You are on page 1of 15

HUBUNGAN RANGSANGAN PUTING SUSU DENGAN LAMA KALA II PADA IBU

BERSALIN DI BPM ATIK RAMADAN DESA WUNUT KECAMATAN PORONG


KABUPATEN PASURUAN

Relation Excitement Nipple Milk With Lama Kala Ii At Mother Copy In Bpm Atik
Ramadan Villages Of Wunut District Porong District Pasuruan

Nur Saidah,S.SiT.,M.Kes
(Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma)

ABSTRAK
Proses persalinan merupakan suatu rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh tenaga ibu sendiri. Rangsangan puting susu merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh tenaga medis untuk mempercepat proses persalinan, karena rangsangan puting
susu dapat menyebabkan kontraksi pada otot rahim yang akan mempengaruhi lama kala II pada
ibu bersalin. Tujuan pelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rangsangan puting susu
dengan lama kala II pada ibu bersalin di BPM Atik Ramadan Desa Patebon Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi dengan
pendekatan Cross Sectional Jumlah populasi sebanyak 32 responden dengan sampel sebanyak 30
responden menggunakan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi
square (X2). Hasil penelitian dari 30 responden, sebagian besar tidak dilakukan rangsangan
puting susu yaitu sebanyak 21 orang (70%), sebagian besar responden lama kala II lambat yaitu
sebanyak 18 orang (60%), berdasarkan hasil analisis uji statistik chi square diperoleh hasil X2
hitung 7,63 > X2 tabel 3,84, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan
rangsangan puting susu dengan lama kala II pada ibu bersalin di BPM Atik Ramadan Desa
Patebon Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan Tahun 2015. Disarankan agar meningkatkan
pelayanan persalinan dan memberikan penyuluhan tentang rangsangan puting susu dan lama kala
II persalinan.

Kata Kunci : Rangsangan Puting Susu, Lama Kala II

ABSTRAC
Process of bearing is a process network ending in expenditure result of conception by
energy mother self. Stimulation nipple milk is represent one of the way of which is made for by
medical energy to quicken copy process. Nipple milk excitement can cause conttraction at
gracious muscle to influence lama Kala II mother copy. The target of this research is to know
milk nipple excitement relation with Lama Kala II mother copy in BPM Atik Ramadan Villages
Of Wunut District Porong District Pasuruan Year 2015. This Research type is analytic with
approach of Cross Sectional is Amount of population counted 32 responder with sampel counted
30 responder, technics of sampling use Accidental Sampling technique. Data collecting
conducted by using observation sheet. Data analysis conducted by using statistical test of square
chi ( X2). Result of research from 30 responder, most is not conducted by milk nipple excitement
that is counted 21 people (70%), most old responder of II lama kala II quickly that is counted 18
people (60%), pursuant to result of statistical test analysis of square chi obtained by result of X 2
1
count 7,63 > X2 Tabel 3,84, so that Ho refused and H1 accepted by its meaning there is milk
nipple excitement relation with lama kala II at mother copy in BPM Atik Ramadan Villages Of
Wunut District Porong District Pasuruan Year 2015. Suggested that to improve copy service and
give counselling about milk nipple excitement and lama Kala II.

Keyword : Excitement Nipple Milk, Lama Kala II

PENDAHULUAN berkembang, kematian maternal berkisar


Persalinan dan kelahiran merupakan antara 750 - 1.000/100.000 kelahiran hidup.
kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran Sedangkan di negara-negara maju kematian
seorang bayi juga merupakan peristiwa yang maternal berkisar antara 5 – 10/100.000
ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. kelahiran hidup.Dari data Survey Demografi
Proses persalinan meruapakan suatu dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
rangkaian proses yang berakhir dengan 2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia
pengeluaran hasil konsepsi oleh tenaga ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, dan
sendiri (Sarwono. 2006:100). Pada akhir pada tahun 2011 AKI di Indonesia masih
kehamilan, ibu dan janin mempersiapkan diri tetap tinggi yaitu 228/100.00 kelahiran hidup.
untuk menjalani proses persalinan. Janin Angka tersebut masih jauh dari target
bertumbuh dan berkembang dalam proses RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
menghadapi kehidupan di luar rahim. Menengah Nasional) tahun 2013 sebesar
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian 118/100.000 kelahiran hidup dan target
fisiologis yang normal. Kelahiran seorang MDG (Millenium Development Goal)
bayi juga merupakan peristiwa yang ibu dan sebesar 102/100.000 kelahiran hidup tahun
keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika 2015 (Depkes RI, 2014:9).
persalinan di mulai, peranan ibu adalah untuk Di Jawa Timur, capaian angka
melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan kematian ibu (AKI) cenderung meningkat
membantu dan memantau persalinan untuk dalam 5 tahun terakhir, yaitu berkisar antara
mendeteksi adanya komplikasi, di samping 7 - 11 point dengan data yang bersumber dari
itu bersama dengan keluarga memberikan Laporan Kematian Ibu (LKI)
bantuan dan dukungan pada ibu bersalin Kabupaten/Kota. Capaian AKI dapat
(Prawirohardjo, 2007). digambarkan sebagai berikut pada tahun
Berdasarkan data World Health 2008 sebesar 83/100.000 kelahiran hidup,
Organization (WHO) pada tahun 2010 - Tahun 2009 sebesar 90,7/100.000 kelahiran
2011dinegara-negara miskin dan sedang hidup, Tahun 2010 sebesar 101,4/100.000

