You are on page 1of 9

A.

Integrated management system (IMS) adalah suatu sistem manajemen yang terdiri dari
ISO 14001 ditambah paling tidak satu sistem manajemen lain. Baik kedua (atau lebih)
sistem manajemen tersebut harus berjalan bersamaan dengan sistem manajemen lain dan
dapat diaudit oleh suatu badan eksternal (Whitelaw, 2004). IMS merupakan gabungan
dari tiga sistem manajemen yang diterapkan secara bersamaan, yaitu ISO 9001 (sistem
manajemen mutu), ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan), dan OHSAS 18001
(sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja). Sistem manajemen tersebut dibuat
oleh suatu organisasi independen, yaitu ISO (International Organization for
Standardization) untuk ISO 9001 & 14001, dan BSI (British Standards Intitution) untuk
OHSAS 18001. Ketiga sistem manajemen ini diakui secara internasional dan telah
diadopsi, baik oleh institusi pemerintah, swasta, dll. PT Nestl Indonesia, Kejayan
Factory hingga saat ini memiliki sistem manajemen internal mengenai mutu, lingkungan,
dan K3. Sistem manajemen internal tersebut adalah Nestl Quality System (NQS) yang
ekuivalen dengan ISO 9001, Nestl Environmental Management System (NEMS) yang
ekuivalen dengan ISO 14001, serta Operational Safety, Health, and Risk Management
System (OSHRMS) yang ekuivalen dengan OHSAS 18001. Hingga saat ini NQS adalah
panduan mutu bagi Nestl yang menunjukkan cara pencapaian mutu dari sudut pandang
Nestl. Nestl selalu menganggap bahwa sukses dibangun dari mutu. Lebih lanjut, mutu
adalah keuntungan kompetitif dalam pemuasan kebutuhan konsumen. Mutu tersebut
melingkupi perencanaan hingga pelaksanaan yang dilaksanakan oleh semua pihak dengan
usaha bersama. NQS juga menggambarkan organisasi dan tanggung jawabnya dalam
seluruh jajaran Nestl, mulai dari pusat, daerah, divisi bisnis hingga pabrik, serta dalam
hubungannya dengan pemasok. NQS digunakan untuk semua produk yang dijual
menggunakan nama grup Nestl. Tidak hanya itu, NQS juga digunakan oleh seluruh
partner bisnis yang terlibat dalam produk-produk Nestl. Nestl Quality System (NQS)
berupa kumpulan panduan mengenai mutu yang berlaku untuk semua perusahaan Nestl,
terdiri dari 36 elemen atau bagian. NQS dibagi menjadi 2 bagian yaitu Food Safety
Management System (FSMS) dan Advance level. Ketiga puluh enam elemen NQS dapat
dilihat pada Lampiran 3. Meskipun terjadi transfer sistem manajemen, yaitu dari sistem
manajemen internal menjadi IMS (NQS, NEMS, dan OSHRMS), namun ketiga sistem
manajemen internal Nestl masih tetap berlaku dan menunjang sistem yang baru. Hal ini
dikarenakan sistem manajemen internal Nestl lebih bersifat spesifik, yaitu sesuai dengan
ciri khas operasional Nestl sebagai perusahaan makanan, dibandingkan dengan IMS
yang merupakan sistem manajemen yang lebih bersifat umum dan dapat diterapkan di
berbagai jenis perusahaan. Perubahan sistem manajemen dari internal Nestl menjadi
IMS ini disebabkan oleh faktor dari luar dan dari dalam Nestl sendiri. Faktor dari luar
adalah adanya tuntutan konsumen agar sistem manajemen internal Nestl diubah menjadi
sistem manajemen yang berlaku secara internasional, baik terhadap mutu, keselamatan
dan kesehatan kerja, serta lingkungan. Faktor utama dari dalam diantaranya adalah
adanya beragam sistem yang berjalan bersamaan, berbeda area implementasi dan
tanggung jawab, serta konflik implementasi, pengendalian, dan pemeliharaan. Dengan
demikian IMS diharapkan dapat menjadi pendekatan yang sinergis, menghemat waktu,
usaha, dan biaya, mencegah konflik, pengulangan, dan duplikasi, serta memudahkan
pemeliharaan dokumen, sehingga akan terbentuk sistem yang terstruktur dan terkendali.
