You are on page 1of 12

Pengertian Sel

SEL adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk struktur dan fungsi

tertentu. Kata Sel itu sendiri dikemukakan oleh :

Robert Hooke : Pengamatannya terhadap gabus dari kulit pohon Quecus Suber terlihat

ruangan-ruangan kosong dan kecil yang diberi istilah Sel.

Felix Dujardin : Menemukan bahwa didalam Sel yang hidup tidak kosong melainkan

terhadap subtansi.

Robert Brown : Menemukan adanya inti Sel pada setiap Sel hidup. (Majid, 2013)

Sel merupakan unit fungsional dan struktural dasar dari suatu makhluk hidup. Sel tersusun

atas bagian-bagian yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Berdasarkan

beberapa sifat, antara lain ada tidaknya sistem endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel,

yakni sel prokariot dan eukariot. (Hirmarizqi, 2016)

Sel ialah unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi

kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom

asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel

tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari

banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel

penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. (Wastanto, 2009)

Bagian-Bagian Sel

Membran Sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia. Fungsi

dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan

sel. (Majid, -)
Inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan sel bisa keluar masuk .Secara

kimia terdiri dari DNA, RNA dan protein (histon). Dalam nukleus terdapat kromosom yang

berfungsi untuk pembelahan sel

Fungsi nukleus :

Mengendalikan metabolisme sel

Tempat penggandaan dan transkripsi DNA

Pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik

(Pambudi, -)

Sitoplasma dan Organel sel Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan

yang berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air

(90%). Berfungsi sebagai pelarut zatzat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.

Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta

menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.

a. Nukleus mengendalikan seluruh kegiatan Sel. Beberapa bagian penting dari nucleus antara

lain selaput inti (karioteka),Nukleoplasma dan Nukleous

b. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi ribosom adalah

sebagai tempat sintesis protein.

c. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di

inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu :

I. Retikulum endoplasma granuler( retikulum endopl asma kasar). RE kasar tampak

kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane.


II. Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi

nama demikian karena tidak mempunyai ribosom.

d. Mitokondria. Fungsi mitikondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan

banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati

jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus krebs yang berlangsung di dalam

mitikondria.

e. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim

pencernaan seluler.

f. badan golgi (aparatus golgi / diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyotir dan

mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat

dalam sekresi.

g. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis

maupun meiosis.

h. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada

alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu : (1) Leukoplas :

berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan. (2) Kloroplas : plastida berwarna

hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

(3) Kromoplas : plastida yang mengandung pigmen.Vakuola (rongga sel)Mikrotubulus

berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Mikro lamen

terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin seperti pada otot.

(Majid, 2013)

Sel Prokariot
Sel prokariot adalah organisme dengan struktur sederhan. Pada sel ini tidak mempunyai membran

pembungkus nukleus. Merupakan sel uniseluler. Yang termasuk dalam golongan ini adalah bakteri,

ganggang hijau, mikoplasma, aactinomycetes dan ricketsi.

Ciri-ciri sel prokariot :

1. Tidak mempunyai membran internel antara nukleus dan sitoplasma

2. Perbanyakan sel dengan cara pembelahan diri (binary vision) yang sangat sederhana.

3. Dinding selnya mengandung struktur yng kompleks yaitu mukopolipeptida.

Sel prokariot dikelilingi oleh membran sitoplasma yang mengatur keluar masuknya bahan

makanan. Bagian luar dikelilingi oleh sel kaku.

Didalam sitoplasma prokariot terdapat organel-organel yaitu :

Inti dari sek prokariot hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Tidak

mempunyai kromosom yang terikat, tidak mempunyai nukleolus dan membran nukleus.

Dinding sel

pada bakteri terdapat struktur peptidoglikn yang tidak dipunyai golongan sel lain. Bakteri terbagi

2 menurut struktur dinding sel yaoti bakteri gram positif terdiri dari 90% peptidoglikan dan 10%

asam teikoat, dinding bakteri gram negatif 5-20% peptidoglikan dan struktur lainnya terdiri dari

lemak polisakarida dan protein.

Ribosom : Merupakan partikel kecil yang terdiri dari protein dan RNA (Ribo Nucleic Acid) yang

berfungsi untuk sintesis protein.

Granula : Befungsi sebagai cadangan makanan.

Nukleus : bahan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) sebagai pembawa informasi genetik

Meososom : merupakan lipatan dari membran sitoplasma.

Flagela : merupakan alat gerak terdiri dari protein dengan garis tengah 12-30 nm.
Sel Eukariot

Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebih maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada

umumnya terlihat sebagai massa yang jernih dengan bentuk yang tidak teratur, dibatasi oleh suatu selaput

dan ditengan-tengahnya terdapat bangunan yang lebih bulat disebut nukleus.

1. Membran Sel

Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalemma. Pengamatan dengan mikroskop

cahaya tidak terlihat dengan jelas.

