You are on page 1of 7

CONTINUING MEDICAL EDUCATION MIMS JPOG JUL/AUG 2016 145

Hipotermia Terapeutik 2 SKP

untuk Ensefalopati Hipoksik


Iskemik pada Neonatus
Vijayendra R Baral MBBS CCT FRCPCH; Daisy Chan, MBBS, M Med (Paediatrics), FAMS

PENGANTAR

Asfiksia perinatal mengacu pada suatu


gangguan kritis dalam perfusi dan
penghantaran oksigen ke janin, paling
banyak terjadi pada atau sekitar saat
kelahiran. Hasil iskemia menyebabkan
hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis
metabolik. Kondisi tersebut mungkin
reversibel jika serangan asfiksia
dapat dihentikan, namun demikian
gangguan yang terus-menerus dapat
mengakibatkan disfungsi multi-sistem,
gangguan pada organ akhir dan
mungkin terjadi kerusakan organ.
Asfiksia perinatal adalah penyebab
kematian neonatal urutan ketiga di
seluruh dunia (23 %) setelah infeksi
(36 %) dan kelahiran prematur (28 %),
seperti dapat dilihat pada Gambar 1.1

Ensefalopati hipoksik iskemik (EHI)


adalah gejala sisa neurologis dari
asfiksia dan mengakibatkan suatu
kondisi sensorium yang berubah serta Asfiksia perinatal adalah penyebab kematian neonatal urutan ketiga di seluruh dunia.
kelainan pada tonus otot dengan
atau tanpa kejang. EHI merupakan
penyebab utama kematian perinatal dibahas mengenai karakteristik sindrom (misalnya 229 per 1.000 kelahiran hidup
dan morbiditas neurologis. Keadaan neurologis yang menyertai kejadian di Tanzania).2
ini mungkin diakibatkan oleh serangan akut intra-partum yang menyebabkan
asfiksia akut sedang sampai berat yang hipoksia-iskemia pada bayi cukup bulan Ensefalopati neonatal (EN) mengacu
terjadi pada atau sekitar waktu kelahiran atau mendekati cukup bulan. kepada suatu ensefalopati yang tidak
atau suatu kejadian acute-on-chonic terkait dengan hipoksia-iskemia pada
yang telah berlangsung lama pada EHI terus berkembang menjadi atau sekitar waktu kelahiran. Contohnya
kehamilan. Pada kasus yang jarang masalah di sebagian besar negara maju yang khas yaitu ensefalopati sekunder
terjadi, cedera asfiksia dapat menyertai (misalnya di Inggris, dimana insidens akibat gangguan metabolisme bawaan,
kelahiran ketika bayi baru berusia yang dilaporkan adalah sebesar 0,5-1,0 hipoglikemia, atau septikemia.
beberapa jam (misalnya: kejadian akut per 1.000 kelahiran hidup)3, sementara
yang mengancam kehidupan bayi di negara-negara yang sedang ber- Penderita EHI sedang sampai berat
pasca kelahiran). Pada artikel ini akan kembang insidens EHI tetap tinggi yang selamat (tetap hidup) seringkali

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 145 7/19/2016 10:51:36 AM


146 MIMS JPOG JUL/AUG 2016 CONTINUING MEDICAL EDUCATION

mengalami kelumpuhan otak sehingga


memerlukan dukungan kehidupan se-
umur hidup dengan konsekuensi sosial
dan finansial.4 Mereka seringkali dalam
sorotan publik karena alasan litigasi
dengan potensi risiko untuk pembayaran
hukum substansial, khususnya di mana
kelalaian dinilai telah berkontribusi
terhadap cedera saraf yang terjadi.5
Perbaikan kualitas perawatan antenatal
dengan identifikasi persalinan berisiko
tinggi, pemantauan ketat ibu dan janin
selama persalinan, dan neuroproteksi
hipotermik dengan perawatan neonatal
suportif berpotensi mengurangi beban
asfiksia perinatal dan ensefalopati
hipoksik iskemik di seluruh dunia.

