You are on page 1of 22

PASAL 2

PEKERJAAN TANAH
2.1 GALIAN

2.1.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan


tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitannya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
fondasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya,
untuk perabuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan
stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan
pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan
beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan
penampang yang sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam. Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi

a) Kelandaian akhir, garis dan fondasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal
tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik, sedangkan untuk gahan
perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan.

b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai
pekerjaan, Kontraktor harus menymhkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil
penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah atau sebelum operasi
pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan.

b) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian ang telah selesai
dikerjakan.

4) Pengamanan Pekerjaan Galian

a) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan


pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.

b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitannya, harus dipertahankan sepanjang
waktu. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitannya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.

Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang
lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
c) Peralatan untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan laimya tidak diijinkan
berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian

2.1.2 PROSEDUR PENGGALIAN

Prosedur Umum

a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu,
batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan
untuk pekerjaan permanen.

b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin


terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Perkerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dihuang dan
diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.

2.1.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Galian Untuk Pembayaran

Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindalikan.

Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali
yang telah disetujui dan gambar Pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi
yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata,
menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam,
penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galiansebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
3. TIMBUNAN

3.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
devasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.

b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini yaitu timbunan biasa;

2) Toleransi Dimensi

a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.

b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

c) Timbunan tidak boleh diliampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm,
atau dalam. lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini,
Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi
Pekerjaan sebelum setiap persetuJuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan :

i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah


dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;

ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada


permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup
memadai.

b) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling
lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya
sebagai bahan timbunan
Contoh masing-masing 50 kg untuk setiap, jenis bahan, satu contoh harus disimpan
oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak;

4) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil

a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus, diperbaiki dengan
menggemburan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan
kembali.

b) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan
dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian
kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.

f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah
seperti yang disyaratkan dalam dalam Spesifikasi ini.

3.2. BAHAN

1) Sumber Bahan

Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi ini.

2) Timbunan Biasa

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah.atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.

3.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila
diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan
yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.

2) Penghamparan Timbunan

a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
3) Pemadatan Timbunan

Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus


dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi.

d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.

i) Timbunan dihampar gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg.

3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Timbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang diperlukan,
diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap
timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan
akhir yang disyaratkan dan diterima Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas
bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak
tidak lebih dari 25 m.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas timbunan yang diukur seperti diumikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran, dimana harga tersebut
harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
SEKSI 4

TIANG PANCANG

4.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan fondasi tiang adalah Komponen struktur berupa tiang yang
terinteraksi langsung dengan tanah yang berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah.

b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang yang
disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. Tiang Pancang uji dan/atau
pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang
pancang yang akan dilaksanakan

c) Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang pancang berikut ini

(1) Tiang Kayu, termasuk Cerucuk.

d. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

4.2 PERSYARATAN

1) Standart Rujukan
Standart Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-4434-1997 : Spesifikasi tian pancang beton pracetak untuk fondasi jembatan ukuran
(300x300, 350x350, 400x400 )mm2 panjang 10-20meter dengan baja
tulangan BJ 24 dan BJ 40
SNI 03-4434-1997 : Tata cara penyambungan tiang pancang beton pracetak penampang
persegi dengan sistem monolit bahan epoxy

AASHTO :
AASHTO M183-90 : Standart Specification for Structural Steel
AASHTO M202M-02 : Steel Sheet Piling
AASHTO M168 84 : Wood Products
AASHTO M133 - 86 : Preservatives and Pressure Treatment Process for Timber.

ASTM :
ATSM A252 : Steel Pipe

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang, Berkaitan dengan Seksi Ini

a) Galian : Seksi 3.1


b) Urugan : Seksi 3.2

3) Toleransi

a) Lokasi Kepala Tiang Pancang

Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.


Penggeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh
melampaui 75 mm dalam segala arah.
b) Kemiringan Tiang Pancang

Penyimpangan arah vertikal atau kcmiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih melampaui
20 mm per meter (yaitu 1 dalam 50).