2. Plasma Sel

Disebut juga sitoplama. Istilah ini digunakan untuk memberikan nama dari cairan sel dan segala

sesuatu yang terlarut didalamnya, untuk membedakan cairan yang berada di dalam inti sel yaitu

nukleoplasma. Didalam sitoplasma terdapat organel-organel antara lain.

Retikulum

Ribosom

Mitokondria

Badan golgi

Lisosom

Sentrosom

Vakuola

Khloroplas

a. Retikulum Endoplasma

Berupa sistem membran yang sangat luas didalam ssel, berupa saluran-saluran dan tabung

pipih. Ruang yang terkurung membran itu saling berhubungan. Membran yang menyusunnya

sama dengan membran plasma hanya lebih tipis. Ada dua jenis RE yaitu RE halus dan RE kasar

Retikulum endoplasma halu dalam bahasa inggris disebut SER (Smooth Endoplasmic

Reticulum). Permukaannya halus karena tidak adanya ribosom yang menempel. Sedangkan
Retikulum Endoplasma kasar disingkat RER (Rough Endoplasmic Reticulum). Permukaannya

kasar dikarenakan adanya Ribosom yang menempel padanya.

b. Ribosom

Merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi didalam sitoplasma. Bentuknya

agak bulat dengan diameter kurang lebih 250. Ada yang melekat pada bagian luar RE dan

ada yang tersebar bebas di dalam sitoplasma.

c. Mitokondria

Bentuknya lonjong atau oval, berdiameter kurang lebih 0,2m. mitokondria memiliki

membran rangkap, membran dalam bentuk lipatan-lipatan didalam krista. Fungi utama dari

mitokondria adalah sebagai tempat respirasi atau pembangkit energi.

d. Badan Golgi

Berupa tumpukan kantong-kantong pipih dan butiran-butiran. Kantong pipih dinamakan

sisternae atau sakulus. Tiap sakulus cenderung mempunyai bentuk seperti cakram. Usunan

ssissternae atau sakulus disebut dengan diktiosom.

e. Lisosom

adalah struktur yang agak bulat yang dibatasi oleh membran tunggal. Lososm hanya

ditemukan pada sel hewan saja, dan hingga saat ini belum ada bukti meyakinkan bahwa lisosom

ditemukan pada sel tumbuhan. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah

polisakarida, lipid, fosfolipid, protein dan asam inti.

f. Sentrosom

Sentrosom berupa bola duri karena adanya saraf radial. Didalamnya terdapat sentrosfer

yang mengandung dua buah sentriol yang berguna untuk sel dalam menduplikasikan diri. Pada

beberapa sel sentriol menduplikasikan diri membentuk basal bodi dari silia hingga flagella.

g. Vakuola

Adalah organel sitoplasmik yang dibatasi oleh selaput tipis yang disebut tonoplas,
umumnya berupa rongga atau gembungan. Pada hewan vakuola biasa berukuran kecil

sedangkan pada tumbuhan dapat berukuran menengah hingga besar.

h. Khloroplas

Hanya terdapat pada tumbuhan dan ganggang tertentu. Pada sel tumbuhan, khloroplas

umumny dijumpai dalam bentuk cakram dengan diameter 5-8m dan tebal antara 2-4 m.

dilamnya terdapat stroma yaitu suatu cairan. Didalam stroma terdapat struktur membran

tilakoid. Tumpukannya disebut granum. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Dalam tilakoid

terdapat enzim untuk kelengkapan reaksi terang fotosintesis dan disinilah terdapat khlorofil.

i. Organel Lain

Bagian lain yang terdapat pada el eukariotik adalah dinding sel. Protista, fungi dan

tumbuhan, sel-selnya dikelilingi oleh dinding sel. Dinding ini disusun oleh molekuk

polisakarida.

Organel lain adalah plastida yang juga terdapat pada sel-sel eukariotik. Sel tumbuhan

mengandung plastida.

3. Inti Sel

Inti sel atau nukleus berbentuk bulat lonjong, dibatasi oleh membran rangkap. Ada dua variasi

bentuk inti sel pada beberapa sel. Misalnya pada sel darah putih berbentuk lengkung sedangkan sel

darah merah tidak ada inti sel. Jumlah inti sel umumnya hanya 1 namun ada beberapa sel memiliki

nukleus lebih dari 1. Bagian dari inti sel adalah membran inti atau karioteka, nukleoplasma,

nukleolus, dan benang kromatin. Nukleoplasma adalah cairan didalam membran inti yang terlarut

materi fosfat, gula ribosa, dan deoksiribosa, protein, nukleotida, dan asal inti. Kromosom

mengandung materi genetik yang mengontrol aktivitass hidup sel dan mengatur pewarisan sifat

keturunan.

