Professional Documents
Culture Documents
mempunyai bagian mulut untuk menghisap darah.Populasi nyamuk tersebar diseluruh dunia dan bisa di
temukan pada dataran dengan ketinggian 5.000 meter diatas permukaan laut sampai dengan kedalaman
1.500 meter dibawah permukaan tanah (Hadi dan Koesharto,2006).
Nyamuk adalah kelompok serangga yang paling sering menyebabkan suatu penyakit karena nyamuk bisa
menjadi vektor penyakit serta hama penganggu,serta memiliki distribusi yang luas,populasi yang tinggi
dan banyak sekali spesiesnya (Becker et al.2003).Didalam tubuh nyamuk bisa terdapat berbagai macam
parasit maupun virus (Nadifal,2016).Seperti malaria,demam berdarah dengue,chikungunya, Japanese
Encephalitis,dirofilariasis,filariasis,St. Louis Encephalutus,dan West Nile Virus (Solichah 2009;Hadi dan
Soviana 2010).
Sebanyak 3100 jenis nyamuk yang dilaporkan di seluruh dunia, 457 jenis di antaranya terdapat di
Indonesia, yaitu 8 spesies Mansonia, 80 spesies Anopheles, 82 spesies Culex, dan 125 spesies Aedes.
(Hadi dan Koesharto 2006). Berbagai spesies nyamuk culicid (Culex Spp., Aedes spp., Anopheles spp.)
Bertindak sebagai tahap peralihan.Untuk menyelesaikan siklus hidup Dirofilaria immitis. saat mengambil
darah dari host mikrofilaremik,
Penularan beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. parasit dan vektor penyakit
sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan
angin..Begitu juga dalam hal distribusi dan kelimpahan dari organisme vektor dan host intermediate
(Dini , et al 2010).
Aedes aegypty merupakan nyamuk yang mudah ditemukan diseluruh dunia dan menjadi vector
potensial dari berbagai jenis penyakit (Tiawsirisup and Nithiuthai,2003).Dan diduga menjadi vector
potensial penyakit jantung pada anjing
Siklus hidupnya terdiri dari dua fase, yang pertama di nyamuk dan yang kedua di host definitive. Cacing
berkembang biak secara seksual yang letaknya berada di sisi kanan jantung host definitif dan
melepaskan mikrofilaria ke dalam sirkulasi darah.Setelah nyamuk terinfeksi degan cara menelan larva
dari host mikrofilaremik, cacing berkembang ke tahap ketiga infeksi (L3) dalam waktu 10-14 hari. L3
infektif ditransmisikan ke host definitif oleh nyamuk terinfeksi saat menghisap darah, parasit
berkembang di jaringan subkutan, perut atau toraks dan bermigrasi ke arteri pulmonal pada hari ke 90-
120 (McCall et al., 2008).
Manusia dianggap sebagai host yang tidak disengaja dan jarang infeksi parasit ini (Mc call , et al 2008).
Manusia yang tinggal di daerah yang endemik karena infeksi cacing hati anjing berisiko digigit nyamuk
yang terinfeksi, yang kemudian dapat menularkan parasit selama menghisap darah
(Simon,2005).Perbedaan dalam penyebaran D. immitis di setiap daerah tergantung pada beragam
spesies nyamuk dan sumber makanan darah yang terinfeksi. Setiap spesies nyamuk mungkin
memainkan peran berbed a dalam siklus hidup D. immitis di alam (Tiawsirisup S, et al 2006).
Adult heartworms typically live in the pulmonary arteries but may invade the right ventricle,
right atrium, and caudal vena cava in heavy infections. After mating, the female worms release
microfilariae (L1) into the host's bloodstream, where they can be ingested by feeding
mosquitoes. While in the mosquito, the larvae will molt twice (L1 to L2 to L3) over an 8- to 17-
day period. The time required for these molts to occur is temperature dependent. If the ambient
temperature is not adequate (i.e., at least 57F [14C]) for a sufficient number of days during the
lifetime of an infected vector mosquito, transformation to the L3 stage does not occur.1
Cacing dewasa bisa ditemukan di arteri pulmonary dan juga di ventrikel kanan,atrium kanan dan
cena cava caudal (bila terjadi infeksi yang sangat berat).Setelah berkembang biak,cacing betina
akan melepaskan mikrofilaria (L1) ke dalam pembuluh darah,lalu terhisap oleh nyamuk ketika
melakukan ingesti.Di dalam tubuh nyamuk,larva mengalami dua kali molting (L1 ke L2 ke L3)
selama 8 s/d 17 hari.Waktu selama molting dipengaruhi oleh lingkungan serta suhu
lingkungan.Jika temperature tidak sesuai ( 57F (14C)) maka pertumbuhan menjadi L3 tidak
parenchymal changes. Radiographic changes associated with heartworm disease include right
ventricular enlargement (Figure 3), increased prominence of the main pulmonary artery
segments, increased size and density of the pulmonary arteries, arterial tortuosity, and pruning.7
The size of the caudal lobar pulmonary vessels is best evaluated on the dorsoventral projection.
