You are on page 1of 11

MAKALAH

11, oktober 2017 KEANEKARAGAMAN


KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT
MULTIKULTURAL

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4


Ketua: Yandi Nursamsi
Anggota: Maelanty
Amista Ramdini P
Susant
Nunung Patmawat
Vici Intan Pandini
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai
saat ini masih memberi kita nikmat iman dan kesehaatan, sehingga saya diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini tentang
Keanekaragaman kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multkultural.

Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran IPS.
Pada makalah ini membahas mengenai solideritas mekanik dan organik, kel primer
dan sekunder,ingroup dan outgroup.

Kami sampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setap pihak
yang sudah mendukung kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini. Penulis
sekaligus juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hat, kritk dan saran yang membangun amat kami
nantkan dari kalangan pembaca agar nantnya meningkatkan dan merevisi kembali
pembuatan makalah di tugas lainnya dan di waktu berikutnya.

Cikalong, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
SOLIDARITAS MEKANIK DAN ORGANIK
KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER
IN GROUP DAN OUT GROUP
BAB III PENUTUP
PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki
keistmewaan berupa perasaan dan kemampuan berpikir. Kemampuan merasakan dan
berpikir yang menyebabkan manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dalam perkembangannya, kebutuhan manusia terhadapk
ehadiran manusia lain mendorong terbentuknya kelompok-kelompok sosial
dalammasyarakat. Membentuk kelompok dan hidup berkelompok merupakan naluri
yangdimiliki manusia sejak dilahirkan. Naluri ini mendorong mansuia untuk
selalumenyatukan hidupnya dengan manusia lain atau dengan kelompok lain.Kelompok
Sosial adalah tempat sekumpulan individu yang terdiri atas dua ataulebih manusia, memiliki
visi dan misi yang sama dari setap individu, serta terdapatnteraksi yang terjalin antar
anggota kelompok. Interaksi yang terjalin dalam kelompoksosial dapat berupa interaksi
langsung maupun tdak langsung (menggunakan alatkomunikasi).

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitan yang
dilakukan oleh penulis adalah:
1.Apa nama kelompok sosial yang dibahas?
2.Sejak kapan kelompok tersebut berdiri?
3.Siapa saja yang mendirikan kelompok tersebut?
4.Apa yang melatar belakangi terbentuknya kelompok sosial tersebut?
5.Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok sosial tersebut?
6.Apa tujuan didirikannya kelompok sosial tersebut?
7.Apa saja kegiatan kelompok yang rutn diselenggarakan?
8.Bagaimana hubungan yang terjalin antar anggota kelompok?
9.Bagaimana peraturan-peraturan yang berlaku di dalam kelompok baik secaratertulis
maupun tdak tertulis?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam hasilnya, adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitan yang
dilakukanoleh penulis adalah :
1.Mengetahui nama kelompok sosial yang dibahas.
2.Mengetahui kapan kelompok tersebut berdiri.
3.Mengetahui Siapa saja yang mendirikan kelompok tersebut.
4.Mengetahui latar belakang terbentuknya kelompok sosial tersebut.
5.Mengetahui sejarah terbentuknya kelompok sosial tersebut.
6.Mengetahui tujuan didirikannya kelompok sosial tersebut.
7.Mengetahui kegiatan kelompok yang rutn diselenggarakan.
8.Mengetahui hubungan yang terjalin antar anggota kelompok.
9.Mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku di dalam kelompok baik secaratertulis
maupun tdak tertulis.

