You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai


kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya
masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat. Dalam upaya mewujudkan kesehatan
masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah
mencanangkan program safe methorhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi
kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah
kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, imunisasi, kesling. Dalam hal
ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. T pada Dusun Kebotohan
Selatan RT. 002 RW. 001 Desa Kebotohan Kabupaten Pasuruan sebagai bukti
pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai
dengan prioritas masalah yaitu terdapatnya balita yang imunisasi tidak lengkap di
karenakan di larang orang tua karena takut sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak pada keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga
dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta
menanamkan perilaku hidup sehat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan bertempat tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. ( Dep. Kes RI, 1998)

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu keluarga, berinteraksi satu sama lain. Dan di dalam peranannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. ( Nasrul, 1995)

2.1.2 Tipe / Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti ( Nuklear Family )


Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak anak
b. Keluarga Besar ( Extendet family)
Keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya : nenek, kakek,
keponakan, bibi, paman, saudara sepupu, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai ( Sentral F;[]amily )
Keluarga yang terdiri dari satu wanita dan satu pria yang menikah lebih
dari satu kali
d. Keluaga Berkombinasi ( Composite )
Keluaga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-
sama.
e. Keluarga Kabitas ( Cahibilation )
Dua orang yang menjadi satu tanpa ada suatu pernikahan yang tetap
menjadi satu keluarga
2.1.3 Peran Keluarga
a. Peran Ayah
Sebagai suami, pencari nafkah, pendidik, pemberi rasa aman, kepala
keluarga, anggota keluarga sosial dan anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peran Ibu
Sebagai istri, pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik, pelindung,
anggota masyarakat, pencari nafkah tambahan dan anggota dari suatu
kelompok sosial.
c. Peran Anak
Melaksanakan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.1.4 Fungsi keluarga


1. Fungsi Biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membersihkan anak
c. Memenuhi kebutuhan keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian antar anggota keluarga
c. Memberi identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Memberikan nilai-nilai budaya anak
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang.

2.1.5 Ciri-ciri Keluarga

1. Diikat dalam suatu perkawinan


2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama antara anggota keluarga
7. Tinggal dalam satu rumah

2.2 Konsep Teori Imunisasi

2.2.1 Pengertian

Imunisasi berasal dari kata imunne yang artinya kebal, sehingga imunisasi
dapat di definisikan sebagai suatu pencegahan dengan cara sengaja memberikan
perlindungan (kekebalan) kepada seseorang dengan cara memasukkan vaksin
kedalam tubuh. Dengan pemberian vaksin ini diharapkan bila orang tersebut
terpapar dengan kuman atau agen penyakit akan membrikan reaksi sehingga orang
tersebut tidak menjadi sakit atau sakitnya ringan sehingga tidak sampai
menimbulkan kecacatan atau tidak sampai meninggal.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak


dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhada penyakit tertentu. (Alimul, 2009).

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan


antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori
(daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi
untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai
suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen
yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang
pernah dihadapi sebelumnya (Atikah,2010)

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan


antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang


secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit (Ranuh,2008)

Daftar Imunisasi Yang Diharuskan di Indonesia

Selang Waktu
No Vaksin Pemberian Vaksin Umur
Pemberian
1. BCG 1x - 0-11 bulan
2. Pentabio 3x (Pentabio I, II, III) 4 minggu 2-11 bulan
3. Polio 4x (Polio I, II, III, IV) 4 minggu 2-11 bulan
4. Campak 1x - 9-11 bulan
5. Hepatitis 3x (HB I, II, III) 1-2 : 4 minggu 2-11 bulan
2-3 : 5 bulan
(Drs, Suryanah, 1996)

2.2.2 Tujuan Imunisasi

1. Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar


dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit. (Proverawati, 2010)

2. Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap


penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. (Alimul, 2009).

2.2.3 Manfaat Imunisasi

1. Untuk Anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat


atau kematian.

2. Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong


pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani
masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010).

2.2.4 Jenis-jenis imunisasi

Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek


yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:

1. Imunisasi aktif

Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)


agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
merespon.

2. Imunisasi pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara


pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari
ibu melalui placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah,2010).

2.2.5 Macam-macam imunisasi

1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari


Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan
hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi
BCGmenimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah infeksi
tuberkulosis tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis
TB dan tuberkulosis milier (Ranuh,2008).

