Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp. S
dr. Eddy Rahardjo, Sp. S
Diajukan Oleh :
Nita Dewi N, S.Ked
J510170052
VERTIGO PERIFER
Oleh :
Pembimbing :
A. Identitas pasien
Nama : Ny. K
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
B. Anamnesis
Keluhan utama :
- Pusing berputar hebat
Keluhan Tambahan
- Mual, muntah-muntah, silau bila melihat cahaya
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat Merokok (-)
- Riwayat minum alkohol (-)
- Riwayat penggunaan narkotika (-)
Anamnesis Sistem:
- Sistem serebrospinal : Penurunan kesadaran(-), demam(-),
kejang(-), pusing(+).
- Sistem kardiovaskuler : Akral dingin(+), nyeri dada(-), berdebar-
debar(+), keringat dingin(+).
- Sistem respirasi : Sesak nafas(-), batuk(-), pilek(-).
- Sistem gastrointestinal : Makan minum tidak tersendak, mual(+),
muntah(+), BAB(+)lancar.
- Sistem musculoskeletal : kelemahan anggota gerak (-/-), otot
mengecil (-), tungkai bengkak (-), baal (-).
- Sistem integumentum : ruam (-), gatal (-), perubahan warna kulit (-
).
- Sistem urogenital : BAK (+) lancar
Resume Anamnesis :
Seorang pasien wanita berusia 67 tahun datang ke IGD RSUD
Karanganyar dengan keluhan pusing hebat berputar tetapi tidak ada
penurunan kesadaran. Keluhan di tambah dengan lemas, mual, muntah, sulit
tidur dan silau bila melihat cahaya. Keluhan pusing muncul terutama saat
perubahan posisi dari berbaring ke duduk/ berdiri. Defisi neurologis yang lain
tidak didapatkan. Hal ini mengakibatkan pasien harus selalu berbaring di
tempat tidur dan memejamkan matanya kuat-kuat agar tidak pusing. Keluhan
dirasakan semenjak satu hari sebelum masuk kerumah sakit. Pasien memiliki
riwayat penyakit diabetes meilitus terkontrol.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
- TD : 100/60mmHg
-N : 54x/menit
-R : 20x/menit
-S : 36,3o C
- Keadaan Umum : Sedang
- Status Gizi : Baik
- Kepala : Normosepal, simetris
- Mata : Konjungtiva anemis (-), edema palpebra (-), reflek
cahaya (+), pupil isokor 3mm/3mm, reflek
cahaya(+).
- Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP tidak
meningkat.
- Paru-paru:
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-) retraksi intercostae (-)
Palpasi : Gerak dada simetris, Fremitus normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), whezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis
sinistra, kuat angkat (+)
Perkusi : Dalam batas normal
- Cranial : SIC II linea parasternalis sinistra SIC III linea sternalis
dextra redup
- Dexter : SIC III linea sternalis dextra SIC V linea
midclavicularis dextra redup
- Caudal : SIC V linea midclavicularis dextra SIC V linea
midclavicularis sinistra redup
- Sinister: SIC V linea midclavicularis sinistraSIC II linea
parasternalis sinistra redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising jantung
(-)
- Abdomen :
Inspeksi : Simetris, darm contour (-), tidak ada bekas luka
operasi
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani dalam batas normal
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ektremitas :
Superior et Inferior dextra : akral hangat (+), edema (-)
Superior et Inferior sinistra : akral hangat (+), edema (-)
1. Status Neurologis
o Kesadaran : Compos Mentis
o Kuantitatif : GCS (E4V5M6)
o Kualitatif :
- Cara berpikir : normal
- Perasaan hati : normal
- Orientasi : normal (tempat,waktu,orang sekitar)
- Tingkah laku : normal
- Daya ingat : normal
2. Kepala :
- Bentuk : normochepal
- Ukuran : normal
- Simetris : (+)
3. Leher :
- Sikap : normal
- Gerakan : terbatas
- Kaku kuduk : (-)
- Nyeri tekan : (-)
- Bentuk vertebra : normal
- Tes brudzinki : (-)
- Tes nafziger : (-)
- Tes valsava : (-)
4. Saraf Otak :
- N. 1 (olfaktorius)
Kanan Kiri
Daya Pembau Normal Normal
- N. II (optikus)
Kanan Kiri
Daya penglihatan Normal Normal
Pengenalan warna Normal Normal
Medan penglihatan Normal Normal
Fundus okuli
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arteri/vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- N. III (okulomotorius)
Kanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan mata
Atas Baik Baik
Medial Baik Baik
Bawah Baik Baik
Ukuran pupil 3mm 3mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
Reflek cahaya + +
langsung
Reflek cahaya tidak + +
langsung
Stabismus divergen - -
Diplopia - -
- N. IV (trokhlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral Normal Normal
bawah
Stabismus konvergen - -
Diplopia - -
- N. V (trigeminus)
Kanan Kiri
Mengigit Normal Normal
Membuka mulut Normal Normal
Sensibilitas muka Normal Normal
Reflek kornea + +
Reflek bersin + +
Reflek maseter Normal Normal
- N.VI (abducens)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral Normal Normal
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -
- N.VII (facialis)
Kanan Kiri
Kerutan kulit dahi Normal Normal
Kedipan mata Normal Normal
Lipatan naso-labial Normal Normal
Sudut mulut Normal Normal
Mengerutkan dahi Normal Normal
Mengerutkan alis Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Meringis Normal Normal
Mengembungkan pipi Normal Normal
Tik fasial - -
Lakrimasi - -
Daya kecap lidah 2/3 Normal Normal
depan
Bersiul Normal Normal
- N. VIII (akustikus)
Kanan Kiri
Mendengar suara berisik Normal Normal
Mendengar suara detik Normal Normal
arloji
Tes weber Normal Normal
- N. IX (glossofaringeus)
Kanan Kiri
Arkus faring Normal Normal
Daya kecap lidah 2/3 + +
depan
Reflek muntah + +
Sengau - -
Tersedak - -
- N. X (vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Uvula di tengah Uvula di tengah
Nadi + kuat + kuat
Bersuara + +
Gangguan menelan - -
- N. XI (aksesorius)
Kanan Kiri
Memalingkan kepala Normal Normal
Sikap bahu Normal Normal
Mengangkat bahu + +
Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi
- N. XII (hipoglossus)
Kanan Kiri
Sikap lidah Normal Normal
Artikulasi Jelas Jelas
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah Normal Normal
Kekuatan lidah Normal Normal
Trofi otot lidah Normal Normal
5. Meningeal sign
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-)
Brudzinski II (-)
Brudzinski III (-)
Brudzinski IV (-)
Tanda kernig (-)
6. Badan
Interpretasi
Trofi otot punggung Normal
Nyeri membungkukan badan -
Kolumna vertebralis Membungkuk
Trofi otot dada Eutrofi
Palpasi dinding perut Supel, distensi (-), nyeri tekan (-)
Gerakan Terbatas
Reflek dinding perut Normal
7. Anggota gerak atas
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
- Lengan atas
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Lengan bawah
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Tangan
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan otot 5 5
Tonus + +
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Sensibilitas
Lengan Lengan Lengan Lengan Tangan Tangan
atas atas kiri bawah bawah kanan kiri
kanan kanan kiri
Nyeri + + + + + +
Termis + + + + + +
Taktil + + + + + +
Diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +
Biceps Triceps
Reflek fisiologi +/+ +/+
Perluasan reflek -/- -/-
Reflek silang -/- -/-
Reflek patologis -/- -/-
- Tungkai bawah
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Kaki
Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
- Sensibilitas
Tungkai Tungkai Tungkai Tungkai Kaki Kaki
atas atas kiri bawah bawah kanan kiri
kanan kanan kiri
Nyeri + + + + + +
Termis + + + + + +
taktil + + + + + +
diskriminasi + + + + + +
Posisi + + + + + +
Vibrasi + + + + + +
Patella Achilles
Reflek fisiologi +/+ +/+
Perluasan reflek -/- -/-
Reflek silang -/- -/-
Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
schaeffaer - -
rossolimo - -
Mendel bachterew - -
Tes kernig - -
Tes oconnel - -
Laseque - -
Tes patrick - -
Tes kontra patrick - -
Tes gaenselen - -
Klonus paha - -
Klonus kaki - -
D. Pemeriksaan Laboratorium
E. Resume Pemeriksaan
- KU : sedang
- Kesadaran : compos mentis GCS : E4V5M6
- Nn. Cranialis : dalam batas normal
- Tanda meningeal : (-)
- Kaku kuduk : (-)
- Pada pemeriksaan koordinasi pasien merasakan pusing berputar hebat tak
terkendalikan.
