You are on page 1of 15

MAKALAH

JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1. ADE SURYO MANGAMPE
2. HASNI M. MARSAOLY
3. LILIS SILVIYANTI JAMAL
4. NUR INDAH SARI
5. SUARNI

AKPER MAPPAOUDANG MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa agar dirinya

berhasildengan baik dalam menulis skripsi adalah dikuasainya materi

metodologipenelitian. Agar bisa mengusai materi tersebut maka mahasiswa harus

mempelajari berbagai sumber belajar. Untuk itulah penulis mencoba menyusun

diktat.

Metodologi Penelitian ini agar bisa bermanfaat sebagai sumber belajar

yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Apa yang disajikan dalam diktat ini hanyalah merupakan garis besar materikuliah.

Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang inidiharapkan

hahasiswa membaca berbagai refensi yang relevan, terutama yangbuku-buku

dijadikan acuan dalam penulisan diktat ini.

Penulis menyadari bahwa banyak kelemahan yang terdapat pada diktat ini,baik

yang menyangkut isi, pengungkapan, maupun sistematika penulisan. Untuk itu

saran serta kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan.

Makassar, Oktober 2017

Kelompok 2
1. Desain Penelitian
A. Jenis Desain Penelitian
Agar penelitian berjalan sebagai mana mestinya, rangcangan
penelitian harus disusun dan ditentukan sebelum melakukan penelitian.
Rancangan penelitian secara umum mencakup dari identifikasi
masalah hingga teknik analisis data yang akan dilakukan. Secara
khusus peneliti sering menyebut desain penelitian dengan makna jenis
penelitian yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian.desain penenlitian yang dipilih akan membawa konsekuensi
pada aturan dari desain tersebut. Oleh karena itu pemilihan desain
penelitian harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pemilihan desain yang tepat akan menentukan bobot penelitian yang
dilakukan. Pemilihan desain harus disesuaikan dengan topik penelitian,
dengan memilih yang paling efisien dan dengan hasil yang
memuaskan.

Desain penelitian dapat digolongkan menjadi :


1) Observasional
a) Studi potong lintang (cross sectional)
b) Studi kasus-kontrol (case control)
c) Studi kohort
2) Eksperimental
a) Pra eksperimen
b) Eksperimen semu (Quasi eksperimen)
c) Eksperimen murni (True eksperimen)
3) Desain khusus
a) Uji diagnostik
b) Meta analisis
c) Analisis kesintasan (survival analisis)
B. Studi Potong Lintang
Pada desain potong lintang, peneliti hanya melakukan observasi
dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran
variabel tidak terbatas harus tepat pada waktu bersamaan, namun
mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali
pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan
pengukuran. Studi potong lintang dapat diterapkan pada penelitian
klinis maupun lapangan, baik deskriptif maupun analitik.
Hasil pengukuran studi potong lintang dianalisis dalam tabel 2x2,
sehingga dapat dihitung rasio prevalens yaitu perbandingan antara
prevalens efek pada kelompok subjek yang memiliki faktor risiko
dengan prevalens efek pada kelompok subjek tanpa faktor resiko.

Contoh judul penelitian yang dapat menggunakan desain potong


lintang :
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial di RSU
Banyumas.
2. Hubungsn antara pendidikan oelh orang tuanterhadap kesiapan
menghadapi pubertas pada siswa kelas VI SDN Tursino,
kecamatan kutoarjo, purworejo.
3. Hubungan posisi tidur terhadap tipe kepribadian pada pasien di
bangsal sakura RSUD BMS.
4. Hubungan pemenuhan hak-hak reproduksi remaja dengan perilaku
penyimpangan remaja.
5. Hubungan antara status pekerjaan dengan sikap lansia terhadap
perubahan fisik akibat proses menua.
C. Studi kasus-kontrol
Pada studi kasus-kontrol, observasi atau pengukuran terhadap
variabel bebas dan tergantung tidak dilakukan dalam satu waktu,
melainkan variabel tergantung (efek) dilakukan pengukuran terlebih
dahulu, baru menuntut kebelakang untuk mengukur variabel bebas
(faktor risiko). Studi kasus-kontrol sering disebut studi retrospektif,
karena faktor resiko diukur drngan melihat kejadian amsa lampau
untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko yang dialami.
Studi kasus-kontrol dilakukan dengan cara membandingkan dua
kelompok yaitu kelompok kasus dan kontrol, kemudian ditelusuri
dengan retrospekstif ada tidaknya faktor risiko yang berperan.
Kelompok kasus merupakan kelompok yang tidak menderita penyakit
(efek negatif). Dari masing-masing kelompok dihitung berapa yang
mempunyai faktor risiko positif dan negatif. Hasil pengukuran
dimasukan dalam tabel 2x2, sehingga diperoleh rasio odds (odds ratio).
Odds merupakan perbandingan antara peluang untuk terjadinya efek
dengan peluang untuk tidak terjadinya efek. Odds ratio menunjukkan
berapa besar peran fsktor risiko yang di teliti dalam menimbulkan
penyakit (efek). Nilai idds ratio = 1 berarti bahwa faktor yang diteliti
merupakan faktor risiko, bila > 1 menunjukkan bahwa faktor yang
diteliti merupakan faktor risiko, sedangkan bila < 1, menunjukkan
bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif untuk terjadinya
efek.

