You are on page 1of 52

METODE PENULISAN ILMIAH

ANALISIS STANDAR RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK

DI TAMAN INDAH MASKEREBET DI PERUMAHAN MASKAREBET

KEC. ALANG ALANG LEBAR

Disusun oleh:

ANDIKA MAULANA SIDDIQ

NPM 2014260003

DOSEN PEMBIMBING:

DESTI RAHMIATI,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

PALEMBANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah

Kota palembang merupakan ibu kota provinsi sumatera selatan. Sebagai salah satu

kota besar di Indonesia, kota palembang mempunyai beberapa permasalahan-permasalahan

klasik yang dialami diantaranya adalah masalah kemacetan, banjir, dan salah satunya

mengenai isu kritis mengenai pemenuhan hak-hak anak. Hak-hak anak menjadi sesuatu

yang sangat penting untuk dipenuhi karena karakter dan kualitas pembangunan suatu bangsa

dan Negara sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimilikinnya. Pengembangan

kualitas sumber daya manusia harus dipersiapkan sedini mungkin bahkan sejak masa kanak-

kanak.

Anak seringkali tidak mendapatkan haknya bahkan untuk tumbuh dan berkembang

sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Banyak anak- anak khususnya di

kota yang tidak mampu menikmati masa kanak-kanaknya karena terbatasnya ruang publik

yang ramah anak. Di kota palembang sendiri belum tersedianya fasilitas bermain yang layak

atau ramah anak menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan hak-hak anak. Hak-hak anak

telah disetujui dalam Konvensi Hak Anak (KHA) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

pada tahun 1989. Terdapat 54 pasal dan Komite Hak Anak PBB mengelompokkan KHA ke

dalam 8 klaster. Hak- hak anak tersebut harus terpenuhi dan menjadi kewajiban bagi

Pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Hak-hak anak tersebut harus dipenuhi guna

menunjang kehidupan anak khususnya tumbuh dan kembang anak. Tumbuh kembang anak

menjadi sangat penting karena diharapkan dengan proses tumbuh kembang yang baik, anak

dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Pemerintah pun menggulirkan kebijakan Kota Layak anak (KLA) sebagai salah satu
solusi dalam memberikan perlindungan dan pengembangan potensi anak sesuai dengan

aspek legalitas hak anak yag mendasarinya. Kota Layak Anak menjadi salah satu program

strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kota palembang

tahun 2017.

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai pengembangan dari

kebijakan Kota Layak Anak menjadi strategi penting Pemerintah kota palembang dengan

mengintegrasikan seluruh komitmen dan potensi sumber daya para pihak baik dari

Pemerintah, masyaraat maupun dari pihak duinia usaha melalui sistem perencanaan yang

komprehensif, menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk fasilitas fisik dan non fisik

secara terpadu. Seluruh kebijakan dan langkah strategis ini dilakukan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hak-hak anak.

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan ruang publik yang dapat

dimanfaatkan fungsinya oleh masyarakat umum, mulai dari anak-anak sampai masyarakat

lanjut usia (Lansia). RPTRA dibangun di kawasan permukiman kumuh sehingga seluruh

lapisan masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik tersebut. Ruang publik tersebut

termasuk kategori ramah anak karena di dalamnya terdapat taman bermain dan lapangan

olahraga yang di khususkan sebagai tempat bermain yang aman untuk anak dan juga

terdapat fasilitas edukasi untuk anak seperti, perpustakaan, sehingga anak-anak di RPTRA

tidak hanya bermain namun anak-anak juga dapat membaca buku. Anak-anak pun dapat

mendapatkan edukasi-edukasi selagi bermain. Selain itu, RPTRA juga merupakan ruang

publik yang bebas dari asap rokok. Hal tersebut yang menjadikan RPTRA memang suatu

fasilitas ruang publik yang ramah untuk anak.

Tidak hanya untuk anak-anak saja RPTRA juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

dari berbagai kalangan usia. Untuk usia remaja, dapat memanfaatkan lapangan-lapangan

olahraga yang ada. Untuk kalangan ibu dan bapak dapat memanfaatkan taman yang
ditanami tanaman-tanaman obat yang juga dapat dimanfaatkan dan untuk Lansia juga dapat

memanfaatkan program-program yang disediakan khusus untuk Lansia. RPTRA juga

dibangun sebagai sarana berkumpul seluruh warga sebagai cara untuk melakukan sosialisasi

dan membicarakan permasalahan yang masing-masing sedang dihadapi dan juga untuk

menggugurkan sikap individualisme masyarakat perkotaan dan juga sebagai lokasi tanggap

darurat terhadap bencana.

Taman indah maskarebet adalah salah satu ruang terbuka publik yang ada di kota

palembang,tepatnya terletak di maskarebet alang alang lebar palembang.

fasilitas yang ada di taman maskarebet terdiri dari tempat duduk yang diperuntukan untuk

semua kalangan,kolam restorasi, pagar pembatas, tempat sampah.

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan sebuah taman atau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak

dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung seperti gazebo/pendopo untuk

tempat belajar anak, sarana olahraga, fasilitas bermain, perpustakaan atau Taman Bacaan

Masyarakat (TBM), toliet, lapangan bermain/olahraga, dan lain-lain (Rustam, 2015).

Dilihat dari teori tentang RPTRA terdapat beberapa indikator kategori untuk taman

ramah anak. Fasilitas bermain seperti lapangan bola area bermain anak, gazebo, tempat

belajar, perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM), toliet, lapangan

bermain/olahraga.