Pewarnaan Bakrteri
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,

memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri

seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri

dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik

pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana,

pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad

renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang

sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan

perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan

diferensial (Soni, 2010)

Beberapa jenis pewarnaan antara lain adalah pewarnaan langsung dengan pewarnaan basa,

pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif dengan pewarnaan asam, pewarnaan gram, dan

pewarnaan endospora. Pewarna basa akan mewarnai dinding sel bakeri yang relatif negatif,

contohnya metiline blue dan kristal violet. Sedanglan pada pewarnaan tidak langsung, yang

terwarnai adalah lingkungan sekitar sel, tetapi tidak mewarnai sel karena daya mewarnai pada zat

ini berada pada ion negatif dan tidak bereaksi dengan ion negatif lainnya dari sel bakteri. (Temaja,

2010)

Teknik Pewarnaan Bakteri

Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat

menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu

sedangkan yang positif berwarna merah. (Pramuditya, Daris, Furi, 2011)


Untuk pewarnaan gram, terlebih dahulu dibuat apusan bakteri pada kaca objek yang kering dan

bersih. Kemudian difiksasi diatas nyala api Bunsen atau di udara barulah dilakukan pewarnaan

dengan larutan kristal violet selama 1-1,5 menit. Selanjutnya dicuci dengan air suling dan ditetesi

dengan larutan garam iodine, dibiarkan selama 1 menit. Kemudian dicuci dengan larutan alkohol

95% sampai warnanya terhapus yang biasanay selama 30 detik. Cuci kembali dengan air dan

kemudian diwarnai dengan safranin atau karbol fuhsin selama 5 15 menit. Cuci lagi dengan air,

kelebihan air dibuang dengan menggunakan kertas hisap tanpa menggosok sediaan. Selanjutnya

dikeringkan di udara atau diatas nyala api Bunsen. Diamati dibawah mikroskop dengan

pembesaran 100x memakai minyak emersi. (Temaja, 2010)

Teknik pewarnaan warna pada bakteri juga dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan

sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau

jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau

olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang

menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik

pewarnaan diferensial.(Soni, 2010)

KESIMPULAN
1. Sel merupakan unit fungsional dan struktural dasar dari suatu makhluk hidup. Berdasarkan

beberapa sifat, antara lain ada tidaknya sistem endomembran, dikelompokkan dalam dua

tipe sel, yakni sel prokariot dan eukariot.

2. Bagian-bagian dari sel antara lain membrane sel, inti sel, bosom, badan golgi, mitokondria,

sitoplasma, vakola, dan verisikel

3. Sel prokariot adalah organisme dengan struktur sederhan. Pada sel ini tidak mempunyai membran

pembungkus nukleus. Merupakan sel uniseluler. Yang termasuk dalam golongan ini adalah bakteri,

ganggang hijau, mikoplasma, aactinomycetes dan ricketsi.

4. Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebih maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada umumnya

terlihat sebagai massa yang jernih dengan bentuk yang tidak teratur.

5. Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,

memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam

bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas

daripada bakteri

6. Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut

dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan

pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, N. 2015. Keanekaragaman Mikroorganisme (Bakteri). Universitas

Haluleo. Sulawesi Tenggara


Budiyanto, Ramadani,D., Ariska,D., Asiyano,D., Damayanti,D., Purnamasari, G., Wastanto,D,T.,

Syaman, O., Edward,E., Syahrial,F,N., Saputr,G,B., 2009, Struktur sel, Fursi organel dan

Komunikasi Antar Sel, Politeknik Negeri Jember. Jawa Tengah

Dyah,A., Anariyani,D., Artha,S,P., 2014, Pewarnaan Gram Bakteri.

Universitas Indonesia. Jakarta

Fardiaz,S., 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta

Hirmarizai,N,A., Lestari, A., Novalia, Lusiana,V., 2014, PENGAMATAN SEL PROKARIOT

DAN SEL EUKARIOT PADA ORGANISME BAKTERI Staphylococcus aureus, UMBI

BAWANG BOMBAY (Allium cepa), DAN JAMUR PADA TEMPE (Rhizopus oryzae),

Universitas Bangka Belitung. Bangka Belitung

Khoirin,M., 2014, Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri, Universitas Syahkuala. Banda Aceh

Lira,F,R., Sari,D,A., Filayani, I., Septian,R,E., 2010, Mikrobiologi : Bakteri. Universitas Negeri

Surabaya. Surabaya

Majid,R,A., 2013, Struktur dan Fungsi Sel. Universitas Pahlawan. Bogor

Muslimin,L,W., 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Subba Rao: Jakarta

Nurkamila,S,U., 2012, Pewarnaan Sel, Universitas Udayana. Bali

Pramudya,A, Daris, Furi,D,O., 2011, PEWARNAAN GRAM DAN PENGAMATAN

MORFOLOGI BAKTERI, Universitas Muhammadiyah Surakarta.Solo

Pramitasari,S., Durniana,F,I., Zunitasari,D., Anggraini, A,D., Nugraheni., Sel Pokariotik, Sel

Eukariotik dam Virus. Universitas negri Yoyakarta. Yogyakarta


Soni, A., 2010, Pewarnaan Sel (BAkteri dan Jamur) dan Pewarnaan. Universitas Brawijaya,

Malang

Sumadi dan Mariari,A., 2007. Biologi Sel, Graha Ilmu: Yogyakara

Temaja,B,D,W., 2010, Pewarnaan Sel Bakteri. Universiyas Udayana. Bali

You might also like