2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)

Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid
difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi
(Departemen Kesehatan RI,2006)

3. Vaksin hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah


diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan
dalam sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan teknologi DNA rekombinan

4. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)

Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus
poliomyelitis tipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dibiakkan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

5. Vaksin Campak

Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap


dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus strain dan
tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin
2.2.6 Jadwal Imunisasi

1. BCG

a. Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan


pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.

b. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak
(>1 tahun).

c. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.

d. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat


mencegah komplikasinya.

e. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2. Hepatitis B

a. Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah
lahir.

b. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi


hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun
optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.

c. Departemen kesehatan mulai tahun 2005 memberikan vaksin hepatitis B-0


monovalen (dalam kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin
kombinasi DTwP/hepatitis B pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan vaksin hepatitis B
diberikan dalam kombinasi dengan DTwP untuk mempermudah pemberian dan
meningkatkan cakupan hepatitis B-3 yang masih rendah.

d. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali
pemberian.
3. DPT

a. Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh
diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik
diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 4
bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.

b. Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun
ulangan.

c. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.

4. Polio

a. Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3. (1.OPV,
hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan.)

b. Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.

c. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan,
interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.

d. OPV diberikan 2 tetes per-oral.

e. IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV).

5. Campak

Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara
subkutan dalam, pada umur 9 bulan . (IDAI, 2008)
2.2.7 Kontraindikasi Imunisasi

1. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi


mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih
dari 38C merupakan kontraindikasi pemberian Pentabio, hepatitis B-1 dan
campak.

2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala
AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.

3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi
yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi
ketika bayi sudah sehat. (Proverawati, 2010).
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PENGKAJIAN ASKEB KELUARGA

Nama Mahasiswa : Hazizatul Rodiyah

Pengkajian diambil tanggal : 30 Juli 2017

Jam : 09.00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS UMUM

1. IDENTITAS KEPALA KELUARGA

Nama : Tn T

Umur : 36 tahun

Agam : Islam

Pendidikan : SMP

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Pekerjaan : Bangunan

Alamat : Kebotohan Selatan RT/RW : 002/001


2. KOMPOSISI KELUARGA

Keadaan
Hubungan
Pendidikan kesehatan
No Nama Umur JK dengan pekerjaan imunisasi kb
terakhir waktu
keluarga
kunjungan
1 Tn T 36 th L KK Bangunan SMP sehat tidak
2 Ny N 31 th P Istri IRT SD Sehat Tidak
Belum tamat
An A 11 th L Anak Tdk kerja Sehat Tidak
3 SD
4 Tdk Belum Sehat Tidak
An D 16 bln L Anak
bekerja sekolah lengkap

3. Genogram

keterangL.3San :

: Suami
: Istri
: Anak laki-laki

4. Tipe keluarga

a. Jenis tipe keluarga : Keluarga besar


b. Masalah yang dihadapi dengan tipe keluarga : komunikasi yang tidak
efisien sehingga sering terjadi salah paham dalam mengimunisasi anaknya.

5.Suku Bangsa

a. Latar belakang etnis keluarga / anggota keluarga : Jawa


b. Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen), uraikan : tipe rumah Permanen, lantai rumah Keramik ,
atap rumah Genteng
c. Kegiatan keagamaan , social, budaya, rekreasi, pendidikan, (apakah kegiatan
ini berada dalam kelompok kultur/budaya keluarga) : Tn. T setiap harinya
beribadah sendiri dirumah. Setiap hari Tn.T selalu bekerja untuk menafkahi
keluarganya. Tn.T tidak pernah rekreasi dan pendidikan terakhir Tn.T
adalah Tamatan SMP.
d. Kebiasaan diet dan berbusana ( tradisional atau modern) : Tn.T tidak pernah
diet sebelumnya dan Tn.T selalu berbusana selayaknya yang dia miliki.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern : -
f. Bahasa yang digunakan dirumah : Tn.T selalu menggunakan bahasa jawa.
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama mereka :
Didalam keluarga Tn.T memiliki keyakinan beragama yang sama.
b. Seberapa aktif keluarga tesebut terlibat kegiatan agama atau organisasi
keagamaan : Didalam keluarga Tn.T masih aktif mengikuti kegiatan
keagamaan bersama-sama.
c. Agama yang dianut oleh keluarga : Tn.T beserta keluarganya menganut
agama Islam.
d. Kepercayaan dan nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga
terutama dalam hal kesehatan : Didalam keluarga Tn.T kepercayaan yang
dianut dalam hal kesehatan yaitu selalu berobat ke tempat pelayanan kesehatan.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.T didalam penghasilan ekonominya yaitu menengah kebawah (kurang
dari Rp.2.000.000)
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Tn.T tidak pernah melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarganya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga pada AnD usia 16 bulan dengan imunisasi
tidak lengkap
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : -
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tn.T tidak mempunyai penyakit,