2
kelahiran hidup, Tahun 2011 sebesar presentasi, letak, sikap dan posisi janin
104/100.000 kelahiran hidup, dan di tahun sedangkan fakto reksternal yaitu factor
2012 mencapai 97,43/100.000 kelahiran psikologis dan posisi ibu. Adapun
hidup. rangsangan puting susu masuk membantu
Sedangkan di Kabupaten Pasuruan dari mempercepat kontraksi persalinan.
data yang ada, pada tahun 2013 Angka Upaya yang dapat dilakukan oleh bidan
kematian ibu sebesar 78,19/100.000 dalam mempercepat proses persalinan yaitu
kelahiran hidup, menurun cukup sangat dengan membimbing dan membantu ibu
drastic apabila dibandingkan dengan tahun bersalin dalam melakukan rangsangan puting
2012 yang tercapai 79,98 /100.000 kelahiran susu agar persalinannnya dapat berjalan
hidup. (www.pasuruanmaslahat.go.id diakses dengan lancar dan tidak sakit.
tanggal 26 mei 2015). Berdasarkan fenomena masalah di atas
Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka peneliti tertarik untuk melakukan
yang dilakukan oleh peneliti di BPM Atik penelitian tentang Hubungan Rangsangan
Ramadan pada tanggal 13 Mei 2015 dengan Puting Susu Dengan Lama Kala II Pada Ibu
melakukan wawancara kepada 10 ibu Bersalin di BPM. Atik Ramadan Desa
bersalin didapatkan bahwa 4 (40%) Ibu Patebon Kecamatan Kejayan Kabupaten
bersalin mengalami lama kala II cepat Pasuruan Tahun 2015.
dikarena lemahnya kontraksi, sehingga
dilakukan rangsangan pada puting susu. TINJAUAN TEORI
Sedangkan 6 (60%) ibu mengalami lama kala Konsep Rangsangan Puting Susu
II lambat dikarenakan pada saat persalinan Rangsangan Puting susu adalah
tidak dilakukan rangsangan puting juga menggosok, memijat atau melakukan
karena faktor fisik ibu yang lemah dan cara gerakan melingkar di daerah puting dengan
meneran yang salah. lembut yang diyakini bisa mendorong
Berdasarkan skala data persalinan terjadinya kontraksi awal. Rangsangan
diatas diketehui bahwa ada 2 hal yang puting susu dapat mempengaruhi hipofisis
mempengaruhi yaitu faktor internal (dalam) posterior untuk mengeluarkan oksitosin
dan factor eksternal (luar). Faktor internal sehingga terjadi kontraksi rahim. (Sarwono,
yang meliputi : power (kekuatan, his dan 2006:78) Rangsangan puting susu untuk
mengejan), passage (jalan lahir) berupa : mempercepat persalinan akan menunjukkan
bagian tulang padat, dasar panggul, vagina hasil baik apabila dilakukan saat masuk
dan introitus vagina, dan passenger (janin waktu bersalin, atau mendekati masa HPL,
dan plasenta) berupa : ukuran kepala janin, atau bahkan kehamilan lebih bulan. Saat