Menurut Whitelaw (2004), alasan pengintegrasian sistem manajemen adalah untuk:
1. Mengurangi biaya dalam bisnis dan memberikan nilai tambah pada proses. Biaya
yang dimaksudkan di sini adalah yang berkaitan dengan efisiensi waktu
manajemen. Hal ini meliputi waktu oleh auditor (internal auditor dan auditor dari
badan sertifikasi). Pengurangan dalam waktu manajemen sangat mempengaruhi
keuntungan biaya internal. Pengurangan waktu manajemen ini dapat dikurangi
jika elemen dari sistem manajemen dapat dilaksanakan pada waktu yang sama
dengan elemen sistem manajemen yang lain. Alasan lainnya adalah adanya nilai
tambah. IMS diharapkan dapat menjamin bahwa aktivitas dan proses-proses
operasi suatu manajemen sistem memiliki pengaruh positif dan dapat diukur
terhadap keuntungan dan loss account dari suatu bisnis.
2. Mengurangi resiko demi kelangsungan bisnis. Manajemen dari suatu organisasi
harus melakukan analisis resiko dengan baik. Berikut ini tiga komponen utama
dalam analisis resiko:
a. Mutu: apa saja resiko dari suplai produk dan jasa yang tidak memenuhi
persyaratan konsumen dan yang paling penting adalah tidak up to date dengan
perubahan (konsep dari perbaikan berkelanjutan). ISO 9001 adalah alat untuk
mengurangi resikoresiko ini.
b. Lingkungan : apa saja resiko akibat tidak memenuhi perundangan, jika
organisasi tidak dapat up to date pada praktek-praktek terbaik terhadap
manajemen lingkungan, dan resiko akibat aktivitas yang dapat merugikan
publik terhadap nama perusahaan. ISO 14001 adalah alat untuk mengurangi
resiko-resiko ini.
c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja : apa saja resiko dari aktivitas yang
menyebabkan luka yang diakibatkan oleh kelalaian dan praktek-praktek yang
out of date. Resiko-resiko ini paling tidak meliputi hilangnya waktu kerja
yang mengakibatkan turunnya produktivitas hingga beralih kepada
kriminalitas atau berkaitan dengan hukum akibat karyawan yang terluka.
OHSAS 18001 adalah alat untuk mengatur resiko-resiko ini. Dalam
menjalankan, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen QSHE,
manajemen PT Nestl Indonesia, Kejayan Factory juga telah menunjuk
perwakilan manajemen sebagai penanggung jawab utama, yang dalam
pelaksanaan kerja sehari-hari harus didukung oleh semua karyawan.
Pembahasan kinerja IMS PT Nestl Indonesia, Kejayan Factory akan
dilakukan di dalam meeting tinjauan manajemen (management review) secara
rutin, yang dihadiri oleh Factory Manager dan Head of Department tiap
departemen. Tinjauan manajemen ini akan dilaksanakan minimal setiap enam
bulan sekali.

B. FOOD SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (FSMS)


Food Safety Management System atau FSMS adalah sistem penerapan keamanan pangan
yang diimplementasikan di PT Nestl Indonesia. FSMS terdiri dari bagian-bagian utama
atau penting dalam Nestl Quality System (NQS) yang harus dijalankan oleh perusahaan
yang menyandang nama Nestl. FSMS juga merupakan syarat untuk mencantumkan logo
Nestl dalam setiap produk yang akan dihasilkan. Sedangkan Advance level dilakukan
untuk memastikan bahwa produk dibuat secara konsisten sehingga produk akhir yang
dihasilkan juga memiliki mutu yang konsisten pula.FSMS terdiri dari sepuluh elemen
yaitu Nestl Good Manufacturing Practice (NGMP), Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP), Quality Monitoring Scheme (QMS), Kalibrasi Peralatan, Sistem
Release, Penelusuran, Identifikasi, dan Pengkodean, Penarikan produk, Pemantauan
bakteri Patogen, Komitmen Manajemen, dan Ketaatan terhadap Peraturan. Berikut adalah
penjelasan FSMS secara berurutan.
