Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Batas-batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tanjung Pasir
2) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Kampung Besar, Melayu
Barat
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
1 Buruh 4592
2 Buruh industri 13757
3 Industri rakyat 13536
4 Nelayan 386
5 Pedagang 6373
6 Pengangguran 4004
7 Pensiunan PNS 45
8 Pensiunan TNI/POLRI 43
9 Perangkat Desa 141
10 Pertukangan 4109
13 PNS 222
14 TNI/POLRI 65
PAUD 1 Unit
TK 2 Unit
SD 5 Unit
MI 2 Unit
SMP 2 Unit
MTS 1 Unit
SMK 1 Unit
SMA 0 Unit
1 Buruh 4592
2 Buruh industri 13757
3 Industri rakyat 13536
4 Nelayan 386
5 Pedagang 6373
6 Pengangguran 4004
7 Pensiunan PNS 45
8 Pensiunan TNI/POLRI 43
9 Perangkat Desa 141
10 Pertukangan 4109
11 Petani Pemilik 13316
12 Petani Penggarap 6063
13 PNS 222
14 TNI/POLRI 65
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015
Apotek 1 Unit
Balai Pengobatan 2 Unit
Klinik Khitan 1 Unit
Poliklinik 3 Unit
Praktik Bidan 3 Unit
Praktik Dokter 2 Unit
Gambar 1.3 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016
iv. Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada
tahun 2016 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini :
450
400
350
300
250
200
150
100
50
Grafik 1.1 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016
Sumber : Sistem Pendataan Manajemen Puskesmas Tegal Angus, 2016
v. Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini,
antara lain :
a. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita
yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil
b. Pencegahan penyakit, imunisasi dasar (BCG, Hepatitis B, Polio, Campak, DPT),
pemberian vitamin A
c. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
Burung, Chikungunya, dan sejenisnya
d. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi
e. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masingmasing dan lingkungan sekitarnya
f. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar
g. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program
senam LANSIA dan POSBINDU.
2. Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua anggota
keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi
kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil
pemantauan selama tahun 2015 triwulan pertama menunjukkkan dari 298 rumah
yang diperiksa sebanyak 21,28% yang memenuhi syarat kesehatan.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di wilayah
Puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini dikarenakan
tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan tentang rumah
sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan jumlah
rumah sehat.
Keterangan :
JKM : Jumlah KK Memiliki
JKP : Jumlah KK Periksa
JKS : Jumlah KK Sehat
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki
tempat sampah, kemudian dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang
memiliki tempat sampah sehat hanya 41,3%. Jumlah tersebut masih kurang
karena tidak mencapai angka target yaitu 50%. Berbagai faktor seperti tingkat
pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan kesadaran penduduk yang masih
rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
2. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Masin terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian
depan terdapat jalan utama desa, bagian belakang terdapat rumah warga, di
bagian kanan dan kiri terdapat rumah warga lain.
3. Pola Makan
Makanan keluarga dimasak sendiri oleh Ny. Pipih. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti sayur, ikan asin, telur, tahu, dan tempe. Yang
paling sering adalah tempe dan tahu. Setiap hari makan besar dilakukan 2x/hari,
setiap pagi dan malam. Keluarga ini jarang mengonsumsi daging dan buah-
buahan, karena keterbatasan finansial. Sumber air minum keluarga dari air isi
ulang.
5. Kebiasaan Berobat
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarga adalah batuk,
pilek, dan pegal-pegal. Kebiasaan Ny. Pipih, mereka biasanya meminum obat
warung untuk menyembuhkan sakitnya. Apabila tidak membaik baru berobat ke
Puskesmas.
6. Riwayat Penyakit
An. Nayla yang merupakan cucu Tn. Masin dan Ny. Pipih sering
mengalami batuk dan pilek.
2. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Slamet terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian
depan terdapat tempat pembuangan sampah, bagian belakang terdapat rumah
warga, di bagian kanan terdapat kebun pepohonan dan kali, di kiri terdapat
rumah warga.
