You are on page 1of 33

LAMPIRAN PERHITUNGAN ALAT

Nama Alat Reaktor Bubble Column Kode


Fungsi Mereaksikan Gliserol dengan Asam Asetat BC 101

Katalisator : Asam Sulfat


Sistem Pendingin : Cooling Mantel
Asumsi :
a. Operasi berjalan kontinyu
b. Reaktor gelembung cocok untuk reaksi gas-cair dengan jumlah yang
relatif sedikit yang direaksikan dengan cairan yang jumlahnya besar.
c. Di dalam reaktor gelembung, aliran gas duanggap plug flow tetapi cairan
teraduk sempurna oleh aliran gelembung yang naik ke atas sehingga suhu
di dalam rekator selalu seragam.

F1
C3H5 (OH)3 0,34% F3
kg/jam CH3COOH 0,44 %
H2O 0,39 %
kg/jam
R-00

F4
CH3COOH 0,66 %
kg/jam F2
C5H10 O4 0,16 %
kg/jam

Gambar A.1 Diagram alir BC 101


DATA KINETIKA REAKSI

A. Data Konstanta Laju Reaksi


Berdasarkan US Patent (4 381 407) diperoleh data sebagai berikut:
Holding Time, t = 1 jam
Konstanta laju reaksi, k = 1.003973 s-1

B. Mencari Komposisi Reaktan


Tabel 1. Komposisi Reaktan (Fase Liquid)
Komponen Fi (kg/jam) Fraksi
Gliserol 796.203 0,99
H2SO4 0.797 0,001
Total 797 1


=

(1 + (1 ) )


= ( )

1
=

Densitas campuran liquid dapat dihitung menggunakan persamaan 105
(ChemCAD) sehingga densitas campuran yang diperoleh sebesar 114.853 kg/m3

= exp [ + + . ln() + ]

1
=

Viskositas campuran liquid dapat dihitung menggunakan persamaan 101
(ChemCAD) sehingga viskositas campuran yang diperoleh sebesar 0,6 cP

Tabel 2. Komposisi Reaktan (Fase Gas)


Komponen Fi (kg/jam) Fraksi
Asam Asetat 3204 1
total 3204 1
Tabel 3. Densitas Gas (Yaws, 1999)
Komponen Tc (K) Pc yi Yi.Tci Yi.Pci Yi. Yi.Bmi
(atm)
Asam 592.71 57.1 0.462 1 592.71 57.1 0.1887 60.05
Asetat


=

P operasi : 1,5 atm
: 60.05 kg/kgmol K
R : 0,08206 m3 atm / kgmol K
T : 423.15
423.15
Tr : = 592.71 = 0.71

1.5
Pr : = 57.1 = 0.03

Z : 0.9 (Compressibility factor, Fig 3.8 Coulson) maka:

60.05
1.5

= = 2.88 /3
0.9 0.08206 m3 atm/kgmol K 423.15 K
= 0,57

Sehingga densitas campuran total = +


= 2.88 + 114.853 = 117.65 /3
4933/
= =
117.65 /3
= 41.92 3 /
PERANCANGAN REAKTOR BUBBLE

a. Menentukan Dimensi Reaktor


Perhitungan volume fase liquid:

=


797
= 1 = 6.9 3
114.83 /3
Perhitungan volume fasa gas (plug flow)
Untuk plug flow digunakan persamaan:

= 0 [ ln(1 )] (Persamaan 2-16 Fogler, 1992:34)
0

Dimana:
Tekanan, P : 1,5atm
Temperatur, T : 423.15
Gas Constant, R : 0.08206 m3 atm/ kgmol K
Konversi, X : 0.83
Konstanta laju reaksi, k : 3614.30 jam-1
Molar flowrate, FAO : 50.12 kmol/jam
3
53.35 0.08206 423.5

= [0.83 ln(1 0.83)]
3614.3 1 1.5
= 0.88 3

Volume total fluida dalam reaktor gekembung:


= +
= 6.93 + 0.883 = 7.783
Safety factor 20%
= 1,2 7.78 = 9.3363
Untuk < 0.45 , 0.03 < uSg < 0.4 m/s , maka 0.3 < Z/Dr < 3 (Fromen, 1979:726)
Dipilih Z/Dr = 4 , sehingga Z = H = 4 x Dr
2 2 (1.5)
= =
4 4

3 =

= 1.44 = 226,378 = 4.724
Z = H = 4 x D = 5.75 m = 109.45 in = 18.86 ft
Dipilih standar (Brownel, 1959:90-91)
D = 78 in = 1.98 m = 6.5 ft
H = 114 in = 2.9 m = 9.5 ft
2
= = 9.36 3
4

b. Menentukan Sparger Ring


Ditetapkan diameter sparger ring, Ds = 40% Dr
Ds = 0.4 x 1.44 m = 0.576 m = 22.67 in
Luas plate sparger (Ls) :
2
= = 0.26 2
4

c. Menghitung Diameter Hole Sparger (Do)


Berdasarkan
Perry (1984) hal. 18 58, diameter hole plate = 0.004 0.95 cm.
Diameter hole plate dapat ditentukan dengan persamaan :
3
( )
= (Perry, 1999 : 18-58)
6.028

Keterangan :
Diameter bubble, dB = 0.14 cm
Densitas liquid, = 114.853 kg/m3 = 0.114 gr/cm3
Densitas gas, = 2.88 kg/m3 = 0.00288 gr/cm3
Tegangan permukaan liquid, = 0.00794 dyne/cm3
Percepatan gravitasi, g = 980.6650 cm/det2

Maka,
`
(0.143 ) (0.114 0.0028) 980.6650
= = 6.12 = 2.409
6.028 0.00794
Dipilih hole diameter standard = 2.5 in = 6.35 cm (Couper, 2010 : 452)
Jadi luas tiap hole :
6.352
= = 31.65 2
4
Direncanakan triangular pitch dengan jarak ke pusat :
Pt = 1.2 x Do = 1.2 x 6.12 cm = 7.344 cm
C = 1.2 x 6.35 cm = 7.62 cm = 3 in
Tinggi (h) = 0.5 x Pt x tan 60 = 1.175 cm = 0.462 in
Luas pitch = 0.5 x Pt x h = 4.31 cm2
31.65
= = = 7.34
4.31

Maka :
= 1.75 = 1.75 0.262
= 0.322 = 3200 2

= = 103

Clearance, C = Pt Do = 1.22 cm = 0.48 in (memenuhi)
d. Penentuan Tekanan Desain
2
= = 9.36 3
4

9.363 = (1.44)2
4

= 3.07 = 10.07


Densitas campuran total, = 117.65 = 7.34 / 3
3

Ptotal = Poperasi + Phidrostatik (pers. 3.17 Brownell, 1959:46)

(1)
= 22,04 psi + = 22.5 = 1.53
144

Tekanan desain 5-10% di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,


1999:807). Tekanan desain yang dipilih 10% di atasnya.
Pdesain = 1.1 x Ptotal
= 1.1 x 22.5 psi = 24,75 psi = 1.68 atm

e. Penentuan Tebal Dinding Shell Reaktor


.
= .0.6 + (Pers. 13.1 Brownell and Young, 1959)

Bahan yang dipakai : stainless steel AISI 410


(C=0.15%/max, Mn=1%max, Cr=12,5%)
Alasan pemilihan ,aterial (Tabel 4 Timmerhaus, 1991:427)
Cocok untuk bubble tower, bahan petroleum, harga yang murah
Ts = tebal shell, in
P = tekanan desain, 24.75 psi
f = allowable stress =16.250 psi (App. D Item 4, Brownell, 1959:342)
E = effesiensi single welded but joint = 0,8 (tabel 13.2 Brownell, 1959:254)
C = corrosion allowance = 0.125 in/10 tahun (tabel 6, Timmerhaus,
1991:542)
ri = Jari-jari shell = 28.34 in
24.75 28.34 3
= 16,250 .0.8 0.624.75 + 0.125 = 0.18 16

