Professional Documents
Culture Documents
Pasien datang diantar keluarganya ke IGD RSUD Ungaran pada tanggal 2 Februari 2014
pukul 16.13 WIB dengan keluhan kedua lutut terasa nyeri dan sulit untuk berjalan.
Keluhan ini dirasakan pasien secara tiba tiba sejak 2 hari SMRS. Nyeri
dirasakan pasien seperti berdenyut dan tertusuk jarum. Nyeri tersebut juga tidak
menghilang dengan kompres, minyak urut, maupun obat pengurang rasa sakit. Nyeri
semakin memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya tetapi
sedikit berkurang dengan istirahat. Awalnya, pasien mengaku mendapatkan keluhan
nyeri dan sulit berjalan ini ketika pasien ingin beranjak dari tempat tidurnya
menuju kamar mandi. Ketika akan berdiri, pasien merasakan kedua kakinya sangat
nyeri dan sulit untuk digerakkan hingga pasien terjatuh ke lantai. Pasien
menyangkal adanya benturan di kepala saat jatuh. Riwayat pingsan setelah jatuh,
mual, muntah, sesak, kejang, pusing, lumpuh separo, cedal, pelo, merot semuanya
juga disangkal. Riwayat makan minum, buang air besar dan buang air kecil semuanya
masih dalam batas normal. Sebenarnya, pasien sudah lama merasakan nyeri pada kedua
lututnya ini yaitu selama 1 tahun SMRS, namun perlahan dirasa semakin memberat
sejak ada bengkak di kedua lututnya dan puncaknya yaitu 2 HSMRS karena keluhan
pasien ini menyebabkan dirinya tidak bisa berjalan lagi. Pasien mengaku baru
menyadari ada pembengkakan di kedua lututnya ini kira kira 6 bulan terakhir
(SMRS). Bengkak tersebut menyebabkan pasien susah menggerakkan kakinya dan
menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari hari pasien. Namun, pasien masih bisa
berjalan pelan pelan tanpa tongkat. Di daerah lutut yang bengkak tersebut terasa
hangat. Pasien mengatakan bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air
dingin ataupun setelah pasien beristirahat.
Selain keluhan nyeri dan bengkak, pasien juga merasakan kaku pada kedua lututnya.
Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah pasien bangun tidur dan menetap
sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kakinya
sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan oleh
orang lain, kaki pasien hanya bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri, tidak bisa
ditekuk dan kadang pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya digerakkan.
Pasien mengaku sudah pernah berobat ke alternatif (dipijat) dan mengkonsumsi obat
yang dibeli di apotek untuk meredakan keluhan bengkak dan nyeri pada lututnya,
hanya saja pasien lupa nama obatnya. Pasien juga mengaku bahwa sebelum sakit selama
1 tahun ini, pasien masih sering melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
memasak, tetapi semenjak kedua lututnya terasa nyeri pasien hanya bisa berjalan
santai di sekeliling rumahnya.
Pada saat pemeriksaan di IGD RSUD Ungaran, keluhan pasien dirasakan semakin
memberat, kedua kaki semakin nyeri dan semakin sulit untuk digerakkan. Pasien
bahkan tidak bisa menekuk kakinya. Pada saat memasuki ruang pemeriksaanpun, pasien
tidak kuat untuk berjalan sendiri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Keluhan Serupa : diakui (sudah 1 tahun, tetapi
pasien masih bisa berja A. Graham. 1995DAFTAR PUSTAKA
. Appley, A. Graham. 1995 Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley.
penerbit widya medika : jakarta.
De Wolf and J.M.A. Mens, 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Cetakan
Kedua, Houten.Appley, I. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. R
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ungaran
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. Rekam Medik : 19 23 xx
Tanggal Masuk RS : 2 Februari 2014
Tanggal Keluar RS : 7 Februari 2014
Tanggal Pemeriksaan : 2 7 Februari 2014
II. Anamnesis
Riwayat keluhan pasien diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis (anak
pasien) yang dilakukan pada tanggal : 2 Februari 2014 saat pasien tiba di IGD RSUD
Ungaran.
1. Keluhan Utama
Kedua lutut nyeri dan sulit berjalan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarganya ke IGD RSUD Ungaran pada tanggal 2 Februari 2014
pukul 16.13 WIB dengan keluhan kedua lutut terasa nyeri dan sulit untuk berjalan.