1.4 Manfaat
1.Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kelompok sosial.
2.Sebagai bahan referensi penelit selanjutnya yang akan melakukan penelitansejenis.
3.Sebagai pembelajaran bagi penelit dan pengajaran bagi masyarakat akan contohdan
pemahaman kelompok sosial di masyarakat
.4.Sebagai rujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengankelompok sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Solidaritas
Salah seorang sosiolog yang menaruh perhatan dan menjadikan fokus teorits
dalam membaca masyarakat adalah Emile Durkheim. Bahkan, persolan
solidaritas sosial merupakan int dari seluruh teori yang dibangun Durkheim.
Ada sejumlah istlah yang erat kaitannya dengan konsep solidaritas sosial yang
dibangun Sosiolog berkebangsaan Perancis ini, diantarnya integrasi sosial
(social integraton) dan kekompakan sosial. Secara sederhana, fenomena
solidaritas menunjuk pada suatu situasi keadaan hubungan antar individu atau
kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut
bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.11 Konsep
solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim dalam
mengembangkan teori sosiologi. Durkheim, menyatakan bahwa solidaritas
sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama
dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.12 11 Taufik Abdullah & A.
C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1986) hal. 81-125 12 Johnson, Paul D. 1994. Teori
Sosiologi: Klasik dan Modern, Jilid I dan II. (Terj. Robert M.Z. Lawang). Jakarta :
Gramedia 181 Jadi, berdasarkan bentuknya, solidaritas sosial masyarakat terdiri
dari dua bentuk yaitu:
(1) Solidaritas Sosial Organik., dan (2) Solidaritas Sosial Mekanik
1. Solidaritas Organik Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan
Dari bangunan dan penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah
netral tetapi kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya
yang tertentu. Bentuk kota ada dua macam yaitu geometri dan organik.
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah
kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan
oleh saling ketergantungan antar anggota Desa Soddara adalah adalah sebuah
desa yang berada di daerah perbukitan yang jauh dari perkotaan sehingga desa
Soddara bukan bagian dari kategori pandangan Durkheim, yaitu mengenai
masyarakat ada yang hidup berasal dari semakin terdiferensiasi dan
kompleksitas dalam pembagian kerja yang menyertai perkembangan sosial.
Durkheim merumuskan gejala pembagian kerja sebagai manifestasi dan
konsekuensi perubahan dalam nilai-nilai sosial yang bersifat umum. Titk tolak
perubahan tersebut berasal dari revolusi industri yang meluas dan sangat pesat
dalam masyarakat. Menurutnya, perkembangan tersebut tdak menimbulkan
adanya disintegrasi dalam masyarakat, melainkan dasar integrasi sosial sedang
mengalami perubahan ke satu bentuk solidaritas yang baru, yaitu solidaritas
organik. Bentuk ini benar-benar didasarkan pada saling ketergantungan di
antara bagian-bagian yang terspesialisasi.13 Dalam suatu kota organik, terjadi
saling ketergantungan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Contohnya : jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang komunal dan ruang
publik yang tdak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak sosial dan saling
menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara kepentngan
individu dan kepentngan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan non fisik
(sosial) terjadi secara sepontan. Apabila salah satu elemnya terganggu maka
seluruh lingkungan akan terganggu juga, sehingga akan mencari keseimbangan
baru.
2. Solidaritas Mekanik Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang
muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran
kolektf serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota
kelompok. mekanis, misalnya, para petani gurem hidup dalam 13 Johnson,
Paul D. 1994. Teori Sosiologi: Klasik dan Modern, Jilid I dan II. (Terj. Robert M.Z.
Lawang). Jakarta : Gramedia. 188 masyarakat yang swa-sembada dan terjalin
bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Pandangan
Durkheim mengenai masyarakat adalah sesuatu yang hidup, masyrakat berpikir
dan bertngkah laku dihadapkan kepada gejala-gejala sosial atau fakta-fakta
sosial yang seolah-olah berada di luar individu, tpologi masyarakat yang
semacam ini, hemat penulis termasuk masyarakat yang ada di Desa Soddara,
yang terletak di pedesaan dan sangat dekat sekali dengan perbukitan, bahkan
sekitar separuh desa yang ada di Desa Soddara itu terlatak di perbukitan. Fakta
sosial yang berada di luar individu memiliki kekuatan untuk memaksa. Pada
awalnya, fakta sosial berasal dari pikiran atau tngkah laku individu, namun
terdapat pula pikiran dan tngkah laku yang sama dari individu-individu yang
lain, sehingga menjadi tngkah laku dan pikiran masyarakat, yang pada akhirnya
menjadi fakta sosial. Fakta sosial yang merupakan gejala umum ini sifatnya
kolektf, disesbabkan oleh sesuatu yang dipaksakan pada tap-tap individual.
B. Jenis-jenis Kelompok
Berdasarkan jumlah anggota, sifat hubungan antaranggota, dan
tujuannya, kelompok yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi:
a. Kelompok primer
Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya sedikit,
walaupun tdak setap kelompok yang anggotariya sedikit adalah kelompok
primer. Hubungan antaranggota bersifat personal (saling kenal secara pribadi)
dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka dalam waktu
lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam.
Tujuan berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri.
Walaupun kadang terjadi konflik, namun masing-masing anggota kelompok
primer menunjukkan perhatan yang tulus terhadap kesejahteraan sesama
anggota. Jadi, hubungan dalam kelompok primer bersifat informal,
intm/akrab, personal, dan total.

Contoh kelompok primer adalah


Keluarga
Kelompok teman
Sepermainan.

b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak.
Hubungan antaranggota bersifat impersonal (tdak saling kenal secara pribadi),
lebih diwarnai oleh kompetsi, jarang bertatap
muka dalam waktu lama, sehingga tdak terbangun hubungan yang emosional.
Hubungan yang ada lebih bersifat fungsional, artnya orang bukan dilihat dan
segi siapanya melainkan lebih dilihat dan segi apa kegunaannya bagi
pencapaian tujuan kelompok.

Tujuan berkelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga


kelompok lebih berperan sebagai sarana bukan tujuan.

Hubungan dalam kelompok sekunder bersifat formal, impersonal, parsial,


dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata.

Contoh kelompok sekunder adalah


organisasi buruh,
universitas,
sekolah,
dan lain-lain.

Sementara itu, berdasarkan cara pandang seseorang terhadap berbagai


kelompok yang melingkupi hidupnya, kelompok dibedakan menjadi:
a.In-group
Semua kelompok di mana seseorang merasa menjadi anggotanya dan
mengharapkan pengakuan, kesetaan, dan pertolongan.
b.Out-group
Semua kelompok di mana seseorang merasa bukan sebagai anggotanya dan
mungkin akan menunjukkan permusuhan, kompetsi damai, atau sekedar
merasa berbeda.
In-group dan out-group terpisahkan dalam hubungan permusuhan. Individu
anggota in-group menyebut diri kami, dan menyebut individu anggota out-
group sebagai mereka. Permusuhan antara in group dan out group cenderung
bersuasana kultural (budaya). Misalnya,antara pendatang dengan penduduk
asli, antargeng, sampai permushan yang bernuansa SARA.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah
ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan
kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke
dalam hati.

Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan
bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya
membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya

You might also like