Erotomania
Keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki, bahwa seseorang sangat
mencintai dirinya
2. Pseudologia phantastica
Suatu jenis kebohongan dimana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan
fantasinya dan bertindak atas kenyataan, disertai sindroma munchausen, berpura sakit
berulang-ulang.

(Psikologi Abnormal, John MN)

- Waham Agama
- Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham Kebesaran
- Keyakinan klien bahwa ia memiliki kebesaran /kekuasaan khusus , diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham Somatik
- Klien yakin bahwa tubuh/bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham Curiga
- Klien yakin bahwa ada seseorang/kelompok yg berusaha merugikan atau mencederai dirinya
, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham Nihilistik
- Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham Sisip Pikir


- Klien yakin bahwa ada ide pikiran orang lain yg disisipkan ke dalam pikirannya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya

- Waham Siar Pikir


- Klien yakin orang lain mengetahui apa yg dia pikirkan walaupun tidak dinyatakannya pada
orang tersebut, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.

- Waham kontrol Pikir


- Klien yakin pikirannya di kontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dg kenyataannya.
SUMBER : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
, oleh Dewi Eka Putri

2. Sebut dan jelaskan macam-macam halusinasi ?


Halusinasi
a. Definisi
pesepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor2 panca indra. Jadi halusinasi
adalah persepsi tanpa obyek.
b. Macamnya
1. Halusinasi Pendengaran (akustik)
Halusinasi ini sering kali terbentuk :
- Akoasma : suara-suara yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secra
tegas.
- Phonema : suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti berasal dari
manusia, sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat-kalimat
tertentu.
2. Halusinasi Penglihatan (visual)
Secara khas banyak dijumpai pada keadaaan delirium oleh karena penyakit infeksi
akut atau psikosa organik. Gangguan terjadi pada gangguan otak yang akut dan
reversibel.
Halusinasi visual lebih sering menimbulkan ketakutan pada penderita
dibandingkan dengan halusinasi akustik.
3. Halusinasi Olfaktori (pembauan )
Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus
temporalis. Halusinasi olfaktorik sering tidak menyenangkan dan tidak disukai.
4. Halusinasi Gustatorik (rasa lidah/ pengecap)
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering terjadi bersama-sama
dengan halusinasi olfaktorik. Ilusi gustatorik lebih sering dijumpai.
5. Halusinasi Taktil (perabaan)
Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium tremens dan juga pada
adiksi kokain.
6. Halusinasi Haptik
Ini merupakan suatu persepsi, dimana seolah-olah tubuh semdiri bersentuhan/
besinggungan secra fiaik dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali
halusinasi heptik ini bercorak seksual.
7. Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami
perubahan bentuk bergerak sendiri.
8. Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya di hadapannya.

A. Halusinasi
Definisi

Persepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor2 panca indra.(persepsi tanpa
objek).
Jenis

Halusinasi pendengaran
Akoasma: suara2 yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara tegas
Phonema: suara2 yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari manusia,
sehingga penderita menndengar kata2 atau kalimat2 tertentu.
Halusinasi Pengelihatan
Halusinasi visual yg tak jelas: dijumpai pada kelainan cortex cerebra
Halusinasi visual dgn bentuk jelas: dijumpai pada kelainan cortex temporo parietal.
Halusinasi olfaktorik
Didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus temporalis.
Halusinasi Gustatorik
Halusinasi Taktil
Sering dijumpai pada keadaan toksik misalnya delirium tremens dan adiksi kokain.
Halusinasi Haptik
Seolah2 tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan manusia lain
atau benda lain(seringkali bercorak seksual).
Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya mengalami
perubahan bentuk dan bergerak sendiri.
Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapannya.
Sumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIP
Halusinasi Hipnagogik
Persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur , biasanya dianggap
sebagai fenomena nonpatologis.
Halusinasi Hipnopompik
Persepsi yang palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap tidak
patologis.
Halusinasi auditoris
Halusinasi visual
Halusinasi olfaktoris
Halusinasi Gustatoris
Halusinasi raba(taktil,raba)
Halusinasi somatic/ halusinasi kinetic
Sensasi palsu tentang suatu hal yang terjadi didalam atau terhadap tubuh paling
sering berasal dari visceral.
Halusinasi liliput
Persepsi palsu dimana benda2 tampak lebih kecil ukurannya (dikenal juga sebagai
Mikropsia).
Halusinasi yang sejalan dgn mood(mood congruent hallucination)
Halusinasi dimana isi halusinasinya adalah konsisten dengan mood yang tertekan atau
manic.
Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent hallucination)
Halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood yang tertekan atau manic.
Sumber:Sinopsis Psikiatri,Kaplan Dan Sadock.Edisi 7.
Stuart dan Laria, 1998 membaginya seperti tabel berikut :

Jenis Prosentase Karakteristik


Halusinas
i

Pendengaran 70 % Mendengar suara-


(auditorik suara atau
) kebisingan, paling
sering suara orang.
Suara berbentuk
kebisingan yang
kurang jelas
sampai kata-kata
yang jelas
berbicara tentang
klien bahkan
sampai ke
percakapan
lengkap antara 2
orang atau lebih
Penglihatan 20 %
tentang orang yang
(Visual)
mengalami
halusinasi.

