You are on page 1of 10

 

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2015

TENTANG
GRAND DESIGN PENINGKATAN KAPABILITAS
APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH 2015 – 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan


reformasi birokrasi pada area pengawasan, untuk
meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme di seluruh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, diperlukan
perwujudan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) yang efektif di seluruh Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah;

b. bahwa dalam mewujudkan peran APIP yang efektif


diperlukan pelaksanaan peningkatan kapabilitas APIP di
seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;

c. bahwa dalam mewujudkan peningkatan kapabilitas APIP


di seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
diperlukan Grand Design Peningkatan Kapabilitas Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah 2015 – 2019;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan
Peraturan Kepala BPKP tentang Grand Design
Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah 2015 – 2019.

Mengingat :
‐ 2    ‐ 
 

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun


2010 tanggal 21 Desember 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025;

3. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan


Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 -
2019;

5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2011 tentang Percepatan Peningkatan Peningkatan
Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;

6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian
Intern Dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi
Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat;

7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan Nomor: KEP.06.00.00-080/K/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan;

8. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BPKP TENTANG GRAND DESIGN


PENINGKATAN KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN
PEMERINTAH TAHUN 2015 – 2019.

Menetapkan . . .
‐ 3    ‐ 
 

Pasal 1

Menetapkan Grand Design Peningkatan Kapabilitas Aparat


Pengawasan Intern Pemerintah 2015 – 2019 sebagaimana
terlampir dalam Peraturan Kepala BPKP ini.

Pasal 2

Grand Design Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan


Intern Pemerintah 2015 – 2019 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah dalam melakukan Peningkatan
Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Pasal 3

Pelaksanaan operasional Grand Design Peningkatan


Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 2015-2019
akan dituangkan dalam peraturan Kepala BPKP tentang
Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah.

Pasal 4

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal Mei 2015

KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN EMBANGUNAN

ARDAN ADIPERDANA
 
 

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BPKP
NOMOR : KEP- …….… /2015
TANGGAL : … Mei 2015

GRAND DESIGN PENINGKATAN KAPABILITAS


APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH 2015 – 2019

1. Latar Belakang

Berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk mengatasi persoalan bangsa,


seperti kesejahteraan masyarakat yang belum merata; banyaknya
penyelenggara negara yang tersangkut kasus korupsi; indeks persepsi korupsi
di Indonesia yang masih rendah; serta kinerja organisasi kementerian, lembaga,
dan pemerintah daerah yang belum optimal.

Penguatan fungsi pengawasan intern pemerintah merupakan salah satu upaya


yang perlu terus dilakukan untuk mendukung peningkatan kinerja pemerintah
melalui manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang sehat dan kuat, yang
dapat dijadikan sebagai modal dalam mengatasi persoalan-persoalan bangsa.

Pengawasan intern pemerintah, sebagai salah satu fungsi manajemen pada


organisasi penyelenggaraan pemerintahan, memegang peran penting dalam
mengawal dan mengoptimalkan kinerja dan pencapaian tujuan organisasi
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah serta mencegah dilakukannya
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah penyelenggaraan
organisasi yang baik dan amanah (good governance).

Kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah yang memadai sesuai


praktik terbaik yang berlaku secara internasional masih menjadi impian bangsa
Indonesia. Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah menargetkan kapabilitas APIP di tahun 2019
berada pada Level-3 dari skor Level 1-5 sesuai kriteria penilaian internasional.
Sementara itu, kondisi tingkat kapabilitas APIP saat ini sebagian besar (85,23%)
masih berada pada Level-1. Pada level yang demikian ini terkandung risiko
bahwa APIP tidak dapat secara optimal memberikan nilai tambah dari
kontribusinya dibidang pengawasan intern bagi keberhasilan penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan
‐2‐ 
 

Mewujudkan kapabilitas APIP berkelas dunia yang ditandai dengan kondisi


kapabilitas APIP pada level yang lebih tinggi sesuai dengan Visi Reformasi
Birokrasi Tahun 2010 – 2025 sesuai Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
menghendaki terwujudnya pemerintahan berkelas dunia, dimana perubahan
pada area pengawasan bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan bebas dari KKN menuju clean government.

