Professional Documents
Culture Documents
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Neurologi, Kondisi Dan Terapi Untuk Pasien Dengan
Perawatan Kritis
Dhaniar Y 14641411
Nindar O 14631455
Muhaimin 14631462
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantar
impuls saraf ke sususnan saraf pusar, pemrosesan impuls saraf dan perintah untuk
memberi tanggapan rasangan. Dan neuron adalah unit terkecil dari sistem saraf pusat.
Penyakit saraf merupakan salah satu penyakit yang paling diwaspadai apalagi dengan
gejala-gejalanya yang sangat cepat. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang dapat
menyerang sistem saraf manusia, yaitu sakit kepala, tumor otak, meningitis, aneurisma
otak, Parkinson dll.
Sistem persarafan pada manusia bukan hanya bertanggung jawab terhadap pengaturan
sistem-sistem tubuh yang lain dan kapasitas adaptif, tetapi juga berkenaan dengan aspek-
aspek kesadaran diri berperasaan dan bertindak.
Integritas atau keutuhan individu tercapai apabila tersedia informasi yang adekuat.
Apabila informasi tidak lengkap atau menyimpan karena kondisi lingkungan atau
kerusakan sistem perseptual sensoris, maka kemampuan untuk melakukan respon yang
adaptif dan tepat menjadi berubah. Apabila terjadi trauma atau penyakit yang mengenai
sistem persarafan, sebagian dari potensial adaptif seseorang hilang dan kemampuan untuk
berfungsi normal menjadi terganggu.
Respon yang tepat tergantung dari keutuhan jalan (pathways) yang menghubungkan
sistem input dan mekanisme output. Ekspresi normal seseorang yang juga dialati oleh
sistem persarafan dapat terganggu atau terpengaruh oleh aspek emosi, psikologis ataupun
gejala-gejala non spesifik seperti nyeri dan sebagainya. Gangguan dapat terjadi pada
setiap saat sepanjang input-output kontinum mengganggu kemampuan individu untuk
bertindak/berespon dalam mempertahankan kehidupan dan keutuhannya. Beberapa
macam gangguan yang muncul pada sistem neurologis membutuhkan perawatan yang
ketat dan intensif. Sebab dari beberapa kondisi dapat menimbulkan resiko kematian.
Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan
dialami oleh setiap perawat untuk akan pengetahuan dan terampil dalam
pengiriman,arahan,atau konseling,pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Hal ini
mencakup pemahaman kesehatan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi dan Fisiologi Sistem Persarafan ?
2. Bagaimanakah kondisi medis neurologis yang membutuhkan perawatan kritis?
3. Bagaimanakah terapi untuk pasien yang membutuhkan perawatan neurologis kritis ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca maupun mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami :
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Persarafan ?
2. Kondisi medis neurologis yang membutuhkan perawatan kritis?
3. Terapi untuk pasien yang membutuhkan perawatan neurologis kritis ?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Sistem saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada
tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.
2. Fungsi saraf
Fungsi saraf adalah sebagai berikut :
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk
neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang
tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier
dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
4. Susunan Saraf Manusia
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan
regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua
organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak
dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ vital
yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan
sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran
yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan
meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu
piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan
membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan langsung
dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piameter banyak
terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada
di antara piameter dan durameter. Adapun durameter adalah lapisan
membran yang paling luar. Durameter berhubungan langsung dengan
tulang. Pada daerah di antara piameter dan arachnoid, terdapat rongga
yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak
atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
1) Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total
otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar
1,kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di
otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan
neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai
pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak
seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam
(lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan)
dinamakan girus. Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan
12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak
yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak
depan, otak tengah, dan otak belakang (Gambar 9.10). Para ahli mempercayai
bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian
yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah
laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi
dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari
volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting
dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga,
dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan
(hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap
belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.
Gambar 9.11 Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer
otak kanan.
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri,
serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni
atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian
kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan
bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak,
terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus
callosum. Talamus mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi
menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa kategori,
misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan
suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus
menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk
diterjemahkan dan ditanggapi.