Stimulus visual dalam


bentuk kilatan
cahaya, gambar
geometris, gambar
kartun, bayangan
yang rumit atau
kompleks,
bayangan bisa
menyenangkan
Penghidu
atau menakutkan
(olfactory
seperti melihat
)
monster.

Membaui bau-bauan
Pengecapan tertenru seperti
(gustator bau darah, urine
y) atau feces.
Umumnya bau-
bauan yang tidak
menyenangkan.

Perabaan
(tactile)

Merasa mengecap
rasa seperti rasa
darah, urine atau
feces.
Cenesthetic Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan
tanpa stimulus
yang jelas, Rasa
tersetrum listrik
yang datang dari
tanah, benda mati
atau orang lain.
Kinesthetic

Merasakan fungsi
tubuh seperti
aliran darah di
vena atau arteri,
pencernaan
makanan atau
pembentukan
urine.

Merasakan
pergerakan
sementara berdiri
tanpa bergerak

1. Cara Pemeriksaan
Halusinasi Olfaktorik:
Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta untuk mencium bau-bauan
tertentu yang tidak merangsang .Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan
jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan. Sebelumnya periksa
lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan setempat, misalnya ingus atau
polip. Contoh bahan yang sebaiknya dipakai adalah : teh, kopi,tembakau,sabun,
jeruk.
Pedoman Wawancara dan Psikoterapi

jangan secara langsung menentang gejalanya walupun pasien tidak pasti tentang
halusinasi itu dan kenyataanya.
Jangan mengatakan, misalnya ibu/bapak tahu bahwa suara suara itu tidak ada
kenyataan bukan?
amatilah pasien mungkin ia merasa tertekan oleh halusinasi itu.

Apakah hal itu dihayati oleh pasien sebagai suatu pengalaman yang asing sama
sekali atau pasien merasa bahwa hal itu seperti sudah sering dijumpai
bila pasien bereaksi terhadap rangsang internal selama wawancara, tanyakan apa
yang pasien lihat atau dengar.
Perhatikan apakah isi halusinasi tersebut sesuai dengan afeknya ?

Arahkan agar didapatkan riwayat dan informasi yang mendukung untuk penegakan
diagnosis
tanyakan tentang halusinasi perintah, tanyakan halusianasi dengar itu datang dari
dalam kepala atau luar pasien, karena halusianasi auditorik yang sungguh biasanya
dirasakan berasal dari luar diri pasien.
Tanyakan bagaimana pasien mengatasi halusianasinya.

Sumber: Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan Gangguan Drs MIF Baihaqi M.Si dkk

3. Apa saja jenis stressor ?


STRESSOR (MACAM DAN DERAJAT)
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya stress yaitu :

(1) Faktor Lingkungan


Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress yaitu ekonomi,
politik dan teknologi. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian
seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat
terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang
digunakannya.

(2) Faktor Organisasi


Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seseorang untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai
bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh orang lain dalam organisasi. Hubungan
komunikasi yang tidak jelas akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat.
Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan
kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara
individu
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut
dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau
peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi.
d. Organizational Leadership
Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua
yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta
karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal
pekerjaan saja.

(3) Faktor Individu


Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress
terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Macam-macam stressor:
Stress perasaan : cemas, mudah marah, rasa sedih,
menangis, rasa tidak diperlukan.
Stress fisik : sakit kepala, kelelahan, nyari
diperut, mua-mual, nyeri tidak jelas pada tungkai, lengan,
dada.
Sress mental : kesulitan konsentrasi, gangguan tidur
Perubahan prilaku: terlalu tergantung orang lain,
suka berdebat dan melakukan penolakan

Respeo stressor digambarkan pada 3 tanggapan:


Tanggapan Bahaya (alarm reaction)
Tanggapan Fisik/perlawanan (stage of resistance)
Tahap kelelahan (Stage of exhaustion)

4. Bagaimana stressor bisa menyebabkan gangguan jiwa ?

Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan sundeen,
1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
maladaptif
Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
pikir/delusi/waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi Sulit brespon emosi
pengalaman berlebihan atau kurang
Prilaku sesuai Prilaku disorganisasi
Prilaku aneh
Berhubungan social Isolasi sosial
Menarik diri

Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara
adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan
diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir
terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai
menyimpang maka ia makan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan
isi pikir : waham curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus mempunyai
mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis dalam penelitiannya
memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua aktivita kognitif dan motorik
yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk mempertahanakna intrgritas tubuh dan
psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dna membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa
dipulihkan ( dipowski, 2009)

5. Bagaimana cara menilai status mental ?

DIAGNOSA MULTIAKSIAL

Tujuan diagnosis multiaksial

Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan outcome


Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan
informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas
individu dengan diagnosis yang sama
Penggunaan model bio-psiko-sosial

Diagnosis Multiaksial
Aksis I

Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98,
F99)

Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis

(tidak ada diagnosis Z03.2, diagnosis tertunda R69)

Aksis II

Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi


maladaptif)

Retardasi Mental (F70-79)

(tidak ada diagnosis Z03.2, diagnosis tertunda R46.8)

Aksis III

Kondisi Medik Umum

Aksis IV

Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan, pekerjaan,


perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)

Aksis V

Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa

80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social

70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
baik

60-51 gejala dan disabilitas sedang

50-41 gejala dan disabilitas berat

40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas
berat dalam beberapa fungsi

30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam
hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri

10-01 persisten dan lebih serius

0 informasi tidak adekuat

Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001.