Penyebab Asfiksia Perinatal


Asfiksia perinatal dapat diakibatkan
oleh kejadian akut (seperti perdarahan
antepartum katastrofik mendadak
yang secara kritis berdampak terhadap
Gambar 1. Penyebab Kematian Neonatal di Seluruh Dunia (Diadaptasi dari Lawn et al)1
penghantaran oksigen ke janin) atau
kejadian kronis yang mendahului
suatu asfiksia akut (seperti kondisi
Tabel 1. Etiologi Asfiksia Perinatal kesehatan ibu yang buruk dan hambatan
pertumbuhan janin yang mencapai
puncaknya pada kondisi gawat janin dan
Faktor Ibu Hipotensi sindroma aspirasi mekonium).6 Tabel
Hipoksia 1 berisi faktor-faktor penyebab asfiksia
perinatal yang meliputi faktor ibu, tali
Anemia
pusat, plasenta dan neonatus.
Presentasi non-sefalik
Obat-obatan Patofisiologi Asfiksia Perinatal
Kesehatan ibu yang buruk dan EHI
Kurangnya pengawasan antenatal yang efektif Pemahaman patofisiologi cedera otak
Faktor Tali Pusat Kehamilan lewat bulan (post dates) asfiksial terutama muncul dari studi
Prolaps tali pusat yang dilakukan pada model hewan yang
Oklusi mengalami asfiksia-hipoksia.7,8 Pada
otak, asfiksia dan cedera saraf primer
Faktor Plasenta Abrupsi plasenta akibat hipoksia-iskemia ditandai dengan
Vaskulitis deplesi energi intraseluler dan disfungsi
membran sel dengan penglepasan neu-
Faktor Neonatus Septikemia
rotransmiter perangsang dan hilangnya
Makrosomia auto-regulasi serebral. Aliran darah
Distosia bahu dialihkan dari sirkulasi gastrointestinal,
Anomali kromosom ginjal dan hati untuk melindungi sirkulasi
Hipotonia serebral, koroner dan adrenal yang lebih
rentan (Tabel 2).
Sindroma aspirasi mekonium

Fase cedera neuronal primer ini bersifat


reversibel sampai pada titik tertentu.

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 146 7/19/2016 10:51:37 AM


CONTINUING MEDICAL EDUCATION MIMS JPOG JUL/AUG 2016 147

Resusitasi yang segera dan efektif


dapat menyeimbangkan kembali dan Tabel 2. Efek Sistemik dari Asfiksia Perinatal16
memulihkan aliran darah yang normal
ke otak. Namun demikian, asfiksia yang
sedang berlangsung akan mengakibatkan SSP Ensefalopati hipoksik iskemik
penurunan curah jantung pada miokar-
Respirasi PPHN
dium dan penurunan terminal pada perfusi
serebral. Aspirasi mekonium

SKV Iskemia miokardium


Resusitasi dan pemulihan perfusi me- Gangguan kontraksi jantung
nyebabkan reperfusi di bagian yang ce- Hipotensi
dera dan penglepasan metabolit oksigen
toksik yang menyebabkan apoptosis Ginjal Nekrosis tubular akut
seluler, nekrosis sel, penurunan energi dan Gagal ginjal akut
cedera neuronal sekunder (Gambar 2).9,10 SIADH

Keparahan dan Pola Cedera Hati Transaminitis


Otak Koagulopati

Pada tahun 1976 Sarnat dan Sarnat Metabolik Asidosis laktat


mengusulkan suatu sistim gradasi Hipoglikemia
keparahan ensefalopati berdasarkan Gastrointestinal Dismotilitas usus
pemeriksaan neurologis dan ada atau
Enterokolitis nekrotikans
tidak adanya kejang.11 Sistem penilaian
ini telah diubah dari waktu ke waktu,
tetapi prinsip-prinsipnya tetap sama
(Tabel 3).12 Bayi baru lahir dengan EHI
mungkin menjadi hyper-alert dengan
mengalami perubahan tonus tubuh dan
refleks isap yang buruk (tahap 1) atau
berlanjut mengalami sindrom lengkap
stupor, flasiditas dan kejang (tahap 3).
Tingkat keparahan ensefalopati dinilai
sebagai suatu panduan yang bermanfaat
ketika membuat keputusan mengenai
terapi dan prognosisnya.