Jika dilihat dari indikator tersebut taman indah maskarebet diduga belum memenuhi

syarat untuk dikategorikan taman RPTRA.kurangnya fasilitas yang terdapat di taman indah

maskarebet.dan juga fasilitas fasilitas yang terdapat di taman indah tersebut belum sesuai

teori RPTRA.beberapa fasilitas yang tersedia seperti tempat duduk,taman belum sesuai

dengan kategori RPTRA Seperti pagar pembatas apakah diperuntukan dan sesuai standar
keamanan untuk anak,bahan lantai sesuai standar untuk anak, fasilitas yang tersedia belum

sesuai dengan standar RPTRA

Dampak dari banyaknya fasilitas di taman tersebut yang belum memenuhi standar

RPTRA ialah minat anak untuk bermain ditaman tersebut sedikit dan hanya orang dewasa

saja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui lebih jauh mengenai ruang

terbuka publik ramah anak, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“ ANALISIS STANDAR RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK TAMAN

INDAH MASKAREBET DI PERUMAHAN MASKAREBET KECAMATAN

ALANG ALANG LEBAR”

1. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan

masalah yang akan dibahas adalah apakah taman indah maskarebet telah memenuhi standar

RPTRA?

1.3.Tujuan dan sasaran Penelitian

1.3.1 tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

• Untuk mengetahui standar taman yang ramah anak sesuai teori Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak (RPTRA)


1.3.2 sasaran

Penelitian ini dilakukan dengan sasaran untuk

1. Mengidentifikasi fasilitas yang ada di taman indah maskarebet

2. Mengidentifikasi pengolahan tapak yang di taman indah maskarebet

3. Mengidentifikasi material yang tersedia di taman indah maskarebet

4. Mengidentifikasi aksebilitas di taman indah maskarebet

5. Mengidentifikasi keamanan di taman indah maskarebet

6. Mengidentifikasi kenyamanan di taman indah maskarebet


1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan garis besar gambaran pembahasan skripsi ini, penulis

akan membaginya dalam 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan dalam skripsi akan diuraikan mengenai latar belakang,

identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

pembahasan secara garis besar.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan

pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pokok yang ditemukan

dalam penelitian dan metodologi penelitian yang menjelaskan tentang jenis

dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB III METODOLOGI

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan,

yaitu perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Bab ini menggambarkan

tentang sejarah berdirinya perusahaan, perkembangan bisnis dan kondisi

perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan juga analisis penelitian

skripsi penulis. Dari bab ini pembaca dapat mengetahui apakah

penelitian yang dilakukan oleh penulis tersebut logis dan benar-benar

dapat diujikan serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BAB V SIMPULAN dan SARAN

Bab akhir ini merupakan simpulan, saran-saran yang diusulkan sebagai

bahan masukan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan semangat kerja

kepada karyawan agar prestasi kerja dapat tercapai secara maksimal.


1.5 kerangka pikir

LATAR BELAKANG

Kondisi permasalahan di taman indah maskarebet alang alang lebar meliputi sarana dan
prasarana yang bebemu memadai

TUJUAN

Mengidentifikasi sarana dan prasarana yang belum memadai di taman indah maskarebet

KAJIAN TEORI HIPOTESIS METODOLOGI

Teori tentang ruang Diduga sarana dan prasarana PENELITIAN


publik terpadu dan ruang taman indah maskarebet
publik terpadu ramah belum memenuhi standar Metode
anak ruang publik terpadu ramah kuantitatif
anak

ANALISIS

Sarana rumah susun prasarana

1. Fasilitas tampat duduk jalan


2. Fasilitas gazebo saluran air bersih
3. Fasilitas area bermain anak jaringan listrik
4. Area perpustakaan transportasi
5. Ruang unttuk berkumpul
6. Tempat parkir

TEMUAN STUDI

Permasalahan standar ruang publik terpadu di taman indah maskarebet palembang

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ruang Terbuka

Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung aktivitas

tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok (Hakim,1993). Contoh ruang

terbuka meliputi jalan, taman, pedestrian, plaza, pemakaman, lapangan olahraga. Secara

teoritis pengertian ruang terbuka (Open Space) adalah:

a) Merupakan ruang yang terdiri dari ruang keras (hard space) dibatasi oleh dinding

arsitektural serta digunakan untuk aktfitas sosial dan ruang lunak (soft space)

didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau, dan taman

(Trancik,1986).

b) Merupakan ruang 3 dimensi yang dibatasi oleh berbagai elevasi ketinggian seperti

bangunan dan pohon (Krier,1979).

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka adalah

sebuah ruang yang terdiri dari perkerasan ataupun penghijauan yang dapat menampung

berbagai aktivitas manusia didalamnya.

Secara umum, ruang terbuka di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang

terbuka non-hijau. Pengertian ruang terbuka hampir sama dengan ruang terbuka hijau

(RTH). Beberapa fungsi sosial ruang terbuka (Open Space) adalah :

a. Tempat bermain terutama bagi anak-anak.

b. Tempat berolahraga.

c. Tempat Berinteraksi sosial masyarakat

d. Ruang untuk mendapatkan udara segar atau bersantai

e. Sebagai pembatas di antara massa bangunan


Beberapa fungsi ekologis ruang terbuka (Open Space) adalah :

a. Menyerap air hujan

b. Memperbaiki, mempengaruhi kualitas udara

c. Menambah nilai arsitektur bangunan

d. Memelihara ekosistem tertentu

2.2 Ruang Terbuka Hijau

2.2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau

Pada dasarnya semua aktivitas manusia tidak terlepas dari ruang terbuka hijau, baik

itu anak-anak hingga lanjut usia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa ruang terbuka hijau itu

sangat penting salah satunya untuk berinteraksi sosial manusia. Namun, keberadaan ruang

terbuka hijau yang baik sulit di temukan.

Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyatakan

bahwa RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau tidak pada area

berbentuk memanjang atau mengelompok. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari

ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan

vegetasi. Manfaat yang di hasilkan RTH kota yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan,

dan keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep. Pekerjaan Umum, 2008).

Keberadaan RTH sangat berperan dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang

publik atau ruang tempat berinteraksi manusia. ruang publik berkembang sejalan dengan

kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama baik berkaitan dengan sosial,

ekonomi, dan budaya (Darmawan,2006).