Keluhan ini dirasakan pasien secara tiba tiba sejak 2 hari SMRS. Nyeri
dirasakan pasien seperti berdenyut dan tertusuk jarum. Nyeri tersebut juga tidak
menghilang dengan kompres, minyak urut, maupun obat pengurang rasa sakit. Nyeri
semakin memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya tetapi
sedikit berkurang dengan istirahat. Awalnya, pasien mengaku mendapatkan keluhan
nyeri dan sulit berjalan ini ketika pasien ingin beranjak dari tempat tidurnya
menuju kamar mandi. Ketika akan berdiri, pasien merasakan kedua kakinya sangat
nyeri dan sulit untuk digerakkan hingga pasien terjatuh ke lantai. Pasien
menyangkal adanya benturan di kepala saat jatuh. Riwayat pingsan setelah jatuh,
mual, muntah, sesak, kejang, pusing, lumpuh separo, cedal, pelo, merot semuanya
juga disangkal. Riwayat makan minum, buang air besar dan buang air kecil semuanya
masih dalam batas normal. Sebenarnya, pasien sudah lama merasakan nyeri pada kedua
lututnya ini yaitu selama 1 tahun SMRS, namun perlahan dirasa semakin memberat
sejak ada bengkak di kedua lututnya dan puncaknya yaitu 2 HSMRS karena keluhan
pasien ini menyebabkan dirinya tidak bisa berjalan lagi. Pasien mengaku baru
menyadari ada pembengkakan di kedua lututnya ini kira kira 6 bulan terakhir
(SMRS). Bengkak tersebut menyebabkan pasien susah menggerakkan kakinya dan
menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari hari pasien. Namun, pasien masih bisa
berjalan pelan pelan tanpa tongkat. Di daerah lutut yang bengkak tersebut terasa
hangat. Pasien mengatakan bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air
dingin ataupun setelah pasien beristirahat.
Selain keluhan nyeri dan bengkak, pasien juga merasakan kaku pada kedua lututnya.
Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah pasien bangun tidur dan menetap
sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kakinya
sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan oleh
orang lain, kaki pasien hanya bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri, tidak bisa
ditekuk dan kadang pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya digerakkan.
Pasien mengaku sudah pernah berobat ke alternatif (dipijat) dan mengkonsumsi obat
yang dibeli di apotek untuk meredakan keluhan bengkak dan nyeri pada lututnya,
hanya saja pasien lupa nama obatnya. Pasien juga mengaku bahwa sebelum sakit selama
1 tahun ini, pasien masih sering melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
memasak, tetapi semenjak kedua lututnya terasa nyeri pasien hanya bisa berjalan
santai di sekeliling rumahnya.
Pada saat pemeriksaan di IGD RSUD Ungaran, keluhan pasien dirasakan semakin
memberat, kedua kaki semakin nyeri dan semakin sulit untuk digerakkan. Pasien
bahkan tidak bisa menekuk kakinya. Pada saat memasuki ruang pemeriksaanpun, pasien
tidak kuat untuk berjalan sendiri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Keluhan Serupa : diakui (sudah 1 tahun, tetapi
pasien masih bisa berja A. Graham. 1995DAFTAR PUSTAKA
. Appley, A. Graham. 1995 Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley.
penerbit widya medika : jakarta.
De Wolf and J.M.A. Mens, 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Cetakan
Kedua, Houten.
Dr.Abu Hana, 2009. penerjemah. Sumber : Michalsen A, Bock S, Ldtke R, et al.
Effects of Traditional cupping Therapy in Patients With Carpal Tunnel
Syndrome: A Randomized Controlled Trial. Volume 10, Issue 6, Pages
601-608 (June 2009).diakses tanggal 01 mei 2012 alamat
http://thibbalummah.wordpress.com/2012/01/28/penelitian-bekam-di- jerman-pengaruh-
terapi-hijaamah-bekam-terhadap-pasien-sindrom terowongan-karpal/.
3740.
Kisner Carolyn and Lynn Colby. 1996. Therapeutic Exercise Foundations and
Tecniques. Third Edition, F A Davis Company, Philadelphia. Mark H dan Swartz. 1995.
Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.