- Saat dianamnesis sedikit menggunakan suara yang lirih dan pasien terlihat
kesakitan
- Pada pemeriksaan nose finger nose (+), finger to finger (+)
Meniere disease
Neuritis vestibuler
Vertigo Central
H. Diagnosis
Diagnosis klinis : vertigo perifer
Medikamentosa :
o Cairan : Infuse RL 20 tpm
o Antiemetik : Injeksi ondansetron 1 amp / 8 jam
o Antagonis H2 : Injeksi ranitidin 1amp / 12 jam
o Analgetik : Injeksi santagesik 1 amp / 8 jam
o Histaminergik : Betahistin 3x1
Non medikamentosa :
o Fisioterapi latih vertigo
o Manuver Epley
J. Prognosis
Death : ad bonam
Vertigo - berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar - merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan. 3
II. KLASIFIKASI
III. ETIOLOGI
Mnires disease
Mnires disease ditandai dengan vertigo yang intermiten
diikuti dengan keluhan pendengaran . 11 Gangguan pendengaran berupa
tinnitus (nada rendah), dan tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang
rendah, dan sensasi penuh pada telinga. 10
Mnires disease terjadi
pada sekitar 15% pada kasus vertigo otologik.8
Vestibular Neuritis
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan
nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis. Labirintis terjadi dengan komplek gejala yang sama
disertai dengan tinnitus atau penurunan pendengaran. Keduanya
terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo otologik.11
Migraine
Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi gejala
yang sering dilaporkan pada 27-33% pasien dengan migraine..
Sebelumnya telah dikenal sebagai bagian dari aura (selain kabur,
penglihatan ganda dan disarthria) untuk basilar migraine dimana juga
didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Verigo pada migraine lebih
lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali membaik dengan
terapi yang digunakan untuk migraine. 10
Vertebrobasilar insufficiency
Vertebrobasilar insufficiency biasanya terjadi dengan episode
rekuren dari suatu vertigo dengan onset akut dan spontan pada
kebanyakan pasien terjadi beberapa detik sampai beberapa menit.
Lebih sering pada usia tua dan pada paien yang memiliki factor resiko
cerebrovascular disease. Sering juga berhungan dengan gejala visual
meliputi inkoordinasi, jatuh, dan lemah. Pemeriksaan diantara gejala
biasanya normal. 9
Tumor Intrakranial
Tumor intracranial jarang member manifestasi klinik vertigo
dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada
waktu untuk kompensasi sentral. Gejala yang lebih sering adalah
penurunan pendengaran atau gejala neurologis . Tumor pada fossa
posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau Chiari
malformation sering tidak terdeteksi di CT scan dan butuh MRI untuk
diagnosis. Multipel sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan
vertigo akut dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat
gejala neurologia yang lain dan jarang vertigo tanpa gejala neurologia
lainnya.
VERTIGO SENTRAL
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau
di serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala
lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia,
perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.5
VERTIGO PERIFER
Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo
vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi,
penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru
pada saluran pernapasan atas kemungkinan berhubungan dnegan acute
vestibular neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang mencetuskan
migraine dapat menyebabkan vertigo jika pasien vertigo bersamaan
dengan migraine. Vertigo dapat disebabkan oleh fistula perilimfatik
Fistula perimfatik dapat disebabkn oleh trauma baik langsung ataupun
barotraumas, mengejan. Bersin atau gerakan yang mengakibatkan telinga
ke bawah akan memprovokasi vertigo pada pasien dengan fistula
perilimfatik. Adanya fenomena Tullios (nistagmus dan vertigo yang
disebabkan suara bising pada frekuensi tertentu) mengarah kepada
penyebab perifer.