Pola cedera otak pada EHI terutama


tergantung pada waktu terjadinya as-
fiksia seperti yang ditunjukkan secara
historis oleh Myers pada model binatang
dan sekarang dibuktikan dengan Pen-
citraan Resonansi Magnetik.13,14 Suatu
asfiksia subtotal akut mengakibatkan
berkurangnya perfusi ke ganglia basal, Gambar 2. Patofisiologi Cedera Neuronal pada Asfiksia (Diadaptasi dari Gunn dan
Thoresen)10
talamus dan batang otak sedangkan
serangan asfiksia yang lebih kronik
menimbulkan edema serebri dan pola saraf bukanlah merupakan hal baru. dan tidak mendapat keistimewaan untuk
cedera iskemik yang lebih difus di hemisfer Salah seorang pendukung awalnya memperoleh kehangatan api unggun
serebri, ganglia basal dan serebelum.15 adalah Dominique Larrey, seorang seperti atasan mereka.17 Westin dan
jenderal dan dokter bedah Napoleon kawan-kawan melaporkan adanya
Hipotermia Terapeutik (HT) yang secara paradoks melaporkan perbaikan hasil neurologis - pada bayi
Konsep penggunaan suhu dingin adanya perbaikan pada para tentara baru lahir yang mengalami apneu -
sebagai agen terapi untuk pelindungan yang cedera dan terpapar suhu dingin setelah direndam dalam air dingin sampai

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 147 7/19/2016 10:51:37 AM


148 MIMS JPOG JUL/AUG 2016 CONTINUING MEDICAL EDUCATION

bayi didinginkan selama 48 sampai 72


Tabel 3. Tingkat keparahan EHI12 jam dan setelah itu dihangatkan kembali.

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Pada studi Cool Cap,27 bayi cukup
bulan (dalam waktu enam jam setelah
Iritabilitas/terlalu waspada Letargi Koma kelahiran) dengan EHI sedang sampai
Hipotonia ringan Kelainan yang nyata Hipotonia berat berat yang didukung oleh bukti cedera
pada tonus otak melalui pemeriksaan EEG amplitudo
Daya hisap buruk Memerlukan selang Kegagalan untuk terpadu (aEEG), secara acak ditunjuk
penghantar makanan mempertahankan untuk mendapatkan pengobatan
respirasi spontan pendinginan kepala selama 72 jam atau
normotermia. Hasil utamanya adalah
Tidak kejang Kejang Kejang berkepanjangan
kematian atau cacat berat pada 18 bulan.
Pada 218 bayi, 73/110 (66 %) yang
dialokasikan perawatan konvensional
timbulnya pernapasan spontan.18 Akan perangsang dan sitokin pro-inflamasi dan normotermia serta 59/108 (55 %)
tetapi, perhatian terhadap neuroproteksi serta mengubah aktivitas reseptor dengan pendinginan kepala, meninggal
hipotermik memudar ketika Silverman glutamat dalam sel otak. Selain itu, HT atau memiliki cacat berat pada 18 bulan
dkk melaporkan hasil yang merugikan juga meredam ambang batas untuk (odds ratio [OR], 0,61, CI 95%, 0,34-
pada bayi prematur yang ditempatkan kejang listrik pada EHI dan kombinasi 1,09; p = 0,1). Setelah penyesuaian
dalam inkubator bertemperatur 28,9oC dari efek-efek ini semua mencegah tingkat keparahan dari perubahan aEEG
