You are on page 1of 7

\

RESUME
SUMBERDAYA ALAM DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Wilayah
Tambang Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :
Burhan Hamdani (10070113024)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1438 H / 2016 M
RESUME
SUMBERDAYA ALAM DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam secara umum adalah suatu endapan yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata (dilakukan penambangan). Sumberdaya alam
tersebut dengan keyakinan geologi tertentu dapat meningkat menjadi cadangan
setelah dilakukannya studi kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak
tambang yang mencakup aspek bentuk sebaran, kualitas, kuantitas, ekonomis,
teknis hokum, lingkungan dan sosial.
Pengelolaan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan nasional yang
berwawasan lingkungan, bertujuan untuk mencegah tejadinya kerusakan
sumberdaya dukung lingkungan sehingga pembangunan nasional yang
berkelanjutan dapat dilakdanakan. Pelaksanaan pembangunan, baik sektoral
maupun daerah perlu dilakukan dengan efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan.
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan daerah adalah memfungsikan
penataaan ruang sebagai acuan dan perangkat koordinasi pembangunan daerah.
Penggunaan perangkat penataan ruang juga termasuk untuk mengelola
pemanfaatan sumberdaya alam dan memantapkan upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Akibat kegiatan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan adalah
terencananya kondisi lingkungan hidup, yang pada gilirannya dapat menghambat
secara berkelanjutan. Keterbatasan pengetahuan masyarakat umum dan
kekurangpedualian pengusaha swasta dalam engelola sumberdaya alam
menyebabkan terjadinya lahan-lahan kritis, pencemaran air dan udara, erosi tanah,
penggunaan lahan yang tak terkendali dan lain-lain gangguan terhadap lingkungan
hidup. Disamping itu, pemberian sanksi hukum terhadap pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup masih sangat terbatas. Jadi tantangannya adalah
melaksanakan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan agar kelestarian
sumberdaya alam tetap terpelihara dalam menjamin pembangunan daerah dan
pembangunan nasional yang berkelanjutan

