You are on page 1of 8

Tugas

Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan

HUTAN, PESISIR DAN LAUTAN

Oleh:

Hamidah Samad / 60300116005

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017
TUGAS MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

Pokok Bahasan : HUTAN, PESISIR, DAN LAUTAN


Dosen : Nurlailah Mappanganro, S.P.,M.P.

SOAL
Jawablah soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan apa saja tekanan terhadap hutan yang merupakan ancaman
pengurangan kawasan hutan tersebut.
2. Uraikan apa saja dampak dari kerusakan hutan.
3. Uraikan tindakan-tindakan pengendalian kerusakan hutan.
4. Sebutkan yang termasuk sumber daya di wilayah pesisir dan lautan.
5. Uraikan kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan
perikanan.
6. Uraikan dampak dari kerusakan lingkungan pesisir dan lautan.
7. Uraikan mengenai strategi pengelolaan wilayah pesisir dan lautan.
Jawaban:
1. Hal-hal yang dapat mengancam berkurangnya kawasan hutan yaitu:
a. Penebangan Liar
Penebangan liar ini merupakan salah satu faktor utama penyebab
kerusakan hutan yang berujung pada berkurangnya kawasan hutan.
Kegiatan ini tak hanya dilakukan oleh masyarakat sekitar saja,
perusahaan yang memiliki izin penebangan pohon pun kan jenis
pelanggaran ini. Perusahaan yang telah memiliki izin, biasanya
mereka melakukan penebangan melebihi batas yang sudah ditentukan.
Penebangan liar yang terjadi biasanya dilakukan pada lahan yang
diperuntukan untuk hutan produksi, hutan lindung bahkan hingga
mencapai kawasan Konservasi seperti Suaka Margasatwa dan Taman
Nasional. Permasalahan ini harus ditangani dengan serius. Jika tidak,
hutan kita akan dibabat habis oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab.
b. Pembakaran Hutan
Masayarakat yang membuka lahan dengan cara membakar akan
mengakibatkan kebakaran hutan yang lebih besar. Mereka
menganggap bahwa dengan cara membakar akan lebih mudah
nantinya ketika melakukan proses pembersihan. Pola pikir sperti ini
yang harus kita waspadai. Tak hanya hewan yang akan terkena
dampaknya bila kebakaran hutan terjadi. Manusia juga akan terkena
imbasnya. Asap yang ditimbulkan bisa menjadi penyebab polusi
udara. Bahkan bisa menyebabkan kematian. Untuk itu, proses
pelebaran lahan sebaiknya tidak dilakukan dengan cara dibakar.
Namun, lakukanlah dengan sebagaimana mestinya.
c. Pembabatan Hutan
Pembabatan Hutan memiliki tujuan yang sama dengan pembakaran
hutan. Yakni tujuannya untuk melakukan pelebaran lahan.
Pembabatan Hutan biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk
melebarkan lahan pertanian dan mengambil hasil untuk memenuhi
segala kebutuhan pokok. Namun, cara yang mereka lakukan tidaklah
benar. Mereka melakukan pembabatan dengan cara merusak semua
tanaman yang ada didalamnya tanpa memikirkan dampak yang akan
dihasilkan kedepannya. Ada juga pembabatan hutan yang dilakukan
karena diperalat oleh para cukong untuk membuka lahan kelapa sawit.
d. Sistem Cocok Tanam Perladangan Berpindah
Perladangan berpindah yang dimaskud ialah perladangan yang
dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah. Dengan kata lain
mereka berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cara
membuka lahan hutan. Proses bercocok tanam seperti inilah yang
menjadi penyebab kerusakan hutan. Proses bercocok tanam susah
dihilangkan karena sudah menjadi adat yang dilakukan secara turun
temurun.
e. Usaha Pertambangn yang Menyebabkan Kerusakan Hutan.
Pertambangan yang dilakukan disekitar areal perhutanan akan
menyebabkan kerusakan hutan. Kandungan mineral yang berada
didalam tanah akan dieksploitasi dalam jumlah besar sehingga
merusak berbagai vegetasi di sekitarnya.
f. Transmigrasi
Program yang dilakukan oleh pemerintah ini sebenarnya memiliki
tujuan yang sangat baik. Yaitu memberikan kesempatan pada
masyarakat jawa yang ingin bekerja dan memenuhi kebutuhan tenaga
kerja di pulau-pulau lain seperti kalimantan, sumatra, sulawesi dan
papua. Namun, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ini akan
menjadi penyebab kerusakan hutan. Tiap transmigran akan mendapat
tanah garapan seluas 2 hektar dan hutan yang ada akan dibuka untuk
lahan pemukiman transmigrasi