Berdasarkan penjelasan Pasal 29 Ayat (1) UU Nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, bahwa RTH publik merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. RTH

publik meliputi taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan,

sungai, dan pantai. Sedangkan ruang terbuka hijau privat meliputi kebun atau halaman

rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

2.2.2 Fungsi dan Peranan Ruang Terbuka Hijau

Secara umum, RTH dibangun secara merata di perkotaan untuk memenuhi fungsi

dari berbagai segi sebagai berikut:

a) Segi sosial, ekonomi, dan budaya, bahwa RTH merupakan tempat rekreasi,

pendidikan, interaksi sosial masyarakat.

b) Segi Fisik, bahwa RTH berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerapan air tanah,

produsen oksigen, peneduh, penghalang angin, habitat satwa.

c) Segi ekosistem perkotaan, RTH merupakan bagian dari usaha pangan, produsen

oksigen, tanaman berbunga, dan lain-lain.

d) Segi estetis, bahwa RTH berperan untuk meningkatkan nilai keindahan dan

kenyamanan kota. Dapat menciptakan keseimbangan dan keserasian antara berbagai

bangunan, taman kota, jalur hijau jalan, jalur biru kali dan bantaran rel kereta api

(Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006).

2.2.3 Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hakim dan Utomo (2004) bahwa manfaat RTH di wilayah perkotaan antara

lain sebagai berikut :

a) MeNciptakan kenyamanan, kesehatan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru

kota.

b) Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat kota


c) Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah

d) Sebagai tempat tumbuh tumbuhan dan hidup satwa.

e) Berfungsi sebagai area resapan air untuk mengurangi aliran air, menangkap dan

menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah untuk menjamin kesuburan tanah serta

sebagai area sirkulasi udara perkotaan.

f) Sebagai tempat sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi perkotaan

Dari pernyataan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya RTH

di perkotaan dapat dikatakan sangat penting karena manusia memerlukan tempat-tempat

yang nyaman, aman, dan indah. Pentingnya RTH terhadap manusia yaitu agar manusia

memiliki tempat untuk berkumpul atau bersosialisasi.

2.2.4 Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa jenis-jenis RTH berdasarkan fungsi dan

aktivitas sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis-Jenis RTH

No Jenis RTH Fungsi Aktivitas


1. Taman Kota - Paru-Paru Kota - Rekreasi
- Konservasi air tanah
2. Taman Wisata Alam - Pelestarian tumbuhan - Rekreasi
dan hewan
3. Taman Rekreasi - Sarana rekreasi tanpa - Olahraga
di batasi oleh - Bermain
bangunan - Bersantai
4. Taman Lingkungan - Peredam kebisingan - Bersosialisasi
Perumahan/ - Area interaksi sosial masyarakat
Permukiman - Area bermain dan - Berkumpul, Bersantai
olahraga - Bermain, Olahraga
5. Taman Lingkungan - Taman untuk - Upacara
Perkantoran Beristirahat - Olahraga
- Sirkulasi udara - Area parkir
6. Taman Hutan Raya - Pelestarian tumbuhan - Rekreasi
dan hewan - Penelitian
- Untuk kepentingan
penelitian
- Area Pariwisata
7. Hutan Kota - Habitat satwa liar - Kehidupan satwa liar
- Menciptakan
lingkungan sehat,
nyaman, sejuk
8. Hutan Lindung - Mencegah banjir - Kawasan dijaga ketat.
- Mengatur kualitas air
- Keseburan tanah
9. Bentang Alam - Pengaman kawasan - Tempat rekreasi, tempat
lindung perkotaan, mendaki
pengendali air
10. Cagar Alam - Kawasan penelitian - Meneliti
dan pengembangan
ilmu
11. Kebun Raya - Kawasan hijau untuk - Meneliti
penelitian

12. Kebun Binatang - Tempat rekreasi - Atraksi hewan pelihara


- Sebagai area - Rekreasi
Penelitian - Meneliti

13. Pemakaman Umum - Area pemakaman - Pemakaman


- Area penghijauan - Berziarah
14. Lapangan Olahraga - Tempat bermain - bersosialisasi
- Area olahraga - berolahraga
- Meningkatkan kualitas - berkumpul
lingkungan
15. Lapangan Upacara - Area upacara - Kegiatan upacara
16. Parkir Terbuka - Sirkulasi Kota - Parkir
17. Lahan Pertanian - Sebagai Area Pangan - Penanaman
Perkotaan - Pengolahan
- Distribusi Pangan
18. Jalur Tegangan - Jalur pengaman - Penghijauan
Tinggi tegangan tinggi
19. Sempadan - Area Penyerapan - Penghijauan
- Area Penghijauan
- Area perlindungan
dari bencana
20. Jalur Pengaman - Pengaman ruang - Pedestrian
Jalan disamping lalu lintas
21. Jalur Hijau - Budidaya tanaman - Penghijauan
22. Daerah Penyangga - Peredam kebisingan - Penghijauan
- melindungi area
sekitar apabila terjadi
bencana
23. Taman Atap - Atap bangunan - penghijauan
- Peneduh - taman di atap bangunan
- mengurangi
kebisingan

(Sumber: Peraturan Menteri No1 Tahun 2007)


2.3 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan tabel 2.2, dapat dilihat bahwa klasifikasi jenis RTH berdasarkan

kepemilikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kepemilikan RTH

RTH RTH
No. Jenis
Publik Privat
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
1
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha
c. Taman atap bangunan
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT
b. Taman RW
c. Taman Kelurahan
2
d. Taman Kecamatan
e. Taman Kota
f. Hutan Kota
g. Sabuk hijau (green belt)
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau Jalan dan Median Jalan
3
b. Jalur Pejalan Kaki
c. Ruang dibawah jalan layang
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api
b. Jalaur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
4 c. RTH sempadan sungai
d. RTH sempadan pantai
e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air
f. Pemakaman

(Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008)

2.3.1 Jenis jenis Ruang Terbuka Hijau Publik dan privat

Ruang terbuka hijau (RTH) Publik adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan

milik pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum serta dikelola oleh pemerintah.