3. Pola Makan
Makanan keluarga dimasak sendiri oleh Ny. Verawati. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti nasi, sayur, ikan, tahu, dan tempe. Yang paling
sering adalah nasi dan tempe. Setiap hari makan besar dilakukan dua kali sehari,
setiap pagi dan sore. Keluarga ini jarang mengonsumsi susu, hal tersebut menjadi
rutinitas karena faktor keterbatasan finansial. Mereka juga mengatakan bahwa
mereka selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan pada sumber air yang
sudah ditampung. Sumber air minum keluarga dari air sumur yang dimasak
sebelum diminum.
5. Kebiasaan Berobat
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarga adalah batuk,
pilek dan nyeri otot. Menurut kebiasaan Ny Verawati, mereka biasanya
meminum obat warung dan memijat badannya untuk menyembuhkan sakitnya.
Apabila tidak membaik baru berobat ke klinik terdekat.
6. Riwayat Penyakit
Anggota keluarga yang tidak pernah menderita penyakit serius. Tn. Slamet
dan keluarganya sering mengalami batuk dan nyeri otot. Riwayat penyakit yang
diturunkan tidak diketahui.
2 Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Ahmad Saidi terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat tempat pembuangan sampah, bagian belakang terdapat
rumah warga, di bagian kanan terdapat mushola dan rumah warga, di kiri
terdapat kebun. Tidak ada selokan untuk mengalirkan limbah cair.
3 Pola Makan
Makanan keluarga dimasak sendiri oleh Ny. Siti Suhaidah. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti nasi, sayur, telur, ikan, tahu, dan tempe.
Yang paling sering adalah telur, tempe dan tahu. Setiap hari makan besar
dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan malam. Keluarga ini terkadang
mengonsumsi susu. Mereka mengatakan bahwa mereka sering mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan karena tersedia air. Sumber air minum keluarga dari
air galon isi ulang yang dimasak lagi sebelum diminum.
4 Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ketiga anak Tn. Ahmad Saidi dan Ny. Siti Suhaidah lahir di rumah dibantu
dengan paraji. Ny Siti Suhaidah mengaku tidak pernah mengontrol kehamilan ke
bidan ataupun dokter saat hamil. Untuk imunisasi, Ny Siti Suhaidah mengaku
membawa ketiga anaknya untuk Imunisasi tetapi lupa sudah lengkap atau belum.
Ny Ida mengaku kedua anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak 6
bulan.
5 Kebiasaan Berobat
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarga adalah batuk,
pilek, dan nyeri kepala. Selain itu Tn. Ahmad Saidi memiliki gangguan
pendengaran dan mempunyai riwayat batu ginjal yang sudah dioperasi
sebelumnya. Menurut kebiasaan Ny Siti Suhaidah, mereka biasanya meminum
obat warung untuk menyembuhkan sakitnya. Apabila tidak membaik baru
berobat ke puskesmas.
6 Riwayat Penyakit
An. Ahmad Syaiful sempat mengalami demam berdarah 5 tahun yang lalu
dan dirawat di RS selama 5 hari. Anggota keluarga yang lain tidak pernah
menderita penyakit serius. Tn. Ahmad Saidi dan keluarganya sering mengalami
batuk dan nyeri kepala. Riwayat penyakit yang diturunkan tidak diketahui.
2. Olah raga Tn. Ahmad Saidi, Ny. Siti Suhaidah, Tn. Ahmad Nuh dan An
Ahmad Syaiful tidak mempunyai aktivitas berolahraga. An
Ahmad Maulana beraktivitas olahraga di sekolahnya dan
sering bersepeda berkeliling pemukiman warga.
3. Pola Pencarian Berobat dengan obat warung terlebih dahulu
Pengobatan
4. Mencuci tangan Keluarga Tn. Ahmad Saidi sering mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
5. Penggunaan Alas Keluarga Tn. Ahmad Saidi jarang menggunakan alas kaki
Kaki bila jaraknya dekat
4. Pencahayaan Terdapa satu bola lampu tiap ruangan kecuali ruang gudang
Anak
3 An. Siti Sahara Perempuan 10 th SD Pelajar Rp.-
kandung
An. RachmaAnak
4 Perempuan 4 th - - Rp.-
Nur Aulia kandung
2 Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Diding terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian
depan terdapat pepohonan, bagian belakang terdapat tempat pembakaran sampah,
di bagian kiri terdapat rumah warga lain, di sebelah kanan terdapat kebun, di
depan rumah terdapat jalan gang kecil.