6. Apa hubungan dokter menanyakan adanya riwayat penyakit medis umum dan
penggunaan zat psikoaktif terhadap keadaan pasien sekarang ?
7. Mengapa dalam kurang lebih 10 hari pasien suka marah-marah sendiri tanpa sebab dan
berbicara kacau ?
sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and
flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon terhadap
ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam organ-organ
vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi
sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan
serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward
dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah
besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang
diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan berikut:
(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada lobus
prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal; (2) perangsangan yang
berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi dopamin dipusat-pusat perilaku
otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau; (3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian
penting pada pusat-pusat sistem pengatur tingkah laku limbik di sekeliling hipokampus
otak (Guyton,2007)

Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbeda-beda, ada yang meluap-luap
tapi ada pula yang biasa saja. Penyebab orang mudah marah ini ternyata dipengaruhi oleh
kadar serotonin di dalam otak.

Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan bagaimana bahan kimia ini
membantu mengatur perilaku dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Biological
Psychiatry.

Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat komunikasi antara daerah
otak dari sistem limbik yang mengatur emosional (amigdala) dan lobus frontal menjadi lebih
lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya normal.

Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah maka akan sulit bagi daerah
otak korteks prefrontal untuk mengontrol respons emosional terhadap kemarahan yang
dihasilkan dalam amigdala.

Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal untuk mengontrol perasaan
marah yang dihasilkan dalam amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan cenderung lebih
agresif dan paling sensitif.

8. Bagaimana cara mengetahui adanya penurunan fungsi global pasien ?


Skor GAF
a. 100-91 : gejala tidak ada, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
dapat ditanggulangi (normal)
b. 90-81 : gejala minimal, fungsi baik, tidak lebih dari masalah harian yang
biasa.
c. 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, terjadi disabilitas ringan dalam
social, pekerjaan, sekolah, dll.
d. 70-61 : beberapa gejala yang ringan dan menetap, terjadi disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
e. 60-51 : sudah gejala sedang/moderat,disabilitas sedang
f. 50-41 : gejala berat/serius, disabilitas berat
g. 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi,terjadi disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
h. 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,tidak mampu
melaksanakan fungsi di segala bidang.
i. 20-11 : sudah bahaya yang mencederai diri sendiri / org lain, terjadi
disabilitas yg sgt berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
j. 10-1 : seperti 20-11 tapi lebih persisten dan serius
k. 0 : informasi tidak adekuat

(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

9. Bagaimana cara menentukan pasien mengalami halusinasi akustik phonema dan waham
paranoid ?
10. DD ?

Menurut tanda dan gejala gangguan jiwa dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar
yaitu : neurosis dan psokosis
NEUROSIS

Kelainan non psikotik yang kronis atau berulang yang dikarakteristikkan terutama dengan
kecemasan yang diekspresikan secara langsung atau adanya perubahan pada mekanisme
defensif, yaitu yang tampak berupa gejala obsesi, kompulsi, fobia, atau disfungsi seksual.
Pada DSM-III, neurotic disorder didefinisikan sebagai kelainan mental, dimana sebagian
besar gejala atau kelompok gejala berupa distress secara individual dan alien (ego-dystonic),
dan biasnaya kontak dengan realitas masih intact. Sikap dari penderita biasanya tidka
melanggar norma sosial secara aktif. Gangguan biasanya bersifat berulang atau kronis tanpa
terapi, dan tidak terbatas pada reaksi terhadap stressor. Tidak ada ditemukannya faktor atau
etiologi organik pada kelainan ini.
Dari beberapa definisi mengenai neurosis dapat diidentifikasikan beberapa pokok
perngertian mengenai neurosis, yaitu :
1. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada tahap ringan
2. Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian
3. Neurosis dapat dikenali dari gejala gejala yang menyertainya, yaitu terutama berupa
kecemasan
4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Isitilah neurosis tidak digunakan dalam DSM-IV dan tidak ada kelas diagnostik keseluruhan
yang disebut neurosis, tetapi banyak klinisi yang menganggap kategori berikut ini sebagai
neurosis : gangguan kecemasan, gangguan somatoform,gangguan disosiatif, gangguan
seksual, dan ganggian distimik.
Menurut ICD-10 dan PPDGJ- III suatu kelas yang disebut ganggian neurotik, ganguan yang
berhubungan dengan stress, dan gangguan somatoform, yaitu :
- Gangguan kecemasan fobik
- Gangguan kecemasan lain ( termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan umum, dan
gangguan kecemasan dan depresif bercampur),
- Ganggua obsesif kompulsif,
- Gangguan penyesuaian,
- Gangguan disosiatif (konversi),
- Gangguan somatoform da gangguan neurotik lainnya