dan Tn.T biasanya pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan penyakitnya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : -
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan pada Tn.T yaitu pergi ke
tempat pelayanan kesehatan setempat.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah :
a. Gambaran tipe tempat tinggal : Tn.T bertempat tinggal disebuah
rumah yang sederhana.
b. Denah rumah :
Kamar K. Mandi
R.TAMU
Kamar Dapur

c. Gambaran kondisi rumah : kondisi rumah Tn.T agak acak


mandi
acaan dan berantakan karena anaknya aktif
d. Dapur Tn.T terbuat dari keramik.
e. Kamar mandi : Tn.T hanya mempunyai tempat mandi yang
tempatnya cukup baik dan sederhana.
f. Mengkaji pengaturan tidur didalam rumah : Tn.T hanya tidur
beralaskan kasur dan bantal/guling.
g. Mengkaji keadaan umum kebersihan rumah dan sanitas rumah :
keadaan rumah Tn.T bersih dan penerangan cahaya cukup untuk
masuk kedalam rumahnya.
h. Mengkaji perasaan perasaan subjektif keluarga terhadap rumah :
-
i. Evaluasi edukasi pembuangan sampah : Keluarga Tn.T bisanya
membuang sampah dengan cara dibakar.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Keluarga Tn.T jarang
kumpul dirumah tetangganya karena sibuk bekerja bangunan dan tidak
memperbolehkan anaknya untuk di imunisasi karena rewel dimalam
hari.
3. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn.T tidak pernah berpindah
pindah tempat tinggal.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga
Tn.T jarang berkumpul dengan kerabat kerabat dan tetangganya.
5. System pendukung keluarga : Keluarga tn T anaknya yang sering
atau rentan sakit. Tn T tidak mempunyai fasilitas khusus untuk
memenuhi kebutuhan dalam kesehatannya.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga Tn.T antar keluarga biasa saja.


2. Struktur kekuatan keluarga Tn.T untuk mampu mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku sangat baik.
3. Struktur peran keluarga Tn.T yaitu memiliki peranan yang sangat baik
secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga Tn.T mengenai norma dan nilai yang dianut oleh
keluarga sangat berhubungan dengan kesehatan.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif
Dari keluarga Tn.T perasaan yang dimiliki oleh keluarganya baik ,
dukungan yang dimiliki oleh keluarga bersifat positif dan didalam keluarganya
terciptalah sikap saling tidak menghargai dan menghormati.
2. Fungsi social
Keluarga Tn.T saling berinteraksi satu sama lain terhadap keluarganya, baik
secara norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Di dalam keluarga Tn.T mengenai pola kesehatannya sangat kurang, dan
keluarga Tn.T belum mengerti sepenuhnya tentang pentingnya imunisasi
buat anak-anaknya.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.T tidak terlalu mengerti tentang fungsi reproduksi.
5. Fungsi ekonomi
Didalam keluarga pengaturan tentang ekonominya hanya Tn.T

G. PEMERIKSAAN FISIK

1. Identitas
Nama : An. D
Umur : 16 Bulan
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan : Belum Bekerja
2. Keluhan / riwayat penyakit saat ini : An D tidak imunisasi lengkap
karena di larang orang tuanya karena takut sakit dan rewel.
3. Riwayat penyakit sebelumnya : An D tidak mempunyai penyakit
sebelumnya. Dia hanya rentan panas dan diare.
4. Tanda tanda vital :
N : 120 x/mnt
S : 36,30 C RR : 36 x/mnt
5. System kardiovaskular
-
6. System respirasi
Normal
7. System gastrointestinal ( GI tract )
-
8. System persyarafan
-
9. System musculoskeletal
Ka (+) / Ki (+)
10. System genetalia
-
H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga An D ingin mengimunisasi anaknya karena sering sakit.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
An D ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang semestinya.

II. ANALISA DATA

NO. DATA PENYEBAB MASALAH


1. DS : An.D rentan Karena tidak ada Imunisasinya tidak
terhadap panas dan diare dukungan dari lengkap
dan juga penyakit lainnya keluarga

DO : K/U : baik
Ksd : composmentis
TTV :
S : 36oC
N :120 x/mnt
RR : 36 x/mnt

RUMUSAN MASALAH :

1. DS : An D imunisasinya tidak lengkap karena tidak ada dukungan dari


keluarga.