f. Perhitungan Diameter Shell


ODstandard = 56.68 in = 1.44 m (Tabel 5.7 Brownell, 1959: 90)
IDshell = ODshell 2 ts = 56.32 in = 1.43 m

g. Perhitungan Head
Bentuk tutup yang digunakan adalah torispherical flanged head. Biasa digunakan
untuk merancang vessel dengan tekanan dalam rentang 15 psig (1.020689 atm)
200 psig (13.60919 atm). Tekanan operasi pada reaktor yaitu 1.5 atm (22.04 psig)
sehingga dipilih menggunakan bentuk torispherical flanged head.
Untuk OD = 56.68 in dan ts= 3/16 in (Tabel 5.7 Brownell and Young, 1959).
Inside corner radius, icr = 3.625 in
Radius of dish, r = 60 in
Stress intensification factor for torispherical dished head (W)
1
= (3 + )
4

1 60
= (3 + ) = 1.82
4 3.625

Menghitung tebal head :


24.75 60 1.82
= + = + 0.125
2 0,2 (2 16.250 0.8) (0.2 24.75)
= 0.23
Th= 0.23 in, diambil head standar th =1/4 in

Menghitung tinggi head (Brownell and Young, halaman 87)


Dari tabel 5.8 halaman 93, Brownel and Young ts= 3/16, sf adalah 1 - 2
Sf =0.75 in
56.32
= = = 28.16
2 2
= = 28.16 3.625 = 24.53 in
= = 60 3.625 = 56.38 m
= 2 2 = 56.382 24.532 = 50.75 in
= = 60 50.75 = 9.25
OA = 10.23 in = 0.25 m = 0.85
Tinggi total tangki = Hs + 2 OA = 246.83 in = 6.26 m

OD
OA

icr b
A
B
t
sf

a r

Gambar A.2 Torispherical Head [Brownell and Young, 1959]


MERANCANG PENDINGIN REAKTOR

Reaktor beroperasi secara isotermal. Karena reaksi eksotermis, maka


panas yang lepaskan dari reaksi harus ditransfer (diserap) dari reaktor untuk
mencegah kenaikan temperatur. Untuk menjaga temperatur reaktor pada 150
dapat digunakan jaket pendingin atau koil pendingin, sehingga dilakukan
pengecekan terhadap luas transfer panas yang dapat disediakan oleh jaket dan koil
pendingin.
Sifat fisis :
Pendingin : Air Pendingin
Massa Pendingin : 18443 kg/jam = 40659.86 lb/jam
= 30 = 293.15
= 45 = 318.15
pada Tav = 37.5 = 99.5
992.25 995.68
= 995.68 + (310.65 303.15) = 993.1075 3
313.15 303.15

= 61.9976 3

. 2 3
Cp = 1 btu/lb = 4.1810 kJ/kg.K (Fig.2, Kern 1950)
(0,3810,356)
k = 0,356 + (99,5 86) = 0,3622 . (Table 4, Kern
(14086)

1950)

= 0,71 = 1,7182 . (Fig. 14. Kern 1950)

Tabel LMTD
Hot Fluid Cold Fluid Temp. Diff
248 Higher T 113 135 2
248 Lower T 86 162 1
0 Temp. diff 27 -27 (2-1)

Sehingga :
(2 1 ) 27
LMTD = = 135 = 148.09
ln( 2 ) ln(
162
)
1
a. Log mean temperature difference
Log mean temperature difference (juga dikenal dengan LMTD) digunakan untuk
menentukankekuatan pendorong suhu untuk perpindahan panas dalam sistem
aliran, terutama dalam penukarpanas(heat exchangers)
b. Perhitungan jaket pendingin
Luas perpindahan panas yang tersedia
A = luas selimut reactor + luas penampang bawah reactor

= . . + ( . 2 )
4
Diketahui
OD = 56.68 in = 4.72 ft
= 5,75 m = 18.86 ft
Sehingga :

= 4.72 18.86 + ( . 4.72)
4
= 283.2 2
Untuk light organics-water, UD= 75-150 btu/jam. 2
Dipilih UD = 100 btu/jam. 2
Q r total = 274809 kJ/jam = 260519.8 Btu/jam
LMTD = 148,09
260519.8
A kebutuhan = = 100 148,09 = 17.59 2
.

<
Sehingga jaket pendingin dapat digunakan.
MENGHITUNG PARAMETER DESIGN REAKTOR GELEMBUNG

Menentukan koefisien difusivitas

Proses difusi terjadi di dalam fasa cair. Persamaan yang digunakan adalah Wilke-
Chang method (Pers. 8.22 Coulson 1999: 332)

1.1731013 ()0.5
= 0.6 = 3.4 109 2 /

Keterangan:
= Association parameter = 1
M = berat molekul
T = temperatur
= viskositas pelarut
Vm = volume molal zat terlarut, m3/kgmol

Menghitung surface tension pelarut


4 4
( ) 160 (114.853 2.88)
= [ ] 1012 = [ ] 1012
60.05

= 0.00794

Keterangan:
= surface tension, dyne/cm
= sudgens parachor asam asetat = 160 (Coulson, 1983 : 335)
= densitas cairan = 114.85 kg/m3
= densitas gas = 2.88 kg/m3
M = berat molekul = 60.05 kg/kmol

Menghitung diameter gelembung (dB)

1/2
1/8
3
= 6.25 ( 4
)
(
4) = 0.14 cm



Keterangan :
densitas cairan = 114.853 kg/m3
viskositas pelarut = 0.6 cp
superficial gas velocity = 0.03 m/s
(0.03 < < 0.4 m/s, Froment, 1979: 726)
Tetapan gravitasi, g = 9.81 m/s2
Surface tension pelarut, = 0.00794 dyne/cm
Dari persamaan 14.3.f-2 Froment, 1979 hal. 737 diperoleh:
dB = 0.14 cm
DESAIN PERPIPAAN DAN NOZZLE

Saluran dibuat dengan menggunakan bhan stainless steel. Diameter optimum


bahan dihitung dengan menggunakan persamaan :
Diopt = 260 x G0.52 x 0.37 (Coulson, 1999:220)
Dengan:
Diopt = diameter optimum tube (mm)
G = kecepatan aliran massa fluida (kg/s)
= densitas fluida (kg/m3)

Pengecekan bilangan Reynold (NRe)



=

G = Kecepatan alir massa fluida (kg/jam)
ID = diameter dalam tube (m)
= viskositas fluida (kg/m.jam)
a = flow area per pipe (m2)

Saluran umpan liquid sama dengan saluran keluarannya


Diketahui:
G = 797 kg/jam = 0.22 kg/s
= 114.853 kg/m3
= 0.6 cP = 2160 kg/m.jam

Diopt = 260 x 0.220.52 x 114.8530.37 = 20.93 = 7/8

Dari tabel Kern 11 (Kern, 1965)


Normal pipe size = 1 in
Schedule number = 40
OD = 1.32 in = 0.03 m
ID = 1.049 in = 0.03 m
a = 0.864in2 = 0,0006 m2

saluran umpan gas sama dengan keluarannya


Diketahui:
G = 3204 kg/jam = 0.89 kg/s
= 2.88 kg/m3
= 0.6 cP

Diopt = 260 x 0.890.52 x 2.880.37 = 167 = 6.5 = 6

Dari tabel Kern 11 (Kern, 1965)


Normal pipe size = 6 in
Schedule number = 40
OD = 6.625 in = 0.16827 m
ID = 6.065 in = 0.154051 m
a = 28.9 in2 = 0,018645 m2

saluran masuk dan keluar air pendingin


Diketahui:
G = 18443kg/jam = 5.12 kg/s
= 994.02 kg/m3
= 0.018 cP

Diopt = 260 x 05.120.52 x 994.020.37 = 47.3 = 1.86 = 2

Dari tabel Kern 11 (Kern, 1965)