4) Persyaratan bahan

a) Kayu

Kayu untuk tiang turap, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, harus diberi bahan
pengawet. Tiang turap harus terbuat dari kayu yang digergaji atau ditebang, dengan
sudut-sudut persegi.

Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap
panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya scmua kulit
kayu harus dibuang.

Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan mata kayu,
bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan
AASHTO M133 - 86.

Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu, yang ditunjukkan dalam
Gambar.

b) Sepatu dan Sambungan Tiang Pancang

Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sehagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknis.

5) Persyaratan Kerja

a) Pengajuan Kesiapan kerja


Sebelum memulai suatu Pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Direksi Teknis hal-hal sebagai berikut:

1) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.

2) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama
dengan peralatan yang akan digunakan.

3) Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan kapasitas


tiang pancang Apabila penumbukan menggunakan peralatan yang, diusulkan oleh
Penyedia Jasa.

4) Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode
pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang
diusulkan.

5) Persetujuan tertulis dan Direksi Teknis. Untuk pengajuan tersebut di atas harus diper-
o1eh terlebih dahulu sebelum memulai setiap Pekerjaan pemancangan.
4.3 PELAKSANAAN

1) TIANG PANCANG KAYU

a) Umum

Semua tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diijinkan.

b) Kepala Tiang Pancang

Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang


harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang
pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap
panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya
yang lebih efektif.

Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberli bahan pengawet sebelum pur
(pile cap) dipasang.

Apabila tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan
untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong; pada atau di bawah
permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.

Apabila digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam
dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga. dapat memindahkan gaya. Tebal
beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.

c) Sepatu Tiang Pancang

Tiang pancang harus dilengkapi dehgan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung
tiang selama pemancangan, kecuali Apabila seluruh pemancangan dilakukan pada
tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan
pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindanri tekanan yang berlebihan selama
pemanecangan.

e) Pemancangan

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberinan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu
berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan
bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

f) Penyambungan

Apabila diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang
atau lebih permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang koritak seluas seluruh penampang tiang pancang.
Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas
menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung.
Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus
dihindarkan.
1) PEMANCANGAN

a) Umum

Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang
tersebut dapat mencmbus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai
daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.

Apabila elevasi akhir kepala, tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka bahan harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian
khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar
batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.

Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan
kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tcmpa atau besi non-magnetik
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi,
katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak
dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus
dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat Scmua
pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Teknis atau wakilnya, dan palu
pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dan Direksi Teknis atau wakilnya.

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu.
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, atau ditentukan dengan peng-
ujian pembebanan sampai mencapal ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak
kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurang-
kurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh
lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
dipenintahkan oleh Direksi Teknis setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi
tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Teknis.

Apabila ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Teknis dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Direksi Teknis dapat mengubah rancangan bangunan
bawah jembatan Apabila dianggap perlu.

Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidraulik..
berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang
beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh
kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 Kg
dan minimum 2.2 Ton.Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaul 2,5 meter atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. Alat pancang dengan jenis Drop
Hammer, diesel atau hidroulik yang disetujui, harus mampu memasukkan tiang
pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap pukulan pada 150 mm dan akhir
pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari
rumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan oleh Penyedia Jasa. Energi total
alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan. Kecuali untuk tiang
pancang beton sebagaimana disyaratkan di bawah ini.

Alat pancang drop hammer , diesel atau hidraulik yang dipakai memancang tiang
pancang beton harus mempunyai energi per pukulan untuk. setiap gerakan penuh dari
pistonnya tidak kurang dari 635 kg.

Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh
yang lebih kecil harus digunakan Apabila terdapat kerusakan pada tiang pancang.
Contoh-contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :

(1) Apabila terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditcm-
bus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
(2) Apabila terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi
yang dalam terjadi pada setiap penumbukan.

(3) Apabila tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya akan mendapat


penolakan akibat batu atau tanah yang benar-benar tak dapat ditcmbus lainnya.