Yang termasuk RTH Publik adalah taman kota, taman lingkungan, taman pemakaman,

pedestrian, jalur hijau sepanjang jalan, pantai, sungai, kereta api.Ruang terbuka hijau (RTH)
Privat adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan milik individual atau pribadi serta

dikelola oleh pihak swasta/ perseorangan yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang

oleh pemerintah daerah. Yang termasuk RTH Privat adalah halaman rumah milik swasta/

masyarakat yang ditanami tumbuhan.

2.4 Nilai-Nilai Ruang Terbuka Hijau

Wijanarko (2006) mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam RTH

meliputi nilai ekologis dan alam, nilai psikologis, nilai sosial-budaya serta nilai estetika.

Nilai ekologis dari RTH adalah sebagai tempat yang menyediakan udara segar, menyerap

gas karbondioksida(CO2), menahan angin dan dapat mengurangi tingkat kebisingan yang

disebabkan oleh kendaraan ataupun sumber lainnya.

Nilai psikologis dari RTH adalah sebagai tempat berkumpul keluarga, tempat

bermain anak-anak, serta dapat dijadikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah atau

stress. Nilai sosial-budaya yang terkandung dalam RTH adalah sebagai tempat atau ruang

untuk interaksi sosial antar masyarakat sehingga nilai sosial dapat tumbuh dan berkembang

pada RTH.

Nilai estetika dari ruang terbuka hijau adalah dengan adanya berbagai jenis vegetasi

yang ditata dengan rapi dapat menciptakan kenyamanan visual. Adanya variasi tanaman

mulai dari rumput-rumputan hingga pohon tinggi dapat menambah nilai estetika pada RTH.

2.5 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau

Menurt Rubenstein (1992), mengemukakan bahwa fasilitas/ elemen pendukung RTH

sebagai berikut:

a) Ground Cover, adalah elemen utama sebagai penutup tanah berupa tekstur, material.

Adapun dari segi material dibedakan atas 2 (dua),yakni:


a. Material Keras : batu-bata, paving, aspal

b. Material Lunak : rumput dan tanah liat

b) Bangku (tempat duduk), diperlukan untuk beristirahat atau bersantai menikmati

suasana taman. Bangku dapat dibuat dari besi, kayu, batu atau beton dan memiliki

sandaran. Umumnya bangku yang baik memiliki ketinggian 37,5 - 45cm.

c) Tanaman peneduh, berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari dan hujan,

mengurangi kebisingan, polusi kendaraan bermotor, dan memperindah kawasan.

d) Tempat sampah, merupakan prasarana dalam menjaga kebersihan lingkungan taman.

e) Jam, apabila ditempatkan pada posisi yang tepat dapat menjadi landmark di taman.

f) Lampu, dimana berfungsi sebagai penerangan bagi pengguna ruang terutama pada

malam hari.

g) Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point (menarik perhatian

mata). Contohnya: patung, air mancur.

2.6 Kebijakan Dan Standar Ruang Terbuka Hijau

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengharuskan proporsi

ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan rincian sebesar 20% ruang terbuka hijau publik,

dan 10% ruang terbuka hijau privat dari luas wilayahnya. Proporsi 30% merupakan ukuran

minimal untuk menjamin ekosistem kota.

Standar kebutuhan RTH menurut peraturan menteri pekerjaan umum

No.05/PRT/M/2008 berdasarkan jumlah penduduk dapat dibagi kedalam beberapa unit

lingkungan. Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Luas Luas
Unit
No. Tipe RTH Min/Unit Min/Ka Lokasi
Lingkungan
(m2) pita (m2)
Di tengah lingkungan
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0
RT
Di pusat kegiatan
2 2500 jiwa Taman RW 1250 0,5
RW
Dikelompokkan
Taman
3 30.000 jiwa 9000 0,3 dengan sekolah/pusat
Kelurahan
kelurahan
Dikelompokkan
Taman
24.000 0,2 dengan sekolah/pusat
4 120.000 jiwa kecamatan
kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
Di pusat
Taman Kota 144.000 0,3
wilayah/kota
Di dalam/kawasan
5 480.000 jiwa Hutan Kota Disesuaikan 4,0
pinggiran
Untuk fungsi Disesuaikan dengan
Disesuaikan 12,5
tertentu kebutuhan

(Sumber: Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008)


2.7 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau

(RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana

pendukung seperti gazebo/pendopo untuk tempat belajar anak, sarana olahraga, fasilitas bermain,

perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM), toliet, lapangan bermain/olahraga, dan lain-lain

(Rustam, 2015). Tujuan dibangunnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) adalah sebagai fasilitas

masyarakat yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai pusat interaksi publik sekaligus sebagai media

pembelajaran dan pengembangan minat dan bakat yang aman serta baik untuk anak-anak.

2.7.1 Kenyamanan

2.7.1.1Definisi Kenyamanan

Hakim (1993) menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala sesuatu yang

memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan penggunaan suatu ruang, baik ruang

itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol maupun tanda, suara dan

bunyi kesan, intensitas dan warna cahaya maupun bau, atau apapun juga. Dengan kata lain

kenyamanan merupakan kepuasan manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas di suatu

ruang.

Kenyamanan merupakan salah satu bentuk kepuasan manusia dalam menyikapi

sesuatu. Apabila manusia merasa nyaman dalam suatu ruang baik itu ruang terbuka hijau,

maka manusia akan senantiasa berada di ruang tersebut dalam kurun waktu yang lama dan

terus-menerus. Dengan adanya manusia yang

berada pada suatu ruang dalam jumlah yang banyak, maka fungsi dari ruangan

tersebut dapat tercipta salah satunya yaitu interaksi sosial.


2.7.1.2Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan

Menurut Hakim (1993), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan

adalah:

a. Sirkulasi

Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari ruang yang satu ke

ruang yang lain. Sirkulasi yang kurang baik berpengaruh terhadap kenyamanan manusia.

