You are on page 1of 9

Volume 63No.

2Mei - Agustus 2014

Terbit 3 X/ Tahun ISSN : 0024 - 9548

DAFTAR ISI
Peran restorasi gigi dalam proses identifikasi korban........................................... 4145
Ananta Tantri Budi

Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent) pada praktek


dokter gigi.................................................................................................................... 4653
Mita Juliawati

Tingkat pemahaman terhadap instruksi cara pembersihan gigi tiruan lepasan


pada pasien Rumah Sakit Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin................................................................................................................. 5457
Eri H. Jubhari dan Nindya Dwi Utami Putri

Lower middle income class preferences for dental services................................. 5862


Iwan Dewanto

Pengukuran kadar kalsium saliva terlarut pada gigi yang dilakukan eksternal
bleaching dan dipapar dengan Streptococcus mutans............................................. 6365
Mei Syafriadi dan Tiara Chaeranee Noh

Pemanfaatan akar Sidaguri (Sida rhombifolia) sebagai bahan analgetik.............. 6669


Nurhayaty Natsir, Maria Tanumihardja, Indrya K. Mattulada dan Vero H. Sanusi

Printed by: Airlangga University Press. (OC 054/03.15/AUP-A5E). Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.
Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: aupsby@rad.net.id; aup.unair@gmail.com
Vol. 63, No. 2, Mei-Agustus 2014 | Hal. 46-53 | ISSN 0024-9548

Pentingnya surat persetujuan tindakan medik


(informed consent) pada praktek dokter gigi
(The importance of informed consent in dental practice)

Mita Juliawati
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Jakarta Indonesia

Korespondensi (correspondence): Mita Juliawati, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, Indonesia. E-mail: mitajuliawati@yahoo.com

ABSTRACT
Services to patients must involve a sense of safety, both for medical personnel (in this case dentist) and patients. One thing that
can protect the safety by completing informed consent to patient services. For the owner of dental care facilities, Informed Consent
is part of the Patient Safety such as included in the Law of the Republic of Indonesia No. 8/1999 on Consumer Protection, Law
Decree No. 29 of 2004 on the practice of medicine, in Article 45 of the Informed Consent and as well as in the Indonesian Minister
of Health Regulation No. 290/ Menkes/Per/III/2008. Informed consent law is mandatory for patients who have agreed to receive
medical action against the dentist with fully realized for any risk of medical actions to be performed by the dentist, and the force
of law where both dentists and patients and one witness must sign an Informed Consents form. Dentists are required to explain
the nature, purposes, possibilities and risks arising as a result of the action to the patient or family at least include diagnoses,
procedures, objectives, alternatives, risks, complications and prognosis of medical procedures performed. informed consents goal
were made using simple language where the patient will be able to understand the information provided, to be used as guidelines
for the patients decision. Its function for the dentist are safe sense in performing medical procedures on patients, and as a defense
against possible claims or lawsuits from patients or their families if there are unintended consequences. For patients, the respect
for the right of patients and can be used as a reason for a lawsuit against a doctor in case of dentist malpractice.

Key words: Informed consent, dentist and patients safety, sense of safety

PENDAHULUAN dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak


berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. 1
Pada era globalisasi terutama pada era persaingan
Demikian pula dengan etika perlakuan terhadap
dan kedokteran gigi modern, layanan prima
tubuh manusia, sebab secara moral maupun
kepada masyarakat merupakan hal penting yang
hukum, tidak ada seorang pun, baik dokter maupun
harus diutamakan oleh para dokter gigi. Dalam
pasien, dapat berbuat sesuatu terhadap tubuh
memberikan layanan kesehatan, dokter gigi serta
seseorang tanpa persetujuan dari yang memiliki
masyarakat yang menjadi pasien perlu mendapatkan
tubuh tersebut, karena hal itu merupakan tindakan
rasa aman. Rasa aman tersebut merupakan hak tiap
melanggar etika, hukum perdata maupun hukum
warga negara seperti yang tertera dalam falsalah
pidana. Oleh sebab itu hanya pasien sendiri yang
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal
berhak untuk menentukan terhadap dirinya sendiri
28 g ayat 1 Setiap orang berhak atas perlindungan
(self determination).2
diri, pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan
Dokter gigi dalam memberikan layanan kepada
harta benda yang ada di bawah kekuasaannya,
pasien perlu waspada mengingat berbagai kasus
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014 47

