Professional Documents
Culture Documents
REPORTING GENERALIZATION
a. Praktik Pribadi
Praktik perorangan/praktik mandiri adalah praktik swasta yang dilakukan
oleh dokter, baik umum maupun spesialis. Dokter mempunyai tempat praktik
yang diurusnya sendiri, dan biasanya memiliki jam praktik. Adakalanya dokter
dibantu oleh tenaga administrasi yang mengatur pasien, kadang juga dibantu oleh
perawat, ada juga yang benar-benar sendiri dalam memberikan pelayanan,
sehingga dokter tersebut menangani sendiri semua prosedur pelayanan kesehatan
yang diberikannya.
b. Praktik Bersama
Pratik bersama (klinik bersama) adalah tempat dokter umum dan dokter
spesialis melakukan praktik berkelompok dan biasanya dokter di klinik bersama
terdiri dari berbagai dokter yang memiliki keahlian berbeda (spesialisasi).
c. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan
menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
(Permenkes RI No.9, 2014) .
Jenis Klinik
1. Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter
umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha
ataupun perorangan.
2. Klinik Utama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang
dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini
hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
d. Rumah Sakit
Berdasarkan Permenkes No. 56 tahun 2014, Rumah Sakit dibagi menjadi
dua yakni Rumah Sakit Umum yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit dan Rumah Sakit Khusus yaitu
rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit
atau kekhususan lainnya. Klasifikasi Rumah Sakit diatur pada UU No 44 tahun
2014 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang klasifikasi
rumah sakit. Rumah sakit umum dibagi menjadi 5 tipe/kelas yaitu A, B, C, D, dan
D Pratama.
a) Rumah Sakit Tipe A
Pelayanan yang diberikan berupa :
Kelompok pelayanan medis, meliputi 6 (enam) jenis pelayanan, yakni :
(1) pelayanan rawat jalan, (2) pelayanan rawat darurat, (3) pelayanan rawat inap,
(4) pelayanan bedah sentral, (5) pelayanan rawat intensif, dan (6) pelayanan
rehabilitasi medik.
Kelompok pelayanan penunjang medis, mencakup 3 (tiga) jenis pelayanan,
yakni : (1) pelayanan radiology dan imaging, (2) pelayanan laboratorium, dan (3)
pelayanan farmasi.
Kelompok penunjang non medik, mencakup 6 (enam) jenis pelayanan,
yakni (1) pelayanan gizi rumah sakit, (2) pelayanan pemulasaran jenazah, (3)
pelayanan binatu, (4) pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana, (5) pelayanan
pelatihan dan pelatihan, dan (6) pelayanan sosial.
Dengan tenaga medis minimal terdiri dari 18 dokter umum, 4 dokter gigi umum, 3
dokter spesialis dasar, 3 dokter spesialis penunjang, 3 dokter spesialis lain, 1
dokter subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis.
B. Persyaratan Khusus
1. Dokter penanggung jawab merupakan dokter umum ataupun
dokter gigi
2. Tenaga teknis kefarmasian
3. Tenaga administrasi/tenaga lain
1. Home care
Home care adalah salah satu jenis perawatan jangka panjang yang
diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah
mendapatkan pelatihan, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk
penyakit terminal.
Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan perawatan
kesehatan di rumah (home care), diantaranya :
a. Adanya kasus-kasus penyakit terminal, dimana dianggap tidak
efektif dan tidak efisien lagi apabila pasien dirawat di institusi
pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan.
b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan
pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan
perawatan yang relatif lama. Misalnya pasien pasca stroke yang
mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan
rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama.
c. Banyak orang yang merasakan bahwa dirawat inap di institusi
pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena
seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena
terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan pihak rumah sakit.
d. Lingkungan di rumah yang dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat
kesembuhan.
3. Rawat Jalan
Rawat jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk rumah
sakit,
untuk keperluaan observasi diagnose, pengobatan, rehabilitasi medik
dan pelayanan kesehatan lainya tanpa tinggal diruang rawat inap. Jenis
pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan
atas 4 macam yaitu :
a. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk
menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
b. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital
outpatient services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan
paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani
pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk
diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap
ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
d. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni
memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang
sama.
Pada bidang kedokteran gigi jenis pelayanan medik dasar yang dapat diberikan
antara lain:
1. Pelayanan darurat dasar (mengurangi rasa sakit)
2. Pembersihan karang gigi
3. Ekstraksi
4. Fissure sealent
5. Restorasi tumpatan
6. Perawatan saluran akar
7. Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut
8. Menghilangkan traumatic oklusi
9. Pelayanan bedah minor (insisi abses, tumor kecil jinak)
DAFTAR PUSTAKA