You are on page 1of 12

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sekeras apapun usaha kita untuk menjaga kesehatan secara sungguh-sungguh selama masa
kehidupan dewasa, kita pasti mulai mengalami masa tua pada saat tertentu. Meskipun kita sulit
menentukan kapan dimulainya proses penuaan, namun usia tua secara teoritis dimulai antara usia
60/65 tahun sampai meninggal dunia.
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan kesehatan
kepada semua orang yang memiliki usia dan karakter yang berbeda sehingga dalam merawat
kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah
unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70
tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

Tujuan
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Pengertian lansia
2. Permasalahan lansia
3. Tugas perkembangan lansia
4. Pengkajian pada lansia
5. Diagnosa keperawatan pada lansia
6. Perencanaan
7. Implementasi
8. Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR LANSIA
Pengertian
Lansia bukan suatu penyakit melainkan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres. Walau bukan penyakit
tetapi kondisi ini dapat menimbulkan masalah fisik, sosial dan mental. Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Permasalahan pada Lansia
a) Duka Cita
b) Menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit
c) Berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan
makanan
d) Ketidakstabilan berjalan dan jatuh. Faktor yg sering menimbulkan jatuh:
i. Faktor intrinsik:
Kondisi medik & neuropsikiatri
Gangguan penglihatan & pendengaran
Perubahan fungsi neuromuskuler pd jalan dan reflek postural karena ketuaan
ii. Faktor Ekstrinsik :
Obat-obatan
Pemakaian alat bantu untuk ambulasi yg tidak tepat
Lingkungan yg membahayakan
e) Psikologis & seksual pada lansia, misal:
i. Jatuh cinta di usia senja
ii. Kesepian
iii. Menopouse
iv. Andropouse (menopause pada pria)
v. Ejakulasi dini
vi. Impotensi (disfungsi ereksi)
vii. Emosi labil
Tugas Perkembangan Lansia
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
biologis, imperative (saling menguatkan), budaya dan aspirasi serta nilai-nilai keluarga. Menurut
Carter dan Mc Goldrick (1988), tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah sebagai
berikut :
a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b) Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun dan masa pensiun
c) Mempertahankan hubungan perkawinan
d) Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
e) Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
f) Melakukan life review masa lalu
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga dan
orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan yang tepat bagi
lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut memiliki semangat untuk hidup serta
melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia meskipun usianya
telah lanjut. Adapun tugas lansia dalam masa perkembangan nya adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
b) Mempersiapkan diri untuk pension
c) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d) Mempersiapkan kehidupan baru
e) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan social/masyarakat secara santai
f) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


Pengkajian
Pengkajian meliputi aspek :
1. Fisik
a. Wawancara :
Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat, buang air besar atau buang air kecil
Kebiasaan gerak badan, olahraga senam lanjut usia
Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
Masalah seksual yang dirasakan
b. Pemeriksaan fisik :
System persarafan
1. Kesismetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak
a. Tidak semua orang menjadi senile
b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan dan dilatasi
5. Ketajaman penglihatan meurun karena menua :
a. Jangan diuji di depan jendela
b. Gunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi kacamata
6. Gangguan sensorik
7. Ketajaman pendengaran
a. Apakah menggunakan alat bantu dengar
b. Tinnitus
c. Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri
Sistem Kardiovaskular
1. Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apical
3. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit atau nyeri
6. Edema
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Asupan diet
3. Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung, adanya pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, inkontinisia alvi
Sistem Genitourinaria
1. Urin (warna dan bau)
2. Distensi kandung kemih, inkontinisia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)
3. Frekuensi, tekanan atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
a. Kurang minat melakukan hubungan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
d. Dorongan atau daya seks menurun
e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya kecacatan sosial yang mengarah keaktifitas seksual
Sistem Kulit
1. Kulit
a. Temperatur dan tingkat kelembapan
b. Keutuhan kulit : luka terbuka dan robekan
c. Turgor (kekenyalan kulit)
d. Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan umum
Sistem Muskuluskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
c. Ketidakadekuatan gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a. Ambulasi dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis

2. Sosisal Ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g. Siapa saja yang bisa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada
3. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

4. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stress yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan yang akan dating
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses piker, alam perasaan, orientasi,
dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
Diagnosa Keperawatan
Kategori diagnose keperawatan gerontik ada empat :

1. Diagnosa keperawatan actual

a. Kurang pengetahuan mengenai kondisi , perawatan, pengobatan berhubungan dengan kurang


informasi mengenai penyakit
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmauan untuk melakukan mibilisasi
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik (Pengalas kaki)
d. Harga diri randah berhubungan dengan keadaan social ekonomi yang kurang
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (perlukaan mukosa gaster) , benjolan pada
anus, factor vertebra
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terjaga di malam hari , ansietas dengan keadaan
g. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret
h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
masukan makanan yang tidak adekuat dan rangsangan muntah
i. Immobilisasi berhubungan dengan penurunan fungsi system tubuh
j. Konstipasi berhubungan dengan penurunan mobilisasi lambung

2. Resiko / resiko tinggi

a. Resiko jauh berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi fisik, keterbatasan penglihatan


b. Resiko kesepian berhubungan dengan kehilangan anggota keluarga
c. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan
d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah , melena
e. Resti terhadap regimen terapeutink inefektif b.d komplikasi, obat obatan , perawatan lanjutan

3. Sehat sejahtera (wellness); diagnose yang mengarah kepada potensial perbaikan

Contoh ; potensial komunikasi efektif , potensial peningkatan derajat kesehatan

4. Sindrom ; kumpulan diagnose actual. Biasanya diagnose syndrome ini di tegakkan apabila

pada satu pasien terdapat lebih dari lima diagnose actual.


