You are on page 1of 1

Lapangan

Bekapai dan Handil


Penemuan Lapangan Bekapai pada tahun 1972 adalah peristiwa bersejarah
bagi TOTAL E&P INDONESIE. Lapangan tersebut meliputi wilayah seluas
20km2 di lepas pantai Kalimantan Timur di Selat Makassar. Instalasi ditem-
patkan di permukaan laut dengan kedalaman 30 m, dimana pada tahap
pertama dibuat terapung. Kemudian dianti dengan anjungan sumur majemuk
(multi well platform) yang terhubung dengan anjungan pemrosesan pusat
dan anjungan sarana tempat tinggal

Hingga saat ini lebih dari 100 reservoar telah ditemukan di Bekapai pada
kedalaman antara 1300 hingga 2500 meter. Hingga akhir tahun 2006 telah
dilakukan pengeboran 76 sumur di 9 anjungan sumur majemuk (multi well
platform), dimana 17 diantaranya masih aktif hingga kini. Tingkat produksinya
saat ini dalah 1.500 BPOD minyak dan 8 MMSCFD gas, atau setara dengan
2.750 boepd.

Lapangan minyak Bekapai saat ini dianggap telah matang, Pada akhir tahun 2006 telah dilakukan pengeboran lebih dari 350
mengingat sekitar 95% dari cadangannya yang dapat sumur di Handil, dimana produksi saat ini mencapai 23.000 BPOD
diperbaharui telah diekstraksi, namun pengeboran sumur-sumur dan 130 MMSCFD gas well head. Produksi kumulatif hingga akhir
baru selama tahun 2007 menunjukkan bahwa lapangan tersebut 2006 adalah sebesar 850 MMbbl minyak (termasuk kondensat)
masih memiliki potensi dan 1.771 TCF gas well head.

Lapangan Handil terletak di daerah rawa-rawa, yang akan Handil juga diperkirakan telah mencapai titik jenuh, mengingat
terendam sebagian saat air pasang, di Delta Sungai Mahakam. 95% potensi kandungan minyaknya telah diekstraksi.
Wilayah ini ditumbuhi hutan nipa-nipa yang lebat. Dengan wilayah Direncanakan pada tahun 2010 akan dimulai suatu program
seluas 40 km2, dibutuhkan tongkang pengeboran khusus untuk percobaan untuk menguji kemampuan injeksi polimer/ surfaktan
daerah rawa-rawa (swamp barge rigs) di lapangan Handil untuk untuk mengekstrak minyak yang tersisa, yang tidak dapat
mengebor sumur-sumur deviasi di pesisir kepulauan. dilakukan dengan metode produksi konvensional.

Cadangan utama terkonsertrasi pada kedalaman antara 1.500


dan 2.700 meter, dimana kandungan hidrokarbon tersebar dalam
lapisan kompleks yang terdiri dari 500 kandungan pasir delta
pada kedalaman antara 400 dan 3.200 meter. Pengeboran
mencapai hasil yang menjanjikan pertama kali pada bulan Maret
1974, disusul produksi 15 bulan kemudian, dengan produksi
tertinggi sebesar 200.000 BPOD pada bulan maret 1977.

Guna mempertahankan tingkat produksi, TOTAL E&P INDONESIE


menerapkan metode injeksi air (water injection) terlebih dahulu,
baru diikuti dengan sembur buatan (gas lift), mengingat penyusu-
tan yang semakin cepat. Pemulihan tersier melalui injeksi gas ke
dalam cadangan yang digenangi air juga mulai digunakan sejak
tahun 1996; lalu pada tahun 2001 digunakan pula air injection
untuk menguji suatu teknik baru peningkatan produksi minyak.

[ print on your own ] Oktober 2008 01

You might also like