Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
NPM 2014260003
DOSEN PEMBIMBING:
DESTI RAHMIATI,S.T.,M.T
FAKULTAS TEKNIK
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Kota palembang merupakan ibu kota provinsi sumatera selatan. Sebagai salah satu
klasik yang dialami diantaranya adalah masalah kemacetan, banjir, dan salah satunya
mengenai isu kritis mengenai pemenuhan hak-hak anak. Hak-hak anak menjadi sesuatu
yang sangat penting untuk dipenuhi karena karakter dan kualitas pembangunan suatu bangsa
dan Negara sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimilikinnya. Pengembangan
kualitas sumber daya manusia harus dipersiapkan sedini mungkin bahkan sejak masa kanak-
kanak.
Anak seringkali tidak mendapatkan haknya bahkan untuk tumbuh dan berkembang
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Banyak anak- anak khususnya di
kota yang tidak mampu menikmati masa kanak-kanaknya karena terbatasnya ruang publik
yang ramah anak. Di kota palembang sendiri belum tersedianya fasilitas bermain yang layak
atau ramah anak menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan hak-hak anak. Hak-hak anak
telah disetujui dalam Konvensi Hak Anak (KHA) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
pada tahun 1989. Terdapat 54 pasal dan Komite Hak Anak PBB mengelompokkan KHA ke
dalam 8 klaster. Hak- hak anak tersebut harus terpenuhi dan menjadi kewajiban bagi
Pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Hak-hak anak tersebut harus dipenuhi guna
menunjang kehidupan anak khususnya tumbuh dan kembang anak. Tumbuh kembang anak
menjadi sangat penting karena diharapkan dengan proses tumbuh kembang yang baik, anak
Pemerintah pun menggulirkan kebijakan Kota Layak anak (KLA) sebagai salah satu
solusi dalam memberikan perlindungan dan pengembangan potensi anak sesuai dengan
aspek legalitas hak anak yag mendasarinya. Kota Layak Anak menjadi salah satu program
strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kota palembang
tahun 2017.
kebijakan Kota Layak Anak menjadi strategi penting Pemerintah kota palembang dengan
mengintegrasikan seluruh komitmen dan potensi sumber daya para pihak baik dari
Pemerintah, masyaraat maupun dari pihak duinia usaha melalui sistem perencanaan yang
komprehensif, menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk fasilitas fisik dan non fisik
secara terpadu. Seluruh kebijakan dan langkah strategis ini dilakukan dalam rangka
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan ruang publik yang dapat
dimanfaatkan fungsinya oleh masyarakat umum, mulai dari anak-anak sampai masyarakat
lanjut usia (Lansia). RPTRA dibangun di kawasan permukiman kumuh sehingga seluruh
lapisan masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik tersebut. Ruang publik tersebut
termasuk kategori ramah anak karena di dalamnya terdapat taman bermain dan lapangan
olahraga yang di khususkan sebagai tempat bermain yang aman untuk anak dan juga
terdapat fasilitas edukasi untuk anak seperti, perpustakaan, sehingga anak-anak di RPTRA
tidak hanya bermain namun anak-anak juga dapat membaca buku. Anak-anak pun dapat
mendapatkan edukasi-edukasi selagi bermain. Selain itu, RPTRA juga merupakan ruang
publik yang bebas dari asap rokok. Hal tersebut yang menjadikan RPTRA memang suatu
Tidak hanya untuk anak-anak saja RPTRA juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dari berbagai kalangan usia. Untuk usia remaja, dapat memanfaatkan lapangan-lapangan
olahraga yang ada. Untuk kalangan ibu dan bapak dapat memanfaatkan taman yang
ditanami tanaman-tanaman obat yang juga dapat dimanfaatkan dan untuk Lansia juga dapat
dibangun sebagai sarana berkumpul seluruh warga sebagai cara untuk melakukan sosialisasi
dan membicarakan permasalahan yang masing-masing sedang dihadapi dan juga untuk
menggugurkan sikap individualisme masyarakat perkotaan dan juga sebagai lokasi tanggap
Taman indah maskarebet adalah salah satu ruang terbuka publik yang ada di kota
fasilitas yang ada di taman maskarebet terdiri dari tempat duduk yang diperuntukan untuk
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan sebuah taman atau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak
tempat belajar anak, sarana olahraga, fasilitas bermain, perpustakaan atau Taman Bacaan
Dilihat dari teori tentang RPTRA terdapat beberapa indikator kategori untuk taman
ramah anak. Fasilitas bermain seperti lapangan bola area bermain anak, gazebo, tempat
bermain/olahraga.