Stess psikis yang berat dapat menyebabkan vertigo, menanyakan tentang
stress psikologis atau psikiatri terutama pada pasien yang pada anamsesis
tidak cocok dengan penyebab fisik vertigo manapun. 3
Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan migraine, kejang, menire disease, atau
yuli pada usia muda perlu ditanyakan
Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya vertigo melipti obat-obatab
yang ototoksik, obat anti epilepsy, antihipertensi, dan sedative
V. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan neurologic meliputi :
1. Fungsi Vestibuler
- Dix-Hallpike manoeuvre 1
- Test hiperventilasi
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan-pemeriksaan yang lain hasilnya
normal. Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu
diperiksa nistagmus dan tanyakan pasien apakah prosedur ersebut
menginduksi terjadinya vertigo. Jika pasien merasakan vertigo tanpa
nistagmus maka didiagnosis sebagai sindrom hiperventilasi. Jika
nistagmus terjadi setelah hiperventilais menandakan adanya tumor pada
nervus VIII. 5
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita
diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60. (Tujuannya ialah agar
bejana lateral di labirin berada dalam posisi vertikal, dengan demikian
dapat dipengaruhi secara maksimal oleh aliran konveksi akibat endolimf).
Tabung suntik berukuran 20 mL dengan ujung jarum yang dilindungi oleh
karet ukuran no 15 diisi dengan air bersuhu 30C (kira-kira 7 di bawah
suhu badan) air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1
mL/detik, dengan demikian gendang telinga tersiram air selama kira-kira
20 detik.
Bola mata penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus.
Arah gerak nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga
yang dialiri (karena air yang disuntikkan lebih dingin dari suhu badan)
Arah gerak dicatat, demikian juga frekuensinya (biasanya 3-5 kali/detik)
dan lamanya nistagmus berlangsung dicatat.Lamanya nistagmus
berlangsung berbeda pada tiap penderita. Biasanya antara - 2 menit.
Setelah istirahat 5 menit, telinga ke-2 dites.
Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan
untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus
tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.
Posturografi
Dalam mempertahankan keseimbangan terdapat 3 unsur yang
mempunyai peranan penting : sistem visual, vestibular, dan
somatosensorik. Tes ini dilakukan dengan 6 tahap :
a. Pada tahap ini tempat berdiri penderita terfiksasi dan pandangan pun
dalam keadaan biasa (normal)
b. pandangan dihalangi (mata ditutup) dan tempat berdiri terfiksasi (serupa
dengan tes romberg)
c. pandangan melihat pemandangan yang bergoyang, dan ia berdiri pada
tempat yang terfiksasi. Dengan bergeraknya yang dipandang, maka
input visus tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk orientasi
ruangan.
d. pandangan yang dilihat biasa, namun tumpuan untuk berdiri digoyang.
Dengan bergoyangnya tempat berpijak, maka input somatosensorik dari
badan bagian bawah dapat diganggu.
e. mata ditutup dan tempat berpijak digayang.
f. pandangan melihat pemandangan yang bergoyang dan tumpuan
berpijak digoyang.
Dengan menggoyang maka informasi sensorik menjadi rancu
(kacau;tidak akurat) sehingga penderita harus menggunakan sistem
sensorik lainnya untuk input (informasi)
2. Fungsi Pendengaran
Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien
mengeluhkan gangguan pendengaran. Vestibular testing tidak dilakukan pada
semau pasieen dengan keluhan dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak
ditemukan sebab yang jelas. Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan
elekrolit, gula darah, funsi thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada kurang
dari 1 persen pasien. 11
VII. Diagnosis
ANTAGONIS KALSIUM
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis
kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering
digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut
vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis
kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti anti kholinergik dan
antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini berperan dalam
mengatasi vertigo belum diketahui.
- Cinnarizine (Stugerone)
FENOTIAZINE
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti
muntah). Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo.
Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat
efektif untuk nausea yang diakibatkan oleh bahan kimiawi namun
kurang berkhasiat terhadap vertigo.
OBAT SIMPATOMIMETIK
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya
obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah
efedrin.
- Efedrin
- Skopolamin
Terapi fisik
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa
penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat
atau didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-
kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik
vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular,
membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Tujuan latihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Contoh latihan :
Keterangan Gambar:
Tgl S O A P