PSIKOSIS

Hilangnya kontak dengan realitas dan terganggunya fungsi mental yang dimanifestasikan
dengan delusi, halusinasi, kebingunangan dan terganggunya memori. Kata psikosis sering
digunakan oleh psikiater sebagai sinonim dari gangguan fungsi sosial dan personal berat,
yang dikarakteristikan dengan penolakan sosial dan keterbatasan untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan sehari-hari yang biasa.
Berdasarkan American Psychiatic Glossary of the American Psychiatryc association, psikosis
diartikan sebagai terganggunya kontak dengan realitas secara nyata. Dengan terganggunya
kontak dengan realitas secara nyata, akurasi persepsi dan pemikiran seseorang tersebut
cenderung menjadi tidak benar sehingga cenderung membuat respon yang salah terhadap
realitas eksternal. Psikosis tidak digunakan pada penyimpangan minor dari realitas yang
berhubungan dengan penilaian relatif. Contohnya seseorang yag depresi sehingga
menurunkan produktivitasnya tidak dikatakan sebagai psikosis.
Dari beberapa definisi dapat diperoleh beberapa gambaean mengenai psikos, yaitu :
1. Psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat yang terjadi pada semua aspek kepribadian
2. Penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam
dunianya sendiri
3. Psikosis tidak dapat dirasakan keberadaannya oleh penderita (penderita tidak menyadari
bahwa dirinya sakit)
4. Usaha penyembuhan psikosis tidak dapat dilakukan oleh penderita sendiri, anmun hanya
dapat dilakukan oleh pihak lain
Menuruh DSM-IV yang termasuk gangguan psikotik adalah gangguan perkembangan
pervasiv, skizofrenia, gangguan skizoniform, gangguan skizoafektif, gangguan delusional,
gangguan psikotik singkat, gangguan psikotik bersama, gangguan psikotik karena kondisi
medis umum, gangguan psikotik akibat zat, dan gangguan psikotik yang tidak dapat
ditentukan

GEJALA2 GANGGUAN JIWA

Klasifikasi Gangguan Jiwa

F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik

Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan


sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan
akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.

Gambaran utama:

Gangguan fungsi kongnitif


Gangguan sensorium kesadaran, perhatian
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir
(waham), mood dan emosi

Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya
F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham

Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan
intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian

F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])

Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat).
Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan
gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu

F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa

Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola
hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang
lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan
pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.

F7 Retardasi Mental

Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada
tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau
gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis

Gambaran umum

Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak


Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan erat
dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan
jiwa

Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-
spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif
denganbertambahnyausia

F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja
GEJALA PSIKOTIK

Gambaran Klinis

Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala psikosis
utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan
pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala
afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada
gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk
gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh,
berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum
lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan
diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organic yang lengkap, walaupun
hasilnya mungkin negative.

Criteria diagnostic untuk gangguan psikotik singkat


A. Adanya satu atau lebih gejala berikut
Waham
Halusinasi
Bicara terdisorganisasi
Perilaku terdiorganisasi jelas atau katatonik

A. Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan,
akhirnya kembali penuh pada tingkat fungsi pramorbid

B. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan cirri psikotik,
gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
zat atau kondisi umum medis

Sebutkan jika:

Dengan stressor nyata: jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respon dari
suatu kejadian yang, sendirian atau bersama sama, akan menimbulkan stress yang cukup
besar bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau tampak bukan
sebagai respon terhadap kejadian yang sendirian atau bersama sama akan menimbulkan
stress yang cukup besar bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur
orang tersebut.

Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu
setelah persalinan.

SKIZOFRENIA

1. Definisi
a. Terminology
Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler dari bahasa Yunani, skhizo atau split yang berarti
terbelah, dan phrenmind yang berarti pikiran. Dengan kata lain skizofren adalah gangguan
jiwa dengan gambaran terbelahnya atau terpisahnya emosi dan pikiran atau intelektual.
(people with schizophrenia are split off from reality and cant distinguish what is real from
what is not real)
b. Berdasar PPDGJ III
Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan perjalanan penyakit yg luas serta sejumlah
akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan
intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.
2. Epidemiologi
Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2 2 % populasi
Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja atau awal dewasa, jarang terjadi pada
sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun
Angka kejadian pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada pria umumnya lebih awal
(: 15-24 th; : 25-35 th) lebih banyak gangguan kognitif dan outcome yang lebih jelek
daripada wanita
Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial ekonomi rendah daripada tinggi
Etiologi : faktor genetik (abnormalitas fungsi otak) dan lingkungan
Risiko kejadian pada populasi = 1 %, resiko pada keluarga dekat (firstdegree relatives) = 10 %

3. Etiologi
Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan untuk
menjelaskan etiologi.
a. Benhard rudyanto sinaga, FKUI
1. Model diathesis stress
Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan
Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X
2. Model neurobiologist
Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien ditemukan beberapa
penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa gejala, seperti
Gejala negative : akibat penurunan fungsi lobus frontal
Gejala positif : peningkatan aliran darah di temporo medial
Penurunan atensi : hipoaktivitas di korteks singulat anterior
Retardasi motorik : hipoaktivitas ganglia basalis
Gg. Bicara : rendahnya metabolisme glukosa di area broca
Disorganisasi : peningkatan aliran darah di singulat dan
striatum
Halusinasi : perubahan aliran darah di hipokampus,
parahipokampus, dan amigdala.
Waham : peningkatan aliran darah di temporo medial kiri
b. Kaplan
Genetic
Biokimia
Psikososial
Teori infeksius

