You are on page 1of 20

PROJECT#1 SURVEI PERTAMBANGAN

MENGHITUNG VOLUMETRIK STOCKPILE BATUBARA


MENGGUNAKAN ALAT TOTAL STATION DAN FOTO UDARA UAV

DISUSUN OLEH:
YOANNA ANITA CHRISTY
(14/364066/TK/41871)

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
I. Mata Acara Praktikum

Menghitung Volumetrik Stockpile Batubara Menggunakan Alat Total Station dan Foto
Udara UAV

II. Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat menghitung volume batubara dalam stockpile menggunakan metode
cut and fill dari data Total Station dan foto udara UAV.

III. Waktu dan Tempat Praktikum


Kamis, 17 November 2017 di Ruang 3.2 Gedung Teknik Geodesi UGM.

IV. Alat dan Bahan


1. Sebuah laptop yang telah ter-install software Surpac 6.3.2 dan Agisoft Photoscan
Profesional;
2. Data foto udara dan stockpile format .str.
V. Langkah Kerja
1. Membuka software Agisoft Photoscan Profesional, kemudian memilih menu
Workflow lalu memilih Add Photos. Masuk pada direktori penyimpanan foto di kotak
dialog Add Photos lalu pilih foto-foto yang akan diproses lalu tekan Open

2. Langkah berikutnya memilih menu Workflow kemudian memilih Align Photos. Pilih
Medium pada Accuracy
Berikut ini adalah hasil Align Photos

3. Setelah itu memasukkan koordinat gcp yang sudah tersedia dengan format .txt,
caranya pilih simbol Import pada toolbar Reference
4. Kemudian mendefinisikan koordinat premark pada kotak dialog Import CSV
5. Selanjutnya melakukan georeferencing dengan cara klik kanan pada titik premark
pilih Place Marker untuk menggeser titik kemudian meletakkan titik GCP hasil input,
di atas premark terekam dalam foto

6. Kemudian menghapus spike yang dihasilkan pada proses Align Photos dengan cara

memilih simbol Free Form Selection lalu tekan Delete


7. Selanjutnya membuat titik cloud dengan memilih menu Workflow kemudian Build
Dense Cloud

8. Selanjutnya membuat titik cloud dengan memilih menu Workflow kemudian Build
Mesh

9. Terdapat 3 stockpiles, melakukan selection pada masing-masing stockpile umtuk

menghitung volume. Caranya memilih simbol Free Form Selection .


Berikut adalah hasil untuk stockpile pertama
10. Setelah stockpile dipilih, lubang yang berada di bawah permukaan stock pile harus
ditutup dengan cara memilih menu Tools lalu memilih Build Mesh dan Close Holes.
Pada kotak dialog Close Holes pilih 100%

Berikut ini adalah hasil close holes

11. Selanjutnya menghitung volume dengan cara memilih menu Tools kemudian memilih
Build Mesh dan Measure Area and Volume
12. Lakukan langkah 9-11 untuk stockpile B dan C
13. Membuka software Surpac 6.3.2
14. Membuka stockpile A

15. Kemudian membuat boundary untuk stockpile A dan menyimpannya


16. Membuat DTM dari boundary dan stockpile, dengan cara memilih menu Surfaces lalu
memilih DTM File Functions dan Create DTM from string file

17. Menghitung volume stockpile A menggunakan menu Surfaces lalu memilih Volumes
dan Cut and fill between DTMs
Hasil perhitungan cut and fill volume

18. Melakukan langkah 14-17 untuk stockpile B dan C


19. Menghitung densitas masing-masing stockpile.
VI. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil perhitungan densitas
Stockpile A
Stockpile B
Stockpile C

2. Hasil perhitungan volume dengan foto udara


Volume Stockpile A= 68862.6 LCM

Volume Stockpile B= 345.219 LCM


Volume Stockpile C= 69.982 LCM

3. Hasil perhitungan volume secara terestris


Volume Stockpile A= 66.092 LCM
Volume Stockpile B= 507.728 LCM

Volume Stockpile C= 73.757 LCM


4. Nilai rerata Densitas stockpile batubara (Nilai Timbangan/Volume Bejana)
Nilai rerata Densitas stockpile A
Compact = 0,484 Ton/m3
Loose = 0,393 Ton/m3
Nilai rerata Densitas stockpile B
Compact = 0,477 Ton/m3
Loose = 0,434 Ton/m3
Nilai rerata Densitas stockpile C
Compact = 0,482 Ton/m3
Loose = 0,418 Ton/m3

5. Tonnage batubara berdasarkan volume dihitung dengan Surpac


Tonnage Stockpile A = Volume Stockpile A x Nilai rerata densitas loose
stockpile A
Tonnage Stockpile A = 66.092 LCM x 0,393 Ton/m3
Tonnage Stockpile A = 25.974,156 MT
Tonnage Stockpile B = Volume Stockpile B x Nilai rerata densitas loose
stockpile B
Tonnage Stockpile B = 507.728 LCM x 0,434 Ton/m3
Tonnage Stockpile B = 220.353,952 MT
Tonnage Stockpile C = Volume Stockpile C x Nilai rerata densitas loose
stockpile C
Tonnage Stockpile C = 73.757 LCM x 0,418 Ton/m3
Tonnage Stockpile C = 30.830,426 MT