Pembagian sirkulasi menurut fasilitasnya adalah sebagai berikut :

- Sirkulasi Manusia, yaitu meliputi jalur pedestrian yang saling berhubungan

dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di perhatikan dalam perencanaan sirkulasi

manusia adalah lebar jalan, fasilitas penyeberangan, penambahan nilai estetika, dan lain-

lain.

- Sirkulasi Kendaraan, meliputi jalur distribusi (jalur cepat) dan jalur akses (jalur

lambat). Hubungan kedua jalur ini yang harus diperhatikan adalah rambu lalu lintas dan

ruang parkir yang disesuaikan dengan keadaan site.

b. Daya alam atau iklim

Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara thermal adalah radiasi

matahari, angin, curah hujan

- Sinar Matahari berpengaruh pada daerah tropika terutama pada siang hari maka

perlu adanya peneduh. Dengan adanya peneduh, diharapkan sinar matahari langsung

dapat berkurang. Terutama pada area olahraga terbuka seperti lapangan basket perlu

disesuaikan letak orientasi lapangan terhadap matahari. (Lihat pada Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Ilustrasi Pengaruh Sinar Matahari

(Sumber: Hakim,1993)

- Angin pada suatu daerah perlu diperhatikan agar tercipta ruang yang nyaman

dan sejuk. Pada area terbuka perlu adanya penghalang angin (pohon) agar kecepatan

angin dapat dikurangi sehingga suasana nyaman dapat tercipta.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pengaruh Angin

(Sumber: Hakim,1993)

b. Kebisingan

Pada daerah yang padat penduduk dan industri, maka kebisingan merupakan salah

satu masalah yang mengganggu kenyamanan penduduk sekitar. Hal ini dapat dikurangi

dengan menanam tanaman-tanaman tertentu sebagai elemen penyaring kebisingan. (Lihat

Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Ilustrasi Pengaruh Kebisingan

(Sumber: Hakim,1993)

c. Bau-bauan

Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap dapat tercium oleh

orang yang berada atau melalui daerah tersebut. Hal ini dapat dikurangi dengan ditanami

pohon atau semak yang dapat mengurangi bau. (Lihat Gambar 2.4)

Gambar 2.4 Ilustrasi Pengaruh Bau-Bauan

(Sumber: Hakim,1993)

d. Bentuk

Faktor kenyamanan bentuk yang dimaksud yaitu dari segi perencanaan

konstruksinya seperti bentuk bangku/ kursi, lampu taman, susunan bentuk tempat duduk.

Perencanaan bentuk yang kurang baik juga berpengaruh terhadap kenyamanan penggunanya
seperti posisi duduk yang tidak nyaman. (Lihat Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Ilustrasi Bentuk Tempat Duduk

(Sumber: Rutledge,1986)

Pemilihan bentuk tempat duduk perlu diperhatikan untuk tercapai kenyamanan

pengguna dalam berinteraksi sosial. Menurut Rutledge (1981), bentuk tempat duduk dibagi

beberapa tipe sebagai berikut:

- Circle (lingkaran), cocok untuk individu (privasi) dan berpasangan, tetapi

memiliki kekurangan apabila duduk lebih dari 2 (dua) orang. (Lihat Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Bentuk Circle

(Sumber: Rutledge,1981)

- Curve (kurva), pada bentuk ini hanya satu sisi yang bisa dipergunakan. Sisi yang

baik digunakan untuk duduk kelompok yaitu sisi cekung. (Lihat Gambar 2.7).
Gambar 2.7 Bentuk Curve

(Sumber: Rutledge,1981)

- Straight Slab (Memanjang), bentuk ini baik digunakan untuk duduk

sendiri maupun berpasangan, tetapi kurang baik jika duduk berkelompok. (Lihat

Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Bentuk Straight Slab

(Sumber: Rutledge,1981)

- Single Pod (Tunggal), bentuk ini baik untuk 2-4 orang secara individual.

Tetapi sulit untuk interaksi berpasangan. (Lihat Gambar 2.9).


Gambar 2.9 Bentuk Single Pod

(Sumber: Rutledge,1981)

- Single Jogs (siku tunggal), bentuk ini baik di gunakan untuk

berpasangan, tetapi untuk berkelompok kurang baik karena jarak orang 1 dan 4

cukup jauh. (Lihat Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Bentuk Single Jogs

(Sumber: Rutledge,1981)
- Multi Jogs (berliku-liku), bentuk ini merupakan bentuk yang paling baik

diantara yang lain. karena bentuk ini dapat menampung pengguna individu,

berpasangan, maupun berkelompok secara bersamaan. (Lihat Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Bentuk Multi Jogs

(Sumber: Rutledge,1981)

e. Keamanan

Faktor keamanan merupakan salah satu masalah yang penting karena

masalah ini dapat menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Faktor keamanan

yang dimaksud tidak sebatas kejahatan saja tetapi juga terhadap hal-hal lain.

misalnya keamanan bermain anak-anak maupun terhadap pengguna ruang lainnya.

(Lihat Gambar 2.11).


Gambar 2.12 Ilustrasi Keamanan Area Bermain

(Sumber: Rutledge,1986)

f. Kebersihan

Faktor kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah nilai

ketertarikan suatu tempat serta menambah nilai kenyamanan daerah tersebut,

karena bebas dari sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk

memenuhi hal tersebut perlu disediakan tempat pembuangan sampah di tempat-

tempat tertentu.

h. Keindahan (estetis)

Faktor Keindahan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam

hal penciptaan kenyamanan karena keindahan dapat mencakup masalah kepuasan

batin dan panca indera sehingga rasa nyaman dapat di peroleh. Salah satu hal agar

keindahan dapat dicapai adalah dengan mempergunakan variasi bentuk tanaman.