1. Nestl Good Manufacturing Practice (NGMP) Good Manufacturing Practice (GMP)
adalah kumpulan peraturan, prosedur, dan praktek-praktek yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam industri makanan agar makanan yang diproduksi aman dan bermutu
secara berkesinambungan. GMP merupakan kewajiban semua fungsi pada Total
Supply Chain. PT Nestl Indonesia, Kejayan Factory menerapkan GMP yang
bernama Nestl Good Manufacturing Practice (NGMP). NGMP pertama kali
diterapkan pada tahun 1996 dengan maksud untuk lebih menekankan nilai penting
GMP tersebut. NGMP bukan hanya untuk melengkapi GMP tetapi juga mencakup
ketentuan tambahan Nestl, seperti konsep zoning, hygienic engineering, dan
ketentuan hygiene berdasarkan jenis produk. Nestl Good Manufacturing Practice
(NGMP) dapat didefinisikan sebagai cara memproduksi makanan yang aman melalui
proses operasional yang terkontrol dengan baik sehingga dapat menghindari segala
macam bentuk kontaminasi. NGMP menggabungkan semua paraturan, prosedur,
praktek, aktifitas yang dilakukan, memastikan bahwa tujuan mutu pangan dan
keamanan pangan serta personal dipenuhi secara konsisten. NGMP bersifat
mandatory (keharusan), non confidentiality (bisa didiskusikan dengan klien, supplier,
dan perusahaan yang mempunyai hubungan kerja sama dengan Nestl). Empat belas
elemen NGMP adalah lingkungan pabrik, lingkungan proses, bangunan, penerimaan
material, peralatan proses, industrial services, proses, cleaning, maintenance, limbah,
penyimpanan/transpor/distribusi, penjualan, personal/ karyawan, dan pencegahan
hama.
2. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Sistem HACCP adalah suatu sistem
yang mengidentifikasikan bahaya spesifik yang mungkin timbul dalam mata rantai
produksi makanan dan tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya tersebut
dengan tujuan untuk menjamin keamanan pangan. HACCP merupakan alat yang
paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit atau luka akibat mengkonsumsi
produk. Pihak manajemen Nestl sangat berkomitmen untuk menggunakan prinsip-
prinsip HACCP Codex Alimentarius. Implementasi Nestl GMP (NGMP) merupakan
prasyarat yang sangat penting di dalam HACCP. HACCP juga merupakan
pertimbangan utama dalam rantai suplai produk pangan, dimulai dari desain produk
dan sumber bahan baku, termasuk aplikasi proses pada supplier, proses produksi, dan
distribusi hingga persiapan dan konsumsi oleh konsumen akhir. Hal ini diistilahkan
dengan From Farm To Table. Tanggung jawab manajemen adalah untuk menjamin
bahwa tiap-tiap pabrik yang beroperasi benar-benar menjalankan HACCP. Sistem
HACCP harus diterapkan oleh seluruh unit Nestl di seluruh dunia. Dalam
penerapannya, PT. Nestl yang berkedudukan di Swiss telah menyusun panduan
untuk menerapkan atau melakukan studi HACCP. Dengan demikian penerapan
HACCP dilakukan seragam sesuai dengan standar Nestl. Hal ini akan sangat
berguna untuk mengembangkan sistem HACCP. Studi terhadap HACCP bertujuan
mengevaluasi kemungkinan bahaya keamanan pangan, menghilangkan bahaya
