You are on page 1of 14

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pewarnaan Ziehl

Pewarnaan mula-mula dikembangkan oleh Paul Erlich pada tahun 1882 sebagai zat warna
utama menggunakan anilin oil metil violet, peluntumya asam khlorida (HCI) dan zat warna
lawannya bismarc brown Y. Erlich menemukan bahwa bakteri tuberkel (Mycobacterium
tuberculosis) sesudah diwarnai dengan pewarna anilin dan kemudian ditangani dengan asam,
tidak kehilangan warnanya. Metode ini dikembangkan oleh Ziehl (1882) mengganti anilin
dengan fenol, dan Neelsen (1883) menggunakan karbol fukhsin sebagai anilin dan asam sulfat
(H2SO4) sebagai pengganti asam khlorida (HCI). Perkembangan selanjutnya, sebagai peluntur
zat warna utama adalah asam alkohol dan sebagai zat warna lawan adalah metilen biru. Metode
pewarnaan ini disebut Ziehl Neelsen, sesuai dengan nama peneliti yang mengembangkannya.
Komposisi dari pewarna Ziehl Neelsen terdiri dari:
1. Karbol fukhsin
Karbol fukhsin adalah campuran antara fenol (C6H50H) dan fukhsin basa
(C20H19N3.HCI) larut dalam campuran air-alkohol-fenol,umumnya digunakan dalam
prosedur pewarnaan mikobakteri yang memiliki kandungan asam mikolat yang cukup tinggi
pada dinding selnya. Sifat-sifat dari karbol fukhsin adalah :
a. Mudah menembus lapisan lemak
b. Mewarnai bagian inti dan sel bakteri
c. Mempunyai afinitas yang tinggi terhadap sel bakteri yang mengandung asam mikolat
2. Asam Alkohol 3%
Asam alkohol yang digunakan disini adalah campuran antara HCI pekat dan etanol 96%,
3 ml HCI pekat dilarutkan dengan etanol 96% sebanyak 97 ml. Larutan ini digunakan sebagai
dekolorisasi pada pewarnaan Ziehl Neelsen.
3. Metilen biru
Zat warna yang biasanya digunakan sebagai indikator, pada bidang ilmu biologi metilen
biru (C16H18N3CIS) digunakan sebagai pewarna dalam pewarnaan. Larutan metilen biru
dapat digunakan untuk mewarnai RNA atau DNA. Metilen biru bersifat sedikit beracun dan
tidak merusak rantai asam nukleotida pada proses pewarnaan.
Metilen biru yang digunakan pada pewarnaan Ziehl Neelsen adalah Metilen biru 0,3%
yang dibuat dengan melarutkan 0,3 gram serbuk metilen biru dengan aquades sebanyak 100
mililiter.
Prosedur pewarnaan tahan asam yang paling tua, pewarnaan Ziehl Neelsen mensyaratkan
bahwa pewarna karbol fukhsin dipanasi sampai beruap selama proses pewarnaan. Zat
dekolorisasi adalah campuran asam hidroklorida pekat dan alkohol 96% dan zat warna
tandingannya adalah metilen biru. Pewarnaan ini tergolong pewarnaan differensial karena
dapat membedakan bakteri yang tahan asam dan yang tidak tahan asam. Sediaan apus bakteri
yang sudah difiksasi dipanasi dengan karbol fukhsin, didekolorisasi dengan HCI-alkohol 3%,
mikobakteri dan nokardium tidak akan melepas warnanya sesudah diperlakukan dengan asam.
Hal tersebut disebabkan karena kadar asam-asam mikolat pada dinding sel sangat tinggi yang
membuat sel mikobakteri nampak seperti lilin dan bersifat hidrofob.
Pewarnaan metode Ziehl Neelsen mempunyai prinsip dasar yaitu proses penyerapan zat
warna dilakukan dengan bantuan pemanasan, untuk memudahkan penyerapan warna karbol
fukhsin dengan melunakkan lemak atau lilin BTA, sehingga karbol fukhsin terikat erat pada
dinding sel BTA. Karbol fukhsin yang berwarna merah akan lebih mudah larut dalam fenol
dibanding dalam air atau alkohol asam, dan fenol lebih mudah larut dalam lemak atau lilin
dari pada dalam air. Mudah dimengerti bahwa bakteri-bakteri tahan asam yang banyak
mengandung lemak atau lilin dalam keadaan panas sangat mudah menyerap basic fuksin dan
fenol, tapi sangat tahan karena memang sifatnya yang sangat tahan terhadap pencuci asam.
Apabila bakteri diwarnai dengan karbol fukhsin sambil dipanaskan 90C selama 4 menit
maka lapisan lilinnya akan menjadi lunak dan zat warna dapat menembus masuk kedalam sel.
Setelah dingin zat warna tersebut akan terikat erat oleh dinding sel, dan tidak luntur pada
pencucian dengan alkohol asam, bakteri tersebut bersifat tahan asam. Pada pemberian zat
warna lawan (metilen biru) bakteri ini tetap berwarna merah dengan latar belakang biru atau
hijau. Sebaliknya bakteri yang tidak tahan asam zat warna utamanya akan luntur pada waktu
pencucian dengan alkohol asam, sehingga zat warna lawan dapat memberi warna pada sel.
Metode pewarnaan yang direkomendasikan pada Program Penanggulangan TB Nasional
saat ini adalah metode pewarnaan Ziehl Neelsen.
b. Mycobacterium tuberculosa
Morfologi Mycobacterium tuberculosis
Meskipun terdapat berbagai jenis bakteri/basil, namun basil tuberkulosis (Mycobacterium
tuberculosis: TB) merupakan penyebab utama dari tuberkulosis di seluruh dunia.
Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh
Robert Koch. Bakteri ini juga disebut abasilus Koch.
Bakteri ini merupakan bakteri yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-

paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Bakteri ini berbentuk seperti batang lurus atau agak lonjong dengan ukuran 0,2-0,4 1-4 um, tidak membentuk

spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Selain itu, Mycobacterium

tuberculosis mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada proses pewarnaan. Oleh karena itu bakteri tuberkulosis disebut pula sebagai Bakteri Tahan

Asam (BTA). Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, serta protozoa

Isospora dan Cryptosporidium.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Monera
Filum Actinobacteria
Ordo Actinomycetales
Famili Mycobacteriaceae
Genus Mycobacterium
Spesies Mycobacterium tuberculosis

Bakteri ini tumbuh dengan lambat. Pada medium buatan, koloni tampak setelah lebih
kurang 2 minggu bahkan terkadang setelah 6-8 minggu. Temperatur optimum bakteri ini
adalah 37 dan tidak dapat tumbuh pada suhu 25 atau lebih dari 40. pH optimumnya
6,4-7,0.
Mycobacterium akan mati jika berada dalam lingkungan bertemperatur 6 selama 15-20
menit, juga jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak, Mycobacterium
tuberculosis dapat bertahan 20-30 jam. Bakteri yang berada dalam percikan bahan dapat
bertahan hidup 8-10 hari. Bakteri ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat
disimpan dalam lemari dengan suhu 20 selama 2 tahun. Dalam jaringan tubuh bakteri ini
dapat dorman, tertidur lama selama beberapa tahun.
Mycobacterium tahan terhadap berbagai khemikalia dan desinfektan antara lain phenol
5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan NaOH 4%. Bakteri ini dihancurkan oleh jodium
tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80% akan hancur dalam 2-10 menit.
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), peptidoglikan, dan
arabinumanna. Lipid inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam (asam alcohol)
sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisis. Bakteri dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena bakteri berada dalam sifat dormant
(bakteri tidak berkembang biak, seolah-olah bakteri telhmati). Dari sifat dormant ini kuman
dapat bangkit kembali dan menjadi penyakit tuberkulosis menjadi aktif lagi. Sifat lain dari
bakteri ini ialah aerob (hidup dalam suasana yang kaya akan oksigen). Sifatini menunjukkan
bahwa bakteri lebih menyenangi jaringan yang tinggi akan kandungan oksigennya. Dalam hal
ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga
bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis.
Pada jaringan, basil tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4
x3m. Jika sudah terwarnai dengan bahan celup dasar, organism ini tidak dapat
diwarnaidengan alcohol. Tanpa menghiraukan pengobatan iodine. Basil tuberculosis sejati
detandai dengan tahan asam, yaitu 95% etil alcohol mengandung 3% asam hidroklorat
dengan cepat menghilangkan semua warna bakteri kecuali mikobakterium. Sifat tahan asam
ini tergantung pada integritas selubung yang terbuat dari lilin. Tekhnik pewarnaan Ziehl-
Neelsen digunakan untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam. Dinding bakteri terdiri dari
beberapa komponen, yaitu lipid, protein, dan polisakarida. Dinding sel mikobakterium dapat
menginduksi reaksi hipersensitivitas lambat dan beberapa resistensi terhadap infeksi serta
dapat menggantikan seluruh sel mikobakterium pada adjuvant Freud. Kandungan sel
mikobakterium hanya membangkitkan reaksihi persensitivitas lambat pada binatang yang
sebelumnya tersensitisasi.
Mikobakterium kaya akan lipid, yang terdiri dari asam mikolat (asam lemak rantai
panjang C78-C90), lilin, dan fosfat. Di dalam sel, lipid banyak terikat dengan protein dan
lipopolisakarida. Muramil dipeptida (dari peptidoglikan) yang membuat kompleks dengan
asam mikolat dapat menyebabkan pembentukan granuloma; fosfolipid penginduksi nekrosis
kaseosa. Lipid dalam beberapa hal bertanggung jawab pada sifat tahan asamnya.
Penghilangan lipid dengan menggunakan asam yang panas menghancurkan sifat tahan asam
bakteri ini,yang bergantung dari integritas dinding sel dan adanya lipid-lipid tertentu. Sifat
tahan asam juga dapat dihilangkan setelah sonikasi sel mikobakterium. Analisis lipid
olehkromatografi gas menunjukkan pola yang dapat membantu klasifikasi spesies yang
berbeda.Strain virulen basil tuberkel membentuk serpentine cords mikroskopik; pada
bentuk ini basil tahan asam tersusun dalam untai parallel. Pembentukan cord berkaitan dengan
virulensi. Sebuah factor cord telah diekstraksi dari basil virulen dengan petroleum eter.
Faktor ini menghambat migrasi leukosit, menyebabkan granuloma kronis, dan dapat
berfungsi sebagai adjuvan imunologik. Setiap tipe mikobakterium mengandung beberapa
