You are on page 1of 11

1.

Mekanisme Keracunan Formalin

Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein
sehingga membentuk rangkaian rangkaian antara protein yang berdekatan.

Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di
dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih bila formalin yang masuk ke tubuh itu
memiliki dosis tinggi

Mekanisme formaldehid masuk ke dalam tubuh

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi
alergi dan bahaya kanker pada manusia. Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui
dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari
lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung
formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau
air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Jika kandungan
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel,
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
kerusakan pada organ tubuh.

Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu
jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti
adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma
duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring
(tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin
melalui hirupan. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke
luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah.
Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika
imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin
dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya
bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.

Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus)
merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam
lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara
imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada
lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus
imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal
berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk
dikeluarkan.

2. Gejala Klinis Keracunan Formalin

Gejala dan tanda keracunan formalin

Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan
jaringan sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang
paru) atau edema paru ( pembengkakan paru). Bila terkena kulit dapat menimbulkan
perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. Apabila
terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-
gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi
tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi
kerusakan pada lensa mata. Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa
terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit
perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga
koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan syaraf pusat dan ginjal.

Gejala anak yang keracunan formalin ; Biasanya gejala awal anak yang mengalami
keracunan formalin adalah mual, muntah, pusing, sakit kepala, sakit perut, kejang hingga
tidak sadarkan diri (pingsan). Biasanya hal ini terjadi setelah tidak lama makan makanan
yang mengandung formalin di sekitar sekolahnya. Segera bawa ke RS jika hal ini terjadi.

Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut

Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.Sebelum ke


rumah sakit : berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah
pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.Di
rumah sakit : lakukan bilas lambung ( gastric lavage ), berikan arang aktif (walaupun
pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan
endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat
dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat
dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi
keadaan asidosis metabolik berat pada korban.

Diagnosis Keracunan Formalin

Pengobatan

Tindakan Pencegahan:
1. Terhirup
* Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker,
kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam
hidung atau mulut.
* Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan.

2. Terkena mata
* Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
* Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi
keadaan darurat.
3. Terkena kulit
* Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
* Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

4. Tertelan
Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja. Cuci tangan sebelum makan.

Tindakan pertolongan pertama


1. Bila terhirup
Jika aman memasuki daerah paparan, pindahkan penderita ke tempat yang aman. Bila
perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan
buatan. Segera hubungi dokter.

2. Bila terkena kulit


Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20
menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi
bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag
kering, steril dan longgar. Bila perlu, segera hubungi dokter.

3. Bila terkena mata


Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan
tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur
0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-
menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke dokter.

4. Bila tertelan
Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit.
Tugas Toksikologi

FORMALDEHID

Oleh :

I PUTU ARIAWAN

NIM : 12.131.0368

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN D3

2014
SUMBER INTERNET: http://ariawanputu2.blogspot.co.id/2014/04/makalah-
formaldehid-toksikologi.html

FORMALDEHID

1. Latar Belakang

Bagi kebanyakan orang, formalin adalah bahan yang lazim digunakan untuk
pengawet mayat . Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain
sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.

Formaldehide yang lebih dikenal dengan nama formalin sebenarnya bukan


merupakan bahan makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh di tambahkan
pada makanan. Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun,
karsinogen, mutagen, korosif, dan iritatif.

Akhir akhir ini semakin marak dibicarakan tentang formalin yang terdapat
dibeberapa bahan makanan. Formalin dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan
makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan.

Pengawet formalin mempunyai unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan
protein, karenanya jika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat
unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap ke bagian
dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka
bila di tekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati tidak akan di
serang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, itulah sebabnya tahu
atau makanan lainnya menjadi lebih awet.

Sifat antimicrobial dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya


menginaktivasi protein dengan cara mengkondensasi dengan amino bebas dalam
protei menjadi campuran lain. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring
dengan peningkatan suhu (Lund,1994). Mekanisme formalin sebagai pengawet
adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian
rangkaian antara protein yang berdekatan.

Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak
terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih bila formalin yang
masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.

Formalin juga dapat merusak persyarafan tubuh manusia dan di kenal dengan zat
yang bersifat neurotoksik. Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitif,
mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan
menstruasi dan infertilas. Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat
menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.

2. Pengertian formaldehid
Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan kedalamnya
ditambahkan methanol 10-15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam perdagangan,
tersedia formaldehid 37% dalam air yang dikenal dengan formalin serta dikenal
sebagai bahan pengawet dan biasanya mengandung 10% methanol, memiliki
karakteristik tidak bewarna bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/1
dalam suhu 20 derajat Celsius.

Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara


lain sebagai berikut :

a. Formol

b. Morbicid

c. Formic Aldehyde

d. Oxymethylene

e. Methylene aldehyde

f. Oxomethane

g. Formoform

h. Ethylene aldehyde

i. Oxomethane

j. Formoform

k. Formalith

l. Karsan

3. Sifat formaldehid

Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,


senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida
merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik
elektrofilik dansanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi
elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa
mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.

Formaldehida bisa membentuk trimer siklik,1,3,5-trioksana atau polimer


linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida
berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara
dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format,
karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan
udara.
Sifat fisika dan kimia

Tampilan : cairan jernih (tidak berwarna)

Bau : berbau menusuk, keras

Kelarutan : sangat larut

Berat jenis dan pH : 1.08 dan 2.8

Volatilasi (21oC) : 100

Titik didih dan titik cair : 96oC dan 15oC

Kepadatan uap (1 atm) : 1.04

Tekanan Uap : 1.3 @ pada 20oC

4. Penggunaan formaldehid

Pembunuh kuman sehingga di manfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang,


dan pakaian.

a. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.

b. Bahan pada pembuatan sutra buatan, cermin kaca dan bahan peledak.

c. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas.

d. Bahan pembuatan pupuk lepas lambat (sustained release ) dalam bentuk urea
formaldehyde.

e. Bahan untuk pembuatan produk parfum.

f. Pencegah korosi untuk sumur minyak.

g. Bahan untuk insulasi busa.

h. Bahan perekat untuk produk kayu lapis ( plywood ).