Contoh :
Hubungan antara usia Manarche dengan kejadian Ca payudara di
RSU Margondang, purbalingga.
Dari hasil penelitian terhadap 100 kasus Ca payudara, diperoleh 37
pasien mempunyai riwayat usia manarche lambat (setelah 15 tahun)
dan 63 pasien cepat mengalami manarche. Penelitian terhadapat 90
orang sebagai kelompok kontrol, diperoleh 24 orang mempunyai
riwayat manarche lambat dan 66 orang mempunyai riwayat usia
manarchencepat (sebelum usia 12 tahun).
Kemudian hasil penelitian dianalisis dengan tabel 2x2, sebagai
berikut.

Tabel 2. Hasil penelitian tentang hubungan antara usia manarche


dengan kejadian ca payudara di RSU Margondang, purbalingga.

Ca Payudara Ca Payudara
jumlah
positif negatif
Usia manarche
63 a 66 b 129
cepat
Usia manarche
37 c 24 d 61
lambat
Jumlah 100 90 190

Odds ratio = ad/bc


= 63x24 / 66x37
= 0,62

D. Studi Kohort
Kebalikan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan
identifikasi efek, studi kohort dimulai dengan mengidentifikasi faktor
risiko timbulnya efek, yang sering disebut kausa. Selanjutnya secara
prospektif diikuti selama periode waktu tertentu untuk mencari ada
tidaknya efek. Pada studi kohort, terdapat dua kelompok yang
sebanding yaitu kelompok terpajan sebagai subjek yang diteliti dan
kelompok yang ridak terpajan sebagai kontrol.
Hasil pengukuran disusun dalam tabel 2x2, sehingga diperoleh
insidens terjadinya efek pada kelompok terpajan dan kelompok
kontrol. Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif atau risiko insidens,
yaitu perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor
risiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa faktor risiko. Risiko
relatif bermakna sebagai gambaran pendekatan besarnya peran faktor
risiko terhadap kejadian penyakit.
Perbedaan dari ketiga jenis studi observasional tersebut terletak
pada pendekatan waktu yang digunakan, berikut ilustrasinya.

Cross sectional

Kasus-kontrol

Kohort prospektif

Kohort retrospektif

Masa lalu sekarang masa akan datang

Gambar 3. Perbedaan desain penelitian observasional

Contoh penelitian dengan desain kohort :


1. Hubungan antara pemberian PASI dengan timbulnya dermatitis di
pipi pada bayi usia di bawah satu tahun.
2. Hubungan antara diit sarapan pagi dengan indeks prestasi sekolah
pada anak di SDN 1 Karanngsawit, jakarta.
3. Hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan perdarahan post
partum di Bidan Praktik Swasta.
4. Perbedaan akdar asam urat darah pada penduduk di pegunungan
dengan penduduk di pesisir.
E. Rancangan Pra Eksperimen
1. One shot case study
Rancangan ini merupakan rancangan primitif. Sekelompok
subjek diberi perlakuan (X) dan selanjutnay dilakukan pengamatan
(O). Pada rancangan ini tidak ada variabel luar uyang
dikendalikan, sehingga rancangan ini sering dianggap bukan
eksperimen.
() >

2. One group pre and posttest design


Rancangan jenis ini hanya menggunakan satu kelompok
subjek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan.
Perbedaan kedua hasil pengukuran dianggap sebagai efek
perlakuan. Adanya efek maturasi pada subjek dan kondisi lain yang
berpengaruh terhadap validitas internal dan eksternal merupakan
kelemahan desain ini.
O > (x) > O

3. Static group comparison


Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, yang dipilih
tidak secara acak. Kelompok perlakuan (x) dan kelompok kontrol
(-) dilakukan pengukuran satu kali setelah perlakuan. Efek
perlakuan dilihat dari perbedaan pengukuran kedua kelompok.
() >
() >

F. Rancangan eksperimen murni (true experiment) :


1. Rancangan eksperimen sederhana (posttest onlynwith control
group design)
Pada rancangan ini, terdapat randomisasi pada
pengelompokkan subjek. Kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol dapat lebih dari satu kelompok. Kelompok perlakuan dapat
berupa kelompok yang diberi perlakuan dengan dosis bertingkat
atau kombinasi perlakuan yang berbeda. Kelompok kontrol juga
dapat berupa kontrol positif dan kontrol negatif. Pada waktu
tertentu setelah perlakuan diberikan, pengukuran dilakuan semua
kelompok yang dibandingkan. Perbedaan ahsil pengukuran antar
kelompok menunjukkan efek perlakuan. Rancangan ini paling
praktis, sederhana dan cukup adekuat karena sudah dilakukan
randomisasi dan adanya kelompok pembanding.