Selain itu, berdasarkan Project For Public Space bahwa faktor

kenyamanan meliputi persepsi tentang keselamatan, kebersihan, ketersediaan

tempat duduk. Adapun faktor kenyamanan yang dimaksud dalam mengevaluasi

faktor kenyamanan pada suatu tempat (taman lingkungan) sebagai berikut:

a) Aman, segi keamanan yang dimaksud adalah terbebas dari kriminalitas.

b) Bersih, yaitu bahwa taman lingkungan terbebas dari sampah.


c) Area hijau, yang dimaksud adalah taman lingkungan memiliki

penghijauan yang baik.

d) Tenang, bahwa pengguna ruang merasa tenang pada saat berada di

taman lingkungan.

e) Aksesibilitas, yang dimaksud adalah area taman lingkungan mudah

dijangkau bagi penggunanya.

f) Area duduk, yaitu memiliki area duduk yang tepat, kapasitas tempat

duduk yang tepat bagi penggunanya dalam melakukan aktivitas.

g) Menarik atau unik, yaitu taman lingkungan memiliki kesan yang baik bagi

pengguna ruang.

2.7.2 fasilitas

2.7.2.1 Pengertian fasilitas

Fasilitas Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan – perlengkapan fisik untuk

memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan aktivitas –

aktivitasnya atau kegiatan – kegiatannya, sehingga kebutuhan - kebutuhan tamu

dapat terpenuhi selama tinggal dihotel (Sulastiyono, 2006). Segala fasilitas yang

ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta

kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa

yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus
dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi

pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada

gilirannya akan menurunkan laba. Fasilitas dalam penelitian ini adalah sarana

yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas ini merupakan faktor yang

menentukan pilihan orang untuk tinggal atau menginap di suatu hotel tertentu (

Keputusan Menparpostel Nomor KM 37/PW.340/MPRT-86 ). Fasilitas–fasilitas

dalam suatu hotel (Sulastiyono, 2006) adalah kamar tidur dengan segala

perlengkapannya, restoran/caffe dengan pendukungnya, fasilitas tambahan (

fasilitas olahraga atau hiburan ), dan lain–lain.

2.7.2.2 Indikator fasilitas

 Pertimbangan atau perencanaan parsial


 Perancang ruang
 Perlengkapan atau perabotan
 Tata cahaya
 Warna,
 Pesan – pesan yang disampaikan secara grafis,

2.7.3 pengolahan tapak

2.7.3.1 pengertian pengolahan tapak

Tapak dalam peerspektif Ilmu Arsitetur adalah alahan atau tempat dimana

bangunan yang direncanakan akan didirikan. Perencanaan tapak dimaksudkan


untuk meletakkan bangunan atau kelompok bangunan pada tapak yang ditentukan

dengan tepat, maka perlu dilakukan analisis terhadap kondisi rona awal tapak

dalam kelebihan dan kekurangannya. Perencanaan tapak dalam ilmu Arsitektur

lebih diprioritaskan kedalam keindahan, keserasian dan keestetikaan objek

bangunan yang akan menempati jarak.

Untukmendapatkan hasil yng diinginkan dalam proses pengerjaan tapak dilakukan

sebuah proses yang dinamakan analisis tapak. Titik fokus perencanaan tapak

dalam ilmu arsitektur antara lain lebih berproporsi pada lokasi objek bangunan

yang akan menempati tapak, sirkulasi dan pencapaian, zoning, KDB (Koefisien

Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), GSB (Garis Sempadan

Bangunan) dan GSP (Garis SempadanPagar).

2.7.3.2 indikator pengolahan tapak

1. Lokasi Sekitar Objek Bangunan Yang Menempati Jarak,

2. Sirkulasi dan Pencapaian, .

3. Orientasi Arah Angin,

4. Orientasi Matahari, .

5. Tautan Lingkungan,

6. Kontur, .
7. KDB (Koefisien Dasar Bangunan), .

8. KLB (Koefisien Lantai Bangunan), .

9. GSB (Garis Sempadan Jalan),

10. Kebisingan.

2.7.4 Material

2.7.4.1 pengertian material

Material adalah suatu zat yang banyak digunakan dalam pembuatan suatu

produk yang banyak digunakan oleh manusia. Pemilihannya harus didasarkan

pada kriteria-kriteria tertentu, misalnya harga, sifat-sifat mekanis seperti kekuatan,

kekerasan, dan lain-lain serta sifat-sifat yang lainnya. Dengan sendirinya kriteria

tersebut didasarkan pada kondisi kerja yang dikenakan pada produk tersebut

2.7.4.2 indikator material

 Nyaman

 Daya tahan tinggi

 Higeines

 Mudah pemeliharaan
2.7.5 Aksebilitas

2.7.5.1 pengertian aksebilitas

adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara

geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan

perkataan lain aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi

tataguna lahan berintekasi satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan

susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

2.7.5.2 indikator aksebilitas

 Moda transportasi

 Infrastruktur

 Operator

2.7.6 Keamanan

2.7.6.1 pengertian keamanan

adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan

hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan

merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan

teroris, keamanan komputer terhadap hacker atau cracker, keamanan rumah

terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran

ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya.


2.7.6.2 indikator keamanan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodelogi Penelitian

3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam

maka penulis hanya memandang permasalahan penelitian yang di angkat

hanya berkaitan dengan “analisis standar ruang publik terpadu ramah

anak di taman indah maskarebet di perumahan maskarebet kec alang

alang lebar palembang’’

3.1.2 Rancangan Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana peneliti tersebut

akan dilakukan, adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil

lokasi di taman indah maskarebet kecamatan alang alang lebar kota

palembang. Topik

analisis standar ruang publik terpadu ramah anak di taman indah maskarebet di
perumahan maskarebet kec alang alang lebar palembang

Melakukan Pengamatan ke taman indah maskarebet alang alang lebar

Merumuskan masalah

Menentukan metode penelitian, Jenis dan Sumber Data yang digunakan


Tehnik Pengumpulan Data: Obsevasi, Studi, Kepustakaan, dan Kuisoner

Menentukan Populasi dan Sampel Dari pengguna taman indah maskarebet

Pembuatan Kuisoner Untuk Mendapatkan Data Responden yang menjadi Sampel

Kesimpulan dari hasil penelitian

3.1.3 Batasan Penelitian

Pada ruang lingkup penelitian ini penukis memberi batasan, yaitu hanya

membahas tentang analisis standar ruang publik terpadu ramah anak di taman

indah maskarebet. Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam

penelitian ini meliputi :