yang terjadi akibat ketidakhati-hatian yang akhirnya Kasus tersebut menggambarkan keteledoran
berujung kepada masalah hukum, antara lain pihak penyedia jasa layanan kesehatan dalam hal
akibat ketidak lengkapan salah satu sarana dalam ini dokter gigi dalam menangani pasien tanpa
pelayanan kedokteran gigi terhadap masyarakat surat persetujuan tindakan medis (informed consent),
yaitu kelengkapan surat persetujuan tindakan ternyata dapat berakibat hal yang tidak diinginkan.
medis (informed consent) pada layanan medis kepada Akibat jangka panjangnya adalah kemungkinan
pasien. Surat persetujuan tindakan medis (informed dapat terkena kasus hukum apabila ada tuntutan
consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh dari pihak keluarga pasien. Sehubungan hal tersebut,
pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan maka perlu diketahui peran surat persetujuan
mengenai tindakan medis kedokteran gigi yang tindakan medis (informed consent) bagi tenaga medis
akan dilakukan terhadap pasien disertai informasi termasuk bagaimana prosedur pelaksanaannya,
mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.3 serta apakah kelengkapan surat persetujuan
Pentingnya persetujuan tindakan medis terhadap tindakan medis (informed consent) pada saat ini wajib
pasien yang akan dirawat adalah demi faktor dilakukan guna melindungi tenaga medis.
keamanan dan kenyamanan kedua belah pihak Tujuan dari surat persetujuan tindakan medis
baik dokter gigi maupun pasien, meski sebagai (informed consent) bagi dokter gigi adalah membuat
masyarakat yang beragama, perlu disadari pula rasa aman dalam menjalankan tindakan medis
bahwa setiap keberhasilan ataupun kegagalan pada pasien dan sebagai pembelaan diri terhadap
perawatan oleh dokter gigi tersebut adalah juga kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari
ditentukan oleh takdir Tuhan Yang Maha Esa. pasien atau keluarganya apabila timbul akibat
Dengan semakin luasnya pengetahuan pasien yang tidak dikehendaki, bagi pasien mampu
dalam kesehatan khususnya bidang kedokteran memahami informasi yang diberikan, sebagai
gigi membuat pasien merasa perlu terlibat dalam pedoman membuat keputusan serta merupakan
pembuatan keputusan perawatan terhadap diri penghargaan terhadap hak pasien dan dapat
mereka. Karena alasan tersebut, komunikasi dan digunakan sebagai alasan gugatan terhadap dokter
persetujuan yang diperoleh dengan baik dapat apabila terjadi penyimpangan praktik dokter dari
memfasilitasi keinginan pasien, serta menjamin maksud diberikannya persetujuan pelayanan
terpeliharanya hubungan baik antara dokter gigi kesehatan, bagi dokter gigi adalah membuat rasa
dan pasien. aman dalam menjalankan tindakan medis pada
Contoh kasus yang berhubungan dengan pasien dan sebagai pembelaan diri terhadap
persetujuan tindakan medis antara lain yaitu kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari
laporan pengaduan masyarakat yang berujung pasien atau keluarganya apabila timbul akibat yang
penuntutan kepada tenaga medis dokter gigi, tidak dikehendaki.
perihal pencabutan gigi yang dilakukan tanpa
persetujuan pada suatu kegiatan sosial di daerah Pengertian surat persetujuan tindakan medis
Jawa Barat oleh tenaga medis suatu instansi yang (informed consent)
terjadi pada seorang anak perempuan berusia 9 Informed consent terdiri dari dua kata yaitu
tahun dimana akibat tindakan itu terjadi kelainan informed yang berarti telah mendapat penjelasan
syaraf yaitu mulut seperti tertarik pada salah satu atau informasi dan consent yang berarti persetujuan
sisi. Walau kemudian dilakukan rujukan ke rumah atau memberi izin. Jadi informed consent didefinisikan
sakit terdekat untuk terapi di bagian syaraf, tetapi sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan
intinya orang tua dari pasien mempermasalahkan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
pencabutan gigi yang dilakukan tanpa ijin mereka. tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
Pendapat ahli menyatakan bahwa pencabutan dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.5
itu termasuk tindakan invasif, sehingga tenaga Menurut Wiradharma, surat persetujuan tindakan
medis yang melakukan pencabutan gigi pada anak medis (informed consent) dapat diartikan sebagai
tersebut harus memberi penjelasan serta akibatnya sebuah persetujuan yang diberikan oleh pasien
kepada orangtua anak tersebut. Setelah menerima kepada dokter yang merawatnya setelah diberi
penjelasan, orangtua harus memberikan persetujuan penjelasan termasuk masalah biaya. Persetujuan
terlebih dahulu dengan menandatangani surat tindakan medis ini dilakukan oleh dokter sebelum dia
persetujuan tindakan medis.4 melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
48 Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014