Jika dilihat dari indikator tersebut taman indah maskarebet diduga belum memenuhi
syarat untuk dikategorikan taman RPTRA.kurangnya fasilitas yang terdapat di taman indah
maskarebet.dan juga fasilitas fasilitas yang terdapat di taman indah tersebut belum sesuai
teori RPTRA.beberapa fasilitas yang tersedia seperti tempat duduk,taman belum sesuai
dengan kategori RPTRA Seperti pagar pembatas apakah diperuntukan dan sesuai standar
keamanan untuk anak,bahan lantai sesuai standar untuk anak, fasilitas yang tersedia belum
Dampak dari banyaknya fasilitas di taman tersebut yang belum memenuhi standar
RPTRA ialah minat anak untuk bermain ditaman tersebut sedikit dan hanya orang dewasa
saja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui lebih jauh mengenai ruang
terbuka publik ramah anak, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
1. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah yang akan dibahas adalah apakah taman indah maskarebet telah memenuhi standar
RPTRA?
1.3.1 tujuan
• Untuk mengetahui standar taman yang ramah anak sesuai teori Ruang Publik
BAB I PENDAHULUAN
dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan juga analisis penelitian
LATAR BELAKANG
Kondisi permasalahan di taman indah maskarebet alang alang lebar meliputi sarana dan
prasarana yang bebemu memadai
TUJUAN
Mengidentifikasi sarana dan prasarana yang belum memadai di taman indah maskarebet
ANALISIS
TEMUAN STUDI
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung aktivitas
tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok (Hakim,1993). Contoh ruang
terbuka meliputi jalan, taman, pedestrian, plaza, pemakaman, lapangan olahraga. Secara
a) Merupakan ruang yang terdiri dari ruang keras (hard space) dibatasi oleh dinding
arsitektural serta digunakan untuk aktfitas sosial dan ruang lunak (soft space)
didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau, dan taman
(Trancik,1986).
b) Merupakan ruang 3 dimensi yang dibatasi oleh berbagai elevasi ketinggian seperti
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka adalah
sebuah ruang yang terdiri dari perkerasan ataupun penghijauan yang dapat menampung
Secara umum, ruang terbuka di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang
terbuka non-hijau. Pengertian ruang terbuka hampir sama dengan ruang terbuka hijau
b. Tempat berolahraga.
Pada dasarnya semua aktivitas manusia tidak terlepas dari ruang terbuka hijau, baik
itu anak-anak hingga lanjut usia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa ruang terbuka hijau itu
sangat penting salah satunya untuk berinteraksi sosial manusia. Namun, keberadaan ruang
bahwa RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau tidak pada area
berbentuk memanjang atau mengelompok. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari
ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan
vegetasi. Manfaat yang di hasilkan RTH kota yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan,
Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang
publik atau ruang tempat berinteraksi manusia. ruang publik berkembang sejalan dengan
kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama baik berkaitan dengan sosial,
Penataan Ruang, bahwa RTH publik merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. RTH
publik meliputi taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan,
sungai, dan pantai. Sedangkan ruang terbuka hijau privat meliputi kebun atau halaman
Secara umum, RTH dibangun secara merata di perkotaan untuk memenuhi fungsi
a) Segi sosial, ekonomi, dan budaya, bahwa RTH merupakan tempat rekreasi,
b) Segi Fisik, bahwa RTH berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerapan air tanah,
c) Segi ekosistem perkotaan, RTH merupakan bagian dari usaha pangan, produsen
d) Segi estetis, bahwa RTH berperan untuk meningkatkan nilai keindahan dan
bangunan, taman kota, jalur hijau jalan, jalur biru kali dan bantaran rel kereta api
Menurut Hakim dan Utomo (2004) bahwa manfaat RTH di wilayah perkotaan antara
kota.
