You are on page 1of 19

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ I

DAFTAR ISI ......................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1

Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3

Maksud Dan Tujuan ....................................................................................... 2

1.4

Konsep Teori .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISA ........................................................... 5


2.1

Pengertian Hak Asasi Manusia pada anak ..................................................... 5

2.2

Undang- Undang Hak Asasi Manusia ........................................................... 6

2.3

Peran pemerintah terhadap perlindungan anak .............................................. 8

2.4

Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM ........................................... 9

2.5

Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia ................................... 10

2.6

Contoh Kasus Pelanggran HAM pada Anak ................................................ 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 12


3.1

Kesimpulan .................................................................................................. 12

3.2

Saran ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Masa Depan bangsa ada pada kesejahteraan anak-anak saat ini.Begitu yang terdengar bila mem
bicarakan anak . Sayangnya hal itu tidak begitu berbanding lurus dengan realitas yang ada. Masi
h banyak anak-anak yang kurang beruntung dalam pemenuhan hak asasi manusia pada anak. M
engingat saat ini banyak sekali terjadi pelanggaran terhadap hak-hak anak, bahwa kasus-kasus p
elanggaran ham terutama pada anak yang menjadi sorotan dan menyita publik.Banyak anak yan
g ditelantarkan, menjadi anak jalanan, buruh upah. Jika kita melihat hal ini sangat menyedihkan,
anak yang seharusnya mendapatkan perhatian, kasih sayang malah mendapatkan perlakuan yan
g seharusnya tidak seperti itu. Dalam penjelasan pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Ta
hun 1999 menyatakan bahwa pelanggaran ham adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelo
mpok orang termasuk aparat Negara, baik sengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang s
ecara melawan hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi sese
orang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan atau
khawatiran tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekan
isme hukum yang berlaku. Sedangkan ham itu sendiri menurut Tilaar menyebutkan bahwa ham
adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hid
up layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirann
ya didalam kehidupan masyarakat. HAM bersifat umum(universal) karena diyakini bahwa beberap
a hak dimilki tanpa perbedaan antas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supraleg
al, artinya tidak tergantung pada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar, kekuasaan p
emerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih ting
gi (Tuhan). Menurut Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 anak adalah seseorang yang bel
um berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Bahwa anak adalah amanah
dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai m
anusia seutuhnya. Maka ia perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh da
n

2 berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun social, dan berakhlak mulia, Perlu dilak
ukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jamin
an terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. Dengan adanya
hal ini pertanggung jawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara merupak
an kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlindungnya hak asasi manusia kusus
nya pada anak. Kegiatan tersebut di maksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak
yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang di
jiwai ahlak yang mulia, serta berkemauan keras menjaga kesatuan bangsa dan Negara. Berdasark
an uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Pelanggaran Hak Asasi Manusia pada Anak”

1.2

Rumusan Masalah

Adapun beberapa permasalahan dalam pelanggaran hak asasi manusia pada anak diantaranya ya
itu : 1.

Bagaimana pelanggaran hak asasi manusia pada anak bisa terjadi? 2.


Bagaimana peran pemerintah terhadap pencegahan pelanggaran hak asasi manusia pada anak?
3.

Bagaimana dampak psikologis pada anak yang menjadi korban pelanggaran HAM?

1.3

Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini yaitu : 1.

Membatu mengurangi pelanggaran hak asasi manusia pada anak. 2.

Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran hak asasi manusia pada anak. 3.

Mengetahui upaya yang telah ditempuh oleh pemerintah untuk menangani terjadinya pelanggar
an HAM anak di Indonesia. 4.

Mengetahui contoh pelanggaran HAM anak di Indonesia

1.4

Konsep Teori

Dampak terhadap anak mempunyai contohnya efek tindakan dari korban penganiayaan fisik dap
at diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mu
dah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai

3 kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timb
ul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya
kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh kurang normal juga rusaknya sistem syaraf. Anak-a
nak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimp
ang di kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang
berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse) , ant
ara lain: Dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan
menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya.
Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang
dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa semua j
enis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia keti ka
dia masih kecil. Kekerasan fisik yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan
menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyeba
bkan korban meninggal dunia. Dampak kekerasan psikis. Unicef (1986) mengemukakan, anak yan
g sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku b
uruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpanga
n pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki doron
gan bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar diidentifikasi atau didiagnosa k
arena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis kekerasan ini meningg
alkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti kurangny
a rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak, menarik diri dari lingkung
an, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri. Dampak kekerasan se
ksual. Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban yang masih merasa dendam terha
dap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini
mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami sem
asa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika keke
rasan seksual terjadi pada anak yang masih kecil