(84oF) dibandingkan dengan kelompok perkembangan cedera sel primer dengan model regresi logistik, rasio
kontrol yang dirawat pada temperatur menjadi sekunder.23,24 odds untuk pengobatan hipotermia
31,7oC (89oF).19 adalah 0,57 (0,32-1,01 ; p = 0,05). Tidak
Beberapa jam pertama setelah cedera ada perbedaan yang tercatat dalam
Bukti yang diperoleh dari model asfiksia asfiksia akut merupakan periode kritis frekuensi komplikasi yang secara klinis
pada hewan dan laporan kasus dari untuk menentukan perkembangan penting. Analisis subkelompok yang
manusia yang terjatuh ke danau es cedera otak dari tahap primer ke fase telah ditetapkan menyarankan bahwa
dan mengalami hipotermia berat tetapi sekunder yang ireversibel. Model pendinginan kepala kurang bermanfaat
berhasil diresusitasi dengan hasil hewan menyarankan bahwa bila HT untuk bayi dengan perubahan aEEG
neurologis yang baik20 menimbulkan dimulai pada periode jendela kritis, yang paling parah (p = 0,009).
minat baru pada hipotermia terapeutik dapat mencegah terjadinya cedera otak
untuk pelindungan saraf pada EHI. ireversibel.25,26 Eicher dkk 28 memilih secara acak bayi
usia > 35 minggu dengan EHI sedang
sampai berat (berdasarkan kriteria yang
sama dengan studi Cool Cap tapi tanpa
“Beberapa jam pertama setelah cedera asfiksia komponen aEEG pada peserta studi) 48
akut merupakan periode kritis untuk menentukan jam normotermia atau hipotermia seluruh
perkembangan cedera otak” tubuh menggunakan selimut pendingin.
Dari 65 bayi, 10/32 bayi dengan
hipotermia meninggal (31 %). Sebagai
Penelitian dari studi hipotermia pada Bukti untuk Manfaat HT perbandingan, 14 bayi dari kelompok
orang dewasa dengan cedera kepala21 kontrol normotermik (42 %) meninggal.
Meningkatnya bukti dari model hewan Kematian atau hasil perkembangan saraf
dan serangan jantung memberikan bukti
menyebabkan dilakukannya studi yang merugikan pada 12 bulan studi
lebih lanjut dari kegunaan metode ini
percontohan HT pada bayi baru lahir lebih rendah pada kelompok hipotermia
dan pemeriksaan ulang penggunaannya
yang mengalami asfiksia dengan EHI (52 %) dibandingkan kelompok
pada bayi baru lahir.22
tingkat sedang sampai berat. Meskipun normotermia (84 %) (p = 0,019).
ada perbedaan dalam protokol studi
Cara Kerja
pada studi-studi percontohan tersebut NICHD mendanai studi hipotermia
HT memodulasi inflamasi dengan (dalam hal perangkat pendingin, target seluruh tubuh oleh Shankaran dkk29
menurunkan metabolisme sel untuk suhu, dan kriteria awal penelitian), yang secara acak memilih 239 bayi ≥
mempertahankan ATP seluler. Hal ini populasi sasarannya adalah sama (bayi 36 minggu untuk hipotermia seluruh
menghambat produksi asam amino cukup bulan dengan EHI) dan semua tubuh pada 33,5oC atau normotermia