2. Pengembangan Wilayah
Berbagai pengalaman pembangunan daerah beberapa negara berkembang
menunjukkan baik kegagalan maupun keberhasilan pengembangan wilayah yang
dapat menjadi pelajaran kita dalam mengembangkan strategi pengembangan
wilayah bagi Indonesia. Kebijaksanaan pembangunan wilayah di Brazil misalnya
yang menggunakan konsep “growth poles” telah menunjukkan kegagalan konsep
tersebut. Dengan adanya agglomerasi ekonomi dan peningkatan sumber daya
manusia yang pesat, kawasan Utara Brazil berkembang pesat sebagai pusat
kegiatan eksplorasi pertambangan dan bisnis perkebunan yang memacu
pertumbuhan investasi swasta dan tekhnologi ke wilayah tersebut. Pertumbuhan
ekonomi yang pesat ini berdampak pada semakin tertinggalnya pembangunan di
wilayah Selatan yang kemudian berdampak pada kesenjangan ekonomi dan sosial
antar dua wilayah tersebut yang terus berlangsung hingga sekarang.
Kebijaksanaan pembangunan daerah di India yang didominasi oleh besarnya
bantuan pusat kepada daerah telah mempengaruhi keberhasilan pembangunan
daerah di India. Kebijaksanaan tersebut cenderung mengarahkan investasi
pemerintah, nasionalisasi perbankan, dan alokasi subsidi ke daerah-daerah
tertinggal telah mendorong pertumbuhan daerah tersebut dan meningkatkan
pendapatan penduduk daerah tersebut.
Berdasarkan berbagai pengalaman baik di dalam negeri maupun
internasional, serta berkembangnya kebijaksanaan pembangunan daerah seperti
telah diterbitkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan di Daerah dan
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi
pengembangan wilayah di masa mendatang antara lain adalah :
a. Alokasi sumber daya yang lebih seimbang
Berbagai deregulasi di sektor riil dan moneter telah dilakukan Pemerintah
dalam rangka efisiensi di segala bidang. Namun dari berbagai studi yang
dilakukan ternyata upaya tersebut masih cenderung menguntungkan Jawa
dan kawasan-kawasan cepat berkembang lainnya. Seperti misalnya
penambahan infrastruktur besar-besaran dan pengembangan pertanian di
wilayah padat penduduk seperti Jawa telah menarik investasi modal swasta,
serta terjadinya peningkatan kemampuan tekhnologi dan manajemen hanya
di kawasan-kawasan tersebut.
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah telah membuka kewenangan yang semakin besar bagi pemerintah
daerah dalam merencanakan dan menggunakan sumber-sumber
keuangannya. Untuk itu, perlu pula dilakukan reformasi fiskal yang
mendukung alokasi sumber daya yang lebih baik terutama ke kawasan-
kawasan yang belum berkembang, termasuk diantaranya reformasi di bidang
perpajakan. Deregulasi sektor riil juga perlu memperhatikan perkembangan
kemampuan daerah.
b. Peningkatan sumber daya manusia di daerah
Pembangunan selama ini telah menurunkan angka buta huruf, meningkatkan
taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah.
c. Pengembangan kelembagaan dan aparat daerah
Struktur kelembagaan dan aparat pemerintah daerah selama ini
mencerminkan sistem pemerintahan berjenjang. Walaupun propinsi dan
kabupaten juga berfungsi sebagai daerah otonom, yang mempunyai
kewenangan dalam mengatur daerahny sendiri, namun dalam berbagai
implementasi pelaksanaan pembangunan selama ini daerah lebih kepada
“menunggu” petunjuk dari Pusat. Proses pengambilan keputusan yang
demikian kemudian berkembang menjadikan aparat daerah lebih melayani
aparat Pusat daripada melayani masyarakat daerahnya.
d. Pelayanan masyarakat yang efisien
Untuk kepentingan stabilitas ekonomi dan politik selama ini pemerintah
memegang kendali yang lebih besar terhadap sumber-sumber penerimaan
dan berbagai kebijaksanaan pelayanan masyarakat. Hal ini dilakukan
mengingat kebutuhan dasar masih sangat kurang, resiko investasi masih
sangat besar, dan tingkat pendidikan rata-rata manusia di daerah masih
rendah.
Ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat
sebagai kesuksesan pembangunan daerah. Indikator pertama adalah produktivitas,
yang dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi beserta aparatnya.
Indikator kedua adalah efisiensi, yang terkait dengan meningkatnya kemampuan
tekhnologi/sistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pembangunan. Terakhir adalah partisipasi masyarakat, yang dapat menjamin
kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.
Ketiga indikator keberhasilan tersebut terkait erat dengan faktor-faktor yang
menjadi ciri suatu wilayah dan membedakannya dengan wilayah lainnya seperti
kondisi politik dan sosial, struktur kelembagaan, komitmen aparat dan masyarakat,
dan tingkat kemampuan/pendidikan aparat dan masyarakat. Pada akhirnya,
keberhasilan pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan
berkoordinasi, mengakomodasikan dan memfasilitasi semua kepentingan, serta
kreativitas yang inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan
berkelanjutan.
KESIMPULAN

Sumberdaya alam secara umum adalah suatu endapan yang diharapkan


dapat dimanfaatkan secara nyata (dilakukan penambangan). Pengelolaan
sumberdaya alam dalam rangka pembangunan nasional yang berwawasan
lingkungan, bertujuan untuk mencegah tejadinya kerusakan sumberdaya dukung
lingkungan sehingga pembangunan nasional yang berkelanjutan dapat
dilaksanakan.
Beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi
pengembangan wilayah di masa mendatang antara lain adalah :
 Alokasi sumber daya yang lebih seimbang
 Peningkatan sumber daya manusia di daerah
 Pengembangan kelembagaan dan aparat daerah
 Pelayanan masyarakat yang efisien
Ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat
sebagai kesuksesan pembangunan daerah. Indikator pertama adalah produktivitas,
yang dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi beserta aparatnya.
Indikator kedua adalah efisiensi, yang terkait dengan meningkatnya kemampuan
tekhnologi/sistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pembangunan. Terakhir adalah partisipasi masyarakat, yang dapat menjamin
kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.
DAFTAR PUSTAKA

Puslitbang Geoteknologi LIPI, 1994, “Sumberdaya Alam dan Pengembangan


Wilayah dalam Repelita VI dan PJP II”, Seminar Memperingati
Tridasawarsa Puslitbang Geoteknologi LIPI, Bandung.
Riyadi, Dedi M. Masykur DR. Ir., 2000, “Pembangunan Daerah Melalui
Pengembangan Wilayah”, Seminar Memperingati Tridasawarsa Puslitbang
Geoteknologi LIPI, Bandung.
Tukidi & Hariyanto, 2000, “Konsep Pengembangan Wilayah dan Penetaan Ruang
Indonesia di Era Otonomi Daerah”, Seminar Memperingati Tridasawarsa
Puslitbang Geoteknologi LIPI, Bandung.

You might also like