Pengetahuan Dasar Pelumas

Module 1:
dasar-dasar pelumasan
mohammad rachman hidayat
Lube Technical Advisor
mohammad.hidayat@shell.com
TRIBOLOGY: Ilmu Tentang Permukaan yang

bergerak
Gesekan Keausan
TRIBOLOGY
Pelumasan
Industry Lubrication
Training Module
2008 Shell Oil Products US
1
Fungsi utama pelumas
melumasi Force
Surfaces
Yang berarti mengurangi gesekan dan in contact
keausan Force
Akibatnya dapat menghemat energi

Lubricant
film
Mendinginkan
Pleumas juga berfungsi mentransfer panas
dari suatu bagian ke bagian lain (cooler)
Training Module
Fungsi pelumas
Mencegah Korosi
Pelumas melindungi permukaan metal agar tidak terkorosi
Pelumas dapat mengandung Basa yang dapat menetralisir
asam
Sebagai sekat (seal) dan sebagai media agar kotoran

dapat terbawa ke filter
Mesin tidak akan bekerja secara efisien jika mengandung
kotoran
Pelumas dapat membawa kotoran dalam sistem menuju
filter
FILTER
Beberapa jenis pelumas mengandung detergent yang dapat

membersihkan kotoran dalam mesin.
Transmisi daya Dirty oil Clean oil
Sebagai media untuk mentransmisikan daya (contoh

hidrolik, torque converter, oil coupling)
Training Module
2
Gesekan
Gesekan = gaya tahan jika dua benda bergesekan (bergerak relatif)

Gesekan menyebabkan
Panas
Normal Force (LOAD)
Kehilangan daya
Kerusakan permukaan yang bergerak relatif
Gesekan berbanding lurus dengan beban Friction

Beban tinggi, gesekan tinggi Force
Training Module
Mengapa pelumas bisa mengurangi gesekan ?

Gesekan antar molekul pelumas lebih kecil dibandingkan gesekan antara 2
permukaan. Hal inilah yang menyebabkan pelumas bisa mengurangi gesekan.
Fluid
Molecules
Training Module
3
Rezim Pelumasan
Lapisan film tipis lapisan batas
Metal to metal contact membutuhkan aditif
(AW/EP) untuk melindungi permukaan
Biasa terjadi saat starts, stops, beban kejut, putaran
rendah, contoh Camshaft Lobe, Hypoid Gear Sets,
Hydraulic Vane Pumps
Lapisan film campuran (mixed film) -

Hanya beberapa bagian metal yang kontak.
Untuk lapisan tipis dapat dilindungi oleh AW additives
Untuk permukaan yang tidak kontak dilindungi oleh
lapisan film
Contoh Piston Ring/Cylinder Wall during combustion
stroke, slow to medium speed industrial gear sets, over
part of the contacting tooth area
Hydrodynamic
Tidak ada metal to metal contact
Biasanya terjadi pada aplikasi high speed
Contoh plain journal bearings, piston pumps
Training Module
Pelumasan Elasto-hydrodynamic
Terjadi deformasi ELASTIS (race and rolling element bearings)

Tekanan kontak yang sangat tinggi (sampai dengan 50,000 psi/3400 bar)
Biasa di temukan di rolling element bearings, heavily loaded gears
Training Module
4
Koeffisien Gesek Kurva Stribeck
Thin film (Elasto-hydrodynamic)

Kurva stribeck
menjelaskan bahwa
Boundary
Mixed film
fenomena metal to metal

Thick film - fully hydrodynamic contact terjadi saat
Coefficient of friction
putaran rendah
Z = VISCOSITY
N = SLIDING VELOCITY
P = PRESSURE (LOAD)
ZN (viscosity X speed)
Film Parameter
P (bearing pressure)
Training Module
Typical Kekentalan Oli vs Beban dan putaran
460
Heavy Load/Low Speed
320
220
ISO VG
150
(cSt) Medium Load/Speed
100
68
46
Light Load
22
High Speed
10
Training Module
5
Contoh pengaruh temperatur dan putaran
terhadap kekentalan yang dibutuhkan
SKF Spherical Roller Bearing 22208 (Bore = 1.6)
Set Temp = 125F Set Speed = 250 rpm

20 rpm = 1500 cSt 64F = 32 cSt
47 rpm = 680 cSt 95F = 68 cSt
105 rpm = 320 cSt 109F = 100 cSt
282 rpm = 150 cSt 121F = 150 cSt
410 rpm = 100 cSt 140F = 220 cSt
825 rpm = 46 cSt 155F = 320 cSt
1822 rpm = 32 cSt 166F = 460 cSt
192F = 1,000 cSt
Training Module
Bagaimana pelumas dibuat?
6
Bagaimana pelumas dibuat
Crude Selection Extraction of Crude Refining Base Oil Selection
Formulation Design & Lab Testing Trial and Approval
Industry Lubrication Blending Packing & Distribution