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 148 7/19/2016 10:51:38 AM


CONTINUING MEDICAL EDUCATION MIMS JPOG JUL/AUG 2016 149

selama 72 jam diikuti penghangatan


kembali secara bertahap. Seperti pada Tabel 4. Klasifikasi Ensefalopati (Berdasarkan Kriteria TOBY)31
studi Eicher, peserta studi didasarkan
pada penampilan fisiologis, biokimia dan
klinis dari EHI sedang-berat dan aEEG Parameter Ensefalopati Sedang Ensefalopati Berat
tidak dipakai untuk penerimaan. Hasil
Kesadaran Respons berkurang Respons tidak ada
data primer (kematian atau disabilitas
saraf pada 18 sampai 22 bulan) Aktivitas Menurun jika kejang Tidak ada aktivitas atau kejang
menyokong kelompok hipotermia (44%) Postur Fleksi distal Ekstensi
dibandingkan kelompok normotermia
(62%) (p = 0,01). Tonus Hipotonia ekstensor Flaksid
Daya hisap Lemah Tidak ada
Studi The Total Body Hypothermia for
Neonatal Encephalopathy (TOBY)30 Refleks Moro Tidak lengkap Tidak ada
mengikuti studi Cool Cap di tahun 2009 Pupil Konstriksi Dilatasi atau tidak reaktif
di mana bayi yang lahir > 36 minggu
dipilih secara acak untuk menjalani Detak jantung Bradikardi Detak jantung menetap
normotermia atau hipotermia seluruh Pernapasan Takipneu/periodik Apneu
tubuh (33,5°C) selama 72 jam diikuti
oleh penghangatan kembali. Serupa
studi Cool Cap sebelumnya dan berbeda
dengan Eicher dan Shankaran, fisiologis, dengan usia kehamilan ≥ 36.0 minggu jam masih terus diselidiki oleh studi
klinis dan kelainan aEEG digunakan pada yang memiliki setidaknya satu dari penelitian yang sedang berlangsung.33
studi entry point dan hasil perkembangan faktor-faktor berikut ini: skor Apgar ≤
saraf dinilai pada 18 bulan. Sebanyak total 5 pada 10 menit setelah kelahiran atau Ketiga, dokter harus menyadari adanya
325 bayi dilibatkan dalam studi tersebut memerlukan resusitasi berkelanjutan kondisi fisiologis yang dapat diperburuk
(163 hipotermia vs 162 normotermia). termasuk intubasi atau ventilasi dengan oleh hipotermia (seperti hipertensi
Ditemukan bahwa 74 bayi meninggal sungkup wajah pada 10 menit setelah pulmonal dan koagulopati). Namun
atau memiliki cacat berat di kelompok lahir atau asidosis (pH ≤ 7.00 atau defisit demikian, kondisi ini merupakan
hipotermik dibandingkan dengan 86 basa ≥ 16 mmol/ l dalam waktu 60 menit kontraindikasi mutlak dan tim medis
bayi di kelompok normotermik. Bayi dari kelahiran), menjalani penilaian untuk yang merawat bayi tersebut harus
di kelompok hipotermia memiliki mengetahui ada tidaknya ensefalopati menentukan besarnya manfaat
peningkatan tingkat kelangsungan hidup sedang hingga berat sebagaimana yang relatif sebelum membuat keputusan
tanpa kelainan neurologis (risiko relatif didefinisikan dalam Tabel 4.31 penatalaksanaannya.
[RR], 1,57, CI 95 %, 1,16-2,12; p = 0,003).
Haruskah semua bayi baru lahir Keempat, masih dipertanyakannya
Kelayakan untuk HT dengan asfiksia menerima HT ? manfaat HT pada bayi-bayi dengan
kondisi dan/atau kelainan kongenital
Bayi baru lahir yang lahir cukup bulan Pendinginan tidak mungkin memberikan
mayor di mana prognosisnya, terlepas
atau mendekati cukup bulan memenuhi manfaat bagi bayi prematur dengan
dari kondisi iskemik hipoksik yang
syarat untuk menjalani HT jika mereka usia kehamilan ≤ 36 minggu meskipun
terjadi, kemungkinan menjadi buruk.
lahir dalam kondisi buruk dengan metode ini dapat dipertimbangkan
Demikian pula, dokter juga harus berhati-
asfiksia perinatal. Kondisi ini harus berdasarkan kasus-per-kasus jika
hati dalam mempertimbangkan terapi
didukung oleh parameter fisiologis, ada cukup alasan untuk percaya
yang dilakukan, meskipun sesudah
biokimia dan klinis asfiksia, dengan bahwa pengabaian asfiksia akut akan
diberikan resusitasi efektif selama lebih
atau tanpa kelainan neurofisiologis pada mengakibatkan kondisi yang buruk pada
dari 10 menit, bayi tidak menunjukkan
elektro-ensefalogram amplitudo terpadu bayi saat lahir (misalnya perdarahan
adanya denyut jantung atau tanda-tanda
(aEEG). antepartum akut).32
kehidupan.34
Kelainan pada aEEG mungkin Kedua, HT harus dikerjakan sedini
Praktek HT
berguna tetapi bukan merupakan mungkin untuk memperoleh manfaat
kriteria yang esensial ketika membuat terapeutik maksimal meskipun manfaat Setelah lahir, bayi yang baru lahir
keputusan mengenai kesesuaian untuk perlindungan neural pada bayi baru biasanya dirawat dalam suhu 36,5-37°C.
dilakukannya terapi hipotermia. Bayi lahir yang usianya lebih tua dari enam Sebaliknya bayi yang mendapatkan

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 149 7/19/2016 10:51:38 AM


150 MIMS JPOG JUL/AUG 2016 CONTINUING MEDICAL EDUCATION

bijaksana selama hipotermia yang


mungkin akan menyebabkan rasa nyeri
dan tidak nyaman. Setelah periode
pendinginan, bayi dihangatkan kembali
secara perlahan ke normotermia
(suhu 36,5 sampai 37oC) selama 12
jam sementara perawatan pendukung
diteruskan.38 Pada saat menyelesaikan
periode penghangatan kembali,
bayi perlu menjalani pemeriksaan
pencitraan resonansi magnetis otak
guna menentukan luasnya cedera
otak (jika ada) dan memperkirakan
hasil neurologis. Setelah keluar dari
rumah sakit, bayi yang menjalani HT
memerlukan pengawasan yang ketat
terhadap kemungkinan terjadinya
masalah perkembangan saraf di
kemudian hari.

Bukan merupakan tindakan yang lazim


untuk memberi makan bayi baru lahir
yang mengalami hipotermia agar tidak
memberikan stres tambahan pada
Bayi baru lahir yang mengalami asfiksia seringkali memerlukan resusitasi kardio-pulmonal, usus iskemik mereka yang terganggu,
dilanjutkan dengan perawatan di unit perawatan intensif neonatal. meskipun beberapa rumah sakit
sedang menjajaki kelayakan pemberian
makanan dalam porsi kecil (20 ml/kg/
HT dirawat pada suhu 33,5oC air dingin atau memberikan kompres es
hari) pada bayi-bayi tersebut selama
(temperatur pusat tubuh) selama 72 merupakan mutlak dikontraindikasikan
durasi hipotermia.39
jam. Temperatur ini dicapai dengan karena tindakan ini dapat menimbulkan
cara membungkus kepala atau seluruh konsekuensi yang merugikan seperti
tubuh dengan selimut pendingin atau nekrosis lemak subkutan dan cedera
Dukungan dari Orang tua dan
menempatkan bayi di atas matras dingin di kulit.37
Keluarga
pendingin yang di dalamnya mengalir Pengalaman melahirkan bayi cukup
air dingin.31 Kemajuan teknologi saat ini Suhu tubuh harus dipertahankan bulan dan tumbuh baik dalam suatu
memungkinkan peralatan-peralatan ini dengan ketat dan dicatat, dan fluktuasi/ kondisi buruk yang tak diharapkan
melakukan pengaturan secara otomatis gejolak perubahan suhu yang besar sehingga memerlukan terapi hipotermia,
untuk mencapai temperatur yang harus dihindari. Perawatan intensif memberikan suatu tantangan besar bagi
ditetapkan (servo-controlled). suportif disediakan dan ventilasi serta orang tua dan keluarga. Bayi baru lahir
dengan asfiksia seringkali memerlukan
resusitasi kardio-pulmonal, diikuti oleh
“Kejang yang terjadi harus segera ditangani dan perawatan di unit perawatan intensif
direkomendasikan bahwa analgesik diberikan neonatus. Ada keterbatasan kontak fisik
dengan orang tua ketika bayi sedang
secara bijaksana” menjalani terapi hipotermia. Orang tua
akan terkejut, bingung dan trauma,
Pada keadaan yang buruk, studi tekanan darah didukung seperlunya, dan mungkin tidak memahami situasi
percontohan dengan menggunakan sebagai upaya tambahan terhadap sepenuhnya. Orang tua seringkali
teknologi berbiaya rendah tampaknya penatalaksanaan hidrasi intravena, menyoroti kurangnya komunikasi
layak untuk dilakukan guna dukungan nutrisi, dan pemantauan fungsi sebagai faktor yang turut berkontribusi
memungkinkan dilangsungkannya ginjal dan hati. Kejang yang terjadi harus menambah kecemasan mereka dalam
terapi hipotermia.35,36 Namun, praktek- segera ditangani dan direkomendasikan hal persepsi mengenai perawatan
praktek seperti merendam bayi dalam bahwa analgesik diberikan secara sekitar HT.40 Dengan demikian, harus

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 150 7/19/2016 10:51:39 AM


CONTINUING MEDICAL EDUCATION MIMS JPOG JUL/AUG 2016 151

ada komunikasi yang teratur antara


orang tua dan tim medis/keperawatan Poin-Poin Penting
dan dukungan hendaknya diberikan
terhadap orang tua. • Asfiksia perinatal merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas neonatus.
• Gejala sisa (sekuele) neurologis dari asfiksia adalah EHI.
Apa Tindakan Selanjutnya untuk
Melindungi Otak Neonatus yang • HT, jika diberikan sejak awal, dapat mengurangi risiko kematian atau disabilitas
Mengalami Asfiksia? perkembangan saraf mulai dari EHI sedang sampai berat.

HT secara signifikan mengurangi angka


kematian sekaligus angka kecacatan
saraf yang berat pada bulan ke-18 “terapi add-on” yang dapat memperbaiki Tentang Penulis
dan merupakan perawatan standar kelangsungan hidup dan hasil
untuk semua bayi dengan EHI sedang Dr Vijayendra R Baral adalah Konsultan
neurologis lebih lanjut. Saat ini sedang
di Departemen Neonatal dan Kedokteran
- berat. Akan tetapi, analisis dari tiga dilakukan penelitian terhadap gas
Perkembangan, Singapore General Hospital,
percobaan utama menunjukkan bahwa xenon, farmakoterapi dengan berbagai Singapura. Guru Besar Tamu Daisy Chan
178 dari 381 bayi yang menjalani obat-obatan seperti Erythropoietin, adalah Kepala Bagian dan Konsultan Senior
pendinginan meninggal atau mengalami Melatonin dan Topiramat.42 Beban di Departemen Neonatal dan Kedokteran
disabilitas mayor pada bulan ke-18 maksimal dari asfiksia adalah pada latar Perkembangan, Singapore General Hospital,
(dibandingkan dengan hasil sebesar belakang yang buruk dan penggunaan Singapura.
223 dari 386 bayi yang tidak menjalani teknologi sederhana untuk memberikan
proses pendinginan).41 Oleh karena hipotermia yang aman dan efektif di
itu, penelitian dilakukan untuk mencari negara-negara ini sedang diteliti.35, 36