3 Pola Makan
Makanan keluarga dimasak sendiri oleh Ny. Sunarsih. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti ikan, tahu, dan tempe. Keluarga jarang memasak
sayur dan jarang mengkonsumsi buah. Yang paling sering adalah tempe dan tahu.
Setiap hari makan besar dilakukan 3x/hari, setiap pagi, siang dan malam dengan
menu yang sama. Keluarga ini jarang mengonsumsi daging, karena keterbatasan
finansial. Sumber air minum keluarga dari air galon yang dimasak dan kadang
memasak air sumur.
5 Kebiasaan Berobat
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarga adalah batuk,
pilek, dan nyeri pada badan. Kebiasaan Ny. Sunarsih, mereka biasanya berobat
ke bidan terdekat. Apabila tidak membaik baru berobat ke klinik terdekat.
6 Riwayat Penyakit
Tidak ada riwayat penyakit.
2. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman padat penduduk. Untuk menuju
rumah Tn. Agus dengan memasuki gang sempit. Di depan rumahnya terdapat
warung dan di samping rumah terdapat bengkel motor.
3. Pola Makan
Keluarga Tn. Agus memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Mereka tidak
terbiasa sarapan setiap harinya. Ny. Yanah dan Ny. Ambar memasak makanan
seadanya. Saat makan siang anggota keluarga Tn. Agus biasanya makan nasi,
tempe dan sayur, mereka makan dalam jumlah sedikit. Malam harinya mereka
hanya memakan kue. Sehari-hari keluarga Tn. Agus jarang makan di luar.
Ibu
2 Ny. Yanah Perempuan 47 th SD - -
Kandung
b. Masalah medis
1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
a. Masalah medis
a. Demam Tifoid
b. Infeksi Saluran Napas Atas
1.5.3 Keluarga Tn. Ahmad Saidi
a. Masalah non medis
1 Pengetahuan ventilasi
2 Minimnya ventilasi
3 Minimnya pencahayaan
4 Perilaku penggunaan alas kaki di luar rumah
5 Perilaku alat mandi bersama
6 Pengetahuan membersihkan rumah
7 Pengetahuan pengelolaan sampah
b. Masalah medis
1. Infeksi Saluran Napas Atas
2. Batu ginjal
1.5.4 Keluarga Tn. Diding
a. Masalah non medis
1. Pengetahuan tentang ventilasi yang kurang
2. Tidak terdapat jamban
3. Pencahayaan yang kurang di dalam rumah
4. Perilaku lantai tidak higienis
5. Kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran
b. Masalah medis
1. Infeksi Saluran Napas Atas
2. Myalgia
2. Data Sekunder
Didapatkan data melalui Profil Puskesmas Tegal Angus tahun 2016:
- Rumah Sehat : dari jumlah 298 rumah yang diperiksa dan diantaranya hanya 123
rumah (21,28%) yang dikatakan sebagai rumah sehat.
- Penyakit ISPA merupakan satu dari 10 penyakit terbanyak pada kecamatan Tegal
Angus.
Dalam perspektif Islam, kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara
diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan
dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat
bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat
memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi
juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Dan sakit merupakan salah
satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222).
Artinya : Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan, bahwasanya Allah itu
bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha
Indah menyukai keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu. (HR. Turmudzi)
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
Dengan demikian kebersihan dalam islam memiliki aspek ibadah dan aspek moral.
Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW sangat
menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan.
Disamping masalah kebersihan diri, Islam juga sangat memperhatikan
kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita. Kebersihan lingkungan itu sendiri
sanagat berpengaruh terhadap keselamatan manusia yang ada disekitarnya, oleh
sebab itu menjaga kebersihan lingkungan sama pentingnya dengan menjaga
kebersihan diri.