4. Faktor risiko

Faktor pencetus (Kaplan) :

a. Emotional turbulent families


b. Stressful life event
c. Diskriminasi
d. Kemiskinan
Kode Istilah Contoh pada orang Contoh pada
anak/remaja
0 Tidak Tidak ada data, atau tak Tidak ada data, atau
ditentukan dapat diterapkan tak dapat diterapkan
1 Tidak ada Tidak ada stressor Tidak ada stresor
psikososial yang psikososial yang
berarti berarti
2 Sedikit Pinjaman uang sedikit, Berlibur dengan
pelanggaran lalu-lintas keluarga, ulangan
rutin di sekolah
3 Ringan Pindah rumah, pindah Pengawasan orang
bekerja, penggantian tua yang kurang
jam kerja, efektif, ulangan
pertengkaran dengan umum, memasuki
tetangga tahun ajaran barn

4 Sedang Kematian kawan Pindah rumah,


dekat, kehamilan, pindah sekolah,
kesukaran seksual pertengkaran orang
tua, saudara sakit
orang tua menikah
lagi mencari nafkah
tambahan
5 Berat Menderita penyakit, Perceraian orang
cedera berat pada diri tua, perawatan di
sendiri atau anggota RS, kematian kawan
keluarga, bangkrut, dekat, disiplin terlalu
pernikahan paksa, ketat, anggota
ekonomi tidak cukup keluarga sakit berat,
untuk ongkos sehari putus sekolah
hari
6 Sangat berat Kematian pasangan Kematian orang tua
hidup, perceraian, atau saudara,
kematian anak, masuk perkosaan,
penjara
7 Mala petaka Bencana alam, Kematian
kematian beberapa beberapa
anggota keluarga anggota keluarga

5. Klasifikasi
Berdasar PPDGJ III
F20.0 Skizofrenia Paranoid
memenuhi kriteria umum dx skizofrenia
tdpt halusinasi dan/waham menonjol
a. halusinasi auditorik (fonema/akoasma)
b. halusinasi pembauan, pengecapan, haptik, taktil,dan visual tdk menonjol
c. semua jenis waham.Khas: waham pengendalian (dikendalikan, dipengaruhi, takberdaya),
wahamkejar/persekutorik (ditipu, diancam, disiksa),dan waham curiga.
ggn afektif, dorongan kehendak, pembicaraan, gejala kataton tdk menonjol.
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
memenuhi kriteria umum skizofrenia
onset remaja/dws muda 15-25 thn
pramorbid pemalu dan senang menyendiri (solitary)
perlu pengamatan 2-3 bln gejala berikut bertahan:
tdk bertanggung jawab, tdk dpt diprediksi, mannerisme, hampa tujuan dan perasaan.
afek dangkal, tdk wajar, senyum sendiri cekikikan(giggling), perasaan puas diri, tinggi hati
(lofty manner), mannerisme, gurau, hipokondriakal, mengulang ungkapan.
disorganisasi proses pikir,pembicaran tdk menentu, inkoherensi
ggn proses pikir, kehendak, dan afektif menonjol, waham dan halusinasi tdk menonjol. Khas:
perilaku tanpa tujuan, tanpa maksud, preokupasi tema agama, filsafat dan tema abstrak
lainnya.
F20.2 Skizofrenia Katatonik
memenuhi kriteria umum skizofrenia
klinis didominasi 1/> perilaku sbb:
stupor atau mutisme
gaduh gelisah, aktivitas meningkat tanpa tujuan
posisi tubuh ttt tdk wajar aneh
negativism
rigiditas atau kekakuan dlm pergerakan.
fleksibilas cerea/waxy flexibility.
kepatuhan otomatis, pengulangan kata/kalimat
Tdk tdpt penyakit otak, ggn metabolik, alkohol dan obat-obatan serta ggn afektif.
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
memenuhi dx umum skizofrenia
tdk memenuhi kriteria dx skiz paranoid, hebefrenik, katatonik
tdk memenuhi kriteria skizofrenia residual dan depresi pasca skizofrenia.
F20.4 Depresi pasca skizofrenia
terdapat sbb:
a. gejala skizofrenia 12 bulan terakhir ini
b. gejala tsbt tdk mendominasi gambaran klinis
c. gejala depresi menonjol dan mengganggu minimal 2 mgg
bila gejala skizofrenia tdk ada episode depresi (F32), bila gejala jelas skizofrenia (F20.0-
F20.3)
F20.5 Skizofrenia Residual
a. gejala negatif menonjol:
perlambatan psikomotor,aktivitas menurun, afek tumpul, sikap pasif tanpa inisiatif, miskin
bicara, kontak non verbal buruk (ekspresi muka, mata, suara, posisi tubuh, kinerja sosial dan
perawatan diri).
b. riwayat psikotik masa lampau yg sesuai skizofrenia sedikitnya telah melampaui 1 thn, waham
dan halusinasi tdk menonjol dan timbul gejala negatip.
c. tdk terdapat: demensia, penyakit/ggn otak organic lain dan deprersi kronis
F20.6 Skizofrenia Simpleks
gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala positif halusinasi dan waham
tdpt perubahan perilaku pribadi yg bermakna: hilang minat, tanpa aktivitas, tanpa tujuan
hidup, penarikan diri scr sosial.
tdk ada gejala psikotik yg jelas dari sub tipe skizofrenia.
F20.8 Skizofrenia Lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT

Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis. Untuk
gangguan jiwa, dosis awal : 325 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan
dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 31
mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 30,5
mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada
kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara
intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup
dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus
diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai
adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan
reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari
Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis :
75-300 mg/hari.
Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal :
25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan
ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:
Fenobarbital : 16-320 mg/hari
Meprobamat : 200-2400 mg/hari
Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.
Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung
ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang
wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin.
Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.
Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis
dapat meningkatkan tes realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus
mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : Anda
pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis
persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya
adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada
saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik
positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu
dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi
dan membantu perawatan klien.