tersebut jika memungkinkan atau untuk menemukan cara dalam mengendalikan
bahaya sampai pada tingkat yang aman. Studi tersebut merupakan cara untuk
menemukan tahap kritis dalam rantai produksi dan distribusi yang harus dikendalikan
untuk menjamin produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Perusahaan telah
memiliki dokumen rencana HACCP yang selalu diperbaiki dan dikembangkan sesuai
tren keamanan pangan yang ada. Rencana HACCP dibagi per area. Bahaya dibagi
menjadi lima jenis bahaya kimia, fisik, biologi, alergi, dan nutrisi. Kontaminasi
Salmonella yang berasal dari lingkungan area produksi merupakan contoh bahaya
biologi. Bahaya fisik ditimbulkan dari serpihan logam dari goresan tempat
penyimpanan susu bubuk (tote bin) sebelum dikemas. Bahaya kimia dapat
ditimbulkan dari antibiotika yang berasal dari susu segar, oleh karena itu uji antibiotik
pada susu segar harus bersifat negatif. Protein kedelai merupakan bahaya dari alergi,
sehingga pencantuman pada label harus jelas. Sedangkan terlalu rendahnya
kandungan dari zat besi (Fe) merupakan bahaya nutrisi. Penerapan HACCP di line
produksi telah terealisasi dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya CCPs summary
sheet pada line produksi, sehingga dapat diketahui oleh operator yang bekerja pada
line tersebut. CCPs summary sheet juga merupakan implementasi dari tindakan
pencegahan bahaya yang ada sebagai suatu perwujudan realisasi produk yang aman
bagi konsumen.
3. Quality Monitoring Scheme (QMS) Suatu prosedur yang disusun untuk menjaga
mutu dan keamanan produk. QMS bertujuan untuk melakukan pengecekan yang
harus dilakukan di area kerja masing-masing. QMS merupakan kelayakan dasar
opersional sebelum memulai proses pada setiap line produksi. QMS diletakan di area
produksi sebagai panduan atau petunjuk bagi operator produksi. QMS berbentuk
seperti CCPs summary sheet, namun QMS berisi tidak hanya CCPs tetapi seluruh
parameter proses yang akan mempengaruhi terhadap keamanan pangan maupun mutu
dari produk. QMS berisi kapan harus dilakukannya pengecekan atau frekuensi
pengecekan, apa yang harus dicek, oleh siapa harus dicek, bagaimana cara
mengeceknya, berapa standarnya, report harus dicatat dimana, dan apa tindakan yang
harus dilakukan apabila terjadi penyimpangan.
4. Kalibrasi Peralatan Kalibrasi peralatan digunakan untuk mengontrol CCP, paramer
release, dan sebagai aktifitas pemantauan sebagai jaminan bagi keamanan pangan
dalam pemenuhan peraturan yang berlaku. Seluruh alat-alat dikalibarasi secara efektif
dan rutin. Seorang instrument yang mengkalibrasi peralatan telah mendapatkan
pelatihan dan kompetensi dengan baik sebelum mengkalibrasi alat tersebut. Setiap
peralatan yang telah dikalibrasi harus diperiksa terlebih dahulu oleh orang yang lebih
ahli. Pencatatan (record) pengkalibrasian alat disimpan dengan baik agar peralatan
tetap terjaga.
5. Sistem Release Release merupakan suatu otorisasi formal untuk menggunakan lot
atau batch tertentu pada tahap produksi atau pada rantai supply chain berikutnya.