Ventilasi yang berfungsi untuk menjaga sirkulasi udara merupakan salah satu
cara menjaga kebersihan lingkungan rumah. Hal lain yang dapat dikaitkan dari
kutipan hadits di atas adalah bahwa pada sebuah rumah harus bersih dan sehat di
antaranya menjadikan rumahnya segar dengan memasang lubang-lubang ventilasi
angin, serta tempat masuknya sinar matahari ke dalam rumah untuk kesegaran dan
sirkulasi udara di dalam rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang
rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil
yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang
mereka lakukan dimasa lalu.
2.5. Paparan media masa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi
dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar
atau melihat media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
2.6. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga
dalam status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan
status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi
yang termasuk kebutuhan sekunder.
2.7. Lingkungan sosial ekonomi
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu
akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasikan untuk menerima
pesan menurut model komunikasi media.
2.8. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi
maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.
2.9. Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan
berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
b. Ventilasi (penghawaan)
Ventilasi digunakan untuk pergantian udara di dalam ruangan, udara
perlu diganti agar mendapat kesegaran badan selain itu agar kuman-kuman
penyebab penyakit dalam udara, antara lain bakteri dan virus, dapat keluar
dari ruangan sehingga tidak menjadikan sarana penyebaran penyakit.
1 Satu 2 orang
2 Dua 3 orang
3 Tiga 5 orang
4 Empat 7 orang
5 Lima atau lebih 10 orang
Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.
1 4,64 m2 0
2 4,64 6,5 m2 0,5
2
3 6,5 8 m 1
4 8 10 m2 1,5
5 Lebih dari 10 m2 2
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau
diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Menurut Sugiyono
(2012: 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan
konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
konstrak yang lebih baik. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
6. Pengalaman Segala sesuatu baik yang kuisioner Wawancara Baik : bila Nominal
dilihat, dilakukan ataupun responden
yang didengar mengenai pernah
ventilasi, yaitu kebiasaan mengalami
baik turun-menurun dalam pengalaman
pemasangan ventilasi baik tentang
dengan pola yang sama ventilasi.
yang tidak sesuai dengan Buruk :
syarat ventilasi. bila
responden
pernah
mengalami
pengalaman
buruk
tentang
ventilasi
6. Akses Peran dari pemerintah dan kuisioner Wawancara Ya : jika Nominal
layanan atau tenaga kerja responden
kesehatan kesehatan yang bertugas pernah
atau fasilitas meninjau dan memberikan mendapat
kesehatan informasi kepada akses
masyarakat mengenai layanan
ventilasi kesehatan
berupa
penyuluhan
mengenai
ventilasi
Tidak : jika
responden
tidak pernah
mendapat
akses
layanan
kesehatan
berupa
penyuluhan
mengenai
ventilasi.
BAB III
METODE
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkah -
langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
BAB IV
HASIL ANALISA
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di RT 005/RW 004, Desa Pangkalan,
Oktober 2017
17-35 4 40%
36-45 3 30%
>45 3 30%
Total 10 100%
Frekuensi Pendidikan
10%
[VALUE] SMK
SMP
SD
Diagram 4.1 Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan Di Desa Pangkalan RT 005
RW004, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Oktober 2017
Berdasarkan dari diagram 4.1 terlihat tingkat pendidikan pada keluarga binaan adalah
SMK 10 %, SMP 20 % dan SD 70 % dikarenakan ketidakcukupan biaya untuk melanjutkan
ke pendidikan yang lebih tinggi.
Frekuensi Pekerjaan
10%
Wiraswasta
50% Buruh
Diagram 4.2 Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan d Di Desa Pangkalan RT 005 RW004,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Oktober 2017
Berdasarkan dari diagram 4.2 terlihat tingkat pekerjaan terbanyak dari keluarga
binaan adalah tidak bekerja (50%).
Pengetahuan
Tentang Jamban Jumlah Responden Persentase (%)
Sehat
Baik 0 0%
Cukup 1 10%
Kurang 9 90%
Total 10 100%
Pada Tabel 4.2 didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang buruk
tentang ventilasi (90%) karena kurangnya tingkat pendidikan keluarga binaan.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden terhadap Pendidikan di RT 005//RW 004, Desa
Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2017
Rendah 7 70%
Sedang 3 30%
Tinggi 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan Tabel 4.3, didapatkan pada seluruh responden memiliki tingkat pendidikan
yang rendah (70%) dikarenakan ketidakcukupan biaya untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi.