Penggunaan yang salah

Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk


pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti
ini dilakukan olehprodusen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya:
a. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih,
kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa
hari dan tidak mudah busuk.

b. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak
mudah busuk.

c. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.

d. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet
beberapa hari dan tidak mudah basi.

5. Mekanisme formaldehid masuk ke dalam tubuh

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan,
reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Formalin masuk ke dalam tubuh
manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita
menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot
dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk
ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga
mengandung formalin. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara
kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.

Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis
tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna
seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan
adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko
kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil
akibat paparan formalin melalui hirupan. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut
dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit
dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam
berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau
mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar
rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi
dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.

Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus)
merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi
asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya
tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan
mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam
tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh
tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya
masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan.

6. Bahaya utama formaldehid terhadap kesehatan

Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup,berbahaya jika kontak
dengan kulit atau tertelan menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa
terbakar,iritasi saluran pernafasan dan mata (kemungkinan parah),lakrimasi,reaksi
alergi,bahaya kanker (pada manusia).

A. Bahaya paparan jangka pendek (Akut)

1) Jika Terhirup

Konsentrasi 0,1-5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan;
10-20 bpj dapat menyebabkan susah bernafas,rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan,dan batuk;25-50 bpj dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan luka
saluran pernafasan seperti pneumonitis dan kadang-kadang edema paru. Gejala lain
seperti bersin, sulit bernafas, radang kerongkongan, radang batang tenggorokan,
dada sesak, radang cabang batang tenggorokan, sakit kepala, disfagia, sangat
haus, kelelahan, berdebar-debar, mual dan muntah. Pada konsentrasi sangat tinggi
akan menyebabkan kematian. Reaksi hipersensitifitas seperti udem laring, asma
bronchitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah terpapar.

2) Jika Kontak Dengan Kulit

Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati
rasa, dan luka baker tingkat satu. Sensitisasi dermatis yang ditandai dengan ekstrim,
reaksi vesicular disertai dengan erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum,
dan pundak terjadi pada orang yang pernah terpapar. Juga dilaporkan terjadi
urtikaria. Dosis letal pada kelinci sebeser 270 mg/kg

3) Jika Kontak Dengan Mata

Kosentrasi 0,05-3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit,
berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4-20 bpj dapat menyebabkan
lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan kebutaan.

4) Jika Tertelan

Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi,
dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual,
muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala,
hiotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma. Perubahan degeneratif dari
hati, jantung dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan
ginjal dengan albuminuria, hermaturia, anuria, dan asidosis dapat terjadi.

B. Bahaya paparan jangka panjang ( Kronis )


a) Jika Terhirup

Paparan berulang atau jangka panjang menyebabkan sakit kepala, rintis mual,
mengantuk, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek
neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritibilitas, gangguan keseimbangan,
penurunan daya ingat, hilang konsentrasi, dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid
dan sterilitas kedua pada wanita. Efek reproduktif pada hewan

b) Jika Kontak Dengan Kulit

Paparan berulang atau jangka panjang mungkin menyebabkan luka bakar tingkat
dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan
sensitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai
dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain tubuh.

c) Jika Kontak Dengan Mata

Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau kontak
lama dengan bahan krosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek seperti pada
paparan jangka pendek

d) Jika Tertelan

Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasi
saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi sensitisasi pernah dilaporkan. Pria
yang menelan formalin selama 15 hari mengeluh sakit pada perut atau lambung dan
sakit kepala. Gejala lain yang dilaporkan termasuk rasa terbakar pada tenggorokan,
penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan
paha.

Penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan sesungguhya telah dilarang


sejak tahun 1982. Hal ini dikuatkan dengan Undang-Undang No 7/1996 tentang
Perlindungan Pangan. Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang
digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang
penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri
Kesehatan No 722/1988 yaitu bahwa makanan yang menggunakan bahan
tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh
langsung terhadap derajat kesehatan manusia

7. Penanganan bila telah terpapar formaldehid

a. Terhisap

Pindahkan korban pada udara bersih. Apabila tidak bisa bernapas beri napas
buatan. Jika sulit bernapas beri oksigen, kemudian panggil dokter.

b. Tertelan
Berilah susu, arang aktif atau air. Setiap bahan organik dapat menonaktifkan
formalinjaga tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga agar
kepala lebih rendah dari pinggul.

c. Kontak kulit

segera cuci dengan air paling tidak 15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

d. Kontak mata

segera cuci dengan air selama 15 menit kemudian panggil dokter

Daftar pustaka
Ariliwandra.2011.Formaldehid.(online).http://ariliwandra.blogspot.com/2011/02/forma
lin.html. Diakses pada tanggal 28 April 2014.

Chaliq.2013.Formalin atau Formaldehid.(online) http://chaliq-


chemistry.blogspot.com/2012/03/formalin-atau-formaldehid.html. Diakses pada
tanggal 28 april 2014.

Sumantri, 2009. Pemeriksaan mi basah dan mi kering yang dijual di kota Jambi.AAK.
Jambi

Kevin.2013.Mengenal formalin.
(online).http://kevinrudhy.blogspot.com/2013/01/formalin.html. Diakses pada tanggal
28 April 2014.

Wicaksana Widya.2009. Mengenal Formalin dan Bahayanya .


(online).http://supermilan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28 April 2014.

You might also like