Perencanaan Keperawatan
Perencanaan dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami oleh lansia dengan tujuan
agar lansia, keluarga, dan petugas kesehatan terutama perawat, baik yang melakukan perawatan
di rumah maupun di panti, dapat membantu lansia dan lansia sendiri dapat berfungsi seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak
bergantung pada orang lain.
Tujuan dari perencanaan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peran gizi pada usia lanjut adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan
memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan penyakti yang umum
terjadi pada usia lanjut, sehingga usila dapat mencapai hari tua yang sehat dan tetap aktif.
Gangguan nutrisi yang bisa terjadi pada usila dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologik dan
sosial. Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna dan kurang
nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap atau buruk, rasa penuh diperut dan sukar
buang air besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan menyebabkan nafsu makan usia
lanjut berkurang.
Perubahan peran dan situasi pada usia lanjut dapat menyebabkan timbulnya kecemasan dan putus
asa yang dapat menyebabkan usia lanjut menolak makan atau makan secara berlebihan.
Masalah gizi yang sering timbul pada usia lanjut adalah kelebihan gizi (obesitas, malnutrisi),
kekurangan gizi (anoreksia, penurunan BB), kekurangan vitamin, dan kelebihan vitamin.
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan
Kecelakaan sering terjadi pada lansia antara lain jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan kebakaran. Hal
ini berkaitan dengan proses penuaan di mana fleksibilitas dari kaku mulai berkurang, ditandai
dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri pada sendi-sendi. Situasi tersebut
menyebabkan lansia tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan baik. Disamping itu, penurunan
kondisi fisik seperti penglihatan dan pendengaran membuat usia lanjut kurang bisa mengamati
situasi sekitarnya sehingga mereka rentan terhadap kecelakaan.
c. Memelihara kebersihan diri
Akibat dari proses penuaan, sebagian lansia mengalami kemunduran ataupun motivasi untuk
melakukan perawatan diri secara teratur. Bisa juga kurangnya perawatan diri ini disebabkan
karna penurunan daya ingat pada usia lanjut sehingga tidak dapat melakukan kegiatan kebersihan
diri secara teratur. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan lansia pada usia muda. Jika pada usia
muda mereka orang yang rapi dan bersih, maka biasanya mereka akan tetap melakukan aktifitas
perawatan diri dengan baik (jika tidak ada batasan fisik).
d. Memelihara keseimbangan tidur dan istirahat
Pada umumnya usila mengalami gangguan tidur karena proses penuaan. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
Menyediakan atau memberikan waktu/tempat tidur yang nyaman
Mengatur lingkungan yang kondusif (ventilasi, suara)
Melatih lansia untuk melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
melenturkan otot-otot
Memberikan minuman hangat sebelum tidur
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
Masalah yang umum ditemukan pada usia lanjut yaitu penurunan daya ingat, pikun, depresi,
lekas marah, mudah tersinggung, dan curiga. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi fisik
pada usia lanjut dan juga karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat.
Upaya yang bisa dilakukan antara lain:
Berkomunikasi dengan usila dengan mempertahankan kontak mata
Memberikan stimulus atau mengingatkan usila terhadap kegiatan yang dilakukan
Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan usila
Memberikan kesempatan pada usila untuk mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap
respon verbal dan non verbal usila
Melibatkan usila dalam keperluan tertentu sesuai dengan kemampuannya
Menghargai pendapat usila
Implementasi
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia dan
situasi dan kondisinya. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam mengimplementasikan
perencanaan, antara lain:
a. Berbicara dengan lembut dan sopan
b. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulang kali jika
perlu dengan gambar
c. Memberikan kesempatan pada usila untuk bertanya
Evaluasi
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi baik dari verbal maupun non verbal
untuk mengetahui sejauh mana usila atau keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan,
sehingga perawat dapat melihat keberhasilan dan merencanakan tindakan selanjutnya.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Perawat perlu memahami permasalahan-permasalahan pada lansia, perkembangan lansia
dan cara berkomunikasi dengan lansia untuk memahami tumbuh kembang pasien lansia saat
melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan. Tiap-tiap individu berbeda
dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-
tugas perkembangannya. Dalam makalah ini kita dapat mengetahui pengertian, permasalahan
dan tumbuh kembang pada lansia serta asuhan keperawatan pada lansia.

Saran
Jika ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai asuhan keperawatan tumbuh kembang
pada lansia di sarankan untuk membaca diperpustakaan atau bertanya kepada dosen mata kuliah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek. Edisi 3. Jakarta:
EGC
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC dan NOC.
Jilid 1. Jakarta: TIM
Murwani, Arita dan Sri Setyowati. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Fitramaya
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jogjakarta: Nuha Medika

You might also like