Baik 0 0%
Kurang 10 100%
Total 10 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan pada seluruh responden memiliki tingkat lingkungan
sosial yang kurang (100%) karena keterbatasan sarana dan pra-sarana di lingkungan keluarga
binaan.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden terhadap Ekonomi di RT 005//RW 004, Desa
Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2017
Kurang 10 100%
Cukup 0 0%
Baik 0 0%
Total 10 100%
Baik 0 0%
Buruk 10 100%
Total 10 100%
Tabel 4.7 Distribusi Responden terhadap Paparan Media Massa atau Informasi di RT 005//RW
004, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Oktober 2017
Ya 0 0%
Total 10 100%
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Akses Layanan Kesehatan di RT 005/RW 004,
Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober
2017
Akses Layanan
Jumlah Responden Persentase (%)
Kesehatan
Ya 0 0%
Total 10 100%
Tabel 4.9 Hasil Analisis Univariat Tujuh Variabel Pengetahuan Tentang Ventilasi Pada
Keluarga Binaan terhadap Sepuluh Responden Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2017
4 Pengalaman Baik 0 0%
Buruk 10 100%
5 Media Massa Ya 0 0%
Tidak Pernah 10 100%
6 Akses Layanan Kesehatan Ya 0 0%
Tidak Pernah 10 100%
Berdasarkan Tabel 4.9 sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang buruk
mengenai ventilasi (90%) karena ketidakpedulian keluarga binaan tentang pendidikan,
pengalaman mendapatkan informasi mengenai ventilasi yang kurang (100%) karena
kebiasaan pola pemasangan ventilasi yang sama yang tidak sesuai dengan syarat ventilasi.
Tingkat pendidikan rendah pada sebagian besar keluarga binaan (70%) dikarenakan ketidak
cukupan biaya untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, tingkat ekonomi pada
seluruh keluarga binaan rendah (100%) dikarenakan pendidikan yang rendah sehingga sulit
untuk mendapatkan pekerjaan yang mempunyai penghasilan yang lebih tinggi, seluruh
responden memiliki tingkat lingkungan sosial yang kurang (100%) karena keterbatasan
sarana dan pra-sarana di lingkungan keluarga binaan, dan paparan media massa atau
informasi tentang ventilasi tidak ada sama sekali (100%) karena kurangnya daya tarik dan
daya jual dari berita kesehatan, terutama ventilasi, juga didapatkan kurangnya akses layanan
kesehatan serta penyuluhan mengenai ventilasi (100%) pada keluarga binaan.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana intervensi
pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan diagram fishbone yaitu
untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar -akar penyebab masalah sehingga
dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan masalah dari setiap akar penyebab masalah
tersebut. Adapun diagram fishbone dapat dilihat dalam lampiran.
Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah yang ditemukan
adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran yang rendah akan pentingnya pendidikan.
2. Kurangnya keahlian khusus yang menyababkan kurangnya lapangan
pekerjaan sehingga keluarga binaan tidak memiliki biaya untuk membangun
ventilasi yang baik.
3. Kurangnya peran tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan ventilasi.
4. Kurangnya kesadaran msyarakat untuk mencari tahu pola pemasangan
ventilasi yang sesuai syarat.
5. Kurang menariknya berita/ informasi mengenai ventilasi yang baik.
6. Kurangnya tenaga kesehatan untuk membahan mengenai ventilasi.
Maka ditetapkan rencana intervensi dari setiap akar penyebab masalah sebagai
berikut:
1. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara langsung tentang syarat, fungsi, dan
dampak minimnya ventilasi kepada tokoh masyarakat dan masyarakat dengan
harapan terbentuknya pola pikir yang benar dari masyarakat mengenai pentingnya
jamban sehat.
Tabel 4.10 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada
KeluargaBinaan RT09/RW 03 Kampung Etek, Desa Kemuning, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten Periode September 2017
Alternatif
No. Akar Penyebab Masalah Rencana Intervensi
Pemecahan Masalah
1. Rendahnya tingkat pendidikan pada Memberikan sosialisasi tentang Memberikan sosialisasi tentang
sebagian besar keluarga binaan pentingnya pendidikan yang pentingnya pendidikan yang dimiliki.
dimiliki.