2. DO : K/U : baik

Ksd : composmentis

TTV :

S : 36,3 oC
N :120 x/mnt

RR : 36 x/mnt

III. PRIORITAS MASALAH

KRITERIA SKALA BOBOT SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 1 1
1. Ancaman kesehatan 2
3
2. Tidak / kurang sehat 3
3. Kritis 1
2. Kemungkinan masalah dapat 4 2
diubah :
1. Dengan Mudah 2 1
2. Hanya Sebagian 1
3. Tidak Dapat 0
3. Potensi masalah untuk diubah : 3/4 1
1. Tinggi 3
2
2. Cukup 2
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah : 2 1
1. Masalah berat harus 2
ditangani
1
2. Masalah yang tidak perlu 1
segera ditangani
3. Masalah tidak dirasakan 0

DIAGNOSA KEBIDANAN BERDASARKAN PRIORITAS :

1. 1+4+3/4+2 = 8 1/2
2. 5

3. Kemungkinan masalah dapat di ubah

III. RENCANA KEBIDANAN

Tujuan Tujuan
No. Diagnosa Kriteria Standart Intervensi
umum khusus
1. Imunisasi - - - - Lakukan
pendekatan
kepada
keluarga

IV. TINDAKAN DAN EVALUASI

No. Catatan
Dx Tt TT
Tgl/jam Tindakan Tgl/jam perkembangan
Bidan Bidan
(evaluasi)
1. 30-07-2017 / Melakukan 30-07-2017 / Hasil dari
09.00 WIB pendekatan 09.00 WIB perkembangan
kepada nya sedikit
keluarga membaik dan
lanjutkan
intervensi
V. EVALUASI

Tgl/jam No.Dx Evaluasi


30-07-2017 / 1 S : Ibu An.D mengatakan masih kurang mengerti
09.00 WIB
tentang penjelasan yang dijelaskan kepadanya.
Ibu An.D hanya dapat menjawab sebagian
pertanyaan yang diberikan petugas kesehatan.
O : K/U : baik
KSD : Composmentis
TTV :
S : 36,3 0C
N : 120 x/mnt
RR : 36 x/mnt
A : Ibu An.D Usia 16 bulan DENGAN
DIAGNOSA Imunisasi kurang lengkap
P : Anjurkan pada keluarga untuk di imunisasi
lengkap semua anaknya

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi, maka dapat disimpulkan :

1. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.T yaitu adanya anak yang
imunisasi tidak lengkap karena kurangnya pengetahuan ibu maupun
keluarga tentang pentingnya imunisasi lengkap buat anak.
2. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada, keluarga Tn.T dapat
menyadari kesalahannya dan mengerti tentang pentingnya imunisasi
lengkap dan kemudian orang tua melakukan imunisasi pada petugas
kesehatan terdekat.
3. Pada dasarnya keluarga Tn.T sudah memiliki sikap sadar akan
kesehatan. Terbukti sebagai evaluasi keluarga Tn.T sudah tampak
berusaha mengatasi masalah.

4.2 Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan
pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar
dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan secara berkala kepada
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara
kelompok maupun pendekatan keluarga sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jombang.2009. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayanan Dasar.Jombang:Dinkes Jombang.

Dinkes Jombang, SE.2010.Laporan UCI Kumulatif Tahun 2010 Kabupaten


Jombang.Jombang:Dinkes Jombang.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani.2005.Konseling dan Terapi Dengan Anak dan


Orang Tua.Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).

Hidayat, A. Aziz Alimul.2010.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis


Data.Jakarta:Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta:Satgas Imunisasi.

Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk


Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.

Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada


Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.

Nasir.2009.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nursalam. 2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan anak (Untuk Perawat dan Bidan).
Jakarta : Salemba Medika

Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.

Saryono.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi


Pemula.Jogjakarta:Mitra Cendikia.

Sudayasa, Putu.2012.Latar Belakang Program


Imunisasi.http://imunisasihsu.wordpress.com di akses tanggal 29 Juli 2017 jam
9.00 WIB

Zulqifli,2013.Imnisasi,alamatURL:http://duniakampusbulukumba@blogger.com/
2012/imunisasi.com. Diakses tanggal 29 Juli 2017 jam 09.00 WIB

You might also like