Apabila serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan


terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan
harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus
setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika
digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap
harus dilakukan sesuai dengan Butir 7.6.7.(7).

Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat
dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan
penyebabnya harus dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum
pemancangan dilanjutkan.

Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton


yang berumur kurang dari 7 hari. Apabila pemancangan dengan menggunakan
palu yang memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi,
maka Penyedia Jasa harus menyediakan palu yang lebih besar dan/atau
menggunakan Water jet atas biaya sendiri.

b) Penghantar Tiang Pancang (Leads)

Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat memberikan


kebebasan bergerak untuk palu dan penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau
palang yang kaku agar dapat memegang tiang pancang selama pemancangan. Kecuali
jika tiang pancang dipancang dalam air, penghantar tiang pancang, sebaiknya
mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang pancang
panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya digunakan untuk
pemancangan tiang pancang miring.

c) Bantalan Topi Tiang Pancang Paniang (Followers)

Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat
mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Direksi Teknis.

d) Tiang Pancang Yang Naik

Apabila tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala
tiang pancang harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang
berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai aldbat pemancangan
tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kcmbali sampai kedalaman atau
ketahanan scmula, kecuali jika pengujian pemancangan kcmbali pada tiang pancang
yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan.

e) Pemancangan Dengan Pancar Air (Water Jet)

Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seijin Direksi Teknis dan dengan
cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung tiang
pancang yang telah selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap struktur
yang berdekatan.

Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel scmprot haruslah
sekedar cukup untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang tersebut
dan bukan untuk membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 5 kg/cm2 sampai 10
kg/cm2 tergantung pada kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan,
untuk mengalirkan air yang tergenang, pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang
diperlukan tercapai, maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang
dengan palu sampai penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran di samping tiang
pancang harus diisi dengan adukan semen setelah pemancangan selesai.

f) Tiang Pancang Yang Cacat

Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang


berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton, pembe-
lahan, pecahnva dan kerusakan kayu, atau deformasi baja. Manipulasi tiang pancang
dengan memaksa tiang pancang kcmbali ke posisi yang sebagaimana mestinya,
menurut pendapat Direksi Teknis, adalah keterlaluan, dan tak akan diijinkan. Tiang
pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan
dalam Butir 7.6. L(l 0) dan sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknis.

Apabila pemancangan ulang untuk mengcmbalikan ke posisi scmula tidak memungkin-


kan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi scmula, atau tiang
pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Teknis.

g) Catatan Pemancangan (Calendering)

Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh
Direksi Teknis dan Penyedia Jasa harus membantu Direksi Teknis dalam menyimpan
catatan ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran
panjang actual, tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada
saat penumbukan terakhir, energi pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang
pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.

h) Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang

Kapasitas dari dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus
disimpan. Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis.

erWH W+n2Wp
Pu = ------------------------- X ---------------
S + (C1 + C2 + C3)/2 W+ Wp

Pu
PA = --------
N

Dimana :

Pu : Kapasitas daya dukung batas (ton)


Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
ef : Efisiensi palu
er = 1,00 untuk palu diesel
ef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol
W : Berat palu atau ram (ton)
WP : Berat tiang pancang (ton)
n : Koefisien restitusi
n = 0,25 untuk tiang pancang beton
H : Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H' untuk palu diesel (H' = tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau "set" (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)
C2 : Tekanan s cmentara yang diij inkan u ntuk deformasi elastis dari batang t iang
pancang (m)
C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gcmpa pada lapangan (in)
N : Faktor Keamanan

Nilai C1 + C2 + C3 harus diukur selama pemancangan.