protein yang membangkitkan reaksi tuberkulin. Protein berikatan dengan wax fraction can
setelah injeksi, akan menginduksi sensitivitas tuberkulin. Protein ini juga dapat merangsang
pembentukan berbagai antibody. Mikobakterium mengandung berbagai polisakarida. Peran
polisakarida dalam pathogenesis penyakit manusia tidak jelas. Polisakarida tersebut dapat
menginduksi hipersensitivitas tipe cepat dan dapat berperan sebagai antigen dalam reaksi
dengan serum pasien yang terinfeksi.
c. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang mengelilingi bakteri dalam
paru.Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas terutama menyerang penyakit parenkim
paru.Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang
terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular
melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara
Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi Tb paru yaitu menurut Depkes (2007)
yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak,
selaput jantung (pericardium),kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada Tb Paru:
Tuberkulosis paru BTA positif Sekurang -kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya
Tuberkulosis paru BTA negatif Kriteria diagnostik Tb paru BTA negatif harus
meliputi: Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif. Foto toraks
abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis. Tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk
diberi pengobatan.
3. Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan
sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:
Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan (4 minggu).
Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan
telah dinyatakan sembuh tetapi kambuh lagi.
Kasus setelah putus berobat (default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif
Kasus setelah gagal (failure)
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif
pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan
Kasus lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam kelompok ini termasuk
kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan (Depkes RI, 2006)

Epidemiologi
Umur
Tb Paru Menyerang siapa saja tua, muda bahkan anak-anak. Sebagian besar penderita Tb
Paru di Negara berkembang Berumur dibawah 50 tahun. Data Tb paru di negara berkembang
banyak terdapat pada umur produktif 15 - 29 tahun. Penelitian Rizkiyani pada tahun 2008
menunjukkan jumlah penderita baru Tb Paru positif 87,6% berasal dari usia produktif (15-54
tahun) sedangkan 12,4 % terjadi padausia lanjut (55 tahun)
Jenis Kelamin
Penyakit Tb Paru menyerang orang dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan.Tb paru
menyerang sebagian besar laki-laki usia produktif
Status gizi
Status nutrisi merupakan salah satu faktor yang menetukan fungsi seluruh sistem tubuh
termasuk sistem imun.Sistem kekebalan dibutuhkan manusia untuk memproteksi tubuh
terutama mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh `mikroorganisme Bila daya
tahan tubuh sedang rendah, kuman Tb paru akan mudah masuk ke dalam tubuh. Kuman ini
akan berkumpul dalam paru -paru kemudian berkembang biak.Tetapi, orang yang terinfeksi
Etiologi
Penyakit Tb paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Sumber penularan adalah penderita
tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau
droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.Setelah kuman tuberkulosis masuk ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tuberkulosis tersebut dapat menyebar dari
paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran
langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Seseorang
terinfeksi tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.
Diagnosis tuberkulosis paru
Ditegakkan melalui pemeriksaan gejala klinis,mikrobiologi, radiologi, dan patologi klinik.
Pada program tuberkulosis nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama Pemeriksaan lain seperti radiologi, biakan dan uji kepekaan
dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak
dibenarkan mendiagnosis tuberkulosis hanya berdasarkan pemeriksaan foto
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru,sehi
ngga sering terjadi overdiagnosis
Gejala
Gejala sistemik/umum
Penurunan nafsu makan dan berat badan.Perasaan tidak enak (malaise), lemah.Demam tidak
terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Gejala khusus
Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara
nafas melemah yang disertai sesak.Jika ada cairan dirongga pleura(pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
INTERPRETASI HASIL
a. Hasil Mikroskop

Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis


(Pewarnaan Ziehl-Neelsen) (Lowenstein Jensen)

Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease), yaitu pembacaan
hasil yang digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dalam buku Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2008, yaitu :
TEMUAN LAPORAN
Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100
BTA negatif
lapang pandang
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
Tulis jumlah BTA yang
pandang.
ditemukan/100 lapang pandang.
Ulang pembuatan dan pembacaan sediaan baru.
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang
1+
pandang
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang.
2+
Periksa minimal 50 lapang pandang.
Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang.
3+
Periksa minimal 20 lapang pandang.
Catatan:
Jika 1-3/100 lp, ulang dengan dahak baru.
Jika tetap : laporkan negatif.
Jika 4-9/100 lp laporkan positif

b. Pembahasan
Bakteria Mycobacterium tuberculosis ini disebut sebagai bakteria tahan asam. Sifat
tahan asam ini merupakan ciri yang khas dan penting dalam membedakan mikobakteria
dengan bakteria lain. (Beberapa spesies aktinomiset juga tahan asam). Pada bakteria tahan
asam, pewarna fenol mempunyai kelarutan yang tinggi di dalam sel dibandingkan dengan
pewarna lainnya. Oleh karena itu, apabila bakteria yang telah diwarnai diberi penghilang
warna (HCl alkohol 3%), warna tidak hilang, dikarenakan pada bakteria tahan asam, namun
pada bakteri tak tahan asam pewarna tersebut hanya masuk ke dalam sel dan kemudian dapat
terlepas dari sel bila diberikan penghilang warna
Pewarnaan Ziehl-Neelsen digunakan untuk mengidentifikasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri tahan asam, salah satu contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Hasil
pewarnaan Ziehl-Neelsen akan mengidentifikasikan :
1. Bakteri tahan asam baru akan terkarakterisasi setelah pewarnaan dan pemberian asam
alkohol, hasilnya berwarna merah.
2. Bakteri tidak tahan asam hasilnya adalah berwarna biru karena dekolorisasi pada
pewarnaan pertama oleh asamalkohol, jadi perlu diberi pewarnaan kedua berupa counter
stain. Sifat tahan asam pada bakteri tahan asam disebabkan karena dinding selnya terdiri atas
peptidoglikan, arabinogalaktan, dan lipid (50%nya tersusun atas asam mikolat). Asam
mikolat merupakan asam lemak ranai panjang yang terdiri atas 3490 karbon. Pewarnaan
Ziehl-Neelsen terdiri dari ZNA (merah) (Basic fusion, Alcohol, Fenol, Aquades), ZNB
(tidak berwarna) (HCl, Etil alcohol), dan ZNC (biru) (Methylen blue, Aquades).

DAFTAR PUSTAKA DARI SEMUANYA

1. Hiswani. TUBERKULOSIS MERUPAKAN PENYAKIT INFEKSI YANG MASIH


MENJADI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT. Medan : Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya. Tahun 2012.
2. Siti AD. Stop! Tuberkulosis. In: Rahmatia RD, penyunting. Cetakan Pertama. Bogor:
Bogor Publishing House; 2011. Hal; 1-51
http://www.who.int/tb/NEJM_Zumla_Raviglione_et_al.pdf.
3. current concepts Tuberculosis. Alimuddin Zumla, M.D., Ph.D., Mario Raviglione, M.D.,
Richard Hafner, M.D., and C. Fordham von Reyn, M.D.
4. http://eprints.undip.ac.id/44615/3/2.pdf
5. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf
6. Misnadiarly. Pemeriksaan Laboratorium Tuberkulosis dan
Mikobaktehum Atipik. Dian Rakyat. Jakarta. 2006. hal. 70-83.
7. Yamin, G., dkk. Buku Panduan Diagnosis Tuberkulosis secara
Laboratorium dengan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak. IMVS, AusAID-Australian
Government. 2004. Hal 6, 25 - 6, 35 37
8. Konman, E.W., dkk. Diagnostic Microbiology, Ed-3, Campany East Washington Square
Philadelphia, United State of America. 1995. Hal 535 - 546.

You might also like