You are on page 1of 29

STEP 3

1. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau kurang
lebih 10 hari ?
Apakah dopamin berhubungan dengan sering marah-marah ?
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa dan macam-macamnya?
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg secara
klinis bermakna, disertai adanya penderitaan (gejala yg menyakitkan) atau kecacatan
(ggn fungsi) atau dg peningkatan resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan
secara penting, apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi
perilaku, psikologis atau biologis pd individu (DSM-IV).

Psikosis (PSIKOTIK)
adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya
daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham
inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi
dll) serta tdpt hendaya berat dlm fungsi global penderita, spt fgs: peran,
sosial dan pribadi (psikosis akut, skizofrenia, skizoafektif, psikosis
akibat kondisi medis umum/zat dll.).
DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik: ggn perkembangan
pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn skizoafektif, ggn
delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn kondisi
medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan ganguan
mood berat dg ciri psikotik

NEUROSIS (NEUROTIK)
adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis atau rekuren yg
ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau diekspresikan scr
langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan, kecemasan dpt
tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi (astenia,
impotensi) dll.
DSM-III: Suatu ggn jiwa/mental (ringan-sedang -berat) dg
sindroma yg menyebabkan penderitaan, dikenali sebagai tdk dapat
diterima atau asing, daya nilai realita baik, ggn relatif bertahan atau
rekuren tdk terbatas pd reaksi atau stresor dan sulit ditunjukkan
etiologi atau faktor organiknya.
(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

3. Pembagian macam gangguan jiwa psikotik fungsional dan organik


Ggn mental organik: ggn mental dimana tdpt suatu patologi yg dpt
diidentifikasi: tomor, peny cerebrovaskuler, intoksikasi obat dll.
(Demensia, delirium, dll. Organik krn kondisi medis umum (DSM-
lV).
Ggn mental fungsional: ggn mental dmn tdk ada dasar organik yg
dpt diterima umum (skizofrenia, depresi dll.)

1. Gangguan Mental Organik dan SImptomatik


F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler,
F04.Sindrom Amnesik organik, F05 Delirium dan
Ggn mental organik lain)
F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat
psikoaktif:
(Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan
Alkohol, Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-
Sedativa Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg
mudah menguap atau zat multipel dan zat psikoaktif
lain

2. Gangguan Mental Psikotik


F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:
Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan
sementara, ggn waham menetap, ggn waham
terinduksi, ggn skizoafektif, ggn psikosis non
organik lainnya atau YTT.
F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
Episode manik, ggn afektif bipolar, episode depresi,
ggn depresif berulang, ggn mood/afektif
menetap lainnya/ YTT.

3. Gangguan Neurotik dan Gangguan kepribadian


F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres =
ggn ansietas fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif,
reaksi thd stres berat dan ggn penyesuaian, ggn disosiatif
(konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan
faktor fisik: ggn makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual,
ggn mental dan perilaku masa nifas, faktor psikologis dan perilaku
yg berhub dg ggn/penyakit YDK, sindrom perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn
kepribadian khas, ggn kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis
kelamin, ggn preferensi seksual, ggn kepribadian dan perilaku
lainnya.

4. Gangguan Masa Anak, Remaja, dan Perkembangan


F70-79 Rertardasi mental (ringan, sdg, brt, dll)
F80-89 Ggn perkembangan psikologis, ggn perkembangan
khas berbicara dan belajar, ggn motorik khas, ggn
perkembangan pervasif, dll.
F90-99 Ggn perilaku dan emosional dg onset masa anak dan
remaja: ggn hiperkinetik, ggn tingkah laku, ggn campuran tingkah
laku dan emosi, ggn emosional/fungsi sosial khas masa kanak dan
remaja, ggn Tic atau ggn perilaku dan emosional lainnya onset
khas masa kanak dan remaja.

(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dari waham!


1. Buah fikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris).
2. Selalu bertentangan dengan realitas.
3. Selalu bertentangan dengan logika (fikiran sehat).
4. Penderita percaya 100% kepada kebenaran penderitanya.
5. Tidak dapat dirubah oleh orang lain , sekalipun dengan jalan
yang logis dan rasional.

(Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I. Kaplan)

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnyasaya adalah nabi yang menciptakan
biji mata manusia) atau bias pula tidak aneh (hanya sangat tidak mungkin, contoh
masyarakat di surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap
dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya.
Kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan dengan isi pikirannya padahal
tidak sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah terpaku/terpancang kuat
dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan fakta dan kenyataan tetapi tetap
dipertahankan. Jika disuruh membuktikan berdasar akal sehatnya, tidak bias. Atau
disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tidak dapat dikoreksi.

Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang yang berpangkat tinggi, orang yang
pandai sekali, orang yang banyak uangnya dan banyak rumahnya. Didapat dari
sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar.
Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum berat, atau menjalani
hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada sindrom depresi.
c. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar2 oleh orang lain atau sekelompok orang
yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
Individu merasa selalu tersindir oleh orang2 disekitarnya. Individu curiga terhadap
sekitarnya. Individu yang memnpunyai waham ini mencari-cari hubuhngan anatar
dirinya dengan orang lain disekitarnya, yang bermaksud menyindir atau menuduh
hal2 yang tidak senonoh terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita
kenal ideas of reference yaitu idea atau perasaan, bahwa peristia tertentu dan
perbuatan2 tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik, tangan nyanyian dan
sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasan rendah diri/ kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya. Sering didapatkan
pada skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik.
i. Waham sistematis
Yaitu waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu,
yang kemudian dibesarkan atau ditambah2 secara sangat api dan sistemik. Walaupun
unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah
terbentuk dan berkembang secara konswensi
Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal. Contoh:
pasien dimata-matai oleh agen rahasia, mafia atau boss

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock. Ed 7)

j. Waham aneh

thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras),
dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
thought insertion or withdrawal (waham penarikan pikiran)
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
thought broadcasting (waham siar pikiran)
isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
thought insertion (waham penanaman pikiran)
isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
delusion of control (waham pengendalian diri)
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
delusion of passivitiy
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
delusional perception
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasnya bersifatmistik atau mukjizat
(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

5. Sebutkan dan jelaskan sifat dari waham!


Sifat dari waham
1. Buah fikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris).
2. Selalu bertentangan dengan realitas.
3. Selalu bertentangan dengan logika (fikiran sehat).
4. Penderita percaya 100% kepada kebenaran penderitanya.
5. Tidak dapat dirubah oleh orang lain , sekalipun dengan jalan
yang logis dan rasional.

(Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I. Kaplan)

6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam halusinasi!

A. Halusinasi
Definisi

Persepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor2 panca indra.(persepsi tanpa
objek).
Jenis

Halusinasi pendengaran
Akoasma: suara2 yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara tegas
Phonema: suara2 yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari
manusia, sehingga penderita menndengar kata2 atau kalimat2 tertentu.
Halusinasi Pengelihatan
Halusinasi visual yg tak jelas: dijumpai pada kelainan cortex cerebra
Halusinasi visual dgn bentuk jelas: dijumpai pada kelainan cortex temporo
parietal.
Halusinasi olfaktorik
Didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus temporalis.
Halusinasi Gustatorik
Halusinasi Taktil
Sering dijumpai pada keadaan toksik misalnya delirium tremens dan adiksi
kokain.
Halusinasi Haptik
Seolah2 tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan manusia
lain atau benda lain(seringkali bercorak seksual).
Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya mengalami
perubahan bentuk dan bergerak sendiri.
Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapannya.
Sumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIP
Halusinasi Hipnagogik
Persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur , biasanya dianggap
sebagai fenomena nonpatologis.
Halusinasi Hipnopompik
Persepsi yang palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap
tidak patologis.
Halusinasi auditoris
Halusinasi visual
Halusinasi olfaktoris
Halusinasi Gustatoris
Halusinasi raba(taktil,raba)
Halusinasi somatic/ halusinasi kinetic
Sensasi palsu tentang suatu hal yang terjadi didalam atau terhadap tubuh paling
sering berasal dari visceral.
Halusinasi liliput
Persepsi palsu dimana benda2 tampak lebih kecil ukurannya (dikenal juga
sebagai Mikropsia).
Halusinasi yang sejalan dgn mood(mood congruent hallucination)
Halusinasi dimana isi halusinasinya adalah konsisten dengan mood yang
tertekan atau manic.
Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent hallucination)
Halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood yang tertekan atau
manic.
Sumber:Sinopsis Psikiatri,Kaplan Dan Sadock.Edisi 7.
7. Bagaimana cara memeriksa fungsi global dari pasien dan penilaiannya?
Meliputi kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan psikologi
Didapatkan 2 :
Angka tertinggi yang dapat dicapai oleh penderita dalam waktu tertentu
Angka terendah dari seseorang yang tidak punya disfungsi/ angka normal terendah

8. Bagaimana proses seseorang bisa menjadi waham?

A. Psikopatologi Waham
Etiologi
Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa hal-hal yang menyebabkan
gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain,
panic, menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah.,
kemungkinan factor herediter.
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa
teori yaitu :
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan
ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang
tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizoprenia
mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian
hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal
di dalam otak dari orang-orang yang menderoita skizoprenia.
c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter yang
dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan
perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Komflik
diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan
menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang
lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi
yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di
masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan
menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima
pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu
membentuk rasa percaya tehadap orang lain.
c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang
lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi
orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme
pertahanan itu pada waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive
dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam
kepribadian.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi pikir
: waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive termasuk
gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive
berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi
buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh
kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan dalam
berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan
dan sebaigainya.

B. Proses terjadinya waham


Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme
ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi
kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran
akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas
dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan
proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil
pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk
meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi
perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat
disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).
Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang
memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat
terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi
sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan
menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang
melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan
untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.

C. Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

D. Gejala- Gejala Waham

Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham
adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali
bila
ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas
diri,
mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap,
kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensori dan kognisi
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki
waham
spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.
Keputusan
terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai
perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

E. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan
dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien
merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
1. Fisik Comforting
klien merasa nyaman dengan kebohongannya
2. Fase Improving
- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
- Proses Terjadinya Waham
- Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
- 1. Fase Lack of Human need
- Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya
ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat
cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi
karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi
juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).
-
- 2. Fase lack of self esteem
- Tidak adanta pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya,
saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang
canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap
memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya
sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support
system semuanya sangat rendah.
- 3. Fase control internal external
- Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
- 4. Fase environment support
- Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
- 5. Fase comforting
- Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya
klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
-
-
- 6. Fase improving
- Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai
yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock. Ed 7)

9. Apa yang dimaksud dengan obat antipsikotik dan macamnya ?Obat antipsikotik
apa saja yang diberikan oleh dokter?
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)
antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis.
Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 325 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya
optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal :
31 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal :
30,5 mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham.


Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat
antipsikotik secara intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat
pada dosis yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus
diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan
klien minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter dan perawat.
Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan
bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson
Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk
menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15
mg/hari
Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik.
Dosis : 75-300 mg/hari.
Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis
awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia
dan ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:
Fenobarbital : 16-320 mg/hari
Meprobamat : 200-2400 mg/hari
Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

Indikasi :
o Ggn psikosis organik dan fungsional
o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)
o Ggn kepribadian
o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik
Kontra indikasi
o Penderita hipersensitif
o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium
o Sindroma neuroleptik malignan
o Ggn berat faal hati,ginjal
o Depresi sumsung tulang,
o ggn darah Kehamilan dll.
Efek samping
o Sedasi dan inhibisi psikomotor
o Ggn otonomik:
o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-defekasi, tio
meningkat mata kabur, hidung tersumbat, ggn irama jantung
o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom parkinson (tremor,
bradikinesia, rigiditas) apabila ada efek samping di ekstra piramidal, diberi
o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik (joundice), ggn
hematologik ( leukopenia, agranulositosis)

10. Pemeriksaan fisik dan laboratorium apa saja yang bisa membantu proses
pemeriksaan pasien ini ?
11. Apa yang disebut dengan stressor, macam dan derajatnya?
Stressor adalah keadaan yang menimbulkan atau memicu stress
STRESSOR (MACAM DAN DERAJAT)
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya stress yaitu :

(1) Faktor Lingkungan


Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress yaitu
ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan
membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat
dengan adanya teknologi yang digunakannya.

(2) Faktor Organisasi


Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu
role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational
leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi
akan mempengaruhi peranan seseorang untuk memberikan hasil akhir yang
ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh orang lain dalam organisasi.
Hubungan komunikasi yang tidak jelas akan dapat menyebabkan komunikasi
yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama
yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap
dan pemikiran antara individu
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut
dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau
peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi.
d. Organizational Leadership
Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316)
dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau
menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan
karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau
menekankan pada hal pekerjaan saja.
(3) Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan
stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Macam-macam stressor:
Stress perasaan : cemas, mudah marah,
rasa sedih, menangis, rasa tidak diperlukan.
Stress fisik : sakit kepala, kelelahan, nyari
diperut, mua-mual, nyeri tidak jelas pada tungkai,
lengan, dada.
Sress mental : kesulitan konsentrasi, gangguan tidur
Perubahan prilaku: terlalu tergantung orang lain,
suka berdebat dan melakukan penolakan

Respeo stressor digambarkan pada 3 tanggapan:


Tanggapan Bahaya (alarm reaction)
Tanggapan Fisik/perlawanan (stage of
resistance)
Tahap kelelahan (Stage of exhaustion)

12. Diagnosis banding skenario

DD
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan
Ggn. Mental halusinosis organic
Organik Sindroma waham organic
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan
Sindroma Putus Zat

Gangguan
Psikotik

Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Ggn. Psikotik Gangguan Paranoid
Fungsional Psikosis Non Organik lainnya

Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan


Skizofrenia
PPDGJ III skizofrenia adalah:
suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan penyakit yg luas
serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik
dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh pe- nyimpangan yg
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg
tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan intelektual
biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan membebani


masyarakat sepanjang hidup penderita, dikarakteristikan dengan disorganisasi
pikiran, perasaan, dan perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994)
System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus parahipokampus)pusat
patofisiologi skozofrenia
Sejarah :
o Emil Kraepelin
Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif yang jelas
(demensia) dan onset yang awal (prekoks)mengalami
perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis
umum berupa halusinasi dan waham.
o Eugen Bleuler
Skizofrenia menggantikan demensia prekoksperpecahan
(schism) antara pikiran, emosi, dan perilaku
Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan dalam
konsep skizofrenia, seperti pada demensia prekoks.
Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi
longgar), afektif, autism, ambivalensi
Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham
o Gabriel Langfeldt
Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua
kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis
skizofreniform
Skizofrenia sesungguhnya (nuclear
skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan emosi,
onset yang perlahan-lahan, derealisasi
Etiologi
o Model diastesis-stres
Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan lingkungan
Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan
yang menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan
gejala skizofrenia
o Factor biologis
Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah
struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia basalis
Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu
banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya
pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, atau
kombinasi mekanisme tsb
Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :
Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood
Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi
Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin hipofifi
anterior
Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya GABA
Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus
Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-gerakan
aneh
o Genetika
o Factor psikososial
Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :
1. Simptom positif
Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi waham,
halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia atau agitasi.
2. Simptom negatif
Ada 5 tipe gejala
Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan intensitas.
Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran dan
produktivitas.
Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.
Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh aktivitas yg
menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.
Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita skizofernia seperti
afek tumpul, penarikan emosi (emosional withdrawal).
3. Simptom kognitif
Yg paling berat dan paling sering
Ganngguan verbal fluency
Ganngguan serial learning
Ganngguan dalam vigilance
Ganngguan eksekutif
4. Simptom agresif dan hostile
Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah pengendalian
impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara fisik aau verbal
terhadap org lain.
5. Simptom depresi dan anxious

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR


A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang dari
sebulan jika pengobatan berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar berupa
mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau lebih suara yang
berbicara (voices conversing).
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan skizofrenia
dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR


1. Tipe Katatonik
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:
a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau stupor)
b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal.
c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.
d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan
stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai) yang menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia.

2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)


Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek tidak
sesuai.
b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

3. Tipe Paranoid
Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)


Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe
katatonik.

5. Tipe Residual
a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku katatonik atau
disorganisasi yang menonjol.
b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh adanya gejala
negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a menuruit DSM IV-TR dari
skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan (misalnya keyakinan yang aneh,
pengalaman persepsi yang tidak lazim).

6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)


Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:
a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung minimal 1
tahun, dapat berupa:
1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik
2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton negative
3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan social
b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)


1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau lebih gejala
kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di bawah ini:
a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau mendiskusikan tentang
pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila semua gejala di
atas tidak ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau
pembicaraan yang tidak relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan berlangsung 1 bulan
atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan apabila penderita masih fase
prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif atau manic
secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi (penyakit otak lain), intoksikasi
atau withdrawal zat.
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-sama secara
seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut dikenal dengan Gangguan
skizoafektif.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III


1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi dan
gangguan persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
halusinasi atau waham harus menonjol
gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik yang tidak nyata
halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap pasien),
atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit, mendenggung atau
bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat
seksual.
Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau kejar.
2. Tipe Hebefrenik (F20.1)
Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah gejala-gejala
tersebut tetap bertahan atau tidak.
Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan proses piker
yang menonjol.
Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of purpose).
3. Tipe Katatonik (F20.2)
a. Jarang ditemukan
b. Criteria diagnosis:
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia
Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme, kegelisahan,
posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas, atau command
outomatisme.
c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.
4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria tipe
paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia.
5. Tipe Residual (F20.5)
a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.
b. Kriteri diagnosis:
Gejala negative skizofrenia yang menonjol
Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang
memenuhi criteria skizofrenia
Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata sangat berkurang dan telah menimbulkan sindrom
negative.
Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia tipe lain
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik yang
nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu, memenuhi
episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

Pola perjalanan skizofrenia menurut PPDGJ III dengan kode lima karakter:
F20.X.0 : berkelanjutan
F20.X.1 : episodic dengan kemunduran progresif
F20.X.2 : episodic dengan kemunduran stabil
F20.X.3 : episodic berulang
F20.X.4 : remisi tidak sempurna
F20.X.5 : remisi sempurna
F20.X.8 : lainnya
F20.X.9 : periode pengamatan kurang 1 tahun

13. Macam-macam terapi pada kasus gangguan jiwa


14. Sebutkan macam-macam terapi psikososial
15. Apa saja gejala gangguan jiwa (macamnya)
Gejala gangguan jiwa
1) Gangguan Kesadaran/conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
a. gangguan kesadaran kuantitatif
- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.
- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap sekelilingnya, apatis,
tetapi masih dapat memberikan jawaban dan reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan, orientasi, dan
pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya sedikit memberikan respon,
dengan tidak acuh atau dengan membuka mata sebentar kemudian tidur lagi.
- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi memerlukan
intensitas yang tinggi.
- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap rangsang dari
luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.
- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap
rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna kelihatan lebih jelas atau
terang.
b. gangguan kesadaran kualitatif
- Stupor, kesadaran yang menyempit.
- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi lihat dan
dengar.
- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-gangguan
asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat,
tercengang dan penuh pertanyaan.
- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti disorientasi diri,
tempat, waktu, dan situasi.
- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan halusinasi, sering
disertai dengan cemas dan takut.
- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti dengan amnesia
sebagian.
- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, tetapi
kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luardan dirinya
sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Gangguan Perhatian
Jenis-jenis gangguan perhatian:
a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya, perhatian
mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Biasanya ditemukan
pada pasien ADHD.
b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu
yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi itu.
c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan sulit
mengenali.
d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga
lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien paranoid dan cemas.
3) Gangguan Emosi
Jenis-jenis gangguan emosi:
a. Afek
- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara
sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang minumbulkannya.
- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya datar, tumpul,
atau dingin.
- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.
- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.
- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.
- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.
b. Mood
- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.
- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.
- Elevated
- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang, mudah
melambung.
- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran.
- Euthymia, yaitu perasaan wajar.
- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.
- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh kegairahan,
perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.
- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul senang
dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4) Gangguan Psikomotor
Jenis-jenis gangguan psikomotor:
a. Katatonia
- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, sekalipun hendak
diubah orang lain.
- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktivitas
menjadi sangat lambat.
- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.
- Posturing
- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan tetapi masih
ada hambatan.
- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.
- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.
- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.
b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.
- Grimace
- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.
- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak
- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak).
- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania (suka
mencabuti rambut sendiri).
c. Negativisme
- Aktif, respon berlebihan.
- Pasif, diam saja.
d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.
5) Gangguan Proses pikir
Jenis-jenis gangguan proses pikir:
a. Bentuk pikir:
- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara kenyataan dengan
fantasi.
- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan pengalamannya
yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan cemerlang tetapi tidak mungkin
realistis.
- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Isi pikir:
- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan tentang isi
pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Macamnya ada waham sistematis
(cemburu, kejar, curiga), bizarre, nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh,
somatik, hubungan.
- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-ulang, biarpun tak
dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak mungkin terjadi.
- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak
dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional
adanya.
- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau
diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.
c. Progesi/jalan pikir:
- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.
- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada hubungannya antara
ide satu dengan yang lain.
- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.
- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-putar tidak
sampai isi.
- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan.
- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide bercampur
dengan ide yang lain.
- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.
- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.
- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.
- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa berhenti.
6) Gangguan Pembicaraan
Jenis-jenis gangguan pembicaraan:
a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.
b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-berhenti.
c. Miskin isi pembicaraan.
d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,
e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.
f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.
g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pertanyaan
pemeriksa.
7) Gangguan Persepsi
Jenis-jenis gangguan persepsi:
a. Halusinasi:
- Auditorik
- Olfaktori
- Gustatorik
- Taktil
- Hipnagogik
- Hipnopompik
- Visual
b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.
c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan.
d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa dirinya
sudah tidak seperti dulu lagi.
8) Gangguan Memori
Jenis-jenis gangguan memori:
a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian atau
seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi pemanggilan
kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu, fausse reconnaissance.
c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.
d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru
e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang dapat
menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.
9) Gangguan Insight/tilikan diri
Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.
Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG

You might also like