medis apapun yang akan dilakukan. Intinya ada Fungsi surat persetujuan tindakan medis
tiga unsur penting pada surat persetujuan tindakan (informed consent)
medis (informed consent) yaitu informasi, pemahaman, Guwandi mengatakan bahwa surat persetujuan
dan kerelaan.6 Guwandi menyatakan bahwa surat tindakan medis berfungsi ganda, bagi dokter gigi
persetujuan tindakan medis (informed consent) dapat membuat rasa aman dalam menjalankan
memiliki ketentuan yaitu pasien harus memiliki tindakan medis kepada pasien, sekaligus sebagai
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan, pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya
memberikan persetujuan dengan sukarela tanpa tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya
paksaan, memperoleh serta memahami informasi apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki. Bagi
lengkap mengenai tindakan medis yang akan pasien, merupakan penghargaan terhadap haknya
dilakukan, memahami segala resiko yang mungkin oleh dokter gigi dan dapat digunakan sebagai
terjadi, dan mampu melakukan evaluasi dari alasan gugatan terhadap dokter gigi apabila terjadi
setiap akibat dari keputusan yang akan dibuat. penyimpangan praktik dokter dari tujuan awal, juga
Persetujuan diberikan pasien setelah mendapatkan bagi pasien atau keluarganya dapat membebaskan
informasi secara jelas dan lengkap dari dokter gigi risiko hukum bagi timbulnya akibat yang tidak
yang merawatnya. Sebaiknya digunakan bahasa dikehendaki dalam hal perlakuan medis yang benar
sederhana dan mudah dimengerti sehingga pasien dan tidak menyimpang. Walaupun ada persetujuan,
dapat memiliki gambaran jelas untuk mengambil tetapi apabila perlakuan medis dilakukan secara
keputusan.3 salah sehingga menimbulkan akibat yang tidak
dikehendaki, dokter juga turut bertanggung jawab
Tujuan surat persetujuan tindakan medis terhadap akibatnya.3
(informed consent)
Dalam hubungan antara pelaksana (dokter gigi) Aspek hukum surat persetujuan tindakan
dengan pengguna jasa tindakan medis (pasien), maka medis (informed consent)
pelaksanaan informed consent bertujuan melindungi Menurut PerMenKes no. 290/MenKes/Per/
pasien secara hukum dari segala tindakan medis III/2008 dan Undang Undang no. 29 tahun 2004
yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan
tindakan dokter gigi yang sewenang-wenang, Kedokteran KKI tahun 2008, Informed Consent adalah
tindakan malpraktek yang bertentangan dengan persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
hak asasi pasien dan standar profesi medis, serta oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah
penyalahgunaan alat canggih yang memerlukan mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
biaya tinggi yang sebenarnya tidak perlu dan tidak tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap
berdasar alasan medis, memberikan perlindungan pasien tersebut.1,8 Dalam masalah informed consent
hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari dokter gigi sebagai pelaksana jasa tindakan medis,
tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, disamping terikat oleh Kode Etik Kedokteran Gigi
serta akibat tindakan medis yang tak terduga dan Indonesia, dokter gigi tidak dapat melepaskan diri
bersifat negatif, misalnya terhadap risk of treatment dari ketentuan-ketentuan hukun perdata, hukum
yang tak mungkin dihindarkan walaupun dokter pidana maupun hukum administrasi, sepanjang hal
telah bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai itu dapat diterapkan.
dengan standar profesi medik.6 Intinya tujuan Aspek Hukum Perdata meliputi tindakan
informed consent adalah mampu memahamidengan medis yang dilakukan oleh dokter gigi tanpa
jelas informasi yang telah diberikan kepadanya, adanya persetujuan dari pasien, sedangkan
menggunakan bahasa sederhana dan tanpa istilah pasien dalam keadaan sadar penuh dan mampu
yang terlalu teknis, mampu mempercayai informasi memberikan persetujuan, maka dokter gigi dapat
yang telah diberikan, mampu mempertahankan dipersalahkan dan digugat telah melakukan suatu
pemahaman informasi tersebut untuk waktu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad)
yang cukup lama serta mampu menganalisis dan berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-undang
menggunakannya untuk membuat keputusan Hukum Perdata (KUHPer).9 Hal ini karena pasien
secara bebas.3 mempunyai hak atas tubuhnya, sehingga dokter
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014 49

gigi harus menghormatinya, bila dari aspek Hukum yang dimiliki oleh seorang dokter, prediksi tindakan
Pidana, informed consent mutlak harus dipenuhi medis yang akan dijalani oleh seorang pasien
dengan adanya pasal 351 Kitab Undang-Undang harus dijelaskan, komplikasi yang akan terjadi,
Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan. ketidaknyamanan, biaya dan resiko dari setiap
Suatu tindakan invasif (misalnya pembedahan, pilihan, termasuk tidak mendapatkan pengobatan
tindakan radiology invasive) yang dilakukan dokter atau tindakan). 9 When: kapan disampaikan?
tanpa adanya izin dari pihak pasien, maka dokter (usahakan penyampaian informasi kepada pasien
dapat dituntut telah melakukan tindak pidana tidak terlalu lama jaraknya antara awal pemeriksaan
penganiayaan yaitu telah melakukan pelanggaran sampai keputusan tindakan medik, karena kondisi
terhadap Pasal 351 KUHP.9 ini juga akan berpengaruh terhadap penyakit dan
tindakan medis yang akan dilakukan. Who: siapa
Proses pembuatan surat persetujuan tindakan yang harus menyampaikan? bagi tindakan bedah
medis (informed consent) dalam pelayanan dan tindakan invasif lain harus disampaikan oleh
kesehatan masyarakat dokter yang akan melakukan tindakan, jika dalam
Penyampaian informasi ada beberapa hal yang keadaan tertentu dokter tersebut tidak ada maka
perlu diperhatikan yang dikenal dengan istilah 4 informasi harus diberikan oleh dokter lain yang
W, yaitu What: apa yang perlu disampaikan?, yaitu bertanggungjawab. 10 Which: yang mana perlu
penjelasan yang harus disampaikan kepada pasien, disampaikan? dokter gigi harus menginformasikan
tergantung dari kondisi dan tindakan medis yang seluruhnya tentang kondisi pasien dan tidak ada
akan dijalani dalam rangka tanggung jawab moril hal-hal yang dirahasiakan, kecuali dinilaiakan dapat
terhadap pasien. Petugas kesehatan perlu memilih mempengaruhi kondisi kesehatan pasien, maka
yang terbaik dalam menyampaikan informasi, informasi dapat disampaikan kepada keluarga
tanpa ada keterangan yang terlupakan, tanpa pasien, namun dalam kondisi darurat penyampaian
mengabaikan keadaan psikis, mental, sikap dari informasi tidak berlaku, hal yang terpenting adalah
akibat ketakutan, serta kegoncangan jiwa pasien. penyelamatan nyawa pasien, maka pada kondisi
Pada dasarnya penjelasan dokter tersebut meliputi seperti ini tidak praktis lagi untuk menunda