e) Berfungsi sebagai area resapan air untuk mengurangi aliran air, menangkap dan
menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah untuk menjamin kesuburan tanah serta
Dari pernyataan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya RTH
yang nyaman, aman, dan indah. Pentingnya RTH terhadap manusia yaitu agar manusia
Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa jenis-jenis RTH berdasarkan fungsi dan
Berdasarkan tabel 2.2, dapat dilihat bahwa klasifikasi jenis RTH berdasarkan
RTH RTH
No. Jenis
Publik Privat
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
1
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha
c. Taman atap bangunan
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT
b. Taman RW
c. Taman Kelurahan
2
d. Taman Kecamatan
e. Taman Kota
f. Hutan Kota
g. Sabuk hijau (green belt)
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau Jalan dan Median Jalan
3
b. Jalur Pejalan Kaki
c. Ruang dibawah jalan layang
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api
b. Jalaur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
4 c. RTH sempadan sungai
d. RTH sempadan pantai
e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air
f. Pemakaman
Ruang terbuka hijau (RTH) Publik adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan
milik pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum serta dikelola oleh pemerintah.
Yang termasuk RTH Publik adalah taman kota, taman lingkungan, taman pemakaman,
pedestrian, jalur hijau sepanjang jalan, pantai, sungai, kereta api.Ruang terbuka hijau (RTH)
Privat adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan milik individual atau pribadi serta
dikelola oleh pihak swasta/ perseorangan yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang
oleh pemerintah daerah. Yang termasuk RTH Privat adalah halaman rumah milik swasta/
meliputi nilai ekologis dan alam, nilai psikologis, nilai sosial-budaya serta nilai estetika.
Nilai ekologis dari RTH adalah sebagai tempat yang menyediakan udara segar, menyerap
gas karbondioksida(CO2), menahan angin dan dapat mengurangi tingkat kebisingan yang
Nilai psikologis dari RTH adalah sebagai tempat berkumpul keluarga, tempat
bermain anak-anak, serta dapat dijadikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah atau
stress. Nilai sosial-budaya yang terkandung dalam RTH adalah sebagai tempat atau ruang
untuk interaksi sosial antar masyarakat sehingga nilai sosial dapat tumbuh dan berkembang
pada RTH.
Nilai estetika dari ruang terbuka hijau adalah dengan adanya berbagai jenis vegetasi
yang ditata dengan rapi dapat menciptakan kenyamanan visual. Adanya variasi tanaman
mulai dari rumput-rumputan hingga pohon tinggi dapat menambah nilai estetika pada RTH.
sebagai berikut:
a) Ground Cover, adalah elemen utama sebagai penutup tanah berupa tekstur, material.
suasana taman. Bangku dapat dibuat dari besi, kayu, batu atau beton dan memiliki
c) Tanaman peneduh, berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari dan hujan,
e) Jam, apabila ditempatkan pada posisi yang tepat dapat menjadi landmark di taman.
f) Lampu, dimana berfungsi sebagai penerangan bagi pengguna ruang terutama pada
malam hari.
g) Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point (menarik perhatian
ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan rincian sebesar 20% ruang terbuka hijau publik,
dan 10% ruang terbuka hijau privat dari luas wilayahnya. Proporsi 30% merupakan ukuran
lingkungan. Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Luas Luas
Unit
No. Tipe RTH Min/Unit Min/Ka Lokasi
Lingkungan
(m2) pita (m2)
Di tengah lingkungan
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0
RT
Di pusat kegiatan
2 2500 jiwa Taman RW 1250 0,5
RW
Dikelompokkan
Taman
3 30.000 jiwa 9000 0,3 dengan sekolah/pusat
Kelurahan
kelurahan
Dikelompokkan
Taman
24.000 0,2 dengan sekolah/pusat
4 120.000 jiwa kecamatan
kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
Di pusat
Taman Kota 144.000 0,3
wilayah/kota
Di dalam/kawasan
5 480.000 jiwa Hutan Kota Disesuaikan 4,0
pinggiran
Untuk fungsi Disesuaikan dengan
Disesuaikan 12,5
tertentu kebutuhan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana
pendukung seperti gazebo/pendopo untuk tempat belajar anak, sarana olahraga, fasilitas bermain,
perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM), toliet, lapangan bermain/olahraga, dan lain-lain
(Rustam, 2015). Tujuan dibangunnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) adalah sebagai fasilitas
masyarakat yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai pusat interaksi publik sekaligus sebagai media
pembelajaran dan pengembangan minat dan bakat yang aman serta baik untuk anak-anak.
2.7.1 Kenyamanan
2.7.1.1Definisi Kenyamanan
memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan penggunaan suatu ruang, baik ruang
itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol maupun tanda, suara dan
bunyi kesan, intensitas dan warna cahaya maupun bau, atau apapun juga. Dengan kata lain
ruang.
sesuatu. Apabila manusia merasa nyaman dalam suatu ruang baik itu ruang terbuka hijau,
maka manusia akan senantiasa berada di ruang tersebut dalam kurun waktu yang lama dan
berada pada suatu ruang dalam jumlah yang banyak, maka fungsi dari ruangan
adalah:
a. Sirkulasi
Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari ruang yang satu ke
ruang yang lain. Sirkulasi yang kurang baik berpengaruh terhadap kenyamanan manusia.
dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di perhatikan dalam perencanaan sirkulasi
manusia adalah lebar jalan, fasilitas penyeberangan, penambahan nilai estetika, dan lain-
lain.
- Sirkulasi Kendaraan, meliputi jalur distribusi (jalur cepat) dan jalur akses (jalur
lambat). Hubungan kedua jalur ini yang harus diperhatikan adalah rambu lalu lintas dan
Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara thermal adalah radiasi
- Sinar Matahari berpengaruh pada daerah tropika terutama pada siang hari maka
perlu adanya peneduh. Dengan adanya peneduh, diharapkan sinar matahari langsung
dapat berkurang. Terutama pada area olahraga terbuka seperti lapangan basket perlu
disesuaikan letak orientasi lapangan terhadap matahari. (Lihat pada Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Ilustrasi Pengaruh Sinar Matahari
(Sumber: Hakim,1993)
- Angin pada suatu daerah perlu diperhatikan agar tercipta ruang yang nyaman
dan sejuk. Pada area terbuka perlu adanya penghalang angin (pohon) agar kecepatan
(Sumber: Hakim,1993)
b. Kebisingan
Pada daerah yang padat penduduk dan industri, maka kebisingan merupakan salah
satu masalah yang mengganggu kenyamanan penduduk sekitar. Hal ini dapat dikurangi
Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Ilustrasi Pengaruh Kebisingan
(Sumber: Hakim,1993)
c. Bau-bauan
Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap dapat tercium oleh
orang yang berada atau melalui daerah tersebut. Hal ini dapat dikurangi dengan ditanami
pohon atau semak yang dapat mengurangi bau. (Lihat Gambar 2.4)
(Sumber: Hakim,1993)
d. Bentuk
konstruksinya seperti bentuk bangku/ kursi, lampu taman, susunan bentuk tempat duduk.
Perencanaan bentuk yang kurang baik juga berpengaruh terhadap kenyamanan penggunanya
seperti posisi duduk yang tidak nyaman. (Lihat Gambar 2.5).
(Sumber: Rutledge,1986)
pengguna dalam berinteraksi sosial. Menurut Rutledge (1981), bentuk tempat duduk dibagi
memiliki kekurangan apabila duduk lebih dari 2 (dua) orang. (Lihat Gambar 2.6).
(Sumber: Rutledge,1981)
- Curve (kurva), pada bentuk ini hanya satu sisi yang bisa dipergunakan. Sisi yang
baik digunakan untuk duduk kelompok yaitu sisi cekung. (Lihat Gambar 2.7).