Normal pipe size = 2 in
Schedule number = 40
OD = 2.38 in = 0.060452 m
ID = 2.067 in = 0.052502 m
a = 3.35 in2 = 0.00261 m2

Desain nozzle

berdasarkan perhitungan saluran pemasukan dan keluaran pada reaktor di atas


maka dapat ditentukan jenis nozzle yang digunakan sebagai berikut:

Nozzle umpan liquid dan keluarannya

Spesifikasi nozzle standar (Brownell and Young, 1959, App. F, hal. 349-350)

Size = 7/8 in

OD of pipe = in

Flange nozzle thickness (n) = 0.5


Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = in

Regular, type H = in

Low, type = 3 in

Weld A in shop = 1 1/16 in

Weld in field = 5/8 in

Size of fillet weld A = in

Size of fillet weld B = 7/8 in

Nozzle umpan gas dan keluarannya

Spesifikasi nozzle standar (Brownell and Young, 1959, App. F, hal. 349-350)

Size = 6 in

OD of pipe = 6.625 in

Flange nozzle thickness (n) = 0.432 in

Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 6.75 in

Length of side reinforcing plate (L) = 16.25 in

Width of reinforcing plate (W) = 20.25 in

Distance, shell to flange face, outside (J) = 8 in

Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in

Regular, type H = 11 in

Low, type = 8.125 in

Weld A in shop = 1.25 in

Weld in field = 0.75 in

Size of fillet weld A = 0.3125 in

Size of fillet weld B = 1 in

Nozzle pendingin
Spesifikasi nozzle standar (Brownell and Young, 1959, App. F, hal. 349-350)
Size = 2 in

OD of pipe = 2 3/8 in

Flange nozzle thickness (n) = 0.218 in

Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 2 1/2 in

Distance, shell to flange face, outside (J) = 6 in

Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in

Regular, type H = 7 in

Low, type C = 8.125 in

Weld A in shop = 3 1/2 in

Gambar A.3 Shell Nozzle (a) Reinforcing Plate (b) Single Flange
PENENTUAN MANHOLE

Manhole adalah lubang pemeriksaan yang diperlukan pada saat pembersihan atau
pemeriksaan pada abagian dalam kolom. Direncanakan manhole di pasang pada
kolom bagain atas reaktor dengan ukuran standar 20 in berdasarkan rekomendasi
API Standard 12 C (Brownell and Young, Ap.F item 4), dengan spesifikasi:

Tebal Shell = 0.3125 in

Jumlah = 1

Ukuran potongan :

Weld A = 0.1875 in

Weld B = 0.3125 in

Panjang Sisi = 42.25 in

Lebar reinforcement (W) = 54 in

Diameter manhole, ID = 20 in

Maksium diameter lubang :

Dp = 24.5 in

Diameter plat penutup

Cover plate = 28.75 in

Diameter bolt circle, DB = 26.25 in


Gambar A4. Manhole
PERANCANGAN FLANGE (HEAD AND BOTTOM)

Data perancangan:

Tekanan desain : 24.75 psi

Material flange : ASTM-201, Grade B

(Brownell and Young, 1959)

Tegangan material flange : 15000 psi

Bolting steel : ASTM-198, Grade B7

(Brownell and Young, 1959)

Tegangan material bolt : 20000 psi

Material gasket : steel (asbestos filled)

Diameter luar shell : 56.68 in

Diameter dalam shell : 56.32 in

Ketebalan shell : 3/16 in

Gambar A5. Tipe flange dan dimensinya


Perhitungan Gasket

.
=
(+)

Keterangan:

do = diameter luar gasket, in

di = diameter dalam gasket, in

y = yield stress, lb/in2 (Fig. 12.11)

m = faktor gasket (Fig. 12.11)

digunakan gasket dengan tebal 1/8 in, dari Fig. 12.11 (Brownell and Young,
1959), diperoleh:

y = 3700 ln/in2

m = 2.75

sehingga diperoleh:

3700 24.75 2.75


= = 1.003
3700 24.75(2.75 + 1)

Asumsi bahwa diameter dalam gasket, di sama dengan diameter luar shell (OG)
sehingga:

di = 56.68 in

do = 1.003 x 56.68 = 56.87 in

lebar gasket minimum, N:

56.87 56.68
=( )=( )
2 2
= 0.097 ( 3/16 )

Diameter rata-rata gasket, G

G = di + N = 756.68+ 0.097 = 56.78 in


Berat beban bolt maksimum, Wm2

Dari Fig. 12.12, Brownell and Young, 1959: kolom 1 type 1.a

0.097
0 = = = 0.0485
2 2
Karena bo 0.25, maka b = bo = 0.0485 in

Wm2 = Hy

= x b x G x y ( B&Y, 1959 Persamaan 12.88)


= 31994 lb

Keterangan:

Hy = beban berat bolt maksimum (lb)

b = effective gasket (in)

G = diameter gasket rata-rata (in)

Beban untuk menjaga joint tight saat operasi, Hp

Hp = 2 b G m p (B&Y, 1959 Persamaan 12.90)


= 1177 lb

Keterangan:

Hp = beban joint tight (lb)

m = faktor gasket (Fig. 12.11)

b = effective gasket (in)

G = diameter gasket rata-rata (in)

P = Tekanan operasi (psi)

Beban dari tekanan internal, H


. 2
= = 62637.7 (Pers. 12.89, Brownell and Young, 1959: 240)
4

Keterangan:

H = total joint contact surface (lb)

G = diameter gasket rata-rata (in)

P = Tekanan operasi (psi)


Beban operasi total, Wml

Wml = H + Hp = 62637.7 + 1177 = 63814.8 lb

Dari data diatas nilai Wm1 lebih kecil daripada nilai Wm2 sehingga diambil nilai
minimum yaitu Wm1 untuk pengontrol Wm1 = 63814.8 lb

Perhitungan luas baut minimum


Am1 = Wm1 / fb (B&Y, 1959 Persamaan 12.92)
63814.8
Am1 = 20000

= 3.19 in2
Keterangan:
Wml = berat beban bolt pada kondisi operasi (lb)
Am1 = total luas bolt pada kondisi operasi (in2)
Fb = bolt stress maksimum yang diizinkan (psi)

Perhitungan ukuran baut optimum


Berdasarkan Tabel perhitungan ukuran baut optimum (Tabel 10.4 B & Y, 1959)
Digunakan baut berukuran 1/2 in, sehingga:

Root Area = 0.126 inch2


Bolting Spacing Standard (BS) = 3 inch
3
Minimal Radian Distance (R) = 116

Edge Distance = 5/8 inch

Perhitungan jumlah baut

Jumlah Baut Minimum = Am1 / Root Area


3.19
= 0,126

= 25 buah baut
Koreksi lebar gasket
Ab aktual = jumlah baut x root area

= 25 x 0.126 = 3.19 in2


Lebar gasket minimum

Lebar Gasket Minimum Aktual = Ab fallowance / 2 y G


3.19 20.000
= 2 3700 3,14 56.78

= 0,1 inch
PERHITUNGAN PENYANGGA REAKTOR

Menghitung berat total rekator

Berat shell
OD shell = 56.68 in = 4,7 ft
ID shell = 56.32 in = 4,6 ft
Tinggi shell = 226.37 in = 18.86 ft
Densitas stainless steel AISI 410, = 481 lb/ft3
1
= (2 2 ) = 6622.76
4
Berat head
OD dish = 56.68 in = 4.7 ft
Sf = 0.75 in = 0.0625 ft
Icr = 3.625 in = 0.3 ft
Th = 023 in = 0.019 ft
= 481 lb/ft3
Untuk th 1 in perkiraan blank diameter (bd) adalah:
2
= + + 2. + = 61.94 = 5.2 ft
42 3

