You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
2.2 Etiologi

2.3 Patogenesis

2.4 Gejala klinis


2.5 Diagnosis
2.6 Diagnosis Banding1,3

2.7 Penatalaksanaan

1
BAB III

LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S.W
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Mulia Kota
Agama : Kristen Prostestan
Suku : Dani
Pendidikan : SMA Kelas II
Status Marital : Belum menikah

2. Anamnesa (Autoanamnesa)
 Keluhan utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan timbul biji-biji kecil dan terasa gatal. ± 2
minggu yang lalu pasien mengaku timbul biji-biji tersebut pada daerah paha
dan gatal. Setelah beberapa hari kemudian biji-biji tersebut bertambah
banyak dan menyebar ke daerah perut, penis dan sela-sela jari. Gatal
terutama saat malam hari.
Pasien mengaku dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang
sama, akan tetapi terdapat teman yang menderita gejala yang sama. Hal ini
terjadi tidak lama setelah pasien bersama teman-teman mandi bersama di
pemandian umum. Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi makanan.

3. Pemeriksasan Fisis
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis

2
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu tubuh : afebris
Kepala/leher : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pembesaran KGB
leher (-), caries gigi (-)

Thoraks

Inspeksi : simetris, ikut gerak nafas, retraksi (-)

Palpasi : vokal fremitus dextra=sinistra, nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler. Ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi


jantung I-II reguler .

Abdomen

Inspeksi : simetris, datar

Palpasi : supel, datar, ikut gerak nafas

Perkusi : timpani, nyeri (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal.

Tampak lesi kulit papul-papul dan beberapa terowongan di bawah kulit.

Ekstremitas superior : akral hangat, edema (-). Lesi kulit (+/+)

Ekstremitas inferior : akral hangat, edema (-). Lesi kulit (+/+)

Status Dermatologi

 Lokalisata di daerah interdigital ektremitas superior, abdomen, penis,


dan pada regio femur
 Efloresensi : tampak papul multipel, makula hipopigmentasi, beberapa
terowongan di bawah kulit.

3
Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk alat bantu


diagnostik.

4. Diagnosis Banding
 Pyoderma
 Pedikulosis korporis
 Dermatitis
 Prurigo
5. Diagnosa Kerja
Skabies
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum
 Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya.
 Menerangkan bahwa seluruh keluarga diikut sertakan dalam pengobatan
untuk menghindari penularan.
 Menjelaskan tata cara pencegahan penularan.

Penatalaksanaan khusus

 Scabimite Cream 1x applikasi ke seluruh tubuh pada malam hari


 Cinolon 2 x 1 app
 Celestamine 2 x 1 tab

4
7. Prognosa
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad fungsionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia

BAB IV

PEMBAHASAN

5
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Biasanya penyebaran
melalui kontak kulit dengan kulit dan ditandai dengan rasa gatal pada daerah
infestasi. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum
yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.

Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien (Tn. R.S) berusia 14 tahun
menderita skabies. Hal ini ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yaitu
timbul biji-biji pada daerah paha dan gatal. Setelah beberapa hari kemudian biji-biji
tersebut bertambah banyak dan menyebar ke daerah perut, penis dan sela-sela jari.
Gatal terutama saat malam hari. Pasien mengaku dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama, akan tetapi terdapat teman yang menderita gejala
yang sama. Hal ini terjadi tidak lama setelah pasien bersama teman-teman mandi
bersama di pemandian umum. Dimana hal ini sesuai dengan teori dengan teori yang
ada bahwa terdapat 3 dari 4 tanda kardinal skabies maka diagnosis klinik dapat
ditegakkan.

Dari status dermatologinya didapatkan bahwa terdapat lesi di daerah paha, perut,
penis dan sela-sela jari. Didapatkan tampak papul multipel, makula hipopigmentasi,
beberapa terowongan di bawah kulit. Hal ini sesuai untuk diagnosis skabies, dimana
dalam teori dikatakan bahwa predileksi terjadinya pada daerah dengan stratum
korneum yang tipis.

Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberikan obat secara
topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah permetri 5% cream
dioleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah pada malam hari, hal ini dilakukan
bersama dengan anggota keluarga lainnya dengan tujuan memutuskan rantai
penularan. Selain itu diberikan pula cinolon cream pada daerah lesi untuk
mengurangi peradangan. Obat sistemik yang diberikan adalah celestamine tablet
yang mengandung betametason golongan kortikosteroid yang berguna sebagai anti-
inflamasi, obat ini diminum sebanyak 2 kali sehari.

6
Prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati
dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian juga
sebaliknya. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada keluarga yang
mengalami keluhan yang sama. Bila dalam perjalanannya skabies tidak diobati
dengan baik dan adekuat maka Sarcoptes scabiei akan tetap hidup dalam tubuh si
penderita.

You might also like