Gambar 2.7 Bentuk Curve
(Sumber: Rutledge,1981)
sendiri maupun berpasangan, tetapi kurang baik jika duduk berkelompok. (Lihat
Gambar 2.8).
(Sumber: Rutledge,1981)
- Single Pod (Tunggal), bentuk ini baik untuk 2-4 orang secara individual.
(Sumber: Rutledge,1981)
berpasangan, tetapi untuk berkelompok kurang baik karena jarak orang 1 dan 4
(Sumber: Rutledge,1981)
- Multi Jogs (berliku-liku), bentuk ini merupakan bentuk yang paling baik
diantara yang lain. karena bentuk ini dapat menampung pengguna individu,
(Sumber: Rutledge,1981)
e. Keamanan
masalah ini dapat menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Faktor keamanan
yang dimaksud tidak sebatas kejahatan saja tetapi juga terhadap hal-hal lain.
(Sumber: Rutledge,1986)
f. Kebersihan
karena bebas dari sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk
tempat tertentu.
h. Keindahan (estetis)
batin dan panca indera sehingga rasa nyaman dapat di peroleh. Salah satu hal agar
taman lingkungan.
f) Area duduk, yaitu memiliki area duduk yang tepat, kapasitas tempat
g) Menarik atau unik, yaitu taman lingkungan memiliki kesan yang baik bagi
pengguna ruang.
2.7.2 fasilitas
dapat terpenuhi selama tinggal dihotel (Sulastiyono, 2006). Segala fasilitas yang
ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta
kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa
yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus
dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi
pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada
gilirannya akan menurunkan laba. Fasilitas dalam penelitian ini adalah sarana
yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas ini merupakan faktor yang
menentukan pilihan orang untuk tinggal atau menginap di suatu hotel tertentu (
dalam suatu hotel (Sulastiyono, 2006) adalah kamar tidur dengan segala
Tapak dalam peerspektif Ilmu Arsitetur adalah alahan atau tempat dimana
dengan tepat, maka perlu dilakukan analisis terhadap kondisi rona awal tapak
sebuah proses yang dinamakan analisis tapak. Titik fokus perencanaan tapak
dalam ilmu arsitektur antara lain lebih berproporsi pada lokasi objek bangunan
yang akan menempati tapak, sirkulasi dan pencapaian, zoning, KDB (Koefisien
4. Orientasi Matahari, .
5. Tautan Lingkungan,
6. Kontur, .
7. KDB (Koefisien Dasar Bangunan), .
10. Kebisingan.
2.7.4 Material
Material adalah suatu zat yang banyak digunakan dalam pembuatan suatu
kekerasan, dan lain-lain serta sifat-sifat yang lainnya. Dengan sendirinya kriteria
tersebut didasarkan pada kondisi kerja yang dikenakan pada produk tersebut
Nyaman
Higeines
Mudah pemeliharaan
2.7.5 Aksebilitas
tataguna lahan berintekasi satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan
Moda transportasi
Infrastruktur
Operator
2.7.6 Keamanan
adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan
METODOLOGI PENELITIAN
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam
Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana peneliti tersebut
palembang. Topik
analisis standar ruang publik terpadu ramah anak di taman indah maskarebet di
perumahan maskarebet kec alang alang lebar palembang
Merumuskan masalah
Pada ruang lingkup penelitian ini penukis memberi batasan, yaitu hanya
membahas tentang analisis standar ruang publik terpadu ramah anak di taman
indah maskarebet. Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam
a. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data Kuantitatif
yang diangkat.
3.2.2 Sumber Data
jenis yaitu:
a. Data Primer
Sumber data penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan para informan
dalam moleong (2001: 112) bahwa sumber data utama dalam penelitian
Kuesioner
menarik kesimpulan.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
50 orang .
b. Sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnyta
dalam suatu penelitian yang di ambil mengunakan cara cara tertentu (Yusi
dan Idris,2009:60).