Tujuan reformasi birokrasi pada area pengawasan tersebut selaras dengan


arahan Presiden untuk mendorong peran Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) yang efektif sebagaimana pasal 11 PP 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yaitu:
a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah;
b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, dan
c. Memberikan masukan yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas
tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

2. Kondisi APIP saat ini dan harapan kedepan


Berdasarkan hasil penilaian tingkat kapabilitas pada 474 APIP Kementerian,
Lembaga, dan Pemerintah daerah per 31 Desember 2014, sebanyak 404 APIP
atau 85,23% berada pada Level-1, 69 APIP atau 14,56% Level-2, dan baru 1
APIP atau 0,21% yang berada pada Level-3. Untuk itu diharapkan seluruh APIP
telah berada pada Level-3 pada tahun 2019, sesuai dengan target RPJMN 2015-
2019.

3. Peningkatan Kapabilitas APIP


Peningkatan Kapabilitas APIP sesuai kriteria internasional menggunakan
metode IA-CM. Metode ini sudah disahkan oleh The Institute of Internal Auditor
(IIA) dan dipraktikkan secara internasional.

Kapabilitas APIP berdasarkan kriteria penilaian IA-CM dikelompokkan ke


dalam 5 Level, yaitu: Level 1 (Initial), Level 2 (Infrastructure), Level 3 (Integrated),
Level 4 (Managed), dan Level 5 (Optimizing). Setiap Level terdiri dari 6 Elemen,
yaitu: Peran dan Layanan Pengawasan Intern, Pengelolaan SDM, Praktik
‐3‐ 
 

Profesional, Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja, Hubungan dan Budaya


Organisasi, dan Struktur Tata Kelola. Untuk berada dalam level-level tersebut,
APIP harus memenuhi 41 kriteria atau (Key Process Area).

4. Strategi Peningkatan Kapabilitas APIP


Memperhatikan kondisi peran, tugas, dan fungsi APIP saat ini, strategi
peningkatan kapabilitas APIP meliputi:
(1) Penyiapan Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP Berkelas Dunia.
Grand Design diharapkan akan menjadi acuan bersama bagi seluruh APIP
Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah dalam peningkatan
kapabilitasnya.

(2) Peningkatan kesadaran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah untuk


memiliki tingkat kapabilitas berkelas dunia.
Untuk meningkatkan kapabilitas APIP diperlukan dukungan dan
komitmen dari seluruh pimpinan Kementerian, Lembaga, Pemerintah
Daerah sebagai shareholders APIP, serta pimpinan APIP sendiri. Mengingat,
terdapat tiga variable utama yang mempengaruhi kapabilitas APIP, yaitu
aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di mana unit audit internal
bernaung, dan lingkungan sektor publik di suatu negara/pemerintahan.

(3) Penilaian secara mandiri (self assessment) kapabilitas APIP sesuai kriteria
internasional, yaitu dengan menggunakan Internal Audit Capability Model
(IACM).
Mengingat IACM pada dasarnya merupakan tools yang digunakan APIP
sendiri menuju ke organisasi yang lebih efektif, dalam upaya
meningkatkan kapabilitasnya, APIP perlu melakukan penilaian mandiri
(self assessment) terhadap area proses kunci (key process areas) yang harus
dipenuhi sehingga diketahui kondisi APIP saat ini, serta diketahui area
yang memerlukan perbaikan (areas of improvement) untuk menuju ke level
kapabilitas yang lebih tinggi. Dalam melakukan self assessment ini BPKP
menyediakan pedoman teknis self assessment yang akan didukung dengan
aplikasi serta bantuan quality assurance oleh BPKP.

(4) Proses penjaminan kualitas (quality assurance) oleh BPKP terhadap proses
pengembangan kapabilitas APIP.
‐4‐ 
 

Bantuan BPKP dalam proses peningkatan kapabilitas APIP, khususnya


dalam melakukan self assessment, akan diberikan dalam bentuk quality
assurance terhadap proses tersebut.