DAFTAR PUSTAKA Dev. 1985;11(1):21-26. 24. Gunn AJ, Bennet L, Gunning MI, Gluckman executive summary of the National Institute
1. Lawn JE, Cousens S, Zupan J.4 million 13. Myers RE. Two patterns of brain damage PD, Gunn TR.Cerebral hypothermia is not of Child Health and Human Development
neonatal deaths: When? Where? Why? The and their conditions of occurrence. Am J neuroprotective when started after post workshop.Higgins RD, Raju TN, Perlman J et
Lancet 2005;365:891-900. Obstet Gynecol. 1972;112(2):246–276. ischemic seizures in fetal sheep. Pediatr Res. al: J Pediatr. 2006;148(2):170-175.
2. Kinoti SN. Asphyxia of the newborn in east 14. Rutherford M, Ward P, Allsop J, 1999.46:274–280. 34. Harrington DJ, Redman CW, Moulden M, et
central and southern Africa. East African Malamatentiou C, Counsell S.Magnetic 25. Thoresen M,Tooley J, Liu X et al Time Is al.The long-term outcome in surviving infants
Medical Journal 1993;70:422-433. resonance imaging in neonatal Brain: Starting Therapeutic Hypothermia with Apgar zero at 10 minutes: a systematic
3. Marlow N, Budge H. Prevalence, causes, encephalopathy. Early Hum Dev. within Three Hours after Birth Improves review of the literature and hospital-based
and outcome at 2 years of age of newborn 2005;81(1):13–25. Motor Outcome in Asphyxiated Newborns cohort. Am J Obstet Gynecol 2007;196:463.
encephalopathy. Arch Dis Child Fetal 15. BarkovichAJ, Westmark K, Partridge Neonatology 2013;104:228–233. 35. Wilkinson DJTS, Robertson NJ: Ethical
Neonatal Ed 2005;90:F193–194. C, et al. Perinatal asphyxia: MR fi ndings in 26. Gunn AJ, Gunn TR, de Haan HH, Williams and practical issues relating to the global
4. Kruse M, Michelsen SI, Flachs EM et al. the fi rst 10 days. AJNR Am J Neuroradiol1 CE, Gluckman PD: Dramatic neuronal rescue use of therapeutic hypothermia for perinatal
Lifetime costs of cerebral palsy. Dev Med 995;16:427–438. with prolonged selective head cooling
asphyxial encephalopathy. Arch Dis Child
Child Neurol. 2009 Aug;51(8):622-628. 16. P Shah, S Riphagen, J Beyene, M Perlman after ischemia in fetal lambs. J Clin Invest
Fetal Neonatal Ed 2011, 96:F75-78.
5. Damages awarded over ‘slow birth’. Multiorgan dysfunction in infants with post- 1997;99:248–256.
36. Thayyil S, Ayer M, Guhan B et al.Whole
Available at http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_ asphyxial hypoxic-ischaemic encephalopathy 27. Gluckman PD, Wyatt JS, Azzopardi D, et
Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2004;89:F152– al. Selective head cooling with mild systemic body cooling using phase changing material in
news/england/london/ 4758699.stm.
F155. hypothermia after neonatal encephalopathy: neonatal encephalopathy: A pilot randomised
6. Hankins, GDV, Speer, M. Defi ning the
pathogenesis and pathophysiology of 17. Larrey IJ. In: Memoirs of military service multicentre randomised trial. Lancet control trial. EPAS:43506 2010.
neonatal encephalopathy and cerebral and campaigns of the French armies. . 2005;365:663–670. 37. Strohm B1, Hobson A, Brocklehurst P,
palsy. Obstetrics & Gynecology,2003, Baltimore: Cushing,1814.(Vol.2)pp 156–164. 28. Either DJ, Wagner CL, Katikaneni LP, Subcutaneous fat necrosis after moderate
Vol.102(3),pp.628-636. 18. Miller JA, Jr., Miller FS, Westin B. Hulsey TC, Bass WT, Kaufman DA, et therapeutic hypothermia in neonates.
7. Vannucci RC, Towfi ghi J, Vannucci SJ. Hypothermia in the Treatment of Asphyxia al. Moderate hypothermia in neonatal Pediatrics. 2011;128(2) e450-e452.
