You are on page 1of 5

Hambatan-Hambatan pada komunikasi yang efektif

Sejumlah hambatan dapat memperlambat atau mengganggu komunikasi yang efektif.


Pada bagian ini,kita akan menyoroti hal yang paling penting

Penyaringan

Penyaringan (filtering) mengacu pada tujuan memanipulasi informasi oleh si pengirim sehingga
si penerima akan melihatnya menjadi lebih menguntungkan. Seorang manajer yang berbicara
kepada bosnya mengenai hal yang dia rasa ingin didengar bosnya merupakan penyaringan
informasi.

Level yang semakin vertikal dalam hierarki organisasi, maka akan semakin membuka banyak
kesempatan untuk melakukan penyaringan. Tetapi beberapa penyaringan akan terjadi di mana
pun yang terdapat perbedaan status.

Pemilihan Persepsi

Diulas kembali disini karena pemilihan persepsi merupakan hal penting sebab para penerima
dalam proses komunikasi melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan pada kebutuhan
mereka, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para
penerima juga memproyeksikan ketertarikan dan ekspektasi mereka ke dalam komunikasi
seperti mereka akan menguraikan isi pesan mereka.

Informasi yang Berlebihan

Para individu memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses data. Ketika informasi yang
kita miliki harus bekerja melebihi kapasitas pemrosesan kita, maka hasilnya adalah informasi
yang berlebihan. Apa yang terjadi ketika para individu memiliki lebih banyak informasi daripada
yang dapat mereka sortir dan gunakan? Mereka cenderung untuk memilih, mengabaikan,
melewati atau melupakannya. Atau mereka dapat menangguhkan pemrosesan lebih lanjut
hingga situasi yang berlebihan telah berakhir. Dalam beberapa kasus, informasi yang hilang dan
hasil komunikasi yang kurang efektif, membuatnya menjadi lebih penting untuk menangani
kelebihan ini dengan lebih baik.

Emosi

Anda dapat menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda ketika Anda marah atau
putus asa dibanding Anda sedang bahagia. Orang-orang yang berada dalam suasana hati negatif
lebih cenderung untuk mengkritisi pesan dengan lebih terperinci, sedangkan mereka yang
berada dalam suasana hati positif cenderung untuk menerima komunikasi begitu saja. Emosi
yang lebih ekstrem seperti sorak kegirangan atau depresi beresiko menghalangi komunikasi
yang efektif. Dalam kondisi seperti ini, kita akan sangat rentan terhadap mengabaikan rasional
kita dan proses berpikir yang objektif dan berganti dengan penilaian secara emosional.

Bahasa
Bahkan ketika kita sedang bekomunikasi dalam bahasa yang sama, kita-kita dapat berarti
hal-hal yang berbeda dengan orang lain. Umur dan konteks adalah dua dari faktor terbesar yang
mempengaruhi perbedaan-perbedaan tersebut.
Penggunaan bahasa di antara masing-masing orang sangat tidak beragam. Jika kita
mengetahui bagaimana masing-masing dari kita memodifikasi bahasa, kita dapat meminimalkan
kesulitan dalam komunikasi, tetapi kita biasanya tidak mengetahuinya. Para pengirim cenderung
untuk mengasumsikan kata-kata dan istilah-istilah dengan tidak tepat yang mana mereka
pergunakan arti yang sama dengan yang mereka gunakan kepada penerima.
Keheningan
Hal yang mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya komunikasi karena
didefinisikan dengan ketiadaan informasi. Namun, riset menyarankan untuk menggunakan
keheningan dan penangguhan komunikasi adalah hal yang umum dan problematis. Salah satu
studi menemukan bahwa lebih dari 85% para manajer yang melaporkan tetap berdiam diri
terhadap sedikitnya satu permasalahan yang memperoleh perhatian yang signifikan.
Keheningan menjadi kurang dimana opini dari kaum minoritas diperlakukan dengan hormat,
identifikasi kelompok kerja tinggi, dan keadilan prosedural tinggi yang menang. Secara praktik,
hal ini berarti bahwa para manajer harus memastikan bahwa mereka berperilaku dalam hal
suportif ketika para pekerja menyarankan opini-opini yang berbeda atau perhatian, dan mereka
harus memandangnya berdasarkan nasihat.
Kekhawatiran Komunikasi
Diperkirakan 5-20% dari populasi menderita kekhawatiran komunikasi (communication
apprehension) yang melemahkan tenaga atau kecemasan sosial. Orang-orang tersebut
mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam komunikasi secara tertulis,
lisan atau kedua-duanya. Mereka menemukan luar biasa sulit untuk berbicara antar muka
dengan orang lain atau menjadi luar biasa cemas ketika mereka harus menggunaka telepon,
bergantung pada memo, atau e-mail ketika panggilan telepon menjadi lebih cepat dan lebih
sesuai.

Berbohong
Hambatan terakhir terhadap komunikasi yang efektif adalah kesalahan penyajian atas
informasi secara sekaligus atau berbohong. Setiap orang memiliki definisi berbeda mengenai
suatu kebohongan. Dapatkah Anda mendeteksi kebohongan? Literatur menyarankan bahwa
sebagian besar orang sangat tidak ahli dalam mendeteksi penipuan yang dilakukan oleh orang
lain. Permasalahanya adalah tidak terdapat isyarat secara verbal atau nonverbal yang khas
mengenai kebohongan, menghindari pandangan, berhenti sejenak, dan menggeser postur tubuh
juga dapat sebagai tanda dari kegelisahan. Secara jumlah, frekuensi kebohongan dan kesulitan
dalam mendeteksi kebohongan terutama membuatnya menjadi hambatan yang besar bagi
komunikasi yang efektif.