4 pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari yang biasanya tidak mengompol jadi meng
ompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan sim
tom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991). Dampak penelant
aran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian
dan kasih sayang orang tua terhadap anak, Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih
sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangk
an perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang
akan datang. Dampak kekerasan terhadap anak lainnya (dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian
dalam mendapatkan pengobatan menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kel
alaian dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan li
ngkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingg
a anak terpaksa putus sekolah. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan orang t
ua yang mempunyai faktor resiko yang tinggi untuk melakukan penyiksaan terhadap anaknya. D
engan mengidentifikasikan orang tua yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk melakukan pe
nyiksaan terhadap anak, kita dapat berusaha untuk membantu agar tidak sampai melakukan pe
nyiksaan terhadap anaknya. Pencegahan lain dapat dilakukan dengan cara membina kedekatan a
nak dengan orangtua sejak lahir. Selain itu, menempati suatu lingkungan yang kondusif dan men
yenangkan juga dapat mempengaruhi perkembangan serta sosialisasi yang terjadi dalam kehidup
an anak. Karena yang dapat melakukan penyiksaan terhadap anak bukan hanya orangtua atau p
engasuhnya saja, maka sebaiknya hal ini dilakukan sebagai suatu tindakan preventif.

BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISA

2.1

Pengertian Hak Asasi Manusia pada anak

Menurut kamus besar bahasa indonesia menyebutkan bahwa: hak adalah (1) yang benar; (2) mili
k, kepunyaan; (3) kewenangan; (4) kekuasaan yang berbuat sesuatu; (5) kekuasaan yang benar
atas sesuatu atau menuntut sesuatu; (6) derajat atau martabat.Dimana semua orang berhak untu
k melakukan apa pun. Sedangkan ham itu sendiri menurut Tilaar ham adalah hak-hak yang mel
ekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia
. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya didalam kehidupan m
asyarakat.(2001).HAM juga bersifat umum(universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimilki
tanpa perbedaan antas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tida
k tergantung pada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah, ba
hkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi (Tuhan). Dal
am undang-uandang pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 menyebutkan bahwa: anak adal
ah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.. Deng
an demikian dimana segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh berkemang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta dapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Konvensi Hak A
nak menyebutkan, ada 4 hak pokok yang dimiliki seorang anak yaitu hak untuk hidup (survival) ,
hak berkembang (development) , hak mendapat perlindungan (protection) , dan hak berpartisip
asi (participation). Dari uraian di atas bahwa hak asasi manusia pada anak adalah hak anak untu
k mendapatkan hidup yang layak dan tidak mendapatkan diskriminasi

2.2

Undang- Undang Hak Asasi Manusia

Adapun undang-undang yang berkaitan dengan hak asasi manusia:

Pasal 28A:

“Setiap orang berhak untuk hidup

serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya. **)”

Pasal 28B:

1)

Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah. **) 2)

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup , tumbuh, dan berkembang serta berhak atas p

erlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. **)”


Pasal 28C: 1)

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak menda
pat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan buday
a, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **)”

2)

Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memper juangkan haknya secara kolektif u
ntuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

**)”

Pasal 28D: 1)

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil sert
a perlakuan yang sama dihadapan hukum. **) 2)

Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak d
alam hubungan kerja. **) 3)

Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. **) 4)
Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. **)”

Pasal 28E: 1)

Setiap orang bebas memeluk agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah Negara dan meninggalkannya, serta
serta berhak kembali. **) 2)

Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya. **) 3)

Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

pendapat. **)”

Pasal 28F:

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, me
miliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala

jenis saluran yang tersedia.**)”


Pasal 28G: 1)

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta b
enda yang dibawahkekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman k
etakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. **) 2)

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat mar
tabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik

dari Negara lain. **)”

Pasal 28H: 1)

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingku
ngan hidup yang baik dan sehat serta berhak memeperoleh pelayanan kesehatan. *) 2)

Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesemp
atan dan manfaat yang sama guna mencapau persamaan dan keadilan. **) 3)

Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat. **) 4)

Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil al
ih secara sewenang-

wenang oleh siapapun. **)”


Pasal 28I: 1)

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beraga
ma, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak u
ntuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surat adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. **) 2)

Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan ber
hak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. **)

8 3)

Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan perdaban. **) 4)

Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
Negara, terutama pemerintah. **) 5)

Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsif Negara hukum yan
g demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituang dalam peraturan
perundang-undanga

n. **)”

Pasal 28J: 1)
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyar
akat, berbangsa, dan bernegara. **) 2)

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib untuk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan ser
ta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil s
esuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum suatu mas
yarakat dem

okratis. **)”

2.3

Peran pemerintah terhadap perlindungan anak

Adapun peran pemerintah sebagai berikut : 1.

Pemerintah membuat undang undang baik undang-undang tentang HAM maupun tentang Perlin
dungan Anak. 2.

Pemerintah membentuk badan komnas HAM, dan Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) .
Adapun tugas dari KNPA adalah : -

Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan


perlindungan anak. -

Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pe


mantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. -
Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindu
ngan anak. Misalnya untuk tugas memberikan masukan kepada Presiden/pemerintah KPAI memin
ta pemerintah segera membuat undang

undang larangan merokok bagi anak atau setidak-tidaknya memasukan pasal larangan merokok
bagi anak dalam UU.

2.4

Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM

Faktor

faktor penyebabnya antara lain: 1.

Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara paham yang
memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa
memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaann
ya (partikularisme); 2.

Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan umum (dikhot
omi antara individualisme dan kolektivisme); 3.

kurang berfungsinya lembaga

lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadilan); 4.


pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer. Disamping faktor
-faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia tersebut di atas, menurut

Effendy salah seorang pakar hukum, ada faktor lain yang esensial yaitu “kurang dan

tipisnya

rasa tanggung jawab”.

Kurang dan tipisnya rasa tanggungjawab ini melanda dalam berbagai

lapisan masyarakat, nasional maupun internasional untuk mengikuti “hati sendiri”, enak sendiri,

malah juga kaya sendiri, dan lain

lain. Akibatnya orang dengan begitu mudah menyalahgunakan kekuasaannya, meremehkan tuga
s, dan tidak mau memperhatikan hak orang lain. Selain itu ada faktor Eksternal dan Internalnya,
yaitu : A.

Faktor Internal : Keadaan psikologis para pelaku, sifat egois, tidak toleran pada orang lain, dan t
ingkat kesadaran para pelaku pelanggaran HAM. B.

Eksternal : 1.

Perangkat hukum yang tidak tegas dan tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum.
2.

Struktur sosial dan politik yang memungkinkan terjadinya pelanggaran hukum dan HAM. 3.

Struktur ekonomi yang menimbulkan kesenjangan ekonomi dan kemiskinan memungkinkan seseo
rang melakukan pelanggaran hukum dan HAM. 4.

Teknologi yang digunakan secara salah dapat menimbulkan kejahatan.


10

2.5

Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia

1.

Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di seluruh d
unia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap pelanggaran HAM interna
sional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi militer di bebera
pa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa P
BB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banya
k korban sipil, wanita dan anak-anak. 2.

Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah ditunjukk
an dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan pembentukan kel
embagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekera
san terhadap perempuan. 3.

Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia , Undang-undan
g nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain yang belu
m tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.

2.6

Contoh Kasus Pelanggran HAM pada Anak

1.
Perdagangan anak. Beberapa waktu lalu, marak terjadi penculikan pada anak

anak yang kemudian dijual. Namun, tidak jarang ada orang tua yang menjual anaknya karena k
eadaan ekonomi mereka. 2.

Banyak anak jalanan yang terlantar. Anak

anak jalanan yang meminta

minta atau menjual koran di lampu merah, padahal mereka seharusnya bisa menikmati kasih sa
yang dalam keluarga dan bisa menikmati pendidikan. 3.

Penyiksaan dan perlakuan buruk Hal ini biasanya dilakukan oleh orang tua. Terkadang hanya kar
ena anak melakukan tindakan yang tidak sesuai, anak kemudian dihukum dengan menggunakan
kekerasan. 4.

Tindakan asusila pada anak. Misalnya tindakan sodomi dan pemerkosaan terhadap anak di bawa
h umur. Bahkan yang terjadi pelakunya adalah orang tua mereka sendiri.

12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1

Kesimpulan

Pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dala
m kandungan. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa h
ak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama de
ngan kelahirannya atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat.(2001). Konvensi Hak Anak
menyebutkan, ada 4 hak pokok yang dimiliki seorang anak yaitu hak untuk hidup (survival) , hak
berkembang (development) , hak mendapat perlindungan (protection) , dan hak berpartisipasi (
participation). Pelanggaran ham adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang term
asuk aparat Negara, baik sengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara melawan hu
kum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi seseorang Pemerintah
Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk mengantisipasi banyaknya tindakan yang melang
gar HAM anak, dengan menyusun peraturan perundang

undangan yang mengatur tentang perlindungan HAM dan membuat Komisi Nasional Perlindung
an Anak (KNPA). Namun, walau demikian tetap masih banyak terjadi pelanggaran HAM anak, mi
salnya perdagangan anak, penerlantaran anak, kurang gizi, minimnya pendidikan, pernikahan din
i dan masih banyak kasus lainnya.

3.2

Saran

Setiap manusia harus menyadari bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak yang tidak dapat dig
anggu gugat oleh siapa pun. Kita bisa memulai dari diri kita sendiri, kita harus bisa menghargai
hak asasi orang lain. Misalnya, dengan tidak mengganggu hak orang lain, terutama anak

anak. Kami juga menghimbau bagi para orang tua, untuk tidak terlalu mengekang dan mengat
ur anak secara berlebihan karena hal tersebut merupakan tindakan merampas hak anak. Hendak
nya setiap anak diberi kebebasan untuk menentukan apa yang dia mau, selama hal tersebut tida
k menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Meijer, M. (2007).

Jangkauan Impunitas Di Indonesia.

Jakarta: Jaringan Mitra Impunitas . Mulyadi. (2007).

Hak Asasi Manusia - Hakekat, Konsep, Dan Implikasinya Dalam Prespektif Hukum Dan Masyara
kat.
Bandung: PT. Refika Aditma. Rosyada, D. (2005).

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani .

Prenada Media.

You might also like