diagnosa penyakit (dokter harus menjelaskan tindakan atau mempermasalahkan surat persetujuan
keadaan yang abnormal dari tubuh pasien yang tindakan medis (informed consent).10
ditemui, sehingga diharapkan pasien mengetahui
tentang kondisi abnormal tersebut, baik diminta
maupun tidak), pemeriksaan (pasien berhak untuk PEMBAHASAN
menolak atau melanjutkan pemeriksaan serta Dari telaah pustaka diatas tergambar pentingnya
mengetahui hasil dan tujuan pemeriksaan agar surat persetujuan tindakan medis (informed
tidak terjadi kesalah pahaman antara pasien dan consent) dalam layanan praktik kedokteran
dokternya), terapi (suatu pemulihan kesehatan gigi, yang meliputi layanan edukasi (promotif),
yang diselenggarakan untuk mengembalikan status pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan
kesehatan, dan fungsi tubuh akibat cacat atau pengembalian fungsi kunyah estetik (rehabilitatif).11
menghilangkan kecacatan yang dilakukan oleh Dalam hal ini merupakan suatu perjanjian tertulis
tenaga kesehatan sesuai dengan ilmu yang dimiliki yang menentukan kewajiban dokter gigi dalam
serta memiliki kewenangan untuk melakukan berkomunikasi dengan pasien, yang berisi ketentuan
pengobatan dan dapat dipertanggungjawabkan), dimana pasien harus memiliki kemampuan untuk
resiko (setiap tindakan medis memiliki resiko yang mengambil keputusan, pasien harus sukarela
mungkin terjadi dalam melakukan pengobatan dan memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan,
tindakan medis, misal terjadinya alergi), alternatif serta memperoleh dan memahami informasi yang
(harus disampaikan beberapa alternatif dalam lengkap mengenai tindakan medis yang akan
proses diagnosis dan terapi, dimana setiap proses dilakukan. Tujuan dari surat persetujuan tindakan
harus dijelaskan apa prosedur, manfaat, kerugian, medis (informed consent) adalah agar pasien mampu
dan efek yang mungkin dapat timbul dari pilihan memahami serta mempercayai informasi yang
tersebut), serta prognosis (pasien berhak mengetahui diberikan dengan jelas, mampu mempertahankan
tingkat keberhasilan dari suatu tindakan medis, informasi yang telah diberikan dalam waktu yang
meskipun kondisi ini tidak bisa dipastikan, namun cukup lama, menggunakan bahasa yang sederhana,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
50 Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014

sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman 4 perihal setiap orang berhak atas kesehatan, lalu
membuat keputusan oleh pasien. pada pasal 7 yang menyatakan bahwa setiap orang
Informed consent berfungsi ganda. Bagi dokter, berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi
surat persetujuan tindakan medis dapat membuat tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung
rasa aman dalam menjalankan tindakan medis jawab serta pada pasal 8 dimana setiap orang berhak
pada pasien, sekaligus dapat digunakan sebagai memperoleh informasi tentang data kesehatan
pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang
tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki. Bagi kesehatan, dalam hal ini dokter gigi.11
pasien informed consent merupakan penghargaan Konsekuensi hukum bila informed consent tidak
terhadap hak-haknya oleh dokter gigi dan dapat dipenuhi oleh tenaga medis yaitu apabila tenaga
digunakan sebagai alasan gugatan apabila terjadi medis melalaikan tiga syarat tindakan medis, tetapi
penyimpangan praktik dokter gigi dari maksud tidak dianggap melawan hukum adalah, indikasi
diberikannya persetujuan pelayanan kesehatan. medis, prosedur baku di dalam ilmu kedokteran dan
Walaupun ada persetujuan semacam itu, apabila adanya surat persetujuan tindakan medis (informed
perlakuan medis dilakukan secara salah sehingga consent). Sesuai tertera dalam KUH Perdata pasal
menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki, dokter 1365, mengenai onrechtmatigedaad, sanksi perdatanya
gigi juga tetap terbebani tanggung jawab terhadap dalam bentuk ganti rugi atas cacat atau luka karena
akibatnya.Informed consent harus ditandatangani adanya perbuatan yang salah misalnya karena lalai.
oleh dokter gigi yang melakukan tindakan medis, Untuk sanksi pidana yang dapat dikaitkan dengan
pasien sebagai yang dilakukan tindakan serta surat persetujuan tindakan medis (informed consent)
disetujui oleh setidaknya satu orang saksi dari pihak adalah KUHP Pasal 351 mengenai penganiayaan,
pelaksana medis atau pihak keluarga pasien. Hal misalnya dokter atau dokter gigi yang melakukan
ini perlu untuk menambah rasa aman pihak pasien tindakan medis tanpa izin, tetapi jika dalam
dan keluarga serta bagi dokter gigi ada pihak yang prosedur tidak ditemukan suatu kesalahan atau
menguatkan sebagai saksi dari persetujuan tindakan kelalaian maka sanksi perdata maupun pidana tidak
pada pasien. dapat diberlakukan.8,12
Peran penting informed consent diperkuat Hal tersebut diatas menunjukan betapa
dengan aturan yang tertera pada Undang-Undang pentingnya peran surat persetujuan tindakan
Republik Indonesia No.29 tahun 2004 tentang medis (informed consent) dalam praktek kedokteran
Praktik Kedokteran pasal 45 yang menyampaikan termasuk kedokteran gigi. Perihal salah satu contoh
bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran kasus di atas yang timbul karena ketidakhati-
gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter hatian dokter gigi yang tidak menyertakan surat
gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan persetujuan tindakan medis (informed consent) pada
dimana persetujuan diberikan setelah pasien pasien yang diduga mengakibatkan komplikasi
mendapat penjelasan secara lengkap, sekurang- berupa kelainan syaraf pasca pencabutan, walau
kurangnya mencakup diagnosa serta tatacara kemudian dilakukan rujukan ke rumah sakit
tindakan medis yang dilakukan, tujuan tindakan untuk terapi di bagian syaraf, tetapi intinya
medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan orang tua dari anak tersebut mempermasalahkan
resikonya serta komplikasi yang mungkin terjadi, pencabutan gigi yang dilakukan tanpa ijin mereka,
serta prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. pendapat ahli menyatakan bahwa pencabutan itu
Selanjutnya persetujuan tersebut diatas dapat termasuk tindakan invasif, sehingga orangtua pasien
diberikan baik lisan maupun tulisan, tetapi khusus perlu mendapat penjelasan tentang akibatnya,
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang setelah menerima penjelasan, orangtuanya harus
berisiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan memberikan persetujuan dengan menandatangani
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak surat persetujuan tindakan medis. Dalam hal ini
memberi persetujuan. Kelengkapan informasi pasien merasa dirugikan dimana seharusnya pasien
kepada pasien tersebut guna menunjang hak-hak mempunyai hak untuk mendapatkan informasidari
pasien yang dilindungi oleh Undang-Undang dokter gigi sebelum melakukan tindakan medis.4
antara lain Undang-Undang no. 36 tahun 2009 Dengan contoh kasus tersebut serta konsekuensi
tentang Kesehatan yang ada di bab III mengenai hukumnya, dokter gigi harus lebih waspada
Hak dan Kewajiban pasien, antara lain pada pasal dan berhati-hati dalam melakukan tindakan
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014 51