IMPLIKASI GLOBAL
Komunikasi akan sulit terjadi dibawah kondisi yang terbaik.Faktor lintas budaya jelas berpotensial
menciptakan permasalahan komunikasi yang besar.Suatu sikap yang dipahami dan dapat
diterima dengan baik dalam salah satu budaya dapat tidak berarti apapun atau malah berarti
buruk dalam budaya lainnya.

Hambatan-hambatan Budaya
Yang Para peneliti mengidentifikasi sejumlah permasalahan terkait dengan kesulitan Bahasa
dalam lintas budaya.
Pertama adalah hambatan yang disebabkan oleh semantik. Kata-kata dapat
berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda, terutama orang-orang yang berasal
dari budaya nasional yang berbeda. Beberapa kata tidak diterjemahkan di antara budaya-
budaya.

Kedua adalah hambatan yang disebabkan oleh konotasi. Pada beberapa budaya,
bahasa adalah formal; budaya lain, tidak formal. Negosiasi antara AS dan Jepang dapat
menyulitkan karena kata-kata dalam bahasa Jepang hai diterjemahkan iya, tetapi
konotasinya adalah iya, saya sedang mendengarkan bukan iya, saya menyetujuinya.
Ketiga adalah hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada. Pada beberapa
budaya, bahasa adalah formal; pada budaya lain, tidak formal. Dalam beberapa budaya,
perubahan nada bergantung pada konteks: Orang-orang berbicara secara berbeda di
rumah, dalam situasi sosial, dan di tempat kerja.
Keempat adalah perbedaan dalam toleransi untuk konflik dan metode untuk
menyelesaikan konflik. Individu dari budaya-budaya yang individualis cenderung menjadi
lebih nyaman dengan konflik secara langsung dan akan membuat sumber dari
ketidaksepakatan menjadi terbuka dengan jelas. Budaya koletivis cenderung lebih
mengakui konflik secara implisit dan menghindari perselisihan yang sarat emosional.
Konteks Budaya
Budaya-budaya cenderung berbeda dalam keadaan yang mana konteks
mempengaruhi makna yang diambil oleh individu dari komunikasi. Dalam konteks budaya
yang besar, orang-orang sangat bergantung pada isyarat nonverbal dan isyarat
situasional secara halus dalam berkomunikasi dengan orang lain, status resmi
seseorang, kedudukannya dalam masyarakat, serta reputasi yang dibawa cukup berat.
Apa yang tidak dikatakan mungkin merupakan hal yang lebih signifikan dibandingkan
dengan apa yang dikatakan, itu merupakan konteks budaya yang rendah. Mereka pada
dasarnya mengandalkan pada kata-kata yang disampaikan dan ditulis untuk
menyampaikan suatu makna; bahasa tubuh dan gelar yang formal kurang penting.
Pedoman Budaya
Ada banyak hal yang diperoleh komunikasi anatar buadaya dalam bisnis.Aman untuk
mengasumsikan bahwa setiap satu orang dari kita memiliki sudut pandang berbeda yang
dibentuk secara kultural,.
Menurut Fred Casmir kita seringkali tidak berkomunikasi dengan baik dengan orang-
orang diluar budaya kita karena kita cenderung untuk menggeneralisasikan hanya dari
asal budaya mereka semata.karena terdapat begitu banyaknya budaya bagi seseorang
untuk memahami sepenuhnya dan para individu mengintrepretasikan budaya mereka
sendiri secara berbeda.Komunikasi antarbudaya harus didasarkan pada sensivitas dan
mengejar tujuan tujuan umum.
Ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari suatu buadaya yang berbeda apa yang
dapat anda lakukan untuk mengurangi kesalahpahaman?Casmir dan para ahli
menawarkan saran-saran berikut ini.

1. Kenali diri Anda sendiri. Dengan memahami identitas kultural Anda sendiri dan bias
adalah hal yang sangat penting pula kemudian memahami sudut pandang yang unik dari
orang-orang lainnya.
2. Membantu perkembangan sifat saling menghargai, keadilan, dan demokrasi.
Dengan jelas menetapkan lingkungan keadilan dan rasa saling peduli. Hal ini akan
menjadi budaya ketiga Anda bagi komunikasi antarbudaya yang efektif yang melampaui
norma kultural masing-masing orang.
3. Mempelajari Konteks budaya dari setiap orang. Anda akan menemukan lebih banyak
kemiripan atau perbedaan pada kerangka acuan Anda sendiri daripada yang Anda
perkirakan. Namun, berhati-hati untuk tidak mengkategorikan mereka berdasarkan asal
budaya.
4. Ketika terdapat keraguan, dengarkan. Jika Anda menyuarakan pendapat Anda terlalu
awal, Anda akan cenderung untuk menyinggung perasaan orang lain. Anda juga ingin
mendengarkan terlebih dahulu untuk lebih memahami bahasa antarbudaya dari orang
lain dan keakraban dengan budaya lain.
5. Sampaikan kenyataan, bukan interprestasi Anda. Menginterprestasikan atau
mengevaluasi apa yang telah seseorang katakan atau lakukan lebih dipengaruhi oleh
budaya dan latar belakang Anda sendiri dibandingkan situasi yang diamati.
6. Pertimbangkan sudut pandang orang lain. Sebelum Anda mengirimkan sebuah pesan,
tempatkan diri Anda sendiri pada sudut pandang si penerima.
7. Secara proaktif mempertahankan identitas dari kelompok. Seperti kebanyakan suatu
budaya, penetapan patokan umum bagi budaya ketiga untuk komunikasi antarbudaya
secara efektif memerlukan waktu dan pemeliharaan.

You might also like