Patogenesis

Zullies Ikawati's Lecture Notes 6

1. Jalur nigrostriatal : dari substantia nigra ke basal ganglia fungsi gerakan, EPS
2. jalur mesolimbik : dari tegmental area menuju ke sistem limbic memori,
sikap, kesadaran, proses stimulus
3. jalur mesocortical : dari tegmental area menuju ke frontal cortex kognisi,
fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress
4. jalur tuberoinfendibular : dari hipotalamus ke kelenjar pituitary pelepasan Prolaktin
Patogenesis skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more recently :
glutamat)

Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizoprenia :


Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik
Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik berkaitan dengan gejala positif
Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal bertanggungjawab thd
gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal
Reseptor dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) dijumpai
peningkatan densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia
Peningkatan aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik bertanggungjawab
terhadap gejala positif
Peningkatan aktivitas serotonergik menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem
mesocortik bertanggung-jawab terhadap gejala negative
Manifestasi Klinis dan patofisiologi

Patofisiologi :

Terjadi neurodegenerative pengaruh glutamate )konsumsi glukosa sinaps) dan


neurotransmitter lain yang mengganggu proses jalannya rangsang

Diagnosis
Penatalaksanaan
Sasaran terapi : bervariasi, berdasarkan fase dan keparahan penyakit
Pada fase akut : mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan
fungsi
Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan adaptasi
pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat

Pendekatan :

Perlu pertimbangan :

sifat individu, keluarga dan sosial psikologis

kesesuaian kembar monozigot 50 %, lingkungan dan psikologis berperan dlm


perkembangan ggn.

skizofrenia mrpk ggn kompleks

Berdasar macamnya :

b. Non-farmakologi :
program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work
program,supported housing
Psikoterapi : terapi tambahan, terutama jika pasien sudah berespon thd
obat, Family education
c. Farmakologi : menggunakan obat antipsikotik

Proses :

Farmakoterapi antipsikotik

Intervensi psikososial

Kombinasi antipsikotik dan psikososial

Perawatan Rumah Sakit


\\\

Prognosis
Prognosis cukup baik jika : onset lebih lambat, pemicunya diketahui, sejarah pre-morbid
bagus, dan ada dukungan keluarga 20-30% mungkin bisa kembali normal
Kurang lebih 20-30 % mungkin akan mengalami gejala sedang
40 60% mungkin tidak akan kembali normal seumur hidupnya

Etiologi gangguan jiwa psikotik

Model diatesis -stress


Menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini
berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor
akan lebih mudah menjadi skizofrenia.
Faktor Biologi
Komplikasi kelahiran
Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia,
hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
Infeksi
Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan
pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi
virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.
Hipotesis Dopamin
Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala
skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat
reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka
gejala psikotik diredakan. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala
gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.
Hipotesis Serotonin
Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide
(LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata
zatini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin
berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik
atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT~
lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.
Struktur Otak
Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia
basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal,
ventrikel teilihat melebar, penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi
peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemenksaaninikroskopis dan
jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak yang timbul pada
masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah
lahir.
Genetika
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi
umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti
orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang
mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu
dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65%
berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua
orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.
http://www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm

11. Apa saja obat psikoaktif dan apa saja terapi psikosisal?

Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis. Untuk
gangguan jiwa, dosis awal : 325 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan
dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 31
mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 30,5
mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada
kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara
intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup
dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus
diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai
adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan
reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari
Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis :
75-300 mg/hari.
Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal :
25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan
ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:
Fenobarbital : 16-320 mg/hari
Meprobamat : 200-2400 mg/hari
Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

Indikasi :
o Ggn psikosis organik dan fungsional
o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)
o Ggn kepribadian
o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik
Kontra indikasi
o Penderita hipersensitif
o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium
o Sindroma neuroleptik malignan
o Ggn berat faal hati,ginjal
o Depresi sumsung tulang,
o ggn darah Kehamilan dll.
Efek samping
o Sedasi dan inhibisi psikomotor
o Ggn otonomik:
o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-defekasi, tio meningkat
mata kabur, hidung tersumbat, ggn irama jantung
o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom parkinson (tremor, bradikinesia,
rigiditas) apabila ada efek samping di ekstra piramidal, diberi
o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik (joundice), ggn
hematologik ( leukopenia, agranulositosis)

b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.
Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung
ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang
wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin.
Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.
Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis
dapat meningkatkan tes realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus
mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : Anda
pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis
persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya
adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada
saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik
positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu
dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi
dan membantu perawatan klien.

Yang termasuk dalam kelompok gangguan jiwa berat

Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang
karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan
sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa adalah gangguan dalam
cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan
atau hambatan dalam melaksanakan peran social.