2
melakukan Stimulasi Puting, sebaiknya 4. Merawat Payudara saat hamil agar tetap
anda juga memastikan bahwa leher rahim sehat dan siap untuk menyusui perlu
dalam kondisi sudah melunak dan menipis dilakukan selama kehamilan, terutama
dan telah siap untuk pembukaan apabila puting anda tersembunyi.
persalinan.(Mochless, 2011:10) Rangsangan pada payudara dibutuhkan
Indikasi Pemberian Rangsangan Puting karena ada saraf yang terhubung dari
Susu: payudara ke vagina sehingga keduanya
1. Indikasi Janin seperti memiliki keterkaitan. Oleh karena
a. Kehamilan lewat waktu itu dalam pemanasan sebelum melakukan
b. Ketuban pecah dini hubungan seksual kdang banyak orang
c. Janin mati melakukan rangsangan di dua wilayah itu.
2. Indikasi ibu Ketika dirangsang di dua wilayah itu. Maka
a. Kehamilan lewat waktu vagina juga akan terangsang. Begitu pula
3. Indikasi kontra drip induksi sebaliknya. Wawasan semacam inilah yang
a. Disproporsi sefalopelvik dimanfaatkan ketika ibu hamil sedang
b. Malposisi dan malpresentasi menghadapi proses persalinan (Mochless,
c. Plasenta previa 2011:109)
d. Gemelli Konsep Persalinan
e. Distensi rahim yang berlebihan
Persalinan dan kelahiran merupakan
f. Grande multipara
kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran
g. Cacat rahim
seorang bayi juga merupakan peristiwa
penting sosial yang ibu dan keluarga
Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat
menantikannya selama 9 bulan. Ketika
melakukan rangsangan puting susu untuk
persalinan dimulai, peranan ibu adalah
mempercepat persalinan
untuk melahirkan bayinya. Peran petugas
1. Rangsangan puting tidak boleh
kesehatan adalah memantau persalinan
dilakukan secara bersamaan terhadap ke
untuk mendeteksi dini adanya komplikasi,
dua sisi payudara, namun dilakukan
di samping itu bersama keluarga
secara bergantian.
memberikan bantuan dan dukungan pada
2. Jangan melakukan Stimulasi Puting
ibu bersalin. (Sarwono, 2010:100 )
apabila telah terjadi kontraksi dalam
waktu 3 menit atau 1 menit. Persalinan merupakan suatu diagnosis
3. Stimulasi Puting tidak boleh dilakukan klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu:
selama kontraksi berlangsung.

3
1. Kontraksi uterus yang frekuensi dan Faktor-faktor Penting Dalam Persalinan
intensitasnya semakin meningkat yang mempengaruhi persalinan menurut
2. Dilatasi dan pembukaan servik secara (Rukiyah, dkk, 2009:13) dibagi menjadi :
progesif (Errol, dkk , 2006:123).
1. Tenaga (Power)
Persalinan adalah proses pergerakan keluar a) His / Kontraksi
janin, plasenta dan membran dari dalam b) Kekuatan Mengedan Ibu
rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005:245) 2. Janin dan Plasenta (Passenger)
a) Ukuran badan
Persalinan adalah proses pengeluaran
b) Postur Janin Dalam Rahim
hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
3. Jalan Lahir (Passage)
cukup bulan atau dapat hidup diluar
berkonvergensi ke pubis, dan di
kandungan melalui jalan lahir atau jalan
posterior disatukan oleh sacrum
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
melalui sendi sakroiliaka.
atau kekuatan sendiri (Manuaba, 2010:164).
4. Psikis Ibu Bersalin
Tanda dan Gejala Persalinan Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh
dari dukungan suami dan anggota
Menurut Manuaba (2010:169) tanda dan
keluarga yang lain untuk mendampingi
gejala persalinan meliputi :
ibu selama bersalin dan kelahiran.
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan 5. Penolong
teratur dengan jarak kontraksi makin Penolong persalinan adalah petugas
pendek kesehatan yang mempunyai legalitas
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa dalam menolong persalinan antara lain
tanda yaitu : dokter, bidan serta mempunyai
a) Pengeluaran lender kompetensi dalam menolong
b) Lendir bercampur darah persalinan, menangani
3. Dapat disertai ketuban pecah kegawatdaruratan serta melakukan
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai rujukan jika diperlukan.
perubahan serviks : Macam-macam persalinan menurut
a) Pelunakan serviks Manuaba (2010:164) di antaranya:
b) Pendataran serviks 1. Persalinan spontan, bila proses
c) Terjadi pembukaan serviks. persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.