Gambar 9.12 Pembagian fungsi otak yang berada dibelahan (hemisfer) otak besar.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil
pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada
otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata.
Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol
pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami
penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan
neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons
varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot.
Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari sistem gerak
sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas.
Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti
proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan
posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di
bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut
pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak
dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula
oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula
oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata
sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
os sakrum (tulang kelangkang).
Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging)
b. Sistem saraf Perifer
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak
sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang
belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot,
misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas
serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara
kerjanya, yaitu sebagai berikut.
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita.
Ketika Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang
mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot
kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang
keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang
belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal
tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas pasang
saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di
bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut
jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran
keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak
dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi
hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus
4. Stroke Hemoragik
Penyebab
Rnam hingga tujuh persen kejadian CVA terjadi akibat SAH atau perdarahan
subaraknoid (subarachnoid hemorrhage), yang mana perdarahan masuk ke ruang
subaraknoid yang biasanya berasal dari pecahnya aneurisma otak atau AVM
(malformasi anteriovenosa). Hipertensi, merokok, alcohol, dan stimulant adalah faktor
risiko dari penyakit ini. SAH bias berakibat pada koma atau kematian. Pada
aneurisma otak, dinding pemuluh darah melemah yang bias terjadi congenital atau
akibat cidera otak yang meregangkan dan merobek lapisan tengah dinding arteri.
AVM adalah massa berupa pembuluh darah arteri dan vena yang saling berikatan
sehingga menjadi terhubung dan memintaskan darah dari sirkulasi otaknormla dari
arteri ke vena dan menjadi jalan pintas dari system kapiler. AVM pada umumnya
congenital dan bias ditemukan pada saluran gastrointestinal, saraf tulang, ginjal, dan
system integument. Di kulit, ini terlihat seperti noda kecil. AVM disuplai dari
induknya berupa satu atau lebih arteri otak. Induk ini semakin melebar, membesar
dan cenderung untuk ppecah. AVM juga menjadi penyebab dari iskemia kronik dan
atrofi otak oleh karena aliran darah yang abnormal yang mana diarahkan menjauh dari
sirkulasi normal.
5. Tumor Otak
Penyebab
Ini adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi di otak baik diberupa lesi metastatic
atau jinak. Penyebab yang memicu pertumbuhannya belum diketahui dengan jelas.
Jenis tumor otak yang paling umum diidentifikasi sebagai glioblastoma multiformis.
Astrositoma daan meningioma dikategorikan setelah glioblastoma.
Prognosis
Glioblastoma sebaca klinis sayngat agresif dengan tingkat bertahan hidup sangat
jarang dan tidak lebih dari 2 tahun.
Lesi ootak yang jinak biasanya dihilangkan dengan sukses lewat pembedahan. Tumor
otak yang invasive tidak bias dihilangkan 100% lewat kraniotomi. Bagaimanapun,
pembedahan akan mengurangi massa tumor, yang akan mereduksi tekanan pada
struktur sekitarnya dan memperlambat proses pertumbuhan tumor.
Radiasi bias digunakan untuk menanganni tumor pada batang otak, thalamus, dan
hipotalamus dibandingkan pembedahan, karena apabila tindakan bedah dilakukan
pada area yang sulit dijangkau seperti ini, deficit neurologis berat bias terjadi. Tujuan
dari terapi radiasi adalah untuk memperlambat atau menghilangkan pertumbuhan sel
tumor tanpa merusak jaringan otak yang normal.
Radiasi stereotoksik adalah suatu proses dimana kateter yang menampung radioaktif
diimplaantasikan ke dalam bantalan tumor sebagai bentuk bedah radiasi
(radiosurgery). Penempatan kateter intracranial dilakukan di ruang operasi dan pasien
dirawat sehari semalam di unit perawatan intensif. Hari berikutnya, radiasi non ion
dosis tinggi tunggal atau implantasi benih radionuklida, diarahkan dengan Gamma
Knife ke lesi otak yang berukuran kecil. Gamma knife adalah sinar foton energy tinggi
eksternal yang diarahkan dari akselerator linier.
Bedah radiasi dilakukan di bawah anestesi local dan tanpa insisi bedah. Dengan
demikian, ini menjadi perawatan alternative untuk lansia, pasien yang lemah
kondisinya, dan pasien yang menolak dilakukan pengangkatan bedah mikro.
Steroid, bagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, digunakan pra dan
pascaoperasi untuk mengeliminir edema otak yang ditimbulkan oleh tumor otak.
Tampaknya, hipertermia regional menjadi salah satu hal yang di pertimbangkan
dalam menanganan untuk menghancurkan sel tumor otak. Daerah bagian dalam tumor
otak kebanyakan bersifat hipoksik, memiliki Ph asam dan sedikit darah, membuatnya
ultrasensitive terhadap hipertermia.
6. Aneurisma Otak
Penyebab
Aneurisma, biasanya berbentuk seperti kantong kecil buah beri yang terlokalisir,
merupskan dilatasi abnormal arteri akibatnya lemahnya dinding pembuluh darah.
Prognosis
Perbaikan secara pembedahan aneurisma otak melalui klip bedah dapat berhasil jika
riwayat pecahnya aneurisma pasien bisa diidentifikasi dan dikejar. Cangkok pintas
menggantikan segmen yang mengalami aneurisma.
7. Trauma Kepala
Penyebab
Bisa disebabkan karena trauma yang kuat atau benda tumpul, terpenetrasi atau cidera
karena peluru. Kondisi ini bisa terjadi pada luka tembak, luka pukulan, tongkat,
kecelakaan motor.
8. Konkusio
Penyebab
Cedera otak dengan kehilangan kesadaran yang berlangsung selama beberapa detik
hingga 1 jam.
Prognosis
Pasien hanya dirawat dirumah sakit untuk observasi selama periode 24 jam dengan
instruksi pulang untuk segera mencari pertolongan apabila gejala pascakonkusio
menetap atau bertambah buruk.
9. Kontusio
Penyebab
Pasien mengalami lebam pada otak dengan sedikit perdarahan parenkim superfisial
yang sebagian besar terjadi di area temporal.
Prognosis
Area perdarahan yang lebih luas memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi ICP
dan edema otak, serta untuk mengevakuasi hematoma.
BAB 4
Propolot Anestesi urnum. Sedasi untuk pasien Amati tanda bradikardi dan
(Diprivan) Sedatif untuk dengan ventilasi hipotensi. Monitor TTV akan
kontrol kejang mekanis adanya depresi pernapasan;
setelah jika berlangsung tebih dari 60
penggunaan menit bisa mengarah pada
benzodiazepin apnea. Harus tersedia
tidak berhasil peralatan intubasi jika pasien
tidak memakai ventilator.
Monitor tanda asidosis
metabolik, hiperkalemia, dan
rhabdomyolosis, serta gagal
ginjal, jantung, dan hepar.
Ganti kateter IV setiap 12
jam di ICU akibat potensial
tumbuhnya bakteri pada
selang dan vial. Gunakan
vena yang besar pada lengan
karena sensasi seperti
tersengat dan panas bisa
muncul di lokasi
administrasi. Jangan
diberikan jika larutannya
terpisah; seharusnya
berwarna putih susu dan tak
tembus cahaya
A. Kesimpulan
Sistem persarafan bekerja sebagai sistem elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur
dan mengendalikan semua kegiatan tubuh.Sistem Persarafan dapat terganggu atau
terpengaruh oleh aspek emosi, psikologis, ataupun gejala-gejala non spesifik seperti
nyeri dan sebagainya.Konsep asuhan keperawatan dari gangguan neurologis terdiri dari 5
tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Gangguan persarafan dapat berentang dari sederhana sampai yang kompleks. Beberapa
gangguan persarafan menyebabkan gangguan/hambatan pada aktifitas hidup sehari-hari
bahkan berbahaya.Pengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses
keperawatan yang sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan.
B. Saran
Diharapkan pada mahasiswa keperawatan dapat memahami makalah ini dan menambah
wawasan dengan cara membaca lebih banyak lagi tentang gangguan neurologi.
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca B Fransisca. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba.
Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Penerbit Salemba