Maria Lusan Tamba, Handojo Pudjowidyanto. 2008. Karakteristik Penderita Sindroma
Terowongan Karpal (STK) di Poliklinik Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dr.
Kariadi Semarang 2006.Volume 43, Nomor 1,hal 10-
16.http://eprints.undip.ac.id/14055/1/vol_43_no_1_2008_hal_10_16.pdf.
3 Hurwitz DE Sumner DR Andriacchi TP Sugar DA. Dynamic knee loads during gait
predict proximal tibial bone distribution. J Biomech . 1998;31:423430.
4 Sharma L Hurwitz DE Thonar EJ, et al. . Knee adduction moment, serum hyaluronan
level, and disease severity in medial tibiofemoral osteoarthritis. Arthritis
Rheum . 1998;41:12331240.
5 Thorp LE Wimmer MA Block JA, et al. . Bone mineral density in the proximal tibia
varies as a function of static alignment and knee adduction angular momentum in
individuals with medial knee osteoarthritis. Bone . 2006;39:11161122.
7 Zhao D Banks SA Mitchell KH, et al. . Correlation between the knee adduction
torque and medial contact force for a variety of gait patterns. J Orthop Res .
2007;25:789797.
8 Hurwitz DE Ryals AB Case JP, et al. . The knee adduction moment during gait in
subjects with knee osteoarthritis is more closely correlated with static alignment
than radiographic disease severity, toe out angle and pain. J Orthop Res .
2002;20:101107.
12 Thorp LE Sumner DR Block JA, et al. . Knee joint loading differs in individuals
with mild compared with moderate medial knee osteoarthritis. Arthritis Rheum .
2006;54:38423849.
14 Hurwitz DE Ryals AR Block JA, et al. . Knee pain and joint loading in subjects
with osteoarthritis of the knee. J Orthop Res . 2000;18:572579.
18 Guo M Axe MJ Manal K. The influence of foot progression angle on the knee
adduction moment during walking and stair climbing in pain free individuals with
knee osteoarthritis. Gait Posture . 2007;26:436441.
19 Jenkyn TR Hunt MA Jones IC, et al. . Toe-out gait in patients with knee
osteoarthritis partially transforms external knee adduction moment into flexion
moment during early stance phase of gait: a tri-planar kinetic mechanism. J Biomech
. 2008;41:276283.
21 Chang A Hayes K Dunlop D, et al. . Hip abduction moment and protection against
medial tibiofemoral osteoarthritis progression. Arthritis Rheum .
2005;52:35153519.
26 Messier SP Devita P Cowan RE, et al. . Do older adults with knee osteoarthritis
place greater loads on the knee during gait? A preliminary study. Arch Phys Med
Rehabil . 2005;86:703709.
27 Cooke TD Sled EA Scudamore RA. Frontal plane knee alignment: a call for
standardized measurement. J Rheumatol . 2007;34:17961801.
30 Yoshioka Y Siu DW Scudamore RA Cooke TD. Tibial anatomy and functional axes. J
Orthop Res . 1989;7:132137.
43 McConnell S Kolopack P Davis AM. The Western Ontario and McMaster Universities
Osteoarthritis Index (WOMAC): a review of its utility and measurement properties.
Arthritis Rheum . 2001;45:453461.
44 Csuka M McCarty DJ. Simple method for measurement of lower extremity muscle
strength. Am J Med . 1985;78:7781.
50 Washburn RA Smith KW Jette AM Janney CA. The Physical Activity Scale for the
Elderly (PASE): development and evaluation. J Clin Epidemiol . 1993;46:153162.
51 Martin KA Rejeski WJ Miller ME, et al. . Validation of the PASE in older adults
with knee pain and physical disability. Med Sci Sports Exerc . 1999;31:627633.
ed
52 Physical Activity Scale for the Elderly (PASE): Administration and Scoring
Instruction Manual . Watertown, MA: New England Research Institutes; 1991.
53 Yamada H Koshino T Sakai N Saito T. Hip adductor muscle strength in patients
with varus deformed knee. Clin Orthop Relat Res . 2001;386:179185.
55 Lim BW Hinman RS Wrigley TV, et al. . Does knee malalignment mediate the
effects of quadriceps strengthening on knee adduction moment, pain, and function in
medial knee osteoarthritis? A randomized controlled trial. Arthritis Rheum .
2008;59:943951.