4
2. Persalinan buatan, bila proses b) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2
persalinan dengan bantuan tenaga dari jam pembukaan berlangsung sangat
luar. cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus). c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi
4. Kala Persalinan lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Macam-macam kala persalinan menurut Fase-fase tersebut dijumpai pada
Wiknjosastro (2006:182), yaitu : primigravida pada multigravida pun
1. Kala I terjadi demikian, akan tetapi fase laten,
Partus dimulai bila his dan wanita tersebut fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
mengeluarkan lendir yang bersama darah pendek.
(blood show) lendir yang bersama darah ini
berasal dari lendir kanalis servikalis karena 2. Kala II
serviks mulai membuka atau mendatar,
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan
sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-
cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
pembuluh kapiler yang berada disekitar
Karena biasanya dalam hal ini kepala janin
kanalis servikalis itu pecah karena
sudah masuk di ruang panggul, maka pada
pergeseran-pergeseran ketika serviks
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
membuka.
panggul, yang secara reflektoris
a. Fase-fase dalam kala I persalinan adalah
menimbulkan rasa mengedan. Wanita
sebagai berikut :
merasa pula tekanan kepada rektum dan
1) Fase laten persalinan :
hendak buang air besar. Kemudian
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang
perineum mulai menonjol dan menjadi
menyebabkan penipisan dan
lebar dengan anus membuka. Labia mulai
pembukaan serviks secara bertahap.
membuka dan tidak lama kemudian kepala
b) Pembukaan serviks kurang dari 4
janin tampak dalam vulva pada waktu his.
cm
Bila dasar panggul lebih berelaksasi, kepala
c) Biasanya berlangsung dibawah
janin tidak masuk lagi di luar his dan
hingga 8 jam
dengan his dan kekuatan mengedan
2) Fase aktif persalinan
maksimal kepala janin dilahirkan dengan
Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
sub oksiput di bawah simfisis dan dahi,
a) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam
muka, dan dagu melewati perineum.
pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi

5
untuk mengeluarkan badan, dan anggota berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
bayi. Menurut Manuaba (2010:174), bahwa multipara rata-rata 0,5 jam.
lama kala II persalinan dibagi menjadi :
3. Kala III
a) Cepat Setelah bayi lahir, uterus teraba keras
Primi membutuhkan waktu ≤ 50 menit dengan fundus uteri agak di atas pusat.
dan multi ≤ 30 menit. Beberapa menit kemudian uterus mulai
b) Lambat berkontraksi lagi untuk melepaskan
Primi membutuhkan waktu ≥ 50 menit plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta
dan multi ≥ 30 menit. lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan
Menurut JNPK-KR (2008:77) tanda dan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
gejala kala II yaitu ibu ingin meneran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
bersamaan dengan terjadinya kontraksi,
adanya tekanan pada rektum dan vagina, 4. Kala IV
perineum menonjol, vulva-vagina dan Seperti diterangkan di atas, kala ini
sfingter ani membuka, meningkatnya dianggap perlu untuk mengamat-amati
pengeluaran lendir dan darah. Menurut apakaah ada perdarahan post partum.
Saiffudin (2006:111-112), pada kala II ini
Mengenali Masalah dan penyulit sejak dini
perlu dilakukan pemantauan diantaranya
menurut JNPK-KR (2007:50) yaitu:
tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi
uterus, janin yaitu penurunan presentasi Rujuk ibu apabila didapati salah satu
janin dan kembali normalnya detak jantung atau lebih penyulit seperti berikut :
bayi setelah kontraksi dan kondisi ibu .
1. Riwayat bedah Caesar
persalinan kala II ditegakkan dengan
2. Perdarahan pervaginam
melakukan pemeriksaan dalam untuk
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan
memastikan pembukaan sudah lengkap atau
<37 minggu)
kepala sudah tampak di vulva dengan
4. Ketuban pecah dengan mekonium kental
diameter 5 – 6 cm. kala II persalinan
5. Ketuban pecah lama (>24 jam)
merupakan pekerjaan yang sulit bagi ibu.
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang
Suhu tubuh akan meninggi, ia mengejan
bulan (< 37 minggu usia kehamilan)
selama kontraksi dan ia kelelahan, sehingga
7. Ikterus
petugas harus mendukung ibu atas
8. Anemia berat
usahanya untuk melahirkan bayi.
9. Tanda atau gejala infeksi