Training Module
Apa saja yang di dalam

pelumas?
7
Lubricant Composition
Pelumas mempunyai komposisi kimia

yang kompleks
Berjenis-jenis base oil dan aditif
digunakan
Sifat pelumas adalah hasil interaksi
antara base oil dan aditif
Formulators harus seimbang dalam
memberikan resep komposis agar
fungsi pelumas OPTIMAL
Prestasi pelumas didapat sebagai hasil dari seleksi yang ketat
Training Module
2 tipe Pelumas
Oli Gemuk
(grease)
Base oil Base oil
Oil
Additives Additives
Thickener
Blending Blending/Heating/Finishing
Training Module
8
Compatibility of Different Thickeners
Aluminum Complex
Calcium Complex
Lithium Complex
Barium Complex
Polyurea
Calcium
Sodium
Lithium
Clay
Mixtures of Aluminum Complex
incompatible Barium Complex
thickeners can Calcium
cause changes Calcium Complex
in consistency. Clay
(Hardening or Lithium
softening) Lithium Complex
Polyurea
Sodium
Yellow Borderline
Sample should be checked
Green Compatible
Red Incompatible
Training Module
Perbandingan sifat antara oli dan grease

Oil Grease
Feature
( Excellent Very good
Good Fair )
Form (determines which features are the best) Liquid Semi-liquid

to solid
Sifat pelumasan

Sifat pendinginan
Proteksi terhadap karat
Menghilangkan kotoran
Kemudahan sirkulasi

Kemampuan bertahan di bearing/gear
Kemampuan sebagai sekat (seal)
Training Module
9
Base Oil dan Additif
Base oil Additives
+
Bagian terbesar dari pelumas Meningkatkan kemampuan pelumas
Menentukan sifat dasar dari pelumas Melindungi base oil
Menjaga mesin
Formulated lubricant
Training Module
Bagaimana sifat-sifat base oil

menentukan prestasi pelumas ?
Training Module
10
Apa pengertian base oil Group I, II, III, IV & V?
Klasifikasi base oil menurut API
Group I Oils: Conventional Paraffinic Base Oils.

Group II Oils: Very Low Aromatics and Sulfur.
Group III Oils: High VI, Very Low Aromatics and Sulfur.
Group IV Oils: Poly Alpha Olefin Based Materials.
Group V Oils: Any Other Liquid Used as a Lubricant
Training Module
Group Base Oil I, II, III, IV & V Mean?

Group Typical Process Route Sulphur (Wt %) Saturates Viscosity Index
(Vol %)
I Solvent refining > 0.03 &/or <90 80

< 120
II All-Hydro-processing 0.03 & 90 80

< 120
III All-Hydro-processing 0.03 & 90 120
IV Synthetic Poly-Alpha-Olefins (PAO)
V Other Base Oils Not Group I, II, III or IV
Training Module
11
Mengapa menggunakan oli sintetik?
Keuntungan pelumas sintetik dibandingkan dengan mineral
Stabilitas oksidasi dan thermal yang baik umur pelumas lebih panjang
Tidak mudah encer pada temperatur tinggi
Reduced vibration
Meningkatkan efisiensi
Menurunkan temperatur
Menurunkan konsumsi energi
Ongkos maintenance yang lebih rendah
Potential Disadvantages:
Compatibility dengan seal dan cat (terutama jenis PAG dan ester)
Mahal
Ketahanan terhadap air (jenis PAG)
Limbah sintetik lebih rumit di handling
Training Module
Additif
Viscosity Index (VI) improver

Memperbaiki sifat kekentalan pelumas yang berhubungan
dengan kenaikan temperatur
Pour point depressant

Menjaga pelumas tetap encer pada suhu yang sangat dingin
Antifoam (anti busa)

foam reduces the effectiveness of a lubricant
Mencegah terjadinya busa
Training Module
12
Additives Protect the Base Oil
Antioxidants
Memperlambat kerusakan base oil akibat
oksidasi
Oksidasi adalah penyebab utama degradasi
dari pelumas
Oksidasi pada base oil menyebabkan :
Keasaman pelumas naik (korosi)
sludges, varnishes (filter blok) Oxidation
Training Module
Additives Protect the Equipment