Tabel 7.6.3-1 Nilai Efisiensi Palu (ef)

Jenis Palu Efisiensi (ef)

Drop Hammer 0,75 - 1,00

Single acting Hammer 0,75 - 0,85

Doble acting Hammer 0,85

Diesel Hammer 0,85 - 100

Tabel 7.6.3-2 Nilai Koefisien Restitusi ( n)

Material n

Tiang Pancang kayu 0,25

Bantalan kayu diatas tiang pancang baja 0,32

Bantalan kayu pada tiang pancang baja 0,4

Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu tiang beton dengan


bantalan 0,5

Palu besi cor diatas tiang pancang beton tanpa topi 0,4

Tabel 7.6.3-3 Nilai K1 - Nilai perdekatan Elastik Kepala Tiang Pancang dan Topi Tiang Pancang

K1 (mm)
Tegangan Pemancangan pada kepala
Bahan tiang pancang

3,5 7,0 10,5 14,0


2 2 2 2
N/ mm N/ mm N/ mm N/ mm

Tiang atau pipa baja

langsung pada kepala tiang baja 0 0 0 0

Langsung pada Kepala Tiang Kayu 1 1 3 5

Tiang pancang beton pra cetak dengan topi setebal (75-


100)mm 3 6 9 12,5
Topi baja yang mengandung paking kayu untuk tiang baja H
atau tiang baja pipa 1 2 3 4
Cap Blok terdiri dari 5 mm bahan fiber diantara dua pelat baja
10 mm 0,5 1 1,5 2
4.3.1 PENGENDALIAN MUTU

TIANG PANCANG KAYU

1) Jaminan Mutu

Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan
dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3
dan 7.4 dari Spesifikasi ini.
2) Penerimaan bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek / memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada butir 7.6.24

3) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Semen, agregat dan baja tulangan harus disimpan sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi
7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini. Unit-unit beton bertulang atau pratekan dan unit-unit baja harus
ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada
penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kcmarau,
akibat beban dari unit-unit tersebut. Apabila unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan,
maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan.
Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar
dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran
panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.

4) Tiang Uji (Test Pile)

Direksi Teknis dapat memerintahkan untuk melaksanakan tiang uji, Apabila dianggap perlu
untuk mengetahui dengan pasti daya dukung dan jenis pondasi pada setiap pada setiap
jcmbatan. Penyedia Jasa akan melengkapi dan melaksanakan tiang

Apabila diperintahkan oleh Direksi Teknis, tiang uji harus diuji dengan pengujian pembebanan
sesuai dengan ketentuan dari Butir 7.6.1.(3) dari Spesifikasi ini.

Setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis, pemancangan tiang uji harus dilanjutkan
sampai diperintahkan untuk dihentikan. Pemancangan tiang uji melampaui kedalaman telah
ditentukan diperlukan untuk menunjukkan bahwa daya dukung tiang pancang masih terus
meningkat. Penyedia Jasa selanjutnya harus melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang
belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Penyedia Jasa harus mengikuti
daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk sisa panjang yang harus diselesaikan
dalam struktur.

Jumlah tiang pancang yang diuji akan ditentukan oleh Direksi Teknis, tetapi jumlah ini tidak
kurang dari satu atau tidak lebih dari cmpat untuk setiap jcmbatan. Tiang Uji dapat
dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi, dan dapat menjadi bagian dari Pekerjaan
yang permanen.
5) Pengujian Pembebanan (Loading Test)

Percobaan pembebanan harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Teknis.
Penyedia Jasa harus menyerahkan detil gambar peralatan pembebanan yang akan
digunakannya kepada Direksi Pekeijaan untuk mendapat persetujuan.

Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga memungkinkan penambahan beban tanpa
menyebabkan getaran terhadap tiang uji.

Apabila cara yang disetujui ini membutuhkan tiang (jangkar) tarik, tiang tarik scmacam ini
harus dan jenis dan diameter yang sama dengan pipa yang permanen dan harus dilaksanakan di
lokasi pipa permanen tersebut. Tiang dan selongsong pipa yang dinding-dindingnya tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban percobaan bila dalam keadaan kosong,
harus diberi penulangan yang diperlukan dan beton yang dicor sebelum dilakukan
pembebanan. Beban-beban untuk pengujian pembebanan tidak boleh diberikan sampai beton
mencampai kuat tekan minimum 95 % dan kuat tekan beton berumur 28 hari. Apabila Penyedia
Jasa menghendaki lain Penyedia Jasa dapat menggunakan semen dengan kekuatan awal yang
tinggi (high-early-strength-ccment), jenis III atau IIIA untuk beton dalam tiang pengujian
pembebanan dan untuk tiang tarik.