Release dibagi dua macam yaitu release aktif dan release pasif. Release aktif adalah
keputusan release yang terdokumentasi diambil hanya setelah dilakukan evaluasi
hasil tes dan parameter proses yang terkait. Release pasif dapat dilakukan dengan
melanjutkan produksi ke tahap berikutnya tanpa formalitas khusus, kecuali ada
campur tangan seseorang (blocking by exception). Ada tiga macam status produk
yaitu, awaiting, released, dan blocked. Status produk awaiting menunjukkan produk
masih menunggu hasil analisis dari laboratorium. Status produk released
menunjukkan produk telah lolos pemeriksaan laboratorium. Produk berstatus released
dapat dikeluarkan dari gudang penyimpanan dan didistribusikan. Produk berstatus
blocked artinya produk tidak memenuhi standar dan tidak dapat didistribusikan ke
konsumen. Produk berstatus blocked dijadikan sebagai makanan ternak. Stiker atau
label release ditempelkan pada setiap pallet produk. Stiker atau label berisi
identifikasi lot, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, kuantitas, dan status lot.
Manajer pabrik bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap produk pada level
pabrik dan dapat mendelegasikan kepada manajer QA atau kepala laboratorium.
Manajer QA dapat bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap produk yang
dihasilkan dari dalam pabrik.
6. Penelusuran, Identifikasi, dan Pengkodean Sistem telusur atau traceability adalah
tindakan pencegahan untuk memungkinkan dilakukannya prosedur withdrawal atau
recall secara efisien apabila dibutuhkan karena menyangkut masalah keamanan
pangan atau alasan lainnya. Ada dua arah pembagian traceability, yaitu upstream
traceability dan downstream traceability. Arah upstream traceability menunjukkan
sistem telusur yang dimulai dari produksi bahan baku sampai bahan baku tersebut
sampai ke Pabrik (ke hulu atau ke belakang). Downstream traceability menunjukkan
sistem telusur yang dimulai pada saat produk lepas dari pabrik menuju rantai
distribusi atau sampai produk dibeli oleh konsumen. Kode lot merupakan kode
produksi yang berisi informasi penting tentang seluruh proses produksi dan
pengemasan. Kode lot produksi terdiri dari kumpulan angka dan huruf yang
menunjukkan tahun, hari produksi, pabrik, mesin, dan batch. Angka pertama dan
kedua menunjukkan tahun produki. Angka ketiga, keempat, dan kelima menunjukkan
tanggal produksi berdasarkan format tanggal Julian, yaitu menggunakan hari produksi
hitungan satu hingga tiga ratus enam puluh lima dalam satu tahun. Angka keenam,
ketujuh, dan kedelapan menunjukkan kode pabrik yang memproduksi. Kode mesin
ditunjukkan dengan menggunakan huruf. Angka kesepuluh menunjukkan batch, yaitu
batch 1, 2, dan 3. Rancangan kode lot ini dirancang untuk menghindari adanya
duplikasi kode pada masing-masing produk sehingga memudahkan traceability jika
ada kasus tertentu. Sehingga pada kasus-kasus tertentu dapat ditentukan kode lot
mana saja yang akan di blocked.
7. Penarikan Produk Penarikan produk dari pasaran dapat terjadi apabila produk tidak
memenuhi standar mutu dan keamanan. Agar penarikan produk dapat terlaksana
dengan baik maka diperlukan pencatatan lot dan jumlah material yang digunakan.
Penarikan dapat terjadi apabila suatu produk melanggar peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan mengandung bahan yang berbahaya bagi konsumen.
8. Pemantauan Bakteri Patogen Pemantauan bakteri patogen atau pathogen monitoring
dibagi menjadi tiga area, yaitu line produksi, lingkungan, dan produk akhir. Analisis
bakteri yang digunakan sebagai dasar pemantauan adalah Salmonella (S) dan
Enterobacter (EB). Metode analisis menggunakan analisis kuantitatif. Setiap hasil
analisis pemantauan bakteri patogen ditulis pada papan pathogen monitoring yang
teletak di gang way menuju area produksi dan dibahas setiap hari pada DOR (Daily
Operation Review). Sampel berupa base powder diambil saat line produksi sedang
berlangsung dan setiap batch produksi. Sampel yang diambil pada lingkungan
(environment sample) berupa swab di area produksi kering. Sampel lingkungan
diambil setiap satu minggu per area. Apabila diperoleh hasil Salmonella dan
Enterobacter positif, maka area langsung disanitasi dan ditelusuri asal pencemaran
bakteri tersebut. Hasil analisis sampel lingkungan ditulis di papan pathogen
monitoring per area produksi. Seluruh hasil analisis dari line sampel dan lingkungan
sampel dibuat tren dalam bentuk grafik setiap bulannya. Dengan demikian
kecenderungan pemantauan terhadap bakteri patogen dapat diketahui sebagai langkah
perbaikan.