Rust inhibitor (anti karat)
Mencegah terjadinya reaksi air
terhadap ferrous metal
Corrosion inhibitor
menjaga non-ferrous metals dari
korosi
(e.g. copper)
Anti-wear additive
Membentuk lapisan proteksi pada
permukaan metal untuk mengurangi
gesekan/keausan jika lapisan film
pelumas
Extreme pressure additive Roller
bearing wear Gear tooth
Sama seperti AW additive namun wear
berfungsi saat temperatur dan beban
tinggi
Training Module
13
Sifat penting pelumas
Important Properties of Lubricating Oils
Kekentalan adalah sifat paling penting dari pelumas
Parameter penting lainnya adalah (penting tidaknya tergantung dari aplikasi):
viscosity index neutralisation value

density & specific gravity AW & EP properties
pour point demulsibility
flash point air release value
fire point foaming tendency
oxidation stability compatibility
corrosiveness
Training Module
14
Viscosity (kekentalan)
Viscoity adalah sifat pelumas paling
penting
Viscosity adalah tingkat ketahan pelumas
untuk mengalir
Satuan kekentalan pelumas yang biasa

digunakan di industri adalah:
cSt (centistokes) or mm/second
cSt mengukur viscosity kinematic
Viscosity is influenced by temperature,

water, contaminants, pressure, shear
Viscosity di pengaruhi oleh temperatur,
air, kontaminasi, tekanan, dan gaya
geser
epc graphics
Training Module
Jenis kekentalan
Didefinisikan menjadi 2 jenis
Kinematic Viscosity Ketahan pelumas untuk mengalir

yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
Units = cSt
Absolute (Dynamic) Viscosity = Kinematic Viscosity x

Fluid Density
Units = cP (mPa.S)
Training Module
15
Bagaimana viscosity kinematic diukur?
Test procedure ASTM D445-

97
Dapat dilihat pada video saat
presentasi
Klasifikasi kekentalan
SAE (otomotif)
ISO VG (industri)
Training Module
ISO Viscosity Grades (ISO VG ISO 3448)
Kekentalan pelumas industry

diataur oleh ISO VG
Kinematic Viscosity diukur pada
40C 10%
Biasanya perusahaan pelumas
memberikan kode ISO VG pada
produknya untuk memudahkan
idetifikasi oleh user
Shell Tellus 46
Shell Corena AS 68
Shell Omala HD 320
Training Module
16
SAE Viscosity Grades for Engine Oils - SAE J300
Low Temperature Viscosities
High Temperature Viscosities
cP Max
Kinematic High Temp High
SAE Viscosity
Cold Cranking Cold Pumping Viscosity Shear Viscosity
Grade
cSt @ 100C cP @ 150C Min.
0W 6,200 @ -35C 60,000 cP @ -40C 3.8 Min
5W 6,600 @ -30C 60,000 cP @ -35C 3.8 Min
10W 7,000 @ -25C 60,000 cP @ -30C 4.1 Min
15W 7,000 @ -20C 60,000 cP @ -25C 5.6 Min
20W 9,500 @ -15C 60,000 cP @ -20C 5.6 Min
25W 13,000 @ -10C 60,000 cP @ -15C 9.3 Min
20 5.6 to < 9.3 2.6
30 9.3 to < 12.5 2.9
40 12.5 to < 16.3 2.9 (0W, 5W & 10W)
40 12.5 to < 16.3 3.7(15W, 20W & 25W)
50 16.3 to < 21.9 3.7
60 21.9 to < 26.1 3.7
Training Module
SAE Viscosity Grades for Gear Oils - SAE J306
Maximum Kinematic Kinematic

SAE Viscosity Temperature for Viscosity Viscosity
Grade Viscosiy of cSt @ 100C cSt @ 100C
150,000 cP (minimum) (maximum)
70W -55C 4.1 -
75W -40C 4.1 -
80W -26C 7.0 -
85W -12C 11.0 -
80 - 7.0 <11.0
85 - 11.0 <13.5
90 - 13.5 <24.0
140 - 24.0 <41.0
250 - 41.0 -
Training Module
17
AGMA Viscosity Grades for Enclosed Gear Oils
AGMA Viscosity Limits Corresponding

Lubricant for AGMA Grade ISO Viscosity
Number SUS @ 104F Grade
1 193 - 235 46
2, 2 EP 284 - 347 68
3, 3 EP 417 - 510 100
4, 4 EP 626 - 765 150
5, 5 EP 918 - 1122 220
6, 6 EP 1335 - 1632 320
7 Comp, 7 EP 1919 - 2346 460
8 Comp, 8 EP 2837 - 3467 680
8A Compounded 4171 - 5098 1000
Training Module
Komparasi beberapa klasifikasi kekentalan
American Gear Manufacturers