Peralatan yang disetujui dan cocok untuk mengukur beban tiang dan penurunan tiang pancang
dengan akurat dalam setiap peningkatan beban harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Peralatan tersebut harus mempunyai kapasitas keda tiga kali beban rancangan untuk tiang yang
akan diuji yang ditunjukkan dalam Gambar. Titik referensi untuk mengukur penurunan
(settlement) tiang pancang harus dipindahkan dari tiang uji untuk menghindari scmua
kcmungkinan gangguan yang akan terjadi. Scmua penurunan tiang pancang yang dibebani
harus diukur dengan peralatan yang memadai seperti alat pengukur (gauges) tekanan, dan harus
diperiksa dengan alat pengukur elevasi.

Peningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap penambahan beban diberikan dan setiap
interval 15 menit setelah penambahan beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah
50 % beban yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus menyebabkan penurunan
tetap (permanent settlement) tidak lebih dari 6,5 mm yang diukur pada puncak tiang. Beban
pengujian harus dua kali beban rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar.

Beban pertama yang harus diberikan pada tiang pereobaan adalah beban rancangan tiang
pancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan sampai mencapai dua kali beban rancangan
dengan interval tiga kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam
interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penambahan penurunan kurang dan
0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat penambahan beban sebelumnya. Apabila
kekuatan tiang uji untuk mendukung beban pengujian diragukan, penambahan beban harus
dikurangi sampai 50 % masing-masing beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi Teknis
agar kurva keruntuhan yang halus dapat digambar. Beban pengujian penuh harus dipertahankan
pada tiang uji dalam waktu tidak kurang dan 48 jam. Kcmudian beban ditiadakan dan
penurunan permanen dibaca. Apabila diminta oleh Direksi Teknis, pembebanan diteruskan
melebihi 2 kali beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampai tiang
runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang pancang dapat dianggap
runtuh bila penurunan total akibat beban melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi
6,5 mm.

Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban yang digunakan harus


disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang tarik dapat digunakan untuk struktur Apabila
oleh Direksi Teknis dianggap masih memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yang
tidak dibebani harus digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang setelah digunakan
sebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak memenuhi ketentuan untuk digunakan dalam
struktur, harus segera disingkirkan Apabila diperintahkan oleh Direksi Teknis, atau harus
dipotong sampai di bawah permukaan tanah atau dasar pondasi telapak mana yang dapat
dilaksanakan.

Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi Teknis.
Untuk tiang dengan diameter lebih dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang dari satu dan
tidak lebih dari tiga untuk setiap jcmbatan; untuk tiang dengan diameter kurang dari dan
sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk setiap 30 tiang.

Penyedia jasa harus membuat laporan untuk setiap pengujian pembebanan. Laporan ini harus
meliputi dokumen-dokumen berikut ini :

Denah pondasi
Lapisan (stratifikasi) tanah
Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan Gambar diameter piston dongkerak
Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan kordinat untuk penurunan
(settlcment) dalam desimal mm.
Tabel yang menunjukkan pembaeaan alat pengLikur tekanan dalam atmosfir. beban
dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata dimana scmua itu merupakan fungsi dari
waktu (tanggal dan jam).

Apabila kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui kurang dari
beban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang atau diperbanyak sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.

6) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Apabila toleransi yang diberikan dalam Butir 7.6.1.(6) telah dilampaui, maka Penyedia
Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu oleh Direksi
Teknis dengan biaya sendiri.

b) Setiap tiang pancang yang rusak akibat eaeat dalam (intcmal) atau pemancangan tidak
sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang scmestinya atau dipancang di
bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Direksi Teknis,
harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

e) Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi Teknis dan dikerjakan
atas biaya Penyedia Jasa, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi berikut ini :

1) Penarikan kcmbali tiang pancang yang rusak dan penggantian dengan tiang
pancang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang diperlukan.

2) Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang pancang yang cacat
atau pendek. Perpanjangan tiang pancang dengan cara penyambungan, seperti
yang telah disyaratkan di bagian lain dari Seksi ini, untuk memungkinkan
pencmpatan kepala tiang pancang yang sebagaimana mestinya dalam pur (pile
cap).
7.6.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran

a) Cerucuk

Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah batang untuk penyediaan dan
pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis.

b) Pengadaan Tiang Pancang

Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak
(bertulang atau pratekan) harus diukur dalam meter kubik dari tiang pancang yang
disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Tiang pancang
baja diukur dalam kilogram dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai
panjang dari setiap ukuran dan jenisnya, Dalam segala hal, Jenis dan panjang yang
diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, disediakan sesuai
dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi im dan disusun dalam kondisi baik di
lapangan dan diterima oleh Direksi Teknis. Kuantitas dalam meter kubik atau kilogram
yang akan dibayar, ten-nasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh
Direksi Teknis, tetapi tidak tcm-lasuk parijang yang disediakan menurut pendapat
Penyedia Jasa.

Tiang pancang yang disediakan oleh Penyedia Jasa, termasuk tiang uji tidak diijinkan
untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya oleh Direksi
Teknis, yang tcmyata kcmudian hilang atau rusal, sebelum penyelesaian Kontrak
selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan, dan akan yang diperintahkan
oleh Direksi Teknis untuk disingkirkan dari tempat pekeiJaan atau dibuang dengan
cara lain.

Apabila perpanjangan tiang pancang diperlukan, panjang perpanjangan akan dihitung


dalam meter kubik atau kilogram, dan akan diukur untuk pembayaran.

Baja tulangan dalam beton, penyetelan, sepatu dan penyambungan Apabila diperlukan,
acuan tidak akan diukur untuk pembayaran.

Apabila Penyedia Jasa mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang dari yang
diperlukan, sebagaimana. seluruh panjang baja tulang untuk memudahkan
pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang harus dibongkar
agar supaya batang baja tulangan itu dapat dimasukkan ke dalam struktur yang
mengikatnya.

c) Pemancangan Tiang Pancang

Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai junilah
meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang
telah selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang
pancang sampai sisi bawah pur (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh
panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan
tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam. tanah.

2) Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per
satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan atau
baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang
diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung
(casing), scmua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan scmua biaya lain yang
perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari Pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

7.6.(1) Pondasi Cerucuk, Penyediaan & Pemancangan Batang


SEKSI 5

PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG

5.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan Pasangan Batu kosong adalah komponen dari susunan batu tanpa
mortar semen sebagai pengikatnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Bronjong adalah
komponen struktur dari susunan batu yang dibungkus dengan anyaman kawat.

b) Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan Yang disetujui sesuai dengan
detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini

b) Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan. lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan terhadap
erosi dikehendaki.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan Untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang tidak termasuk dalam
Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Teknis setelah
peninjauan kembali rancangan awal selesai dikerjakan menurut Seksi 1.9 Spesifikasi
ini.

5.2 PERSYARATAN
1) Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat


SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles
SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil Chlorida)

AASHTO:
AASHTO M279 03 : Metalic-coatid,Steel WovenWire Fence Fabric
AASHTO T 65M/T 65 : Mass (Weight) of coating on iron and steel articles with zinc or zinc
alloy coating
ASTM :
ASTM A 641/AA 641 M : Zinc-Coated ( Galvanized) Carbond Steel Wire.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9


b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1
c) Drainase Porous : Seksi 2.4
d) Galian : Seksi 3.1
e) Timbunan : Seksi 3.2

3) Toleransi

a) Ukuran batu 85% minimal ukurannya sama


b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40%
c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar -5% dan +5% sedangkan terhadap panjang-3% dan +
3%

4) Persyaratan Bahan

a) Kawat Bronjong
1) Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASTHO M279 -03 type Z, dan
ASTM A641/AA641M. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.