(5) Pengembangan secara mandiri (self improvement) kapabilitas APIP


berdasarkan hasil self assessment.
Berdasarkan hasil self assessment, APIP akan mengetahui area yang
memerlukan perbaikan (areas of improvement-AoI) untuk menuju pada
Level kapabilitas yang lebih tinggi. AoI tersebut digunakan oleh APIP
sebagai dasar untuk menyusun actions plan dan selanjutnya APIP
melaksanakan action plan tersebut (dengan menyusun/memperbaiki
infrastruktur, melaksanakannya secara berkesinambungan hingga
menghasilkan outcome dari suatu area proses kunci tersebut).
Selama proses self improvement berlangsung APIP yang bersangkutan akan
melakukan monitoring perkembangan pelaksanaan action plan yang telah
disusun sebelumnya. Selanjutnya BPKP melakukan monitoring terhadap
perkembangan kapabilitas secara regional dan nasional.

Struktur IACM sampai dengan 5 level kapabilitas terdiri atas 41 Key Process
Area (KPA). Key Process Area merupakan suatu tatanan utama (building
blocks) yang menentukan level kapabilitas suatu unit audit internal, dimana
setiap KPA menggambarkan suatu kumpulan kegiatan terkait yang jika
dilaksanakan bersama-sama akan mencapai tujuan (purpose) dan
menghasilkan output langsung dan outcome jangka panjang.

Dalam melakukan self improvement kapabilitas APIP tersebut, BPKP akan


menyediakan panduan peningkatan kapabilitas APIP disertai fasilitas
layanan (help desk) pada setiap unit kerja BPKP termasuk Perwakilan BPKP,
sehingga memudahkan APIP untuk berkonsultasi.

(6) Peningkatan kompetensi APIP melalui e-Learning.


Sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM agar mampu melaksanakan
pengembangan kapabilitas APIP (ability to perform), BPKP menyediakan
diklat-diklat JFA dan diklat teknis substansi yang didukung dengan modul

diklat e-learning bagaimana melakukan: compliance auditing; performance

audit/value for money audit, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja


‐5‐ 
 

(ekonomis, efisien, dan efektif); serta pemberian layanan practice advisory


untuk perbaikan governance process, risk, control organisasi. Termasuk pola
penyediaan diklat teknis peningkatan kapabilitas bagi seluruh APIP.

5. Area Perubahan Peningkatan Kapabilitas APIP


Dengan memiliki kapabilitas pada Level 3 (Integrated), APIP diharapkan telah
melakukan pembangunan infrastruktur sehingga proses audit dilakukan secara
tetap (rutin) dan berulang, walau baru sebagian yang selaras dengan standar
audit. Sedangkan APIP yang memiliki kapabilitas pada Level 3 (Integrated)
diharapkan telah menetapkan praktik profesional audit internal secara seragam
dan telah telah selaras dengan standar audit.

Area perubahan yang diharapkan dalam rangka peningkatan kapabiliats APIP


mencakup pemenuhan Key Process Area Level 2 dan Level 3 sebagai berikut:

NO  ELEMEN  KRITERIA KPA LEVEL 2  KRITERIA KPA LEVEL 3 


1  Peran dan  1.  APIP  memberikan  jasa  1. APIP  melaksanakan  value  for 
Layanan  pengawasan  ketaatan  money  audit/  audit  kinerja  untuk 
(compliance auditing)  menilai  keekonomisan,  efisiensi, 
efektivitas. 
    2. APIP memberikan jasa konsultansi 
(advisory services). 
2  Manajemen  2.  APIP  mengidentifikasi  dan  3. Adanya  koordinasi  SDM  APIP 
SDM  merekrut  tenaga  SDM  yang  (Workforce),  sehingga  rencana 
kompeten,  sehingga  kegiatan  pengawasan (PKPT) sesuai dengan 
pengawasan  dilaksanakan  oleh  ketersediaan SDM. 
auditor yang kompeten. 
    3.  APIP  telah  melakukan  4. Tersedianya    staf  APIP  yang 
pengembangan  profesi  bagi  profesional,  yang  dikukuhkan 
individu  auditor  melalui  Diklat,  dengan  sertifikasi  dari  organisasi 
PKS/PPM,  dan  bentuk‐bentuk  profesi. 
    pengembangan  profesi  yang  5. Pengembangan  kompetensi  SDM 
lainnya.  APIP berbasis tim (team building). 
3  Praktik  4.  Perencanaan  pengawasan  6. Perencanaan audit berbasis risiko, 
Profesional  disusun  berdasarkan  pada  yang  difokuskan  pada  skala 
prioritas manajemen/ pemangku  prioritas pada risiko tertinggi. 
kepentingan. 
    5.  APIP  memiliki    kerangka  kerja  7. APIP  memiliki    kerangka  kerja 
praktik  profesional  berikut  untuk  mengelola    kualitas 
prosesnya  (menetapkan  standar  kegiatan pengawasannya (QAIP). 
audit yang digunakan, kode etik, 
pedoman  audit,  SOP 
pelaksanaan audit). 
4  Akutabilitas  6.  Adanya  Rencana  Kerja  8. APIP  memiliki  kebijakan,  sistem 
Dan  Tahunan/Renja (business plan).  dan  prosedur  pelaporan 
Manajeman  manajemen  kegiatan  pengawasan 
Kinerja  (misalnya; SIMONEV, AKIP). 
‐6‐ 
 

NO  ELEMEN  KRITERIA KPA LEVEL 2  KRITERIA KPA LEVEL 3 


7.  Tersedianya  anggaran  9. Adanya  sistem  informasi 
operasional  kegiatan  keuangan/biaya,  yang  mengacu 
pengawasan.  pada standar biaya yang berlaku. 
    10. Adanya sistem pengukuran kinerja 
(Tapkin dan LAKIP) 
 
5  Hubungan  8.  Adanya pengelolaan tugas pokok  11. APIP  meruapakan  bagian  dari 
Dan  Budaya  dan fungsi di internal APIP  komponen  Tim  Manajemen  K/L/D 
Organisasi  yang Integral 
        12. Terselenggaranya  koordinasi 
dengan  pihak  lain  (other  review 
groups)  yang  memberikan  jasa 
konsultansi  dan  penjaminan 
(assurance and advisory services) 
6  Struktur  Tata  9.  Hubungan  pelaporan  telah  13. APIP  memiliki  mekanisme 
Kelola  terbangun.  pendanaan  yang  dapat 
mengidentifikasi  dampak 
pembatasan  sumber  daya 
terhadap  cakupan  tugas  pokok 
dan fungsinya 
  10. APIP  memiliki  akses  penuh  14. Dilakukannya  pengawasan 
terhadap  informasi,  aset,  dan  manajemen  terhadap  kegiatan 
personil  unit  organisasi  APIP (oversight body) 
K/L/Pemda. 

Dengan memiliki kapabilitas pada Level 3 (Integrated) APIP diharapkan mampu


melakukan performance audit/value for money audit yang dapat meningkatkan
kinerja (ekonomis, efisiensi, dan efektifitas) serta memberikan layanan practice
advisory untuk perbaikan governance process, risk, control organisasi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dimana APIP berada, di samping
terus memberikan layanan compliance auditing untuk memberikan keyakinan
yang memadai atas ketaatan pada ketentuan, mampu mencegah, mendeteksi
dan menangkal tindak pelanggaran terhadap ketentuan.

6. Target Peningkatan Kapabilitas


Target kumulatif dan target tahunan peningkatan kapabilitas APIP
Kementerian/Lembaga/ Provinsi/Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
‐7‐ 
 

TARGET KUMULATIF

Kondisi s.d 2014 Target Kumulatif Level 2 Target Kumulatif Level 3


Unit
APIP Jum s.d 
L1 L2 L3 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
lah 2024 
K/L 66 19 1 86 22 40 53 70 78 4 17 33 52 69 86
Prov 28 6 34 7 11 18 28 30 2 4 10 17 26 34
Kab/Kota 461 44 505 76 100 128 150 175 10 40 80 112 128 505
Jumlah 555 69 1 625 105 151 199 248 283 16 61 101 181 223 625

TARGET TAHUNAN

Kondisi s.d 2014 Target Tahunan Level 2 Target Tahunan Level 3


Unit
APIP Jum s.d 
L1 L2 L3 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
lah 2024 
K/L 66 19 1 86 3 18 13 17 8 4 13  16  19  17 86
Prov 28 6 34 1 4 7 10 2 2 2  6  7  9 34
Kab/Kota 461 44 505 32 24 28 22 25 10 30  40  32  16 505
Jumlah 555 69 1 625 36 46 48 49 35 16 45  40  80  42 625

You might also like