6
10. Pre Eklamsia atau hipertensi dalam 3. Perubahan bentuk kepala janin
kehamilan (Molding atau Molase)
11. TFU 40 cm atau lebih Tulang kepala janin terpisah, sutura
12. Gawat janin mudah dipalpasi (0)
13. Primipara dalam fase aktif persalinan Tulang- tulang kepala janin hanya
dengan palpasi kepala janin masih 5/5 saling bersentuhan (1)
14. Presentasi bukan belakang kepala Tulang kepala tumpang tindih, masih
15. Presentasi majemuk dapat dipisahkan (2)
16. Kehamilan gemelli Tulang kepala tumpang tindih, tidak
17. Tali pusat menumbung dapat dipisahkan (3)
18. Syok
4. Pembukaan mulut rahim (serviks).
Partograf
Dinilai pada setiap pemeriksaan vagina
Partograf dipakai untuk memantau dan diberi tanda silang x.
kemajuan persalinan dan membantu 5. Penurunan : mengacu pada bagian
petugas kesehatan dalam menentukan kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba
keputusan dalam penatalaksanaan. Kondisi pada pemeriksaan abdomen/luar diatas
Ibu dan janin yang harus dicatat adalah : simpisis pubis
6. Waktu : menyatakan berapa waktu yang
1. DJJ catat setiap 30 menit, lebih sering
dijalani sesudah pasien diterima.
jika terdapat tanda- tanda gawat janin.
7. Jam : catat jam sesungguhnya
Catat DJJ dengan dengan memberi
8. Kontraksi: catat setiap setengah jam,
tanda titik pada garis yang sesuai
lakukan palpasi untuk menghitung
dengan angka yang menunjukkan angka
banyaknya kontraksi dalam 10 menit
DJJ.
dan lamanya masing-masing kontraksi
2. Air ketuban, catat warna air ketuban
dalam hitungan detik, < 20 detik, 20-40
setiap melakukan VT:
detik, > 40 detik Oksitosin.
U : selaput utuh
9. Bila oksitosin, catatlah banyaknya
J : selaput pecah dan ketuban jernih
oksitosin pervolume cairan infus dan
M : air ketuban bercampur
dalam tetesan permenit.
mekonium
10. Obat yang diberikan. Catat setiap obat
D : air ketuban bernoda darah
yang diberikan.
K : air ketuban kering
11. Nadi. Catatlah setiap 30-60 menit,
tandai dengan anak panah,

7
12. Suhu badan, catat 2 jam sekali, Protein, menguji berdasarkan teori yang ada dengan
aseton dan volume urin, catat setiap kali menggunakan uji ststistik. (Nursalam
Ibu berkemih, Bila temuan melintasi :2013:162). Penelitian ini menggunakan
arah kanan garis waspada, petugas pendekatan Cross Sectional yaitu dimana
harus melakukan penilaian terhadap variabel bebas (Independent) dan variabel
kondisi Ibu dan janin dan segera terikat (Dependent) dikumpulkan dalam
mencari rujukan yang tepat (Sarwono, waktu yang sama dan diambil sekali saja.
2010:104). (Notoatmodjo, 2005:145)
Menurut Bobak (2005:246) menyatakan
bahwa terdapat 8 tahap mekanisme
persalinan, yaitu: Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik
1. Engagement Sampling
2. Penurunan 1. Populasi
3. Fleksi Populasi adalah wilayah generalisasi yang
4. Putaran paksi dalam terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
5. Ekstensi kualitas dan karakteristik tertentu yang
6. Restitusi dan putaran paksi luar ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
7. Ekspulsi dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiono, 2013:117)
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini populasinya adalah
Jenis dan Desain Penelitian Semua Ibu Bersalin di BPM Atik Ramadan
Desain penelitian merupakan suatu Desa Patebon Kecamatan Kejayan
yang penting bagi peneliti, karena pertama Kabupaten Pasuruan bulan April – Mei
kali peneliti menentukan apakah akan 2015 yang berjumlah 32 orang.
melakukan intervensi dalam penelitian 2. Sampel Penelitian
tersebut ataukah hanya melakukan Sampel merupakan bagian populasi yang
pengamatan saja atau observasional. akan diteliti atau sebagian jumlah dari
(Hidayat, 2007:55) karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Jenis penelitian ini menggunakan (Hidayat, 2010:68)
analitik korelasional yaitu penelitian yang Sampel pada penelitian ini adalah
terdiri dari variabel bebas dan variabel Sebagian Ibu Bersalin di BPM Atik
terikat. Penelitian ini mengkaji suatu Ramadan Desa Patebon Kecamatan
hubungan antara variabel yang bertujuan Kejayan Kabupaten Pasuruan bulan juni –
mencari, menjelaskan suatu hubungan, juli 2015 yang berjumlah 30 orang.