Secondary energy failure after cerebral Neonatorum. 1964, Biol Neonat 20:148–63. encephalopathy: Effi cacy outcomes. Pediatr 38. Therapeutic hypothermia for neonatal
hypoxia-ischemia in the immature rat. J Cereb 19. Silverman WA, Fertig JW, Berger AP. The Neurol 32:11–7,2005. encephalopathy; Curr Treat Options Neurol.
Blood Flow Metab 2004;24:1090 –1097. infl uence of the thermal environment upon 29. Shankaran S, Laptook AR, Ehrenkranz RA, 2012;14(6):608-619.
8. Bagenholm R, Nilsson UA, Gotborg CW, the survival of newly born premature infants. et al. Whole-body hypothermia for neonates 39. Thyagarajan B, Tillqvist E, Baral V et al.
Kjellmer I. Free radicals are formed in the 1958;Pediatrics 22:876–86. with hypoxic–ischemic encephalopathy. N Minimal enteral nutrition during neonatal
brain of fetal sheep during reperfusion after 20. Martin DS. From an icy slope, a medical Engl J Med 2005;353:1574–1584. hypothermia treatment for perinatal hypoxic-
cerebral ischemia. Pediatr Res 43:271– miracle emerges. Available at http://edition. 30. Azzopardi D, Strohm B, Edwards AD, et ischaemic encephalopathy is safe and
275,1998. cnn.com/2009/HEALTH/10/12/cheating. death. al. Moderate hypothermia to treat perinatal feasible. Acta Paediatr. 2015;104(2):146-151.
9. Edwards AD, Yue X, Cox P, Hope PL, bagenholm/index.html. asphyxial encephalopathy. N Engl J Med 40. Gunda R, Thyagarajan, Baral V et
Azzopardi DV, Squier MV, et al. Apoptosis 21. Hartung, J. Head injury and therapeutic 2009;361:1349–1358.
al. Parental perceptions of Therapeutic
in the brains of infants suffering intrauterine Hypothermia; Journal of neurosurgery, 1994, 31. Whole body hypothermia for the treatment
Hypothermia for Hypoxic Ischaemic
cerebral injury. Pediatr Res 42:684–689,1997. Vol.80(4), pp.776. of perinatal asphyxia encephalopathy Study
Encephalopathy. The Neonatal Society 2013.
10. Gunn A J, Thoresen M. Hypothermic 22. Hypothermia after Cardiac Arrest Study protocol. National Perinatal Epidemiology Unit
Group. Mild therapeutic hypothermia to 2006. https://www.npeu.ox.ac. uk/downloads/ http://www.neonatalsociety.ac.uk/abstracts/
Neuroprotection. NeuroRX, 2006;3(2): 154-169.
11. Sarnat HB, Sarnat MS. Neonatal improve the neurologic outcome after cardiac fi les/toby/TOBY-Protocol.pdf. gundar_2013_hypothermiaparents.shtml.
encephalopathy arrest. N Engl J Med 2002;346:549-556. 32. Treatment Of Asphyxiated Newborns With 41. Jacobs SE, Berg M, Hunt R et al. Cooling
following fetal distress. A clinical and 23. Thoresen M, Penrice J, Lorek A, Cady Moderate Hypothermia In Routine Clinical for newborns with hypoxic ischaemic
electroencephalographic study. EB, Wylezinska M, Kirkbride V, et al. Mild Practice: How Cooling Is Managed In The UK encephalopathy; Cochrane Database Syst
Arch Neurol 1976;33:696–705. hypothermia after severe transient hypoxia Outside A Clinical Trial. Azzopardi D, Strohm Rev.Jan 2013.
12. Levene ML, Kornberg J, Williams TH. The ischemia ameliorates delayed cerebral B, Edwards AD, et al: Arch Dis Child Fetal 42. Levene ML. Cooling treatment for birth
incidence and severity of post-asphyxial energy failure in the newborn piglet. Pediatr Neonatal Ed Dec 2009;94(4):F260-264. asphyxia, but what’s next? Arch Dis Child Fetal
encephalopathy in full-term infants Early Hum Res 1995.37:667–670. 33. Hypothermia and perinatal asphyxia: Neonatal Ed May 2010 Vol 95 No 3.

JPOG-CME_Jul-Aug'16.indd 151 7/19/2016 10:51:39 AM

You might also like