Gangguan terdiri dari beberapa macam. Macam-macam gangguan jiwa dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis, berat dan faktor penyebabnya. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah
gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994).

Macam-macam gangguan jiwa menurut usdi Maslim (1998) antara lain Gangguan jiwa
organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana
perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi
mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa
kanak dan remaja.

Skizofrenia
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi
personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai
dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan
patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak
dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi
pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas
yang rusak cacat (Ingram et al.,1995).

Depresi

Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri
(Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam
perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak
berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997).

Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat
berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho,
2000). Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa
bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis,
putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada
bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang
muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai.

Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan
menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita
suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993).

Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak
sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar
orang mulai pulih (Atkinson, 2000).

Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang
dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya, Maslim
(1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman
yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak
dikenali.Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat
berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat
tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.

Gangguan Kepribadian

Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala


nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi
boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar
tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian:
kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif,
kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian
antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.( Maslim,1998).

Gangguan Mental Organik

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan
fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh
penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak
yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung
pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang
terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang
menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat
gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.

Gangguan Psikosomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah (Maramis,


1994).Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau semata-
mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan
psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya
hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.

Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial (Maslim,1998).

Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan
permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994).Anak dengan gangguan
perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin
berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling
memengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum
dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti trauma kepala,
ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor lingkungan juga dapat
mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat
diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

Klasifikasi
o Berdasar berat-ringan
Psikosis (PSIKOTIK)
adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya daya
nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi,
konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt
hendaya berat dlm fungsi global penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi
(psikosis akut, skizofrenia, skizoafektif, psikosis akibat kondisi medis
umum/zat dll.).
DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik: ggn perkembangan pervasif, ggn
skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn skizoafektif, ggn delusianal (
waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn kondisi medis umum, ggn
psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan ganguan mood berat dg ciri
psikotik

NEUROSIS (NEUROTIK)
adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis atau rekuren yg ditandai
terutama oleh kecemasan yg dialami atau diekspresikan scr langsung atau
diubah melalui mekanisme pertahanan, kecemasan dpt tampak sbg gejala
(obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi (astenia, impotensi) dll.
DSM-III: Suatu ggn jiwa/mental (ringan-sedang -berat) dg sindroma yg
menyebabkan penderitaan, dikenali sebagai tdk dapat diterima atau
asing, daya nilai realita baik, ggn relatif bertahan atau rekuren tdk
terbatas pd reaksi atau stresor dan sulit ditunjukkan etiologi atau faktor
organiknya.
o Berdasarkan etiologi:
Ggn mental organik: ggn mental dimana tdpt suatu patologi yg dpt
diidentifikasi: tomor, peny cerebrovaskuler, intoksikasi obat dll. (Demensia,
delirium, dll. Organik krn kondisi medis umum (DSM-lV).
Ggn mental fungsional: ggn mental dmn tdk ada dasar organik yg dpt
diterima umum (skizofrenia, depresi dll.)

1. Gangguan Mental Organik dan SImptomatik


F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler, F04.Sindrom
Amnesik organik, F05 Delirium dan Ggn mental organik
lain)
F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat psikoaktif:
(Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan Alkohol,
Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-Sedativa
Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg mudah menguap
atau zat multipel dan zat psikoaktif lain

2. Gangguan Mental Psikotik


F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:
Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan sementara,
ggn waham menetap, ggn waham terinduksi, ggn
skizoafektif, ggn psikosis non organik lainnya atau YTT.
F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
Episode manik, ggn afektif bipolar, episode depresi, ggn
depresif berulang, ggn mood/afektif
menetap lainnya/ YTT.

3. Gangguan Neurotik dan Gangguan kepribadian


F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres = ggn
ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif, reaksi thd
stres berat dan ggn penyesuaian, ggn disosiatif (konversi), ggn
somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan faktor fisik:
ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual, ggn mental dan
perilaku masa nifas, faktor psikologis dan perilaku yg berhub dg
ggn/penyakit YDK, sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn kepribadian
khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis kelamin, ggn
preferensi seksual, ggn kepribadian dan perilaku lainnya.

4. Gangguan Masa Anak, Remaja, dan Perkembangan


F70-79 Rertardasi mental (ringan, sdg, brt, dll)
F80-89 Ggn perkembangan psikologis, ggn perkembangan khas
berbicara dan belajar, ggn motorik khas, ggn perkembangan pervasif,
dll.
F90-99 Ggn perilaku dan emosional dg onset masa anak dan remaja:
ggn hiperkinetik, ggn tingkah laku, ggn campuran tingkah laku dan
emosi, ggn emosional/fungsi sosial khas masa kanak dan remaja, ggn Tic
atau ggn perilaku dan emosional lainnya onset khas masa kanak dan
remaja.

(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

Mood
adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yangmewarnai persepsi
seseorang terhadap kehidupannya.

1. Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu
mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.

2. Moodhipotimia:adalah suasana perasaan yang secara pervasive diwarnai dengan


kesedihan dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan
kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung dan perilakunya yang
lamban.

3. Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan. Seringkali


diungkapkan sebagai perasaan jenuh, jengkel, atau bosan.

4. Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan


semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas
kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara
berlebihan.

5. Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

6. Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang


Meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia

7. Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana


perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupa
n emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan perasaannya.

8. Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan


Kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

9. Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau


sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood
kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya. Keadaan ini
dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.

10.Moodlabil:suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu.


Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga.
Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut.

11. Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudh
marahdan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi
yang tidak disenanginya

http://www.psikoterapis.com/files/rangkuman-gejala-gangguan-psikologis.pdf

Fungsi Jiwa
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal tertentu. Merupakan
hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak : rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di
pihak lain : faktor-faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau mengolah
rangsang itu secara intrapsikik

2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan faham dengan
jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami, membandingkan dan menarik
kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran
Progresi / kelancaran / arus pikiran
Isi pikiran

3. Keadaan afektif dan reaksi emosional


a. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan biasanya berlangsung untuk
waktu yang lama. Dalam keadaan afektif yang normal, suatu corak perasaan orang selalu
sesuai dengan suasana lingkungan
b. Reaksi emosionil
Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut serta dapat terjadi dalam
waktu yang relatif pendek. Tak jarang corak perasaan ini dilahirkan dengan keras dan
mengandung segi fisik disamping bersifat psikik
Komponen fisik :
Kenaikan tek.darah
Keluar keringat berlebihan
Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain
Peristaltik usus dan lambung meningkat
Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah)
Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)

4. Sikap dan tingkah laku


Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti kata bahwa gerakan-
gerakan badan pada umumnya agak terbatas
Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas, terutama kaki dan
tangan pemcerita

(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)


Gejala gangguan jiwa
1) Gangguan Kesadaran/conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
a. gangguan kesadaran kuantitatif
- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.
- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap sekelilingnya, apatis,
tetapi masih dapat memberikan jawaban dan reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan, orientasi, dan
pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya sedikit memberikan respon, dengan
tidak acuh atau dengan membuka mata sebentar kemudian tidur lagi.
- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi memerlukan intensitas yang
tinggi.
- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap rangsang dari luar.
Refleksi pupil sudah tidak ada.
- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsang,
suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna kelihatan lebih jelas atau terang.
b. gangguan kesadaran kualitatif
- Stupor, kesadaran yang menyempit.
- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi lihat dan dengar.
- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-gangguan asosiasi,
disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat, tercengang
dan penuh pertanyaan.
- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti disorientasi diri, tempat,
waktu, dan situasi.
- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan halusinasi, sering disertai
dengan cemas dan takut.
- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti dengan amnesia
sebagian.
- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, tetapi
kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luardan dirinya sendiri
sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Gangguan Perhatian
Jenis-jenis gangguan perhatian:
a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya, perhatian mudah
teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Biasanya ditemukan pada pasien
ADHD.
b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu yang
singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi itu.
c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan sulit mengenali.
d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga lapangan
persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien paranoid dan cemas.
3) Gangguan Emosi
Jenis-jenis gangguan emosi:
a. Afek
- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat
emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang minumbulkannya.
- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya datar, tumpul, atau
dingin.
- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.
- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.
- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.
- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.
b. Mood
- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.
- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.
- Elevated
- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang, mudah melambung.
- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran.
- Euthymia, yaitu perasaan wajar.
- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.
- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh kegairahan,
perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.
- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul senang dengan
aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4) Gangguan Psikomotor
Jenis-jenis gangguan psikomotor:
a. Katatonia
- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, sekalipun hendak
diubah orang lain.
- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktivitas menjadi
sangat lambat.
- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.
- Posturing
- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan tetapi masih ada
hambatan.
- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.
- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.
- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.
b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.
- Grimace
- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.
- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak
- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak).
- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania (suka mencabuti
rambut sendiri).
c. Negativisme
- Aktif, respon berlebihan.
- Pasif, diam saja.
d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.
5) Gangguan Proses pikir
Jenis-jenis gangguan proses pikir:
a. Bentuk pikir:
- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara kenyataan dengan fantasi.
- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan pengalamannya yang
sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.
- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Isi pikir:
- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan tentang isi pikirannya
padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar,
curiga), bizarre, nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan.
- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-ulang, biarpun tak
dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak mungkin terjadi.
- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat
dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.
- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau
diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.
c. Progesi/jalan pikir:
- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.
- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada hubungannya antara ide satu
dengan yang lain.
- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.
- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-putar tidak sampai isi.
- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan.
- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide bercampur dengan ide
yang lain.
- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.
- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.
- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.
- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa berhenti.
6) Gangguan Pembicaraan
Jenis-jenis gangguan pembicaraan:
a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.
b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-berhenti.
c. Miskin isi pembicaraan.
d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,
e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.
f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.
g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pertanyaan
pemeriksa.
7) Gangguan Persepsi
Jenis-jenis gangguan persepsi:
a. Halusinasi:
- Auditorik
- Olfaktori
- Gustatorik
- Taktil
- Hipnagogik
- Hipnopompik
- Visual
b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.
c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan.
d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa dirinya sudah
tidak seperti dulu lagi.
8) Gangguan Memori
Jenis-jenis gangguan memori:
a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian atau seluruhnya.
Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi pemanggilan kembali
(recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu, fausse reconnaissance.
c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.
d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru
e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang dapat
menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.
9) Gangguan Insight/tilikan diri
Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.
Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG

You might also like