Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pekerja dan tentara tidak bersayap. Pasangan-pasangan kaki pendek, coxae
sangat berkembang, tarsusu terdiri atas empat sampai lima segmen, dengan
sepasang ungues .
3. Abdomen
Tersusun atas sebelas segmen. Sternum segmen abdomen pertama
mengecil. Sternum segmen abdomen kesebelas menjadi paraproct. Cercus
pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen.
2.3 Habitat
Dasar pembangunan sarang ini adalah adanya rangsangan yang
mungkin berupa pergerakan udara, bau, cahaya, temperatur dan sebagainya
yangberbeda/mengganggu keadaan normal dari lingkungan koloni. Pada
Zootermopsis dan Reticulitermes, rangsangan direspon dengan
menumpukkotoran dan memberikan alarm rayap lain, ini diikuti dengan
pembangunansarang. Kemudian akan timbul rangsangan kedua dan
seterusnya. Adanya rangsangan-rangsangan ini disebut stigmergie hypothesis
yaitu mekanismeperilaku membangun (Susanta, 2007)
Pembuatan sarang rayap tanah dimulai dari bawah membentuk
queenchamber yang berbentuk dome, kemudian sarang dikembangkan ke
atassecara berlapis-lapis mengikuti bentuk queen chamber (Prayogo, 2007).
Sistem struktur pada sarang rayap tanah pada dasarnya sarang tersusun
dari bulatan-bulatan yang memiliki dimensi dan bentuk yang tidak beraturan
(maksudnya bulatan itu tidaksempurna bulatnya) lebih menyerupai crispy
pada coklat (Putra, 1994).
3
4. Sebaiknya, sistem pembuangan air dibuat dengan baik agar air keluar
dengan lancar dan mudah dibersihkan.
5. Pergunakan papan lis talang dari kayu yang diawetkan. Bila kayu kaso dan
reng yang digunakan, sebaiknya dipoles dengan cat penolak air. Begitu
juga kayu-kayu yang digunakan untuk bagian bangunan haruslah yang
telah diawetkan dengan bahan anti rayap.
Sedangkan pengendalian rayap pasca-kontruksi sangat penting
dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat serangan
rayap pada bangunan gedung. Maka perlu dilakukan pengendalian dengan
cara sebagai berikut:
1. Melakukan survey sebagai langkah awal untuk mengetahui jenis rayap
yang akan dikendalikan. Setelah itu, dilakukan pengendalian anti rayap
pada area perlakuan berdasarkan data yang dikumpulkan melalui survey.
2. Termite control meliputi perlakuan terhadap rayap tanah dan rayap kayu
yang menyerang bangunan gedung atau rumah. Karena itu perlakuan
terhadap tanah dengan cara lantai tanah dibor untuk memasukan larutan
termitisida yang berdaya residual tinggi. Setelah dilakukan pengeboran,
lubang-lubang bekas pengeboran ditutup kembali dengan tanah yang telah
dicampur larutan termitisida.
3. Pondasi bangunan tidak dapat diabaikan dalam pengendalian rayap.
Karena pondasi menghubungkan dengan kayu bangunan. Sedangkan kayu
dapat terserang rayap tanah dan rayap kayu kering. Karena itu perlakukan
pada pondasi bangunan mendapat perhatian dalam pengendalian rayap,
dengan cara digali 40 cm dan disiram dengan larutan termitisida yang
berdaya residual tinggi. Setelah itu, lubang bekas galian ditutup kembali
dengan tanah yang telah diberi larutan termitisida yang sama. Agar mudah
pelaksanaannya, maka dilakukan dengan cara injector atau dengan alat
semprotan.
4. Pengendalian terhadap rayap dapat dilakukan dengan cara penyemprotan
(spraying). Biasanya penyemprotan dilakukan pada bagian permukaan
atap, kuda-kuda yang menghubungkan plafon dengan genteng.
5. Sistem umpan (baiting). Pemasangan umpan dilakukan dengan cara di
taruh di dalam tanah dan di atas tanah, yang tujuannya untuk
menghilangkan koloni rayap.
Semua tindakan (treatment) diatas sebaiknya diketahui oleh
masyarakat maupun pengerja konstruksi bangunan. Sehingga pengendalian
rayap dapat berjalan efektif dan hasilnya sesuai yang harapan.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapanun yang dapat diambil kesimpulan dari makalah Coptotermes
curvignathus (Rayap) hama perusak bangunan yaitu sebagai berikut :
1. Ciri-ciri yang dimiliki oleh Ordo Isoptera yaitu berupa Tubuh lunak,
Memiliki dua Sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang agak menebal
seperti kulit, Bersifat hemitabola, Memiliki dua pasang sayap tipis yang
tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen
yang ukuran lebih besar, merupakanserangga social. Isoptera mengalami
metamorfosis tidak sempurna, dengan Tipe mulut pengunyah, dan Cara
hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang
disebut polimorfisme. Sedangkan Pembagian tugas pada struktur hidupnya
berupa raja, ratu dan prajurit serta tentara. Contoh spesies : Helanithermis
sp. (rayap). Rayap mengalami 4 kasta.
2. Anatomi dari Tubuh Isoptera tersusun oleh Caput, Thorak dan abdormen
3. Siklus hidup dari Isoptera mengalami metamorfosis tidak sempurna berupa
telur, nimfa, dari nimfa akan menjadi (prajurit, pekerja dan nimfa fertile),
kemudian dari fertile akan menjadi Laron dan terlepas sayapnya,
mengalamai seleksi menjadi Kasta Reproduksi (Raja dan Ratu).
4. Diperlukan pencegahan sebelum dan sesudah mendirikan bangunan untuk
menghindari serangan rayap. Pengendalian rayap hingga saat ini masih
mengandalkan penggunaan insektisida kimia (termisida), yang dapat
diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu melalui penyemprotan, atau
pencampuran termisida dalam bentuk serbuk atau granula dengan tanah.
5
DAFTAR PUSTAKA