9. Komitmen Manajemen Komitmen manajemen ditunjukkan dengan
mengkomunikasikan pentingnya persyaratan keamanan pangan dalam suatu
organisasi dengan memberikan training hygiene dan safety bagi setiap personel yang
akan bekerja di dalam factory. Selain itu penandatanganan komitmen manajemen
dalam HACCP workshop dan refesh training bagi tim keamanan pangan
menunjukkan pihak manajemen mendukung SMKP yang diterapkan perusahaan.
Selain itu dilakukan tinjauan manajemen berupa audit internal dilakukan setiap dua
minggu sekali (biweekly factory tour) dengan mempertimbangkan aspek hygiene,
safety, cost, dan quality. Hasil audit ini dapat menjadi pertimbangan pengembangan
dan perbaikan aspek keamanan pangan.
10. Ketaatan terhadap Peraturan Produk & layanan Nestl tidak pernah berkompromi
untuk keamanan pangan dan selalu patuh terhadap hukum dan regulasi yang berlaku
pada market di mana Nestl berada. Hal ini ditunjukkan dengan penerapan syarat
halal bagi setiap produk yang dihasilkan dan pencantuman label informasi pada setiap
produk yang benar, jelas, dan lengkap.

You might also like

  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Document1 page
    Latar Belakang
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Lap Sementara Nanas
    Lap Sementara Nanas
    Document11 pages
    Lap Sementara Nanas
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document1 page
    Bab 1
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bahan
    Bahan
    Document21 pages
    Bahan
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bahan 2
    Bahan 2
    Document12 pages
    Bahan 2
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bahan Jila
    Bahan Jila
    Document8 pages
    Bahan Jila
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document2 pages
    Bab Ii
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • E
    E
    Document2 pages
    E
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Trisnaaaaaaaa Ikm
    Trisnaaaaaaaa Ikm
    Document14 pages
    Trisnaaaaaaaa Ikm
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document1 page
    Bab 1
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bahan 5
    Bahan 5
    Document6 pages
    Bahan 5
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bahan
    Bahan
    Document21 pages
    Bahan
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Terjemahan Obes Mental
    Terjemahan Obes Mental
    Document14 pages
    Terjemahan Obes Mental
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • E
    E
    Document2 pages
    E
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Korupsi
    Korupsi
    Document8 pages
    Korupsi
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Terjemahan Obes
    Terjemahan Obes
    Document17 pages
    Terjemahan Obes
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document1 page
    Bab 1
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • CV
    CV
    Document1 page
    CV
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Bagian Depan2
    Bagian Depan2
    Document5 pages
    Bagian Depan2
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Sap Gastritis
    Sap Gastritis
    Document13 pages
    Sap Gastritis
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • DM Ibu Hamil
    DM Ibu Hamil
    Document6 pages
    DM Ibu Hamil
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document1 page
    1
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Contoh Perhitungan
    Contoh Perhitungan
    Document3 pages
    Contoh Perhitungan
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Patologi
    Patologi
    Document10 pages
    Patologi
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Hasil
    Hasil
    Document5 pages
    Hasil
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Balita
    Balita
    Document6 pages
    Balita
    frischilia almuksi
    No ratings yet
  • Cara Pengolahan Milo Bubuk
    Cara Pengolahan Milo Bubuk
    Document7 pages
    Cara Pengolahan Milo Bubuk
    frischilia almuksi
    25% (4)