2. Dampak dari kerusakan hutan yaitu:


a. Perubahan Iklim
Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana
hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut.
Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang
menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya
mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru
bumi. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut
bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim
yang ekstrem. Dengan adanya deforestasi, jumlah karbondioksida
(CO2) yang dilepaskan ke udara akan semakin besar. Kita tahu bahwa
karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang paling umum.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika serikat
menyatakan bahwa CO2 menyumbang sekitar 82% gas rumah kaca di
negara tersebut. Menurut seorang Profesor ilmu lingkungan di Lasell
Collage Newton, Massachusets menyatakan bahwa deforestasi tidak
hanya mempengaruhi jumlah karbondioksida yang merupakan gas
rumah kaca, akan tetapi deforestasi juga berdampak pada pertukaran
uap air dan karbondioksida yang terjadi antara atmosfer dan
permukaan tanah yang berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim,
dimana perubahan konsentrasi yang ada di lapisan atmosfer akan
memiliki efek langsung terhadap iklim di Indonesia ataupun di dunia.
b. Kehilangan Berbagai Jenis Spesies
Deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis
spesies yang tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic,
sekitar 70% tanaman dan hewan hidup di hutan. Deforestasi
mengakibatkan mereka tidak bisa bertahan hidup disana. Dengan
hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya kepunahan spesies.Hal ini bisa berdampak di
berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dimana akan
musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi object suatu
penelitian. Selain itu, dibidang kesehatan deforestasi bisa berakibat
hilangnya berbagai jenis obat yang bisanya bersumber dari berbagai
jenis spesies hutan.
c. Terganggunya Siklus Air
Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus
air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang
nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin
sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan
air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk
hujan juga sedikit. Nantinya, hal tersebut dapat menyebabkan tanah
menjadi kering sehingga sulit bagi tanaman untuk hidup. Selain itu,
pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air, yaitu
dengan menhentikan pencemaran. Dengan semakin berkurangnya
jumlah pohon-pohon yang ada di hutan akibat kegiatan deforestasi,
maka hutan tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dalam menjaga tata
letak air.

3. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk pengendalian kerusakan


hutan yaitu:
a. Melakukan kegiatan reboisasi yaitu penanaman kembali pada hutan
yang gundul untuk mengembalikan fungsi hutan yang sebenarnya
sebagai habitat dari makhluk hidup.
b. Pemerintah harus memberikan sanksi tegas kepada orang orang yang
merusak lingkungan demi kepentingannya sendiri.
c. Dilakukan patroli hutan untuk meninjau adakah kerusakan atau
kekacauan yang ada di hutan.
d. Melarang orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang meminta
izin untuk mengelola hutan demi keuntungan pribadi.
e. Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar menyadari arti
pentingnya hutan supaya mereka tidak merusak hutan.
4. Yang termasuk sumber daya di wilayah pesisir dan lautan yaitu:
a. Mangrove
b. Terumbu Karang
c. Rumput Laut
d. Padang Lamun
5. Kegiatan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan perikanan yaitu:
a. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah
pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan
penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari
mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut.
Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
b. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
c. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida
buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan.
Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu
kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke
laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
d. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya
mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung
bahan kimia.
e. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati.
Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir
pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada
di bawahnya.
f. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan
pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang.
Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak
langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat
banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan
akuarium.
g. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan
bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
h. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga
berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu
predator bagi terumbu karang.
i. Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai
terumbu karang di sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan
kekeruhan yang menghambat difusi oksigen ke dalam polip atau
hewan karang.
j. Pengerukan di sekitar terum-bu karang Meningkatnya kekeruhan yang
meng-ganggu pertumbuhan karang.
k. Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun
(misalnya Kalium Sianida) Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan
karang dan biota avertebrata.
l. Penangkapan ikan dengan bahan peledak Mematikan ikan tanpa
dikriminasi, karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.
6. Dampak dari kerusakan lingkungan pesisir dan lautan yaitu:
Daerah pesisir dan laut merupakan salah satu dari lingkungan perairan yang
mudah terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Di daratan
pesisir, terutama di sekitar muara sungai besar, berkembang pusat-pusat
pemukiman manusia yang disebabkan oleh kesuburan sekitar muara sungai
besar dan tersedianya prasarana angkutan yang relatif mudah dan murah,
dan pengembangan industri juga banyak dilakukan di daerah pesisir. Jadi
tampak bahwa sumber daya alam wilayah pesisir Indonesia telah
dimanfaatkan secara beranekaragam. Namun perlu diperhatikan agar
kegiatan yang beranekaragaman dapat berlangsung secara serasi. Suatu
kegiatan dapat menghasilkan hasil samping yang dapat merugikan kegiatan
lain. Misalnya limbah industri yang langsung dibuang ke lingkungan pesisir,
tanpa mengalami pengolahan tertentu sebelumnya dapat merusak sumber
daya hayati akuatik, dan dengan demikian merugikan perikanan. Rusaknya
ekosistem berarti rusak pula sumber daya di dalamnya. Agar akibat negatif
dari pemanfaatan beranekaragam dapat dipertahankan sekeci-kecilnya dan
untuk menghindari pertikaian antarkepentingan, serta mencegah kerusakan
ekosistem di wilayah pesisir, pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan
wilayah perlu berlandaskan perencanaan menyeluruh dan terpadu yang
didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi dan ekologi. Secara garis besar
gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumber daya
pesisir dan lautan di Indonesia yaitu : pencemaran, degradasi fisik habitat,
over eksploitasi sumber daya alam, abrasi pantai, konservasi kawasan
lindung menjadi peruntukan pembangunan lainnya dan bencana alam.
7. Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan lautan merupakan usaha dalam
yang ditujukan untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya dan jasa-jasa
lingkungan yang terdapat diwilayah ini secara berkelanjutan dan optimal
bagi kemakmuran rakyat. Strategi ini memerlukan informasi tentang potensi
pembangunan yang dapat dikembangkan di suatu wilayah pesisir dan
Strategi Pengelolaan Wilayah Peisisr dan Lautan lautan beserta
permasalahan yang ada, baik aktual aupun potensial.

You might also like