medis dengan melakukan tindakan pencegahan seluruh tindakan sudah dilakukan, maka dokter
yaitu melakukan tindakan medis sesuai standar atau dokter gigi akan dapat melakukan pelayanan
pelayanan medis dan standar prosedur operasional praktik kepada pasien dengan tenang.
pelayanan praktik kedokteran gigi, melakukan Berdasarkan pembahasa di atas dapat disimpulkan
anamnesa dan pemeriksaan pasien sesuai aturan bahwa surat persetujuan tindakan medis (informed
yang ada, menjelaskan seluruh rencana perawatan consent) berperan penting bagi dokter gigi dalam
atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, menjalankan tindakan medisnya yaitu sebagai
mengisi informed consent dan menandatangani form salah satu perangkat untuk melindungi rasa aman.
tersebut kepada pasien atau keluarganya. Apabila Surat persetujuan medis (informed consent) harus

Gambar 1. Contoh surat persetujuan tindakan medis (informed consent) di RS dr. Cipto mangunkusumo.
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
52 Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014

ditandatangani kedua belah pihak baik dokter gigi Indonesia no. 29 tahun 2004 tentang praktik
sebagai pihak pemberi jasa maupun pasien sebagai kedokteran pasal 45 yang intinya melindungi tenaga
pihak penerima jasa sebelum tindakan medis medis dari tuntutan malpraktik.
dilakukan. Prosedur yang harus dilakukan dokter gigi
Pasien sebagai penerima jasa harus mendapatkan kepada pasien dalam hubungannya dengan
penjelasan secara lengkap perihal tindakan, tujuan, tindakan medis pada praktik kedokteran gigi
resiko serta komplikasi terhadap tindakan yang adalah sebagai berikut, melakukan tindakan kepada
dilakukan,sesuai dengan Undang-Undang Republik pasien sesuai standar pelayanan medis dan standar

Gambar 2. Contoh surat persetujuan tindakan medis (informed consent) di klinik gigi umum dan eksekutif Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Juliawati: Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
Jurnal PDGI 63 (2) Hal. 46-53 2014 53

prosedur operasional pelayanan praktik kedokteran 4. Supangkat J, Gesuri AT, Syukur H. Pencabutan gigi
dan kedokteran gigi, melakukan anamnesa dan tanpa persetujuan. 28 Januari 2010. Diambil dari: http://
majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1990/04/28/KSH/
pemeriksaan pasien sesuai aturan yang ada, mengisi
mbm.19900428.KSH18456.id.html. Diakses tanggal 24
surat persetujuan tindakan medis (informed consent) November 2010.
dan menandatangani form tersebut kepada pasien 5. Mengenal Informed Consent. Diambil dari: http://www.
atau keluarganya, menjelaskan seluruh rencana scribd.com/doc/22040447. Diakses tanggal 1 November
perawatan atas tindakan yang akan dilakukan 2007.
kepada pasien yang bersangkutan. 6. Wiradharma D. Penuntun kuliah etika profesi medis.
Jakarta: Universitas Trisakti; 2011. h. 77-88, 135-49.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
290/MenKes/Per/2008 tentang Persetujuan Tindakan
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran. 2008.
1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 8. Wiradharma D. Penuntun kuliah hukum kedokteran.
Diambil dari: http://www.itjen.depkes.go.id/public/ Jakarta: Sagung Seto; 2010. h. 13-96.
upload/unit/pusat/files/uud1945. 9. Guwandi J. Tanya jawab persetujuan tindakan medis.
2. Alan J. Malpraktek dan informed consent bidang Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
kesehata n di I ndonesia. Ja ka r ta: Kompasia na; Indonesia; 2004. h. 53-8.
2013. Diambil dari: http://m.kompasiana.com/post/ 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
read/547240/1/mal-praktek-dan-inform-consent-bidang- 284/MenKes/SK/IV/2006 tentang Standar Pelayanan
kesehatan-di- indonesia.html#_ftn1. Diakses tanggal 17 Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. 2006.
Desember 2013. 11. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009,
3. Guwandi J. Informed consent. Jakarta: Balai Penerbit tentang Kesehatan: hak dan kewajiban konsumen dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2004. h. 1- kesehatan pasal 4, 7 dan 8. Jakarta: Prestasi Pustaka; 2009.
50. h. 151-2.
12. Subekti T. Kitab undang-undang hukum perdata.
Jakarta: PT Pranadya Paramita; 2004. h. 339, 46.

You might also like