(x)>
Acak ()>

2. Rancangan eksperimen ulang (pretest-posttest with control


group design)
Rancangan ini merupakan pengembangan dari rancangan
eksperimen sederhana. Pengukuran dilakukan pada dua kelompok,
sebelum (O, dan 3) adn setelah periode perlakuan, (2 dan 4),
sehingga diperoleh empat hasil pengukuran.

1 >()>2
Acak 3 >()>4

3. Rancangan eksperimen salomon (salomon four group design)


Rancangan ini meupakan pengembangan rancangan
eksperimen sebelumnya. Kelompok subjek dibagi menjadi empat
kelompok secara acak. Pada kelompok satu dan dua dilakukan
pengukuran awal, sedangkan kelompok tiga dan empat tidak di
lakukan pengukuran wal. Semua variabel perancu dikendalikan
dalam rancangan modek ini, namun rancangan ini kurang praktis.
1 >()>2
Acak
3 >()>4

()>5
Acak ()>4

G. Rancanga eksperimen semu (Quasi experiment) :


1. Rancangan eksperimen ulang Non-random (non randomized
pretest-posttest with control group design)
Rancangan ini mirip dengan eksperimen ulang (pretest-
posttest control group design), hanya saja pembagian subjek dalam
kelompok tidak dilakukan secara acak, sehingga pengendalian
terhadap variabel pengganggu sangat lemah.

1 >()>2
3 >()>4

2. Rancangan eksperimental seri (time series design)


Rancangan ini memungkinkan observasi pengukuran
dilakukan beberapa kali pada subjek, baik sebelum maupun setelah
perlakuan. Subjek perlakuan sekaligus sebagai kontrol.

()

3. Rancangan eksperimental seri ganda (multiple time series


design)
Rancangan ini merupakan pengembangan dari rancangan
eksperimental seri, sehingga lebih kuat dalam mengendalikan
variabel perancu.
> ()
()