6. Tonnage batubara berdasarkan volume dihitung dengan foto udara


Tonnage Stockpile A = Volume Stockpile A x Nilai rerata densitas loose
stockpile A
Tonnage Stockpile A = 68862.6 LCM x 0,393 Ton/m3
Tonnage Stockpile A = 27.063,0018 MT
Tonnage Stockpile B = Volume Stockpile B x Nilai rerata densitas loose
stockpile B
Tonnage Stockpile B = 345.219 LCM x 0,434 Ton/m3
Tonnage Stockpile B = 149,825.046 MT
Tonnage Stockpile C = Volume Stockpile C x Nilai rerata densitas loose
stockpile C
Tonnage Stockpile C = 69.982 LCM x 0,418 Ton/m3
Tonnage Stockpile C = 29.252,476 MT

7. Perbandingan nilai Tonnage hasil perhitungan dari volume terestris dan Foto
Udara.
Toleransi selisih tonnage menurut standar ASTM = 2,95 %
Selisih Tonnage Stockpile A = (Selisih tonnage A/Rerata tonnage A) x 100%
Selisih Tonnage Stockpile A = (1.088,8458/40.050,0798) x 100%
Selisih Tonnage Stockpile A = 2,719 %
Memenuhi toleransi
Selisih Tonnage Stockpile B = (Selisih tonnage A/Rerata tonnage A) x 100%
Selisih Tonnage Stockpile B = (70.528,906/260.002,022) x 100 %
Selisih Tonnage Stockpile B = 27,126 %
Tidak memenuhi toleransi
Selisih Tonnage Stockpile C = (Selisih tonnage A/Rerata tonnage A) x 100% =
Selisih Tonnage Stockpile C = (3.775/108.748) x 100 %
Selisih Tonnage Stockpile C = 3,471 %
Tidak memenuhi toleransi
8. Proses foto udara

a. Parameter kamera yang digunakan :


Ukuran sensor = 1,56 x 1,56 m
Panjang fokus = 3,61 mm
Parameter Kalibrasi : Cx, Cy, K1, K2, K3, P1, P2

b. GSD = 2,25 cm/pix


c. Rerata tinggi terbang = 61,6 m
d. Nilai RMS = 0,089

Semakin kecil nilai RMS maka semakin baik hasil georeferencing foto.

9. Pengecekan kinerja Coal Feeder


a. Tonnage Batubara awal = 690.000 MT
b. Coal Feeder (CF) = 2.899,20 MT/hari
c. Tonnage Batubara sisa per 1 Oktober :
Data Foto Udara = Tonnage A + Tonnage B + Tonnage C
Data Foto Udara = 27.063,0018 + 149,825.046 + 29.252,476
Data Foto Udara = 206.140,524 MT
Data Terestris = Tonnage A + Tonnage B + Tonnage C
Data Terestris = 25.974,156 + 220.353,952 + 30.830,426
Data Terestris = 277.158,543 MT
d. Tonnage Batubara keluar (1 Bulan) berdasarkan data lapangan
Data Foto Udara = Tonnage Batubara awal Tonnage Batubara sisa
Data Foto Udara = 690.000 206.140,524
Data Foto Udara = 483.859,476 MT
Data Terestris = Tonnage Batubara awal Tonnage Batubara sisa
Data Terestris = 690.000 277.158,543
Data Terestris = 412.841,457 MT
e. Tonnage batubara keluar (1 bulan) dari Coal Feeder
Tonnage batubara keluar (1 bulan) dari Coal Feeder = CF x 30
Tonnage batubara keluar (1 bulan) dari Coal Feeder = 2.899,20 x 30
Tonnage batubara keluar (1 bulan) dari Coal Feeder = 86.976 MT
f. Selisih Tonnage keluar antara data lapangan dengan Coal Feeder
Data Foto = Tonnage batubara keluar lapangan Tonnage batubara keluar
CF
Data Foto = 483.859,476 86.976
Data Foto = 396.883,476 MT
Data terestris = Tonnage batubara keluar lapangan Tonnage batubara
keluar CF
Data terestris = 412.841,457 86.976
Data terestris = 325.865,457 MT
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa bacaan coal feader PLTU tidak
akurat karena selisih tonnage batubara keluar lapangan dan coal feader
besar. Parameter yang digunakan guna menentukan keakuratan pembacaan
coal feeder adalah nilai densitas batubara yang digunakan untuk menghitung
besaran tonnage.

VII. Kesimpulan
Perhitungan volume stockpile menggunakan Total Station dan foto udara berbeda
karena perbedaan pembuatan boundary.

VIII. Daftar Pustaka


Andaru, Ruli. 2016. PROJECT#1: MENGHITUNG VOLUMETRIK STOCK PILE
BATUBARA MENGGUNAKAN ALAT TOTAL STATION DAN FOTO UDARA UAV.
Sleman: Universitas Gadjah Mada.

You might also like