8
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampling adalah proses menyeleksi porsi
1. Kriteria Inklusi dari populasi untuk dapat mewakili
Kriteria inklusi adalah kriteria atau populasi. (Nursalam, 2011:93)
ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap Teknik ini merupakan suatu cara yang
anggota populasi yang diambil sebagai ditempuh dengan tipe accidental sampling
sampel (Notoatmodjo, 2010:130). yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan
a. Ibu Bersalin yang mengalami mengambil kasus atau responden yang
kontraksi lama di BPM Atik kebetulan ada atau tersedia di suatu
Ramadan Desa Patebon tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Kecamatan Kejayan Kabupaten (Notoatmodjo, 2012:125)
Pasuruan.
b. Ibu Bersalin yang mengalami his HASIL PENELITIAN DAN
lemah di BPM Atik Ramadan PEMBAHASAN
Desa Patebon Kecamatan Kejayan Rangsangan Puting Susu
Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui
c. Bersedia menjadi responden bahwa sebagian besar responden tidak
2. Kriteria Eksklusi dilakukan rangsangan puting susu yaitu
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri sebanyak 21 orang (70%). Dan responden
anggota populasi yang tidak dapat yang melakukan rangsangan puting susu
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, sebanyak 9 orang (30%).
2010:130). Rangsangan Puting susu adalah
a. Ibu Bersalin yang tidak mengalami menggosok, memijat atau melakukan
kontraksi lama di BPM Atik gerakan melingkar di daerah puting dengan
Ramadan Desa Patebon Kecamatan lembut yang diyakini bisa mendorong
Kejayan Kabupaten Pasuruan. terjadinya kontraksi awal. Rangsangan puting
b. Ibu Bersalin yang tidak mengalami susu dapat mempengaruhi hipofisis posterior
his Lemah di BPM Atik Ramadan untuk mengeluarkan oksitosin sehingga
Desa Patebon Kecamatan Kejayan terjadi kontraksi rahim. (Sarwono, 2006:78).
Kabupaten Pasuruan. Rangsangan Puting susu adalah salah satu
c. Tidak bersedia menjadi responden. cara yang banyak dianjurkan oleh pada
tenaga medis untuk Mempercepat Persalinan
3. Tehnik Sampling Normal. Hal ini juga disarankan untuk
menghilangkan perasaan deg-degan yang

9
sering dialami ibu hamil mendekati tanggal menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
perkiraan lahir (HPL). (Sarwono, 2006:79) mulai membuka dan tidak lama kemudian
Dari hasil penelitian didapatkan kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
sebagian besar responden tidak dilakukan his. Bila dasar panggul lebih berelaksasi,
rangsangan puting susu dikarenakan tidak kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan
ada indikasi janin atau indikasi ibu. dengan his dan kekuatan mengedan
Sedangkan yang dilakukan rangsangan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub
puting susu dikarenakan ada indikasi oksiput di bawah simfisis dan dahi, muka,
kehamilan dan janin. Rangsangan puting dan dagu melewati perineum. Setelah
susu merupakan bagian dari faktor power istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
(kekuatan, his dan mengejan) yang berguna mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada
untuk membantu mempercepat kontraksi primigravida kala II Disebut kala
persalinan. Dengan melakukan rangsangan pengeluaran, yaitu dimulai dari pembukaan
puting susu dapat mempengaruhi hipofisis servik 10 cm sampai anak lahir seluruhnya.
posterior untuk mengeluarkan oksitosin yang Menurut Manuaba (2010:174), bahwa
akan mempercepat kontraksi rahim. lama kala II persalinan dibagi menjadi :
Cepat yaitu primi membutuhkan waktu ≤ 50
Lama Kala II Persalinan menit dan multi ≤ 30 menit, Lambat yaitu
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui primi membutuhkan waktu ≥ 50 menit dan
bahwa sebagian besar lama kala II lambat multi ≥ 30 menit.
yaitu sebanyak 18 orang (60%). Dan lama Faktor yang mempengaruhi hasil
kala II cepat sebanyak 12 orang (40%). penelitian diatas ibu yang mengalami kala II
Lama Kala II merupakan proses cepat rata – rata membutuhkan waktu 15 – 40
persalinan yang dimulai dari pembukaan 10 menit untuk ibu primipara dan multipara,
cm sampai bayi lahir. Pada kala II his dikarenakan ibu menggunakan posisi
menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2 persalinan dengan benar dan cara meneran
sampai 3 menit sekali. Karena biasanya benar selain itu dilakukan rangsangan pusting
dalam hal ini kepala janin sudah masuk di susu bagi ibu yang mengalami indikasi,
ruang panggul, maka pada his dirasakan sedangkan pada ibu yang mengalami
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang perlambatan kala II, menurut hasil observasi
secara reflektoris menimbulkan rasa dari penelitian responden yang mengalami
mengedan. Wanita merasa pula tekanan perlambatan dalam kala II rata-rata ibu
kepada rektum dan hendak buang air besar. membutuhkan waktu ≥ 50 menit untuk
Kemudian perineum mulai menonjol dan prinmipara dan > 30 menit untuk multipara

10
disebabkan karena ibu menggunakan posisi di BPM Atik Ramadan Desa Patebon
yang salah saat inpartu, seringkali ibu Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
meneran sebelum adanya kontraksi atau Tahun 2015.
pembukaan lengkap, dan cara meneran ibu Rangsangan Puting susu adalah
yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan menggosok, memijat atau melakukan
faktor yang mempengaruhi proses persalinan gerakan melingkar di daerah puting dengan
yaitu, power, passage dan passangger serta lembut yang diyakini bisa mendorong
faktor psikologis ibu dan posisi ibu saat terjadinya kontraksi awal. Rangsangan puting
melahirkan. susu dapat mempengaruhi hipofisis posterior
untuk mengeluarkan oksitosin sehingga
Hubungan Rangsangan Puting Susu terjadi kontraksi rahim. (Sarwono, 2006:78).
dengan lama Kala II pada Ibu Bersalin Rangsangan Puting susu adalah salah satu
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui cara yang banyak dianjurkan oleh pada
bahwa sebagian besar responden tidak tenaga medis untuk mempercepat persalinan
melakukan rangsangan puting susu dan lama normal. Hal ini juga disarankan untuk
kala II Lambat sebanyak 16 orang (76,1%), menghilangkan perasaan deg-degan yang
responden dilakukan rangsangan puting susu sering dialami ibu hamil mendekati tanggal
dan lama kala lama kala II lambat sebanyak 2 perkiraan lahir (HPL). (Sarwono, 2006:79)
orang (22,2%). sebagian besar responden Lama Kala II merupakan proses
melakukan rangsangan puting susu dan lama persalinan yang dimulai dari pembukaan 10
kala II cepat sebanyak 7 orang (77,8%), cm sampai bayi lahir. Pada kala II his
responden tidak melakukan rangsangan menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2
puting susu dan lama kala II cepat sebanyak sampai 3 menit sekali. Karena biasanya
5 orang (23,9%). dalam hal ini kepala janin sudah masuk di
Untuk mengetahui Hubungan ruang panggul, maka pada his dirasakan
Rangsangan Puting Susu dengan Lama Kala tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
II pada Ibu Bersalin di BPM Atik Ramadan secara reflektoris menimbulkan rasa
Desa Patebon Kecamatan Kejayan mengedan. Wanita merasa pula tekanan
Kabupaten Pasuruan dilakukan uji analisa kepada rektum dan hendak buang air besar.
dengan menggunakan Uji Chi-Square, di Kemudian perineum mulai menonjol dan
dapatkan hasil X2 Hitung > X2 tabel = 7,63 menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
> 3,84 maka H0 ditolak dan H1 diterima mulai membuka dan tidak lama kemudian
artinya Ada Hubungan Rangsangan Puting kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
Susu dengan Lama Kala II pada Ibu Bersalin his. Bila dasar panggul lebih berelaksasi,