Association (AGMA)
industrial gear oils
Society of Automotive Engineers

(SAE)
engine (crankcase) oils
automotive gear oils
A comparison of these other systems

with ISO Viscosity Grades is shown
opposite
Training Module
18
Comparison of Viscosity Grade Systems
ISO VG 220
AGMA 5
1200 SUS
SAE 50 Crankcase
SAE 90 Gear Oil
ISO VG 100
30W Non-Detergent
85W SAE Gear Oil
Training Module
Efek temperatur terhadap viscosity
Temperatur memainkan peranan yang sangat penting pada kekentalan pelumas

Adalah penting mengetahui temperatur dan putaran mesin untuk menentukan tingkat
kekentalan yang dibutuhkan
Effect of Temperature on Viscosity

10000.00
THICK
OIL 3189.24
Kinematic Viscosity, cSt
1000.00
326.09
149.42
ISO 32
VISCOSITY 100.00
ISO 150
56.15
31.87
26.36
15.17 14.48
10.00
8.56
5.44 5.97
2.79
THIN 2.48
OIL 1.00
1.44
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Industry Lubrication Temperature, C

Training Module
19
Viscosity Index
Viscosity index (VI) mengukur perubahan kekentalan pelumas terhadap perubahan temperatur.
Pelumas yang mempunyai VI tinggi mempunyai perubahan viscosity yang rendah
terhadap perubahan temperatur
Pelumas yang mempunyai VI rendah mempunyai perubahan viscosity yang tinggi
terhadap perubahan temperatur
100 75
Viscosity, cSt
150
40C 100C
Industry Lubrication Temperature, C
Training Module
20

Pengetahuan Dasar Pelumas

Uploaded by

Document Information

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Pengetahuan Dasar Pelumas

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Module 1:

TRIBOLOGY: Ilmu Tentang Permukaan yang

Akibatnya dapat menghemat energi

Sebagai sekat (seal) dan sebagai media agar kotoran

Beberapa jenis pelumas mengandung detergent yang dapat

Transmisi daya Dirty oil Clean oil

Sebagai media untuk mentransmisikan daya (contoh

Gesekan = gaya tahan jika dua benda bergesekan (bergerak relatif)

Gesekan berbanding lurus dengan beban Friction

Mengapa pelumas bisa mengurangi gesekan ?

Lapisan film campuran (mixed film) -

Terjadi deformasi ELASTIS (race and rolling element bearings)

Thin film (Elasto-hydrodynamic)

fenomena metal to metal

Typical Kekentalan Oli vs Beban dan putaran

Set Temp = 125F Set Speed = 250 rpm

Bagaimana pelumas dibuat?

Crude Selection Extraction of Crude Refining Base Oil Selection

Formulation Design & Lab Testing Trial and Approval

Industry Lubrication Blending Packing & Distribution

Apa saja yang di dalam

Pelumas mempunyai komposisi kimia

Prestasi pelumas didapat sebagai hasil dari seleksi yang ketat

Base oil Base oil

incompatible Barium Complex

thickeners can Calcium

cause changes Calcium Complex

softening) Lithium Complex

Perbandingan sifat antara oli dan grease

Form (determines which features are the best) Liquid Semi-liquid

Sifat pelumasan

Proteksi terhadap karat

Menghilangkan kotoran

Kemudahan sirkulasi

Base oil Additives

Bagaimana sifat-sifat base oil

Klasifikasi base oil menurut API

Group I Oils: Conventional Paraffinic Base Oils.

Group Base Oil I, II, III, IV & V Mean?

I Solvent refining > 0.03 &/or <90 80

II All-Hydro-processing 0.03 & 90 80

III All-Hydro-processing 0.03 & 90 120

IV Synthetic Poly-Alpha-Olefins (PAO)

V Other Base Oils Not Group I, II, III or IV

Viscosity Index (VI) improver

Pour point depressant

Antifoam (anti busa)

Additives Protect the Equipment

Important Properties of Lubricating Oils

Kekentalan adalah sifat paling penting dari pelumas

Parameter penting lainnya adalah (penting tidaknya tergantung dari aplikasi):

viscosity index neutralisation value

Satuan kekentalan pelumas yang biasa

Viscosity is influenced by temperature,

Didefinisikan menjadi 2 jenis

Kinematic Viscosity Ketahan pelumas untuk mengalir

Absolute (Dynamic) Viscosity = Kinematic Viscosity x

Test procedure ASTM D445-

ISO Viscosity Grades (ISO VG ISO 3448)

Kekentalan pelumas industry

SAE Viscosity Grades for Gear Oils - SAE J306

Maximum Kinematic Kinematic

AGMA Viscosity Limits Corresponding

Komparasi beberapa klasifikasi kekentalan