2) Karakteristik kawat bronjong adalah :

Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG


Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG
Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

3) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam enam teranyam


dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat
sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh
kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat
harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sanibungan yang
diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.

3) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi


yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim
ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

b) Batu

Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :

a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35%.

b) Berat isi kering oven lebih besar dani 2,3.

c) Penyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.

d) Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesiuni suifat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus ukuran.- dari 10 %.

Ratu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40
kg dan memiliki dimensi minimum 300 nim. Direksi Teknis dapat memerintahkan batu
yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

c) Landasan

Landasan haluslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam butir
2.4.2.(4), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat
hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati
pasangan batu kosong atau bronjong.

d) Adukan Pengisi (Grout)

Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton fc 15
Mpa atau K175 seperti yang disyaratkan dalam Seksl 7.1 dari Spesifikasi ini.

5) Peryaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja

1) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Butir 7.10.2.(4) di bawah.

2) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
5.3 PELAKSANAAN

1) Persiapan

Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 3.1, Galian, termasuk kunci pada tumit yang
diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan
Butir 2.4.3.2) dari Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh
Direksi Teknis sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan Bronjong

a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum
pengisian batu ke dalam. kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat
seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima. paling sedikit dua lilitan
kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan.
Paling sedikit 15 em kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir
dan dibengkokkan ke dalam keranjang.

b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan
rongga seminimal mungkin. Apabila tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya,
dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang. Keranjang
selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu
yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu
pada anyaman.

c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir
penarik pada permukaan atasnya dan diikat.

d) Apabila keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat
berselang seling.

3) Penempatan Pasangan Batu Kosong

Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu kosong harus
dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian parit di
titik lereng. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai
dengan panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan
pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap permukaan
lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang
disyaratkan. Pembentukan batu tidak diperlukan Apabila batu-batu tersebut telah bersudut,
tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu terbesar
berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang Iebih besar harus Juga ditempatkan pada
bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.

4) Penimbunan Kembali

Seperti ketentuan dari Seksi 3.2, Timbunan.

5) Penepatan Pasangan Batu Kosong yAng Diisi Adukan

Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditempatkan.
Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya batu yang baru
akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada lereng dan dipadatkan
sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan
pasangan batu kosong yang diperlukan.

Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu keeil, sedemikian
hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat dan rapi dengan
ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut.

Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi
Teknis.
Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang, dari 3 hari setelah
selesai dikerjakan.

5.4 PENGENDALIAN MUTU

1) Penerimaan bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek /
memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada butir 7.10.2.4)

5.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dani masing-masing keranjang bronjong
atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
2) Dasar Pembayaran

Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Kontrak per
satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk pemasokan,
pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujlan
dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dan
pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
7.10.(3) Bronjong Meter Kubik
PENUTUP

1. Untuk pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pemborong dan tidak tercantum dalam bestek,
pelaksanaannya dapat dilakukan atas dasar petunjuk direksi.

2. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan dinyatakan kata kata
diadakan oleh pemborong, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan pembaharuan ini
perkataan tersebut tetap dianggap dimuat dalam bestek.

3. Pekerjaan pekerjaan yang nyata menjadi pembangunan ini, tetapi tidak diuraikan atau
dimuat dalam bestek ini dan diselenggarakan serta diselesaikan secara mufakat oleh
pemborong dan harus dianggap seakan akan pekerjaan ini diuraikan dan dibuat dalam bestek,
untuk menuju pekerjaan lengkap dan sempurna menurut direksi.

4. Demikian rencana kerja dan syarat syarat ini dibuat untuk dijadikan pedoman dan harus
ditaati oleh pemborong dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Disiapkan Oleh :

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

Ir. ALYONO
NIP. 19610624 199503 1 001

You might also like