11
kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan dikarenakan ibu menggunakan posisi
dengan his dan kekuatan mengedan persalinan dengan benar dan cara meneran
maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub benar selain itu dilakukan rangsangan pusting
oksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, susu bagi ibu yang mengalami indikasi,
dan dagu melewati perineum. Setelah sedangkan pada ibu yang mengalami
istirahat sebentar, his mulai lagi untuk perlambatan kala II, menurut hasil observasi
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada dari penelitian responden yang mengalami
primigravida kala II Disebut kala perlambatan dalam kala II rata-rata ibu
pengeluaran, yaitu dimulai dari pembukaan membutuhkan waktu ≥ 50 menit untuk
servik 10 cm sampai anak lahir seluruhnya. prinmipara dan > 30 menit untuk multipara
Menurut Manuaba (2010:174), bahwa disebabkan karena ibu menggunakan posisi
lama kala II persalinan dibagi menjadi : yang salah saat inpartu, seringkali ibu
Cepat yaitu primi membutuhkan waktu ≤ 50 meneran sebelum adanya kontraksi atau
menit dan multi ≤ 30 menit, Lambat yaitu pembukaan lengkap, dan cara meneran ibu
primi membutuhkan waktu ≥ 50 menit dan yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan
multi ≥ 30 menit. faktor yang mempengaruhi proses persalinan
Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu, power, passage dan passangger serta
yaitu faktor internal (dalam) dan faktor faktor psikologis ibu dan posisi ibu saat
eksternal (luar). Faktor internal yang meliputi melahirkan.
: Power (kekuatan, his dan mengejan), Upaya yang dapat dilakukan oleh bidan
Passage (jalan lahir) berupa : bagian tulang dalam membantu proses persalinan normal
padat, dasar panggul, vagina dan introitus yaitu dengan membimbing ibu bersalin
vagina, dan Passenger (janin dan plasenta) dalam melakukan persalinan serta
berupa : ukuran kepala janin, presentasi, memberikan penyuluhan tentang persiapan
letak, sikap dan posisi janin sedangkan faktor yang dilakukan sebelum persalinan.
eksternal yaitu faktor psikologis dan posisi
ibu. Adapun Rangsangan Puting Susu KESIMPULAN
merupakan salah satu bagian dari Power Dari hasil penelitian yang telah
(kekuatan, his dan mengejan) yang berguna dilakukan tentang Hubungan Rangsangan
untuk membantu mempercepat kontraksi Puting Susu dengan Lama Kala II pada Ibu
persalinan. Bersalin di BPM Atik Ramadan Desa
Ibu yang mengalami kala II cepat rata Patebon Kecamatan Kejayan Kabupaten
– rata membutuhkan waktu 15 – 40 menit Pasuruan Tahun 2015 dapat di simpulkan :
untuk ibu primipara dan multipara,

12
1. Sebagian besar responden berusia 20 – 30 - Bobak, 2005. Keperawatan
tahun sebanyak 24 orang (80%), Maternirtas. Jakarta: EGC.
berpendidikan SD sebanayak 15 orang - Errol, 2006. Obstetri Dan Ginekologi.
(50%), sebagai ibu rumah tangga Jakarta: Sinar Harapan.
sebanyak 22 orang (73,3%) dan paritas - Effendi Nasrul (2007). Dasar-dasar
ibu primipara sebanyak 19 orang Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
(63,3%). EGC. Jakarta
2. Sebagian besar dari 30 responden tidak - Endjin Jumardi Judi, Dr. SpOG (2005).
dilakukan rangsangan puting susu yaitu Mempersiapkan Persalinan Sehat.
sebanyak 21 orang (70%). Puspa Swara. Jakarta
3. Sebagian besar dari 30 responden lama - Friedman, M, Marilyn (2008).
kala II lambat yaitu sebanyak 18 orang Keperawatan Keluarga Teori Praktek.
(60%). EGC. Jakarta
4. Ada Hubungan Rangsangan Puting Susu - Hanifah, 2006. Sinopsis Obstetri.
Dengan Lama Kalan II Pada Ibu Bersalin Jakarta: EGC.
di BPM Lina Kartika Sari Desa Patebon - Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010. Metode
Kecamatan kejayan Kabupaten Pasuruan. Penelitian Kebidanan dan Tehnik
Analisa Data. Jakarta : salemba Medika
- Klein, Susan, 2012. Bidan; Asuhan
Pada Kehamilan, Kelahiran &
SARAN Kesehatan Wanita. Jakarta: EGC.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah - Manuaba, 2010. Pengantar Kuliah
dilakukan, maka peneliti dapat memberikan Obstetri. Jakarta: EGC.
beberapa saran sebagai berikut: - Mochles, 2011. Melahirkan Tanpa
1. Disarankan agar digalakkan konseling Rasa Sakit. Jogyakarta: Buku Biru.
tentang persalinan kepada ibu bersalin. - Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian
2. Disarankan agar meningkatkan Kesehatan. Jakart
pelayanan persalinan dan memberikan - : Rineka Cipta.
penyuluhan tentang persalinan. - Nursalam, 2011. Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
- Barbara, 2011. Keperawatan Ibu-Bayi - Penny, 2013. Kehamilan, Melahirkan
Baru Lahir. Jakarta : EGC Dan Bayi. Jakarta: ARCAN.

13
- Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
- Rukiyah, 2009. Asuhan Kebidanan
Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
TIM
- Saiffudin, 2006. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba
Medika
- Saifuddin, dkk. 2009. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo. Jakarta
- Wijono, Wibisono, dr (2001). Standar
Pelayanan Kebidanan. Pengurus Pusat
Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta

14

You might also like