2. Jenis-Jenis Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai sudut padang. Dapat
dilihat dari sudut pandang jenis dan analisis data, berdasarkan tujuannya,
berdasarkan tujuannya, berdasarkan metode, berdasarkan tingkat
eksplanasi, dan pendekatannya.
1. Klasifikasi penelitian berdasarkan jenis dan analisisnya
a. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
pendekatan investigasi yaitu peneliti meenghimpun data dengan
orang-orang di tempat penelitian.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada
gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam
kehidupan manusia yang dinamakannya sebagai variabel. Dalam
pendekatan kuantitatif hakekat hubungan diantara variabel-
variabel dianalis dengan menggunakan teori yang objektif.
2. Klasifikasi penelitian berdasarkan tujuannya
a. Penelitian dasar disebut juga penelitian murni atau penelitian
pokok adalah penelitian yang dipergunakan untuk mengembangkan
teori yang sudah ada atau menemukan teori baru suatu ilmu
pengetahuan, memberikan sumbangan besar terhadap
pengembangan serta pengujian teoeri-teori yang akan mendasari
penelitian terapan. Hasil penelitian dasar mungkin belum dapat
dimanfaatkan secara langsung akan tetapi sangat berguna untuk
kehidupan yang lebih baik. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk
memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori
yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan masalah praktis,
misalnya penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku manusia. Hasil penelitian dasar tersebut saling
digunakan sebagai landasanbagi penelitian terapan.
b. Penelitian Terapan
Penelitian penerapan merupakan penelitian yang dipergunakan
untuk memecahkan masalah yang ada di suatu tempat misalnya
arganisasi, instansi, perusahan. Penelitian terapan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau
untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan
khusus.
3. Klasifikasi penelitian berdasarkan Metode
a. Penelitian Surve
Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
pada responden. Dalam penelitian surve digunakan untuk meneliti
gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Penggalian data jika
menggunkan data jika menggunakan kuisioner, dibuat sejumlah
pertanyaan untuk diisi oleh responden. Wawancara dapat dilakukan
dengan cara tanya jawab secara langsung.
b. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian yang dilakukan untuk mengungkap peristiwa yang sudah
terjadi, dan kemudian menurut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimnbulkan keajaiban tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang berusah mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variebel yang lain yang kemudian variabel lain itu dipicu
oleh keadaan yang terkontrol ketat dengan tujuannya untuk
mencari hubungan sebab akibat antar kedua variabel.
Contoh: penelitian untuk menguji dampak mendengarkan musik
klasik terhadap prestasi belajar siswa. Artinya bahwa musik klasik
menjadi satu-satunya penyebab dan berakibat pada hasil belajar
siswa. Dengan penelitian tersebut akan memunculkan suatu
misalnya dengan adanya musik klasik maka akan meningkatkan
kecerdasan anak.
d. Penelitian Naturalistic
Penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada suatu objek yang
alami dengan cara memberi pemaparan terhadap objek tersebut,
dan penelitinya berperan sebagai instrumen kunci yang akan
membuat pemaparan dan kesimpulan.
e. Penelitian kebijakan
Penelitian yang dilakukan dengan menganalisis masalah-masalah
sosial yang mendasar untuk mengumpulkan informasi secara
komperhensif dan diperuntukan sebagai perumusan kebijakan.
Penelitian ini diharuskan dapat memaksimalkan data agar dapat
memetakan permasalahan dengan seksama dan menyusun berbagai
alternative kebijakan.
f. Penelitian Tindakan
Penelitian yang ditunjukan untuk menemukan metode yang paling
efektif dalam kegiatan sehari-hari dalam instansi, organisasi,
maupun perusahan. Dengan kata lain penelitian ini merupakan
suatu proses perorangan atau kelomppok yang menghendaki
perubahan dan dengan adanya penelitian ini akan menghasilkan
perubahan tersebut dan kemudian menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
g. Penelitian Evaluasi
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu produk,
kejadian, kegiatan yang sudah dijalankan dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya apakah sudah sesuai dengan standar
atau melebihi atau belum.
h. Penelitian Sejarah
Penelitian untuk mengungkap peristiwa-peristiwa di masa lalu,
tujuannya untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lalu
secara sistematis dan objektif., melalui pengumpulan, evaluasi
yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga dapat ditetapkan
menjadi fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan yang
sifatnya tetap masih hipotesa.
4. Penelitian diklasifikasikan berdasarkan Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti secara hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing
variabel, baik satu variebel atau lebih sifatnya independen tanpa
membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabel yang
lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik dan
akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
b. Penelitian kompratif
Penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan
variabel yang lain atau variabel satu dengan standar.
c. Penelitian Asosiatif atau hubungan
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih serta mengetahui pengaruhnya. Dengan
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, mermalkan dan mengontrol suatu
gejala.
5. Penelitian diklasifikasikan berdasarkan pendekatan
a. Penelitian Deduktif
Penelitian deduktif adalah penelitian yang mempunyai sifat umum
menjadi khusus artinya penelitian ini harus diawali dengan adanya
sebuah teori yang sudah ada, kemudian diadakan penelitian untuk
membuktikan teori yang sudah ada tersebut. Penelitian deduktif
biasanya lebih bersifat kuantitatif. Contoh teori: logam ketika
dipanskan akan memuai Hipotesi (dugaan jawaban sementara atas
sebuah masalah yang dikemukakan dalam penelitian): apakah
emas, tembaga, timah, perak, platinum (merupakan jenis logam).
Ketika dipanaskan akan memuai. observasi: menguji apakah emas,
tembaga, timah, perak, platinum, dan sebagainya. Ketika
dipanaskan akan memuai atau tidak. Konfirmasi: ternyata teori
yang ada terbukti setelah diadakan penelitian dengan pendekatan
deduktif ini. Penelitian dengan pendekatan deduktif fapat
digunakan seperti bagan di bawah ini.

Teori

Hipotesis

Observasi

Konfirmasi

Pendekatan dari atas ke bawah

b. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk
membangun sebuah terori berdasarkan hasil pengamatan atau
observasi yang dilakukan secara berulang-ulang dan membentuk
pola yang akan melahirkan hipotesis yang berasal dari pola
pengamatan yang dilakukan dan barulah diperoleh sebuah teori.
Penelitian ini mempunyai sifat khusus menjadi umum. Penelitian
ini lebih bersifat kualitatif untuk mencari data dari berbagai sumber
untuk menciptakan teori baru.. Contoh observasi: emas ketika di
panaskan memuai, tembaga ketika dipanaskan memuai, timah
ketika dipanaskan memuai, dan sebagainya. Pola dan hipotesis:
ketiganya merupakan logam dan ketiganya ketika dipanaskan akan
memuai. teori baru: logam ketika dipanaskan akan memuai
pendekatan induktif dapat digambarkan seperti bangan berikut ini.

Teori

You might also like