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

a. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data Kuantitatif

yang diangkat.
3.2.2 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2010), data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu:

a. Data Primer

Data yang di peroleh dari sumbernya langsung, yaitu taman indah

maskarebet melalui, kuesioner dan observasi,kegiatan yang diajukan

kepada pengguna taman. Data hasil kuesioner, penulis peroleh dari

responden yakni dari pengguna.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan para informan

sebagai data primer dan tulisan atau dokumen-dokumen yang mendukung

penyataan informan. Hal ini sebagaimana dinyatakan Loflang and Lofland

dalam moleong (2001: 112) bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

Kuesioner

a. Kuesioner yaitu cara mengumpulkan data dengan memberikan dan

mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan kepada responden yang

bersangkutan dari jawaban itulah penulis dapat melengkapi data dan

menarik kesimpulan.
3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang diharapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya(sugiyono,2011:80).

Populasi dalam penulisan ini pengguna taman indah maskarebet sebanyak

50 orang .

b. Sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnyta

dalam suatu penelitian yang di ambil mengunakan cara cara tertentu (Yusi

dan Idris,2009:60).

Sampel pada penulisan ini 5 orang pengguna

Frekuensi
Jenis Identitas Responden Keterangan
Orang

1. Umur responden 1-10 tahun 5

10-20 tahun 10

20-30 tahun 15

>30 tahun 20

Total responden 50

2. Jenis Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 15

Ibu rumah tangga 5

Karyawan 25

Lain-lain 5
Total responden 50

3. Jenis kelamin Laki-laki 35

Perempuan 15

Total responden 50

3.4 Pengukuran Instrumen Penelitian Skala

Untuk memperoleh data yang diperlukan di dalam penelitian ini digunakan

teknik survei dengan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang

didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab

di bawah pengawasan peneliti. Instrumen variabel penelitian diperoleh melalui

jawaban responden dengan memberikan tanda pada setiap kategori pernyataan

yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 poin. Setiap jawaban responden

akan diberi skor dan jumlah skor menunjukkan tinggi rendahnya masing-masing

variabel yang diukur. Skor yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah:

1. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5.

2. Setuju (S) dengan skor 4.

3. Cukup Setuju (CS) dengan skor 3.

4. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2.

5. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.


3.5 . Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.5.1. Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan

informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.

Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang

bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan

informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan

informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan

pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang

sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan

prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah

dipilih oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan

yang lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama.

DO (Definisi Operasional) boleh merujuk pada kepustakaan.

3.5.2 . Pengukuran Variabel

Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrumen standar

bukan merupakan masalah pengukuran. Ada setidaknya dua jenis variabel,

yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat. Yang lain lebih samar-samar

dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif.  Tetapi

meskipun instrumen pengukuran fisik untuk mengukur yang terakhir


kurang, ada cara-cara untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif

individu. Salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak, atau

konsep seperti motivasi, keterlibatan, kepuasan, perilaku pembeli,

kegairahan pasar saham, dan semacamnya,menjadi perilaku dan

karakteristik yang dapat diamati.

variabel indikator

Fasilitas - Pertimbangan atau perencanaan parsial


- Perancang ruang
- Perlengkapan atau perabotan
- Tata cahaya
- Warna
- Pesan – pesan yang disampaikan secara
grafis

Pengolahan tapak - Lokasi sekitar


- Pencapaian
- Orientasi
- Kontur
- KDB
- KLB
- GSB
- kebisingan
Material - Nyaman
- Daya tahan tinggi
- Higienis
- Mudah pemeliharaan
Aksebilitas - Moda transportasi
- Insfraktruktur
- operator
Keamanan - Pagar pembatas
- Keamanan anak anak
kenyamanan - Kebisingan
- Srikulasi
- Bau-bauan
- Bentuk
- Kebersihan
- Keindahan
a. Uji validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan Data(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebutdapat digunakan untuk mengukur apa yang harusnya di ukur.

Dengan mengunakan instrumen yang valid dan relibel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi

validdan relibel.

b. Reliabilitas

Menurut Sumadi Suryabrata (2004) reliabilitas menunjukkan sejauhmana

hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran

harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan

kemantapan.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2012) koefisien determinasi (R2) merupakan alat untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkanuntuk

memprediksi variabel-variabel dependen.


d. Uji F

Selain R2 ketepatan model hendaknya diuji dengan uji F. Hipotesis dalam

uji F adalah sebagai berikut:

Hipotesis mengenai ketepatan model:

Ho : b1 = b2 = 0 (Pengambilan variabel X1 dan X2 tidak cukup tepat

dalam menjelaskan variasi Y, ini berarti pengaruh variabel di luar model

terhadap Y, lebih kuat dibanding dengan variabel yang sudah dipilih).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 (Pengambilan variabel X1 dan X2 sudah cukup tepat

karena mampu menjelaskan variasi Y, dibanding dengan pengaruh

variabel di luar model atau errror terhadap Y).

Untuk menguji kebenaran hipotesis alternatif, yaitu bahwa model pilihan

peneliti sudah tepat, maka dilakukan uji F dengan prosedur yan dapat

dilihat pada buku ekonometrika yang disGujarati, 1995

dimana k = 3, karena contoh ini menggunakan 3 parameter.

e. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas

berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi

normal atau diambil dari populasi normal.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

Deskripsi profil responden merupakan identitas responden yang

memberikan interprestasi terhadap obyektivitas dari penelitian mengenai “analisis

standar ruang publik terpadu ramah anak di taman indah maskarebet di

perumahan maskarebet kec alang alang lebar palembang”. Deskripsi profil

responden ditentukan sebesar 50 orang dengan menggunakan metode

comvenience sampling.

Deskripsi profil responden dibagi menjadi 3 bagian yakni menurut : umur

responden, jenis pekerjaan, jenis kelamin responden. Data-data yang diperoleh

diolah dengan menggunakan spss sehingga diperoleh gambaran secara

menyeluruh dan terperinci jumlah total dari setiap item yang dipertanyakan

sehingga akan mudah untuk diinterpretasikan secara kuantitatif.