2. Kurangnya keahlian khusus Memberikan informasi dan saran- Memberikan informasi dan saran-
saran-saran mengenai pelatihan saran-saran mengenai pelatihan
keterampilan khusus dengan keterampilan khusus dengan
memanfaatkan sumber daya yang memanfaatkan sumber daya yang
ada. ada.
3. Kurangnya kepedulian tokoh Memberikan sosialisasi dan Memberikan sosialisasi dan
masyarakat dan masyarakat penyuluhan secara langsung penyuluhan secara langsung tentang
terhadap ventilasi tentang pemahaman dampak pemahaman dampak ventilasi yang
ventilasi yang tidak sesuai syarat. tidak sesuai syarat.
a. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara langsung tentang syarat dan fungsi
ventilasi serta dampak yang dapat ditimbulkan akibat minimnya ventilasi.
b. Melakukan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahun.
c. Melakukan penyuluhan menggunakan poster atau Power point tentang ventilasi
untuk menarik perhatian masyarakat terhadap pemasangan dan penggunaan
ventilasi.
d. Memberikan informasi dan saran-saran mengenai pelatihan keterampilan khusus
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan perekonomian.
Jangka Pendek
a. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara langsung tentang syarat dan
fungsi ventilasi serta dampak yang dapat ditimbulkan akibat minimnya ventilasi
b. Melakukan penyuluhan menggunakan poster atau Power point tentang ventilasi
untuk menarik perhatian masyarakat terhadap pemasangan dan penggunaan
ventilasi.
c. Memberikan informasi dan saran-saran mengenai pelatihan keterampilan khusus
dengan memanfaatkan bsumber daya yang ada untuk meningkatkan
perekonomian keluarga binaan.
Jangka Menengah
a. Melakukan penyuluhan secara rutin
b. Melakukan evaluasi di keluarga binaan secara berkala untuk mengetahui hasil
intervensi jangka pendek dan penyuluhan yang dilakukan.
Jangka Panjang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga
binaan yang bertempat tinggal di Desa Pangkalan RT 005 / RW 003, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten maka dilakukanlah diskusi
kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu Pengetahuan
Mengenai Ventilasi Pada Keluarga Binaan Di Desa Pangkalan RT 005 RW004,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
5.1.2 Alternatif Penyebab Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah :
1. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berita / informasi dalam
meningkatkan kesehatan yang menarik
2. Memperluas lapangan kerja
3. Mengajak tokoh masyarakat untuk memberikan informasi yang benar terkait
kepercayaan yang salah
4. Mengadakan program penyuluhan, pelatihan serta pemberdayaan masyarakat
untuk ventilasi rumah yang baik.
5.2 SARAN
1. Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan pengetahuan
tentang pembuatan ventilasi yang baik serta manfaat yang bisa didapatkan dari
penggunaan ventilasi
2. Menyarankan tokoh masyarakat dan pihak pelayanan kesehatan untuk dapat
berkoordinasi untuk mengadakan kegiatan yang bersifat memberikan informasi
dan penyuluhan tentang pengetahuan ventilasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, William P., dan Ann, Mary. 2002. Principles of Environmental Science
Inquiry and Application. McGraw-Hill, Inc.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta:
43.
Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta:
131162.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Status perkawinan :
I. PENGETAHUAN
1. Apakah pengertian dari ventilasi udara?
a. Pertukaran udara secara bebas di dalam ruangan
b. Jendela di dalam rumah
c. Tidak tahu
2. Apakah yang anda ketahui mengenai fungsi ventilasi udara?
a. Sebagai tempat masuk dan keluar udara dan masuk nya cahaya
b. Agar rumah tidak pengap
c. Agar rumah tidak lembab
3. Dibawah ini manakan yang termasuk jenis ventilasi ?
a. Ventilasi alami
b. Ventilasi mekanik
c. Ventilasi alami dan mekanik
4. Apakah salah satu syarat ventilasi?
a. Minimum 10% dari luas lantai ruangan
b. Minimum 25% dari luas lantai ruangan