You are on page 1of 2

Tinjauan Tentang Pengertian dan Sejarah Hari Ibu

Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya,
baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya
dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap
merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dalam Konggres Perempuan
Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai
Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dan dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan
dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk
Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres
Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953
dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22
Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat
dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya
dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena
manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter
individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang
berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam
suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya
masyarakat, dan budaya bangsa.
Sumber daya manusia merupakan daya yang bersumber dari manusia yang dapat juga
disebut tenaga atau kekuatan (energi atau power). Tenaga, daya, kemampuan atau kekuatan
terdapat pula pada unsur alam yang lain, seperti tenaga air, tenaga uap, tenaga angin, tenaga
matahari. Namun bila digunakan pada manusia daya itu dapat dipadankan dengan
istilah manpower.
Membangun manusia berkualitas berarti membentuk manusia yang utuh dan bernilai positif yang
dapat dilihat mulai dari aspek yang relatif mudah dibangun sampai ke aspek yang lebih rumit dan
sukar dibangun atau membutuhkan waktu bangun yang relatif lama, yaitu mulai dari aspek fisik
sampai kepada aspek akhlak atau moral.

Indikator kualitas yang dimaksudkan antara lain :

1. Berstamina tinggi sehingga mampun kerja keras

2. Tangguh dan ulet dalam menghadapi persoalan

3. Cerdas berpikir dan bertindak

4. Terampil dan memiliki kompetensi

5. Mandiri

6. Memiliki tanggung jawab

7. Produktif

8. Kreatif

9. Inovatif

10. Beorientasi ke masa depan

11. Disiplin

12. Berbudi

You might also like