Dalam kaitannya dengan deskripsi profil responden pada penelitian ini,

terlebih dahulu akan disajikan data mengenai identitas responden yang dapat

dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :


Tabel 5.1

Identitas Responden

Frekuensi
Jenis Identitas Responden Keterangan
Orang %

1. Umur responden 1-10 tahun 5 10

10-20 tahun 10 20

20-30 tahun 15 30

>30 tahun 20 40

Total responden 50 100

2. Jenis Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 15 30

Ibu rumah tangga 5 10

Karyawan 25 50

Lain-lain 5 10

Total responden 50 100

3. Jenis kelamin Laki-laki 35 70,00

Perempuan 15 30,00

Total responden 50 100

Sumber : Data lampiran, diolah dengan SPSS versi 19

Berdasarkan tabel 5.1 yakni gambaran identitas responden, dilihat dari segi

umur responden ternyata responden lebih banyak yang berumur antara >30 tahun,

sedangkan dilihat dari jenis pekerjaan ternyata pekerjaan lebih banyak dari
karyawan dan selain itu jenis kelamin lebih banyak didominasi oleh laki-laki jika

dibandingkan dengan perempuan.

5.2 Analisis Kuantitatif Mengenai Faktor kenyaman taman indah


maskarebet.

akan disajikan persepsi jawaban responden mengenai kenyamanan taman

indah maskarebet yang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2

Frekuensi Jawaban
Pertanyaan Kode N
STS TS CS S SS

Anda mengalami kesulitan akses saat X11 9,8% 5,9% 37,3% 25,5% 21,6% 100
menuju ke
Taman

Anda sudah merasa aman ketika X12 7,8% 19,6% 35,3% 35,3% 2% 100
berada di taman
Indah maskarebet

Material lantai taman terasa licin X13 7,8% 21,6% 47,1% 23,5% - 100

Anak-anak sudah bermain dengan X14 5,9% 19,6% 37,3% 33,3% 3,9% 100
aman

Anda merasa tenang saat berada di X15 7,8% 21,6% 43,1% 25,5% 2% 100
taman indah maskarebet
Fasilitas di taman sudah memadai X16 5,9% 31,4% 37,3% 23,5% 2% 100

Area bermain anak sudah memadai X17 7,8% 23,5% 51% 17,6% - 100

Tanaman di taman indah maksarebet X18 3,9% 19,6% 37,3% 33,3% 5,9% 100
sudah tertata rapi dan
Indah

Sumber : Lampiran SPSS


5.3 Uji Instrumen Penelitian

Uji instrument penelitian dimaksudkan untuk mendeteksi data penelitian

yang sah dan andal. Oleh karena itulah dalam uji instrument penelitian digunakan

uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dapat disajikan pada uraian berikut ini :

1. Uji Validitas

Menurut Dwi (2010) bahwa validitas adalah ketepatan atau kecermatan

suatu instrument dalam mengukur apa yang diukur. Uji validitas sering digunakan

untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala apakah item-

item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Lebih lanjut menurut Dwi (2009) jika melakukan penelitian langsung terhadap

koefisien korelasi bisa digunakan maksimal korelasi di atas dari 0,30.

Kemudian dalam pengujian validitas digunakan korelasi pearson yaitu

dengan cara mengkorelasikan masing-masing scor item dengan scor total. Scor

total adalah penjumlahan dengan keseluruhan item. Adapun hasil uji validitas dari

setiap instrument penelitian dapat disajikan melalui tabel berikut ini :


Tabel 5.6

Uji Validitas Faktor-Faktor pengguna taman

Item Standar Keterangan


Variabel Korelasi
Pertanyaan Korelasi

Kenyaman fasilitas X11 0,759 0,30 Valid

X12 0,903 0,30 Valid

X13 0,847 0,30 Valid

X14 0,932 0,30 Valid

X15 0,928 0,30 Valid

X16 0,877 0,30 Valid

X17 0,853 0,30 Valid

X18 0,932 0,30 Valid

Sumber : Lampiran SPSS.versi 19

Berdasarkan tabel 5.6 yakni hasil uji validitas, variabel dengan 8 item

pertanyaan ternyata semua item pertanyaan sah (valid) sebab memiliki nilai

korelasi di atas 0,30,


2. Uji Reliabilitas

Selanjutnya akan disajikan hasil uji reliabilitas dari variabel penelitian

yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 5.7

Hasil Uji Reliabilitas

Standar
Variabel Cronbach’s
Cronbach’s Keterangan
Penelitian alpha
Alpha

Standar ruang publik 0,945 0,60 Reliabel

Sumber : Lampiran SPSS 19

Menurut Dwi (2000) bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,60 adalah

kurang baik, Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa semua item

pertanyaan dapat dikatakan andal (reliabel) sebab memiliki nilai cronbach’s alpha

> 0,60.

Sumber : Lampiran SPSS versi 19


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian

ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil analisis uji regresi antara faktor loyalitas pelanggan (kualitas produk, citra

produk dan periklanan) dengan loyalitas pelanggan ternyata ditemukan ada

pengaruh positif dan signifikan antara ketiga variabel dengan keputusan pembelian

yakni sebesar 90,90%, sedangkan sisanya sebesar 9,10% merupakan faktor lain diluar

dari harga dan kualitas pelayanan.

2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas

produk, alasannya karena kualitas produk memiliki nilai standardized coefficient yang

lebih besar jika dibandingkan dengan variabel lainnya.

6.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran-

saran yaitu sebagai berikut :

1. Sebaiknya PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar meningkatkan kualitas pelayanan

sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2. Sebaiknya PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar perlu menjaga kontinuitas

pelanggan yang loyal, dengan cara melakukan periklanan yang efektif.

60
3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, misalnya harga, kemudahan dalam

memperoleh produk, dan lain-lain.

You might also like