Frekuensi
Jenis Identitas Responden Keterangan
Orang
10-20 tahun 10
20-30 tahun 15
>30 tahun 20
Total responden 50
Karyawan 25
Lain-lain 5
Total responden 50
Perempuan 15
Total responden 50
didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab
yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 poin. Setiap jawaban responden
akan diberi skor dan jumlah skor menunjukkan tinggi rendahnya masing-masing
variabel yang diukur. Skor yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah:
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan
dipilih oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan
yang lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama.
Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrumen standar
yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat. Yang lain lebih samar-samar
dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Tetapi
variabel indikator
validdan relibel.
b. Reliabilitas
kemantapan.
peneliti sudah tepat, maka dilakukan uji F dengan prosedur yan dapat
e. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
comvenience sampling.
menyeluruh dan terperinci jumlah total dari setiap item yang dipertanyakan
terlebih dahulu akan disajikan data mengenai identitas responden yang dapat
Identitas Responden
Frekuensi
Jenis Identitas Responden Keterangan
Orang %
10-20 tahun 10 20
20-30 tahun 15 30
>30 tahun 20 40
Karyawan 25 50
Lain-lain 5 10
Perempuan 15 30,00
Berdasarkan tabel 5.1 yakni gambaran identitas responden, dilihat dari segi
umur responden ternyata responden lebih banyak yang berumur antara >30 tahun,
sedangkan dilihat dari jenis pekerjaan ternyata pekerjaan lebih banyak dari
karyawan dan selain itu jenis kelamin lebih banyak didominasi oleh laki-laki jika
indah maskarebet yang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2
Frekuensi Jawaban
Pertanyaan Kode N
STS TS CS S SS
Anda mengalami kesulitan akses saat X11 9,8% 5,9% 37,3% 25,5% 21,6% 100
menuju ke
Taman
Anda sudah merasa aman ketika X12 7,8% 19,6% 35,3% 35,3% 2% 100
berada di taman
Indah maskarebet
Material lantai taman terasa licin X13 7,8% 21,6% 47,1% 23,5% - 100
Anak-anak sudah bermain dengan X14 5,9% 19,6% 37,3% 33,3% 3,9% 100
aman
Anda merasa tenang saat berada di X15 7,8% 21,6% 43,1% 25,5% 2% 100
taman indah maskarebet
Fasilitas di taman sudah memadai X16 5,9% 31,4% 37,3% 23,5% 2% 100
Area bermain anak sudah memadai X17 7,8% 23,5% 51% 17,6% - 100
Tanaman di taman indah maksarebet X18 3,9% 19,6% 37,3% 33,3% 5,9% 100
sudah tertata rapi dan
Indah
yang sah dan andal. Oleh karena itulah dalam uji instrument penelitian digunakan
uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dapat disajikan pada uraian berikut ini :
1. Uji Validitas
suatu instrument dalam mengukur apa yang diukur. Uji validitas sering digunakan
untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala apakah item-
item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Lebih lanjut menurut Dwi (2009) jika melakukan penelitian langsung terhadap
dengan cara mengkorelasikan masing-masing scor item dengan scor total. Scor
total adalah penjumlahan dengan keseluruhan item. Adapun hasil uji validitas dari
Berdasarkan tabel 5.6 yakni hasil uji validitas, variabel dengan 8 item
pertanyaan ternyata semua item pertanyaan sah (valid) sebab memiliki nilai
Tabel 5.7
Standar
Variabel Cronbach’s
Cronbach’s Keterangan
Penelitian alpha
Alpha
Menurut Dwi (2000) bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,60 adalah
kurang baik, Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa semua item
pertanyaan dapat dikatakan andal (reliabel) sebab memiliki nilai cronbach’s alpha
> 0,60.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis uji regresi antara faktor loyalitas pelanggan (kualitas produk, citra
pengaruh positif dan signifikan antara ketiga variabel dengan keputusan pembelian
yakni sebesar 90,90%, sedangkan sisanya sebesar 9,10% merupakan faktor lain diluar
produk, alasannya karena kualitas produk memiliki nilai standardized coefficient yang
6.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran-
60
3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang