Professional Documents
Culture Documents
Step 2
1. Apa kaitan riwayat fibroadenoma dengan kasus skenario(pasien B)?
2. Apa hubungan usia dengan metode kontrasepsi yang dipilih?
3. Macam macam metode kontrasepsi?
4. Faktor pemilihan kontrasepsi?
5. Apa hubungan riwayat servisitis GO dengan kasus skenario (pasien A) ?
6. Apa hubungan riwayat hipertensi dengan metode kontrasepsi yg dipilih?
7. Apa hubungan memakai obat amitriptilin dengan metode kontrasepsi yg dipilih?
8. Bagaimana metode konseling kontrasepsi?
9. Apa alat kontrasepsi yg tepat untuk ibu menyusui?
10. Apa keuntungan dan kerugian dari metode kontrasepsi suntik ?
Step 6
1. Siklus Mentruasi
a. Ovarian Cycle
From the time of birth, there are many primordial follicles under the ovarian
capsule. Each contains an immature ovum (Fig 65). At the start of each cycle,
several of these follicles enlarge and a cavity forms around the ovum (antrum
formation). This cavity is filled with follicular fluid. In humans, 1 of the follicles
in 1 ovary starts to grow rapidly on about the sixth day and becomes the
dominant follicle. The others regress, forming atretic follicles. It is not known
how 1 follicle is singled out for development during this follicular phase of the
menstrual cycle, but it seems to be related to the ability of the follicle to
secrete the estrogen inside it that is needed for final maturation. When women
are given highly purified human pituitary gonadotropin preparations by
injection, many follicles develop simultaneously.
first part of the first meiotic division at about this time and enter a stage of
arrest in prophase in which those that survive persist until adulthood. Atresia
continues during development, and the number of ova in both the ovaries at
the time of puberty is less than 300,000 (Fig 66). Normally, only 1 of these
ova per cycle (or about 500 in the course of a normal reproductive life) is
stimulated to mature; the remainder degenerate. Just before ovulation, the
first meiotic division is completed. One of the daughter cells, the secondary
oocyte, receives most of the cytoplasm, while the other, the first polar body,
fragments and disappears. The secondary oocyte immediately begins the
second meiotic division, but this division stops at metaphase and is completed
only when a sperm penetrates the oocyte. At that time, the second polar body
is cast off, and the fertilized ovum proceeds to form a new individual. The
arrest in metaphase is due, at least in some species, to formation in the ovum
of the protein pp39mos, which is encoded by the c-mos proto-oncogene. When
fertilization occurs, the pp39mos is destroyed within 30 minutes by calpain, a
calcium-dependent cysteine protease.
b. Uterine Cycle
The events that occur in the uterus during the menstrual cycle terminate in
the menstrual flow. By the end of each menstrual period, all but the deep
layer of the endometrium has sloughed. Under the influence of estrogens
from the developing follicles, the endometrium regenerates from the deep
layer and increases rapidly in thickness during the period from the fifth to
16th days of the menstrual cycle. As the thickness increases, the uterine
glands are drawn out so that they lengthen (Fig 67), but they do not
become convoluted or secrete to any degree. These endometrial changes
are called proliferative, and this part of the menstrual cycle is sometimes
called the proliferative phase. It is also called the preovulatory or follicular
phase of the cycle. After ovulation, the endometrium becomes more highly
vascularized and slightly edematous under the influence of estrogen and
progesterone from the corpus luteum. The glands become coiled and
tortuous (Fig 67), and they begin to secrete a clear fluid. Consequently, this
phase of the cycle is called the secretory or luteal phase. Late in the luteal
phase, the endometrium, like the anterior pituitary, produces prolactin, but
the function of this endometrial prolactin is unknown.
layer, the stratum basale, which is not shed, is supplied by short, straight
basilar arteries.
When the corpus luteum regresses, hormonal support for the endometrium
is withdrawn. The endometrium becomes thinner, which adds to the coiling
of the spiral arteries. Foci of necrosis appear in the endometrium, and these
coalesce. There is, in addition, necrosis of the walls of the spiral arteries,
leading to spotty hemorrhages that become confluent and produce the
menstrual flow.
Vasospasm occurs and probably is produced by locally released
prostaglandins. There are large quantities of prostaglandins in the secretory
endometrium and in menstrual blood, and infusions of prostaglandin F2a
(PGF2a) produce endometrial necrosis and bleeding. One theory of the onset
of menstruation holds that in necrotic endometrial cells, lysosomal
membranes break down with the release of enzymes that foster the
formation of prostaglandins from cellular phospholipids.
From the point of view of endometrial function, the proliferative phase of
the menstrual cycle represents the restoration of epithelium from the
preceding menstruation, and the secretory phase represents the
preparation of the uterus for implantation of the fertilized ovum. The length
of the secretory phase is remarkably constant, at about 14 days, and the
variations seen in the length of the menstrual cycle are mostly due to
variations in the length of the proliferative phase. When fertilization fails to
occur during the secretory phase, the endometrium is shed, and a new cycle
starts.
The naturally occurring estrogens are 17-estradiol, estrone, and estriol. They are C18
steroids, ie, they do not have an angular methyl group attached to the 10 position or
a 4-3-keto configuration in the A ring. They are secreted primarily by the granulosa and
the thecal cells of the ovarian follicles, the corpus luteum, and the placenta. The
biosynthetic pathway involves their formation from androgens. They are also formed
by aromatization of androstenedione in the circulation. Aromatase (CYP19) is the
enzyme that catalyzes the conversion of androstenedione to estrone. It also catalyzes
the conversion of testosterone to estradiol.
Theca interna cells have many LH receptors, and LH acts on them via cyclic adenosine
3',5'-monophosphate (cAMP) to increase conversion of cholesterol to
androstenedione. Some of the androstenedione is converted to estradiol, which
enters the circulation. The theca interna cells also supply androstenedione to the
granulosa cells. The granulosa cells only make estradiol when provided with androgens
(Fig 612), and they secrete the estradiol that they produce into the follicular fluid.
They have many follicle-stimulating hormone (FSH) receptors, and FSH facilitates the
secretion of estradiol by acting via cyclic AMP to increase the aromatase activity in
these cells. Mature granulosa cells also acquire LH receptors, and LH stimulates
estradiol production.
The stromal tissue of the ovary also has the potential to produce androgens and
estrogens. However, it probably does so in insignificant amounts in normal
Sumber : DeCherney, Alan H. At al. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics
& Gynecology, Tenth Edition. The McGraw-Hill Companies : USA.
2. Jenis-jenis KB
a. Cara Pakai
Peroral
b. Mekanisme kerja
d. Kerugian
Pil kb tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat
tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil kb.
wanita pemakai pil kb bisa hamil jika secara terus menerus mengkonsumsi
antibiotik (misalnya rifampin, penisilin, ampisilin, tetrasiklin atau golongan sulfa).
ketika mengkonsumsi antibiotik tersebut, selain pil kb sebaiknya ditambah dengan
menggunaka kontrasepsi penghalang (misalnya kondom atau diafragma).
obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan
perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil kb.
untuk mengatasi hal ini, kepada wanita penderita epilepsi yang mengkonsumsi
anti-kejang perlu diberikan pil kb dosis tinggi.
f. Efek Samping
Perdarahan tidak teratur.
sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil kb, jika
tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal
akan berhenti.
beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil kb, mungkin tidak akan
terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya
kesuburan secara permanen.
efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan
pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan
darah dan depresi.
efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat
badan, jerawat dan kecemasan.
penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat
penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil kb
dosis tinggi.
jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil
kb harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala
tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai
dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru.
pil kb dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan
bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian
pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.
mual dan sakit kepala.
1-2% wanita pemakai pil kb mengalami depresi dan kesulitan tidur.
melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).
jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. melasma akan menghilang
secara perlahan setelah pemakaian pil kb dihentikan.
resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil
kb telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. karena itu wanita pemakai pil kb
harus rutin menjalani pemeriksaan pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain
fihak, wanita pemakai pil kb memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker
rahim yang lebih rendah.
B. SUSUK
(www.infosehat.com)
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien
ingin mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implan dipasang
bila ditemukan hal-hal sebagai berikut.
- Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
- Perdarahan yang banyak dan kemaluan.
- Rasa nyeri pada lengan.
- Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
- Ekspulsi dan batang implan.
- Sakit kep ala hebat atau penglihatan menjadi kabur. Nyeri dada hebat.
- Dugaan adanya kehamilan.
C. SUNTIK
a. Cara Pakai
Cuci tangan dg sabundan bilas dg air mengalir, keringkan dg handuk/dinginkan
Buka dan buang tutup kaleng ada vial yang menutupi karet. Hapus karet yang
ada dibagian atas vial dg kapas yang telah dibasahi dg akohol 60-90%. Biarkan
kering(pada Deo Provera/Cyclofem)
Bila menggunakan jaru dan semprit sunti yang telah disterilkan dg DTT, pake
korentang/forse yang telah DTT untuk mengambilnya
Pasang jaru pada smprit suntikan dg memasukan jarum pada mulut semprit
penghubung
Balikan vial dg mulut vial kebawah. Masukan cairan suntik dalam semprit.
Gunakan jarum yang sam untuk menghisap kontrasepsi suntik dan
menyuntikan pada klien
Digunakan intramuskular, setiap bulan
Diulang tiap 4 mgg
7 hari lebih awalresiko gangguan perdarahan
Setelah hari ke 7tidak hubungan 7 hari kemudian atau gunakan kontrasesi
lain
b. Mekanisme kerja
Mengurangi transpot sperma dibagian atas saluran genital(tuba fallopi)
Menganggu pertumbuhan endometrium, sehingga mempersuit proses
implantasi
Mempertebal mukus serviks(mencegqah penetrasi sperma)
c. Keuntungan
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat
- Mengurangi jumlah perdarahanmengurangi anemia
- Mengurangi nyeri haid
- Mencegah kanker rahim dan kanker endometrium
- Mencegah kehamilan ektopik
d. Kerugian
Kontraindikasi
- Hamil atau diduga hami
- Perdarahan pervaginal tak jelas penyebabnya
- Perokok usia>35th
- Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi(>180/110mmHg)
- Riwayat trombo emboli atau DM > 20 th
- Penyakit hati akut
- Keganasan payudara
f. Efek Samping
efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1
tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi medroksiprogesteron tidak
menyebabkan kemandulan permanen.
suntikan kb bisa menyebabkan penambahan berat badan yang sifatnya
ringan. setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang bersifat
sementara.
g. Lama penggunaan
efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1
tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi medroksiprogesteron tidak
menyebabkan kemandulan permanen.
(www.medicastore.com)
KONTRASEPSI KOMBINASI
PIL KOMBINASI
Jenis
monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Cara kerja
Menekan ovulasi.
Mencegah implantasi
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinyaakan terganggu pula.
Manfaat
Memiliki efektifitas tinggi (hampir menyerupai tubektomi), bila digunakan
setiap hari.
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencagah
anemia) tidak terjadi nyeri haid.
Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Keterbatasan
mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari.
Mual, terutama 3 bulan pertama
Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
Pusing
Nyeri payudara
Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif.
Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulakan depresi, dan
perubahan suasana ati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan
seks berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko
stroke, gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.
Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
Tidak mencegah IMS (infeksi menular seksual), HBV, HIV/AIDS
Efek samping
Efek samping
Amenorea (tidak ada perdarahan atau spotting)
Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik)
Perdarahan pervaginam/spotting
SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan
5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem), dan 50 mg
noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan IM
Cara kerja
Menekan ovulasi
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan ) selama tahun
pertama penggunaan.
AKDR
a. Profil
o Sangat efektif , reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun)
o Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
o Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
o Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
o Tidak boleh dipakai oleh perempuan yan terpapar pada Infeksi Menular
Seksual (IMS)
b. Jenis
o AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk T diselubungi oleh
kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan
terdapat dimana-mana.
o AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T(Schering).
c. Cara kerja
o menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
o mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
o AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
o Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
d. Keuntungan
o Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.
Sangat efektif 0,6 0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
o AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
o Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
o Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
o Tidak mempengaruhi hubungan seksual
o Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
o Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
o Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
o Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus(apabila tidak
terjadi infeksi)
o Dapat digunakan sampai menopause(1 tahun atau lebih setelah haid terakhir
).
o Tidak ada interaksi dengan obat-obat
o Membantu mencegah kehamilan ektopik
e. Kerugian
o Efek samping yang umum terjadi:
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan )
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Saat haid lebih sakit.
o Komplikasi lain
Merasakan sakit dan kejang selam 3-5 hari setelah pemasangan.
Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangannya benar)
o Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
o Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan.
o Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan denga IMS memakai
AKDR.PRP dapat memicu infertilitas.
o Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan
AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
o Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
o Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, petugas kesehatan terlatih
yang harus melepaskan AKDR.
o Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera sesudah melahirkan)
o Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal.
o Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam
vagina,sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
h. waktu penggunaan
o setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
o Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
o Segera setelah melahirkan, selama 48jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL).
o Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
o Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
Alamiah
a. Cara penggunaan
Untuk Kontrasepsi
Senggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana
kemungkinan terjadi konsepsi/kehamilan.
a) Mekanisme Kerja
b) Keuntungan
o Aman
o Murah/tanpa biaya
o Dapat diterima oleh banyak golongan agama
o Sangat berguan baik untuk merencankan maupun menghindari terjadinya
kehamilan
o Mengajar wanita, kadang2 suaminya perihal siklus haid
o Tanggung jawab berdua sehingga menambah komunikasi dan kerja sama
c) Kerugian
o Kurang begitu efektif dibandingkan metode2 kontrasepsi lain
o Perlu instruksi dan konseling sebelum memakai metode ini
o Memerlukan catatan siklus haid yang cukup
o Dapat menghambat spontanitas seksual, stress psikologis dan kesulitan2 dalam
perkawinan
o Bila siklus haid tidak teratur dapat mempersulit
o Bila terjadi kehamilan,adanya risiko bahwa ovum/spermatozoanya sudah terlalu
tua.
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam,
atau emboli paru
pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain
pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid
kontraindikasi:
perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi
perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah
abortus),kecuali MOB
Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama
waktu tertentu dalam siklus haid
Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitaliannya.
e) Efek Samping
i. Tidak ada efek samping
f) Lama penggunaan
Macam2
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings/MOB
atau metode dua hari mukosa serviks dan Metode Simtomtermal adalah yang paling
efektif. Cara yang kurang efektif misalnya Sistem Kalender atau Pantang Berkala dan
Metode Suhu Basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini disebabkan
oleh kegagalan yang cukup tinggi (> 20%) dan waktu pantang yang lebih lama. Lagi pula
sudah ada cara lain yang lebih efektif dan masa pantang yang lebih singkat.
Cara penggunaan
Instruksi kepada Klien
Metode Lendir Serviks Billings/Metode Ovulasi Billings (MOB). Anda dapat mengenali
masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina, pengamatan
sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan jari
tangan atau tisu di luar vagina clan perhatikan perubahan perasaan kering-basah.
Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
Untuk menggunakan Metode Ovulasi Billings (MOB) ini, seorang perempuan harus
belajar mengenali Pola Kesuburan dan pola dasar ketidaksuburannya. Untuk
menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,
pasangan diminta secara penuh tidak bersanggama pada satu siklus haid, untuk
mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Kesuburan adalah pola yang terus berubah, dan pola dasar ketidaksuburan
adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikuti
kegiatan hormon-hormon (khususnya Estrogen dan Progesteron) yang mengontrol
daya tahan hidup sperma dan pembuahan. Oleh karena itu, dapat memberi informasi
yang dapat diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Suatu catatan yang sederhana dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan. Suatu
rangkaian kode digunakan untuk melengkapi catatan. Kode ini harus cocok dengan
budaya lokal dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secara luas. Di beberapa
tempat dipakai tempelan/stiker atau tinta berwarna, di tempat lain lebih praktis
membuat kode yang dapat ditulis dengan tangan, ada juga yan mengkombinasikan
keduanya yaitu kode yang ditulis tangan dengan menggunakan pensil berwarna.
Untuk Kontrasepsi/Menghindari Kehamilan
Lendir mungkin berubah pada hari yang sama, periksa lendir setiap kali ke belakang
dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam
sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur (lihat kode di atas) dan beri tanda
pada catatan Ibu dengan kode yang sesuai.
Pantang sanggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga lbu akan kenali hari-hari
lendir, mengenali Pola Kesuburan dan Pola Dasar ke-Tidak-Suburan Ibu dengan
bimbingan pelatih/guru KBA.
Hindari sanggama pada waktu haid. Hari-hari ini tidak aman; pada siklus pendek,
ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid.
Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersanggama selang satu malam (aturan
selang-seling). Ini akan menghindari Ibu bingung dengan cairan sperma dan lendir.
Segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul, hindari
sanggama atau kontak seksual. Hari-hari lendir, terutama hari-hari lendir subur,
adalah tidak aman. (Aturan awal atau "jika hari basah, Ibu akan memperoleh bayi").
Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah
hari puncak; ini adalah hari ovulasi dan adalah hari paling subur.
Setelah hari puncak, hindari sanggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Hari-hari
ini adalah tidak aman (Aturan Puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering, ini
adalah hari-hari aman untuk bersanggama sampai hari haid berikutnya bila ingin
menghindari kehamilan.
Pada siklus yang tidak teratur seperti pascapersalinan atau pramenopause maka perlu
memperhatikan (Pola Dasar ke-Tidak-Suburan) di mana ada waktu 1- 2 hari subur yang
menyelingi di antara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan
bila PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3 hari berturut-turut tanpa
perubahan maka sanggama boleh dilakukan (Aturan Sabar Menunggu/Wait and See
Rule).
Untuk Konsepsi/Mencapai Kehamilan
Bersanggama pada setiap siklus pada hari-hari terdapat lendir yang terasa mulur,
basah, dan licin.
Pakai Aturan Perubahan Suhu
Ukur suhu Ibu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat
tidur) dan catat suhu Ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur KB, Ibu.
Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid Ibu
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang "normal, rendah" (misalnya, catatan
suhu harian pada pola tertentu tanpa suatu kondisi yang luar biasa). Abaikan setiap
suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
Tarik garis pada 0,05 - 0,10 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Ini
dinamakan garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas
garis pelindung tersebut (Aturan Perubahan Suhu).
Untuk Kontrasepsi
Pantang sanggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut
setelah suhu berada di atas garis pelindung (cover line). Masa pantang pada Aturan
Perubahan Suhu lebih panjang dari pemakaian MOB.
Catatan:
Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis
pelindung sebelum memulai sanggama.
Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal Ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersanggama sampai hari pertama
haid berikutnya.
Metode Simtomtermal
Ibu harus mendapat instruksi untuk Metode Lendir Serviks dan Suhu Basal. Ibu
dapat menentukan masa subur Ibu dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
Setelah darah haid berhenti, Ibu dapat bersanggama pada malam hari pada hari kering
dengan berselang sehari selama masa tak subur. Ini adalah Aturan Selang Hari Kering
(Aturan Awal). Aturan yang sama dengan Metode Lendir Serviks.
Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini adalah Aturan
Awal. Aturan yang sama dengan Metode Lendir Serviks. Berpantang bersanggama
sampai masa subur berakhir.
Pantang bersanggama sampai Hari Puncak dan Aturan Perubahan Suhu telah terjadi.
Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang sama sebagai akhir masa subur,
selalu ikuti aturan yang paling konservatif, yaitu aturan yang mengidentifikasi masa
subur yang paling panjang.
Manfaat
1. Kontrasepsi
Dapat digunakan untuk mencapai atau menghindari kehamilan
Tidak ada resik yang berhubungan dengan kontrasepsi
Tidak ada efeksamping sistemik
Murah atau tanpa biaya
2. Nonkontrasepsi
Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami dan istri.
Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan suami istri melalui
peningkatan kominikasi.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. 2003)
Cara penggunaan
Untuk Kontrasepsi
Senggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana
kemungkinan terjadi konsepsi/kehamilan.
Untuk konsepsi/mencapai kehamilan
Senggama direncanakan pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan
siklus (biasanya pada hari ke 10-15), atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan,
ketika kemungkinan besar terjadinya konsepsi.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo . Jakarta)
Efek samping
Tidak ada efek samping
Definisi
Hari-hari kering: Setelah darah haid bersih, kebanyakan Ibu mempunyai 1
sampai beberapa hari ticlak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering,
ini dinamakan hari-hari kering.
Hari-hari subur: Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, Ibu
dianggap subur, ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan
lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks dan hari
subur sudah dimulai.
Hari puncak: Adalah hari terakhir adanya lendir paling licin, mulur, dan ada
perasaan basah.
Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perclarahan (haid). Pakai huruf
K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
Gambar suatu tanda ( (L) ) atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir
subur yang basah, jernih, licin, dan mulur.
Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang
kental, putih, keruh, dan lengket.
(4) Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersanggama selang satu malam
(aturan selang-seling). Ini akan menghindari lbu bingung dengan cairan sperma
dan lendir.
(5) Segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul, hindari
sanggama atau kontak seksual. Hari-hari lendir, terutama hari-hari lendir
subur, adalah tidak aman. (Aturan awal atau "jika hari basah, lbu akan
memperoleh bayi").
(6) Tandai hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur dengan tanda X. Ini
adalah hari puncak; ini adalah hari ovulasi dan adalah hari paling subur.
(7) Setelah hari puncak, hindari sanggama untuk 3 hari berikut siang dan malam.
Hari-hari ini adalah tidak aman (Aturan Puncak). Mulai dari pagi hari keempat
setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersanggama sampai hari haid
berikutnya bila ingin menghindari kehamilan.
(8) Pada siklus yang tidak teratur seperti pascapersalinan atau pramenopause
maka perlu memperhatikan (Pola Dasar ke-Tidak-Suburan) di mana ada waktu
1-2 hari subur yang menyelingi di antara hari-hari tidak subur. lbu harus
mengamati
(9) perubahan ini dan bila lPDTS sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3
hari berturut-turut tanpa perubahan maka sanggama boleh dilakukan (Aturan
Sabar Menunggu/Wait and See Rule).
i) Ukur suhu lbu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelurn bangkit dari
tempat tidur) dan catat suhu lbu pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA
lbu.
ii) Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertarna dari siklus haid lbu
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah (misalnya,
catatan suhu harian pada pola tertentu tanpa suatu kondisi yang luar biasa).
Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demarn atau gangguan lain.
iii) Tarik garis pada 0,05 - 0,1 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Ini
dinamakan garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
iv) Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di
atas garis pelindung tersebut (Aturan Perubahan Suhu).
(KB-Hanafi Hartanto & Panduan Praktis Kontrasepsi)
Kontrasepsi
Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor sanggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium)
Nonkontrasepsi
Berkurangnya risiko kanker ovarium
c. Keterbatasan :
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
Kliien dapt menyesal dikemudian hari
Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum)
Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
Tidak melindungi diri dari IMS
d. Yang dapat menjalani tubektomi :
Usia >26 tahun
Paritas>2
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
Laparoskopi :
Pascakeguguran :
Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilap atau laparoskopi)
Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi
perviks (minilap saja)
h. Komplikasi :
Infeksi luka
Demam pascaoperasi (>38 derajat C)
Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi)
Hematoma (subkutan)
Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang)
Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan
2) VASEKTOMI
a. Batasan
b. Indikasi
Kondom cukup efekktif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai
secara konsisten.
c. MANFAAT
Kontrasepsi
efektif bila digunakan dengan benar
tidak menggangu produksi ASI
tidak menggangu kesehatan klien
tidak mempunyai pengaruh sistemik
murah dan dapat dibeli secara umum
tidak perlu resep dokter
metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
Nonkontrasepsi
memberi dorongan kepada suami isteri untuk ikut ber-KB
dapat mencegah penularan IMS
mencegah ejakulasi dini
KONDOM
SESUAI UNTUK PRIA YANG : TIDAK SESUAI UNTUK PRIA YANG :
Ingin berpartisipasi dalam program Mempunyai pasangan yang berisiko
KB tinggi bila terjadi kehamilan.
Ingin segera mendapatkan alat Alergi terhadap bahan dasar kondom.
kontrasepsi
Ingin kontrasepsi sementara Menginginkan kontrasepsi jangka
panjang.
Hanya ingin menggunakan alat Tidak mau terganggu dengan berbagai
kontrasepsi jika akan berhubungan persiapan untuk melakukan hubungan
seksual.
Berisiko tinggi Tidak peduli barbagai macam
tertular/menularkan IMS persyaratan kontrasepsi.
e. EFEK SAMPING
4) DIAGFRAGMA
Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks
a. JENIS
flat spring (flat metal band)
coil spring (coiled wire)
arching spring (kombinasi metal spring)
b. CARA KERJA
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
c. MANFAAT
efektif bila digunakan dengan benar
tidak menggangu produksi ASI
tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Nonkontrasepsi
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan dengan
spermisida.
Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi.
Keterbatasan
Efektifitas sedang
Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap
berhubungan seksual.
Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasngan.
Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra.
Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.
DIGFRAGMA
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
Tidak meyukai metode Berdasarkan umur dan paritas serta
kontrasepsi hormonal seperti perokok masalah kesehatan menyebabkan kehamilan
atau di atas usia 35 tahun. menjadi berisiko tinggi
Tidak menyukai pemakaian Terinfeksi saluran uretra.
kontrasepsi AKDR
Menyusui dan perlu kontrasepsi Tidak stabil secara psikis atau tidak suka
menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Memerlukan proteksi terhadap Mempunyai riwayat sindrom syok
IMS karena keracunan.
Memerlukan metode sederhana Ingin metode KB efektif
sambil menunggu metode lain.
e. EFEK SAMPING
EFEK PENANGANAN
SAMPING
Infeksi saluran Pengobatan dengan antibiotik
uretra
Dugaan Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca bersenggama
adanya alergi dan tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau pilih
diagfragma atau metode yang lain.
dugaan reaksi alergi
spermisida
Rasa nyeri Cobalah dengan alat yang lebih kecil.
pada tekanan
terhadap kandung
kemih
Timbul cairan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina
vagina dan berbau jia (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien untuk melepaskan
dibiarkan lebih dari diagfragma setelah melakukan hubungan seksual. Setelah
24 jam diangkat, cuci diagfragma dengan hati-hati menggunakan sabun
cair dan air, jangan menggunkan bedak atau talk jika akan
disimpan.
5) SPERMISIDA
Kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak menggangu prosuksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak perlu resep dokter.
Nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
c. Keterbatasan
Efektifitas kurang
Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan.
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap
melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan
hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film)
Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.
d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA SPERMISIDA
SPERMISIDA
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
e. EFEK SAMPING
EFEK PENANGANAN
SAMPING DAN
MASALAH
Iritasi Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya
vagina spermisida, alihkan ke spermisida lain dengan komposisi zat kimia
berbeda.
iritasi penis Periksa IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke
dan tidak nyaman spermisida lain dengan komposisi zat kimia berbeda.
Gangguan Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa
rasa panas di hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke
vagina spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien
untuk memilih metode lain.
Kegagalan Pilih spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau
tablet tidak larut bantu klien untuk memilih metode lain.
6) coitus interuptus
adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasar
kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar pria,
dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang
singkat ini digunakan untuk menarik penis dari vagina.
Keuntungan: cara ini tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan
Kekurangan: untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan penegndalian diri yang
besar dari pria.
Efektivitas cara ini dianggap kurang karena adanya kegagalan yang disebabkan
karena:
Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejaculatory fluid) yang dapat
mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang
Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
Pengeluaran semen dekat vulva dapat menyebabkan kehamilan, karena ada
hubungan antara vulva dengan vagina
7) pembilasan pasca sanggama (postcoital douche) vagina dengan air biasa dengan atau
tanpa tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus merupakan
cara yg telah lama sekali dilakukan.
Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina.
Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermisida serta menjaga keasaman
vagina.
Efektivitas: cara ini mengurangi terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu
sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki
serviks uteri.
pembilasan v
8) perpanjangan masa menyusui anak (prolonged lactation)
sama dengan MAL (Metode amenorea laktasi). Laktasi dikaitkan dengan adanya
prolaktinemi dan prolaktin menekan adanya ovulasi.
Efektivitas: menyusui anak mencegah ovulasi dan memperpanjang masa
amenorea postpartum. Akan tetapi, ovulasi dapat terjadi lagi pada suatu saat, dan akan
mendahului haid pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi, maka konsepsi dapat terjadi
selagi wanita tsb masih dalam keadaan amenorea (hamil kembali setelah melahirkan
sebelum mendapat haid)
9) pantang berkala
cara ini diperkenalkan oleh Kyusaku Ogini dari Jepang dan Hermann Knaus dari
Jerman kira-kira pada waktu yang sama, yaiitu sekitar tahin 1931, sehingga cara ini sering
disebut cara Ogino-Knaus. Mereka bertitik tolak dari hasil penyelidikan bahwa seorang
wanita hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa subur
yang juga disebut fase ovulasi mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah
ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tsb berada dalam masa yang tidak subur.
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan,
ovulasi umumnya terjadi 14 +- 2 hari sevelum hari pertama haid yang akan datang.
Dengan demikian pada wanita yg haid yg tak teratur sulit diperkirakan hari suburnya.
Wanita yang haidnya teratur pun kadang sulit untuk diprediksi, misal karena suatu sebab
(penyakit) sehingga masa ovulasinya dapat telat atau maju dari perkiraan.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada
wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan
fibrosa.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan
wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan adalah kecil
kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
Menurut Sarwono (2005:485) penyakit fibroadenoma adalah penyakit
wanita mudadengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang
berumur 20 25 tahun. Sedangkanmenurut Hacker (2001:487)
fibroadenoma terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan kelenjar,fibroadenoma
ini adalah tumor benigna yang paling lazim ditemukan pada
payudarawanita
2. PENYEBAB
3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa
sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada
mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet
4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih
keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh
stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).
5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini
adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray
pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling
pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah
penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan
mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang
untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian
klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan
ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor
yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan
pengangkatan.
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan
oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang,
termasuk sebagai sexually responsive organ.
Estrogen
adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan
organ dan sistem reproduksi wanita.
Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari kolesterol.
Ada tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan estriol. Hormon
steroid seperti estrogen dapat berdifusi bebas melalui membran
plasma.
Indikasi:
Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama bila berkaitan dengan kecemasan,
tegang, atau kegelisahan. Depresi neurotik.
Kontraindikasi:
- Jangan diberikan pada penderita skizofrenia
- Penderita dengan riwayat aritmia, infark jantung, kelainan jantung bawaan
- Penderita yang peka terhadap antidepresan trisiklik
Interaksi obat
Amitriptilin dapat dipengaruhi oleh obat yang menggunakan enzim 2D6 sitokrom P450,
termasuk antidepresan lain, fenotiazin, carbamazepine, dan antiaritmia kelas 1C; ketika
digunakan bersamaan dengan amitriptilin, penurunan dosis dari salah satu atau kedua
obat perlu dilakukan. Obat lainnya yang menghambat aktivitas enzim tersebut, yakni
cimetidine, quinidine, amiodarone, dan ritonavir, dapat menyebabkan peningkatan efek
dari amitriptilin.
Penggunaan yang bersamaan dengan antidepresan SSRI dapat menyebabkan
peningkatan toksisitas dan seharusnya dihindari (fluoxetine harus dihentikan 5 minggu
sebelum memulai pengobatan dengan amitriptilin). Penggunaan yang bersamaan
dengan clonidine dapat menyebabkan krisis hipertensi dan seharusnya dihindari juga.
Penggunaan bersamaan dengan levodopa dapat menyebabkan penundaan maupun
penurunan absorbsi levodopa maupun hipertensi.
Kadar di dalam darah dan efeknya juga dapat menurun dengan penggunaan yang
bersamaan dengan rifamycins (rifampin, rifapentine, dan rifabutin). Penggunaan yang
bersamaan dengan moxifloxacin dapat meningkatkan risiko efek samping terhadap
sistem kardiovaskuler.
Dapat juga terjadi peningkatan depresi sistem saraf pusat bila digunakan bersamaan
dengan depresan sistem saraf pusat seperti alkohol, antihistamin, clonidine, opioids, dan
sedatif/hipnotik. Barbiturat dapat mengubah efek serta kadarnya dalam darah. Efek
samping adrenergik dan antikolinergik dapat meningkat bila digunakan bersamaan
dengan agen antikolinergik lainnya. Fenotiazin maupun kontrasepsi oral dapat
meningkatkan kadar amitriptilin dalam darah dan dapat menyebabkan toksisitas.
Nikotin dapat meningkatkan metabolisme dan mengubah efek obat.
http://publichealthnote.blogspot.com/2012/02/amitriptyline-amt-amitriptilin.html