Professional Documents
Culture Documents
250
konsentrasi (ppm)
200
250 ppm / 3 cm
150
250 ppm / 5 cm
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
waktu (menit)
III-1
Berdasarkan grafik III.1., terlihat bahwa terjadi penurunan
konsentrasi seiring berjalannya waktu. Namun terdapat beberapa anomali
yang terjadi, yaitu adanya konsentrasi yang naik pada waktu tertentu. Hal
ini dikarenakan semakin lama waktu saat proses elektrokoagulasi, semakin
banyak partikel zat warna yang terkoagulasi. Partikel yang terkoagulasi ini
memiliki ukuran yang berbeda dan memiliki densitas yang sama dengan
air sehingga seolah-olah larut dalam air, sehingga perlu dilakukan
sentrifugasi untuk pengendapan partikulat. Partikel yang memiliki ukuran
besar akan mengendap dan ukuran yang lebih kecil sebagian mengapung
dan sebagian masih larut dengan air. Distribusi partikel yang lebih kecil ini
mungkin lebih banyak daripada partikel besar pada setiap proses
pengambilan sampel sehingga akan berpengaruh pada analisa absorbansi.
Seharusnya, konsentrasi larutan terus menurun setiap waktu seiring
berjalannya proses elektrokoagulasi. Berdasarkan teori, pada proses
elektrokoagulasi ion Al3+ yang dihasilkan dari oksidasi anoda akan
bereaksi dengan ion OH- yang dihasilkan dari reduksi katoda dan
menghasilkan Al(OH)3. Al(OH)3 yang terbentuk akan bertindak sebagai
koagulan, dimana Al(OH)3 akan mengikat polutan dan membentuk flok-
flok. Flokflok tersebut kemudian akan terflotasi dengan bantuan gas
hidrogen (H2) yang terbentuk dari reduksi ion H+ yang terjadi pada katoda.
Proses tersebut menyebabkan zat warna terkoagulasi lalu terflotasi
sehingga konsentrasi zat warna akan terus menurun.
Sedangkan pengaruh jarak elektroda terhadap perubahan
konsentrasi akan terlihat melalui persentase penurunan warna. Dari hasil
perhitungan konsentrasi dengan mengukur absorbansi larutan, maka dapat
dihitung persentase penurunan warna. Hasil perhitungan persentase
penurunan warna dapat dilihat pada dalam tabel III.1.
III-2
Tabel III.1. Hasil perhitungan persentase penurunan warna
III-3
III. 2. Pengukuran pH Setiap Waktu
8
7
6
5
250ppm/3cm
Ph
4 250 ppm/5cm
3 350 ppm/3cm
2 350ppm/5cm
1
0
0 10 20 30 40 50
waktu
III-4
III. 3. Analisa Total Suspended Solid (TSS)
Dalam percobaan ini dilakukan pengujian TSS dengan cara
grafimetri, sehingga diperoleh massa TSS pada awal dan akhir percobaan.
Dari massa yang diperoleh dapat dihitung persentase perubahan massa
TSS yang dirangkum dalam Tabel III.1.
III-5
dihilangkan juga lebih banyak . Polutan yang merupakan zat warna
tersebut akan membentuk ligands yang mengikat pada alumunium
hidroksida dengan reaksi sebagai berikut (Dalvand dkk., 2011) :
III. 4. Perubahan Massa Elektroda
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil penimbangan berat anoda dan
katoda pada saat awal dan akhir percobaan (untuk setiap variabel).
Sehingga diperoleh perubahan massa elektroda untuk setiap percobaan
yang dirangkum dalam Tabel III.3.
Tabel III.3. Hasil perhitungan massa elektroda
Dalam Tabel III.3. dapat terlihat bahwa pada saat variabel nomor
1-4, terjadi penambahan massa pada kedua elektroda. Pada percobaan ini
terjadi perbedaan dengan apa yang ada pada teori hal ini mungkin
disebabkan pada saat pencucian elekroda masih terdapat sisa sisa flokulan
yang menempel di elektroda sehingga saat penimbangan masih adanya air
dan kotoran yang menempel pada saat penimbangan berlangsung,
sehingga menambah berat katoda/anoda.
Seharusnya menurut teori, anoda akan mengalami pengurangan
massa karena mengalami oksidasi. Anoda, yaitu aluminium akan
teroksidasi menjadi ion Al3+. Kemudian ion Al3+ ini akan bereaksi dengan
ion OH- yang terbentuk dari hasil reduksi pada katoda, menjadi Al(OH)3
yang merupakan koagulan.
Anoda : Al(S) Al3+ + 3e-
Katoda : 3H2O(l) + 3e- (3/2)H2(g) + 3OH-(aq)
Keseluruhan : Al3+ + 3OH- Al(OH)3
III-6