The vessels are considered abnormal if they are larger than the diameter of the ninth rib where
the rib and the artery intersect. Radiographic changes may be transient and do not always
Radiograhpy bukan merupakan alat untuk mendiagnosa dari penyakit cacing jantung namun
dapat membantu adanya gejala penyakit ini dengan melihat perubahan ukuran dan kepadatan di
tempat predileksi cacing ini seperti arteri pulmonary dan ventrikel sebelah kanan.
ketinggian. Nyamuk Aedes aegypti pada umumnya tidak ditemukan pada daerah dengan
ketinggian lebih dari 1000 mdpl (meter diatas permukaan laut) (Anonimus, 1995). Secara
morfologi nyamuk Aedes aegypti mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ukuran nyamuk
Culex. Ciri-ciri khususnya adalah pada nyamuk Aedes aegypti dewasa ditemukan lyre form atau
garis-garis putih yang khas terdapat pada bagian abdomennya. Probosisnya hitam dengan palpi
yang pendek. Pada bagian thorax, yaitu pada bagian mesotomnya terdapat dua garis lurus dan
dua garis melengkung tebal di sisi thorax (Sigit, 2006). Gambar nyamuk Aedes aegypti dewasa
The L3 stagethe infective stage of the heartwormis transmitted to a new host when the
vector mosquito feeds. The L3 larvae molt to the L4 stage in the host's subcutaneous, adipose, or
skeletal muscular tissue 1 to 12 days after infection. The final molt from the L4 stage to the L5
The immature adults enter the vascular system and migrate to the heart and pulmonary arteries,
where they mature into adult heartworms over the next 99 to 152 days. Adult male heartworms
can grow to be 6 to 7 inches (15 to 18 cm) in length; adult females can reach 10 to 12 inches (25
to 30 cm). Under ideal conditions, the entire life cycle (microfilaria to mature adult) takes 184 to
210 days. Because only mature adults are capable of reproduction, dogs do not typically become
microfilaremic for 6 to 8 months after initial infection. Adult heartworms typically live for up to
L3 merupakan tahap larva infektif dari cacing jantung,yang akan ditransmisikan ke inang melalui proses
ingesti oleh nyamuk.L3 akan melakukan molting menjadi L4 di tubuh host definitif di bagian sub
cutaneous dari kulit jaringan adipose,maupun di jaringan otot selama 1 samapai 12 hari setelah
infeksi.Molting terakhir terjadi ketika L4 menjadi L5 (Immature) selama 50-68 hari setelah infeksi
Cacing immature akan memasuki sistem pembuluh darah dan bermigrasi ke jantung dan arteri
pulmonari,yang akan berkembang menjadi cacing dewasa selama 99 sampai 152 hari serta akan hidupm
Prednisone
Pulmonary thromboemboli are an unavoidable sequela of any adult heartworm treatment protocol, and
they are primarily worm fragments complicated by inflammation rather than the actual clots seen in
pulmonary thromboembolism in humans. Prednisone has been shown to reduce parenchymal and
arterial wall pathology.13 While it has been suggested that glucocorticosteroids reduced the adulticide
effect of thiacetarsamide,16 no such phenomenon has been observed with melarsomine.17 Prednisone
is recommended following administration of melarsomine in all dogs unless contraindicated because of
concurrent medical conditions. Following melarsomine administration, prednisone is given according to
the following schedule:
The use of aspirin for its antithrombotic effect or to reduce pulmonary arteritis is no longer
recommended as convincing evidence of clinical benefits is lacking.18