1 2
= 2( (( )) = 387.97
4
= 2 = 775.95

Berat Air Pendingin


Berat Air Pendingin =18443 = 40659 lb
Berat opening (manhole dan nozzle)
Berat manhole (Megsey, 1983:413)
Manhole 20 in = 42b lb
Berat tutup = 43 lb
Berat manhole = 471 lb
Nozzle umpan liquid sama seperti keluarannya
Ukuran nozzle = 1 in
Berat nozzle = 3 lb
Nozzle umpan gas sama sepertnya keluarannya
Ukuran nozzle = 6 in
Berat nozzle = 45 lb

Nozzle pendingin masuk


Ukuran nozzle = 2 in
Berat nozzle = 9 lb

Berat material dalam reaktor


Berat bahan baku = laju alir massa x holding time
= 4933kg/jam x 1 jam
= 4933 kg = 10875 lb
Maka, total berat mati reaktor = 59601 lb

Sistem penyangga
Berat untuk perancangan = 1.2 x berat mati reaktor = 71521.2 lb

Gambar A6. Sketsa sistem penyanngga reaktor


Reaktor disangga dengan 4 kaki. Kaki penyangga dilas ditengah-tengah
ketinggian (50% dari tinggi total reaktor )
Lug planning
Digunakan kaki (lug) tipe I-beam dengan pondasi dari cor atau beton.
Karena kaki dilas pada pertengahan ketinggian reaktor, maka ketinggian
kaki:
Hlug =H+L
= (0.5 x 20.56) + 5 = 15.28 ft = 183.36 in
Keterangan:
H = tinggi total reaktor (ft)
L = jarak antara bottom reaktor ke pondasi (digunakan 5 ft)

Gambar A7. Kaki penyangga tipe I beam


Dipilih I beam 5 in (brownell and Young, App. G, item 2)
Dimensi I-beam:
Kedalaman beam = 5 in
Lebar flange = 3.284 in
Web thickness = 0.494 in
Ketebalan rata-rata flange = 0.326 in
Area of section (A) = 4.29 in2
Berat/ft = 14.75lb
Peletakan dengan beban eksentrik (axis 1-1):
I = 15in4
S = 6 in3
r = 1.87 in
Peletakan dengan beban eksentrik (axis 2-2):
I = 1.7 in4
S = 1 in3
r = 0.63 in
cek terhadap peletakan sumbu axis 1-1 maupun axis 2-2.

Axis 1-1

l/r = 183.36 in / 1.87 in


= 98 (l/r < 120, memenuhi)
stress kompresif yang diizinkan (fc)
18000 18000
= 2 = = 11732.97 /2
183.362
1+( ) 1+( )
18000 2 18000 1.872
fc < 15000 psi, sehingga memenuhi (Brownell and young, 1959: 201)
jarak antara center line kolom penyangga dengan center line shell (a)
a = x lebar flange +1.5
= x (3.284) + 1.5 = 3.142 in
y = x lebar flange
= 0.5 x 3.284 = 1.642 in
Z = I/y
= 15 / 1.642 = 9.14 in3
Beban kompresi total maksimum tiap lug (P):

Gambar A7. Sketsa beban tiap lug


4 ( )
= +

Umumnya vessel dengan penyangga lug atau lug supported memiliki
ketinggian yang lebih rendah dibanding skirt supported vessel, sehingga
wind load sangat minor pengaruhnya. Wind load cenderung
mempengaruhi vessel jika vessel dalam keadaan kosong. Berat vessel
dalam keadaan terisi oleh cairan cenderung stabil (Hal. 197, brownell and
Young, 1959).
71521
= = = 17880
4
Keterangan:
Pw = beban angin total pada permukaan terbuka (lb)
H = tinggi reaktor diatas pondasi (ft)
L = jarak antar pondasi kebagian bawah reaktor (ft)
Dbc = diameter anchor bolt circle (ft)
n = Jumlah penyangga
= Berat total Reaktor

Menghitung beban eksentrik :


