You are on page 1of 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF KESEHATAN THT-KL


TULI KONGENITAL

1. No. ICD 10 H.918 = other specified hearing loss


2. Diagnosis Tuli kongenital
3. Definisi Tuli kongenital merupakan suatu kelainan fungsi pendengaran sejak
lahir. Jenis ketulian biasanya berupa tuli sensorineural berat
bilateral. Dapat juga berupa tuli konduktif bila disertai kelainan
struktur anatomi telinga. Penyebab ketulian kongenital bisa terjadi
pada masa prenatal, perinatal atau postnatal.
4. Anamnesis Penyebab gangguan pendengaran pada bayi dan anak dibedakan
berdasarkan saat terjadinya gangguan pendengaran yaitu pada
masa pranatal, perinatal dan postnatal
I. Masa pranatal
a. Genetik
Sindrom
Non sindrom
- Penyebab dari luar : labirintitis, meningitis,
ototoksik, hipoksia, hiperbilirubinemia, trauma,
barotrauma, pajanan bising
- Penyebab lain : malformasi telinga dalam,
kelainan SSP, idiopatik
b. Non genetik seperti gangguan /kelainan pada masa
kehamilan trimester I (infeksi TORCHS), kelainan struktur
anatomik dan kekurangan zat gizi (misalnya defisiensi
Jodium), ototoksik
II. Masa perinatal
Beberapa keadaan seperti prematur, berat badan lahir rendah
(<2500 gram), hiperbilirubinemia, asfiksia (lahir tidak
menangis), perawatan NICU > 5 hari
III. Masa postnatal
Adanya infeksi bakteri atau virus seperti rubela, campak,
parotis, infeksi otak (meningitis, ensefalitis)
5. Pemeriksaan Fisik Meliputi pemeriksaan struktur anatomi daun telinga (mikrotia,
anotia) dan liang telinga (stenosis).
6. Kriteria Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan BERA
7. Diagnosis Banding Neuropati auditorik.
8. Pemeriksaan 1. Timpanometri (high frequency < 6 bulan)
Penunjang 2. Oto Acoustic Emission (OAE)
3. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) click dan tone
burst
4. BERA hantaran tulang

1
5. Auditory Steady-State Response (ASSR)
6. Behavioral Observation Audiometry (BOA)
7. Audiometri bermain (play audiometry)
9. Terapi / tindakan 1. Tentukan usia kronologis, prematur atau cukup bulan
(ICD 9-CM) 2. Penilaian perkembangan mendengar & wicara dan
perkembangan motorik.
3. Evaluasi faktor-faktor risiko ketulian, termasuk kemungkinan
adanya sindroma yang berhubungan dengan ketulian
4. Alat bantu mendengar
5. Terapi wicara
6. Terapi mendengar
7. Implan koklea
8. Taman latihan & observasi atau PAUD ( Pendidikan anak usia
dini)
9. Konsul Dokter Spesialis Anak ( Tumbuh kembang, Neurologi
anak)
10. Pemeriksaan genetik bila diperlukan
11. Bila diperlukan konsul Dokter Spesialis Mata, Dokter Spesialis
Jantung Anak atau Psikolog Anak
12. Edukasi orang tua
10. Edukasi - Hasil tes pendengaran anak (OAE dan BERA)
- Pendidikan untuk anak yang sesuai dengan hasil tes
pendengarannya
- Alternatif penanganan operasi yang bisa dilakukan
- Perkembangan wicara anak selanjutnya
11. Prognosis Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad malam
12. Kepustakaan 1. Gelfand SA. Assessment of Infant and Children. In: Essentials of
Audiology. 2nd edition Thieme, New York, Stutgart, 2001: p.
377-96
2. Diefendorf AO. Detection and Assessment of Hearing Loss in
Infant and Children. In: Handbook of clinical audiology. Katz JK.
Ed 5th edition. William and Wilkins, Baltimore, 2002: p. 440-65.
3. Rehm HL. Genetic hearing loss. In: Pediatric audiology. 1 st
edition. Thieme, New York, 2008: p. 13-25.
4. Alexiades G. Medical evaluation and management of hearing
loss in children. In: Pediatric audiology. 1 st edition. Thieme, New
York, 2008: p. 25-31.
5. Lee KJ. Congenital hearing loss. In: Essential otolaryngology
head and neck surgery. Ninth edition. The McGraw-Hill
Companies, Inc. New York, 2008: p. 135-62.
6. Wetmore RF. Pediatric otolaryngology. In: the requisites in
pediatric. Mosby Elsevier, Philadelphia, 2007: p. 66.

You might also like