. 17880 3.142
= = = 6146.5 /2
9.14
= = 11732.97 6146.5 = 5586 /2
Luas penampang lintang:
17880
= = = 3.2
5586
Axis 2-2

l/r = 183.36 in / 0.63 in


= 291.04 (l/r > 120, tidak memenuhi)
Lug planning
P = 17880
Masing-masing penyangga memiliki 4 baut. Beban maksimum tiap baut:
17880
= = 4470
4
Luas lubang baut:
4470
= = = 0.37
12000
= stress maksimum yang dapat ditahan oleh setiap baut = 12000 psi
Digunakan baut standar dengan diameter = in. Ketebalan plat horizontal:

6
=

2
= [(1 + ) + (1 1 )]
4
Dengan:
Thp = tebal horizontal plat,in
My = bending momen maksimum sepanjang sumbu radial, in-lb
P = beban baut maksimum, lb = 4470
A = panjang kompresi plate digunakan
= ukuran baut + 9 in = 0.5 + 9 = 9.5 in
H = tinggi gusset = 12 in
b = lebar gusset = 0.5 +8 = 8.5 in
l = jarak radial dari luar horizontal plate luar ke shell, in = 6 in
= poisson ratio (untuk steel, = 0.3) (Brownell and Young, 1959)
f allow = stress yang diizinkan = 12000 psi
1 = konstanta dari tabel 10.6 Brownell and young, 1959
e = jarak konsentrasi beban
= setengah dari dimensi nut, in
=0.5* 7/8 = 0.437 in
Ketebalan plat kompresi :
8.5
= = 1.42
6
Dari tabel 10.6, brownell and Young, diperoleh 1
1 = 0.211
My= 2071.8 lb-in
Thp = 1.02 in
Ketebalan gusset
Tg = 3/8 x thp= 0.3825
Gambar A8. Detail Lug
Base plat planning
Digunakan I-beam dengan ukuran 5 in dan 14.75 lb/ft
Panjang kaki (H lug) = 15.28 ft
Sehingga berat satu lug = 15.28 ft x 14.75 lb/ft = 225.38 lb
Beban base plate = berat 1 lug + P = 225.38 +17880 = 18105.38 lb

Gambar Sketsa area base plate


Base plate area :
17880
= = = 3.2 2
5586
Dengan:
Pb = base plate loading
f = kapasitas bearing (untuk cor, f = 545 psi)
Perancangan pondasi
Perancangan pondasi dengan sistem konstruksi beton terdiri dari campuran
semen: kerikil : pasir, dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Direncanakan pondasi
berbentuk limas terpancung. Dianggap hanya gaya vertikal dari berat kolom yang
bekerja pada pondasi.
Berat I-Beam yang diterima oleh base plate = 18105.38 lb
Berat pada kondisi operasi = 71521.2 lb
Digunakan tanah dengan ukuran :
Luas bagian atas (a) = 5.100,80288 in2 (71,41991 in x 71,41991 in)
Luas bagian bawah (b) = 5.840,00193 in2 (76,41991 in x 76,41991 in)
= 40,55557 ft2
Tinggi pondasi = 30 in = 2,5 ft
Volume pondasi = 1/3 x tinggi pondasi x ((a+b) + (axb)1/2 )
= 163.987,07205 in3
= 94,89993 ft3
Berat pondasi (W) = V x densitas beton
= 94,89993 ft3 x 140 lb/ft
= 13.285,98963 lb
Jadi berat total yang diterima tanah adalah
Wtot = Berat total yang diterima pondasi + berat pondasi
= 79.876,204 lb + 13.285,98963 lb
= 93.162,194 lb
Tegangan tanah karena beban (T) = P/F < 10 ton/ft2
Keterangan :
P = Beban yang diterima tanah (lb)
F = Luas alas (ft2)
Jadi tegangan karena beban () :
= Wtot/ b
= 93.162,194 lb/40,55557ft2
= 2297,1492 lb/ft2
= 1,0255 ton/ft2 < 10 ton/ft2
Gambar A9. Gambar Bubble Column
Gambar A10. Tampak Atas Bubble Column

You might also like