You are on page 1of 10
SUMBER DayA ALAM DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM REPELITA VI DAN PJP Ii Beberapa pokok pandangan mengenai keterka- itan antara pembangunan daerah dan penataan ruang nasional dengan pengembangan sumber daya alam dalam Repelita Vi dan PUP il men- datang yang akan diuraikan dalam tulisan ini a. arahan GBHN dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pemanfaatan ruang, b, pengelolaan sumber daya alam dalam PUP |, ¢, tantangan dan sasaran pembangunan dalam Repelita Vi dalam kailannya dengan pengelo- Jaan sumber daya alam, 4. kebijaksanaan dan program pembangunan na- sional dalam Repelita VI dan PJP I dalam pe- ngembangan sumberdaya alam, e. potensi sumberdaya alam sebagai modal pem- bangunan dan pengembangan wilayah, 1. pemantaatan ruang dalam pengembangan sumber daya alan, Q. program penataan ruang nasional dalam Re- pelila VI dan PUP tl yang ditekankan pada strategi_nasional pengembangan pola tata ruang (SNPPTR), dan h. Keterkaitan antara geologi dengan penataan ruang wilayah dalam pengembangan sumber daya alam pada Repeita VI dan PJP il men- datang, Avahan GBHN dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Ruang GBHN 1993 antara lain memberikan petunjuk bahwa pendayagunaan sumberdaya alam seba~ gai pokok-pokok Kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional,, optimal, bertanggung jawab, dan sesuai dengan kemampuan daya du- kungnya dengan mengutamakan sebesar-besar- nya kemakmuran rakyat serta_memperhatikan kelestariaan fungsi dan keseimbangan lingku- gan hidup bagi pembangunan yang berkelan- jutan, Tata ruang nasional yang berwawasan nusantara dijadikan pedoman bagi perencanaan pembangunan agar penataan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam dapat dila~ kukan secara aman, tertib, efisien, dan efekti. Selanjutnya GBHN 1993 juga menegaskan bah- wa pembangunan ekonomi yang mengelola keka- yaan burni Indonesia harus senantiasa memper- hatikan bahwa pengelolaan sumber daya alam, di samping untuk memberi Kemanfaatan masa kini, juga harus menjamin kehidupan masa depan’ Sumber daya alam yang terbaharukan harus d= kelola sedemikian rupa sehingga fungsinya dapat selalu dipelinara. Oleh karena itu, sumberdaya alam harus dijaga agar kemampuannya untuk memperbaharui diri selalu terpelihara. Sumber daya alam yang tidak terbaharukan harus diguna- kan sehemat mungkin dan diusahakan habisnya selama mungkin. Kegiatan sektor yang mengelo- Ja sumber daya alam yang memilkki potensi untuk merusak lingkungan, baik air, tanah, maupun u- dara. Oleh karena itu, harus selalu dijaga agar kegiatan pembangunan sektor-sektor ini memper- hatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup, Khususnya untuk penataan ruang, arahan GBHN 1993 juga menggariskan bahwa tata ruang na- sional yang berwawasan nusantara dijadikan pe- ‘doman bagi perencanaan pembangunan agar pe- nrataan lingkungan hidup dan pemanfaatan sum ber daya alam dapat dilakukan secara aman, ter- tib, ofision, dan efektif. Selanjutnya, dalam arah- an kebijaksanaan untuk Repelita VI dikemukakan bahwa air, tanah, dan lanan yang mempunyai rilai ekonomi dan fungsi sosial, pemanfaatannya peru diatur dan dikembangkan dalam pola tata ruang yang terkoordinasi bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat, melalui berbagei_ penggu- aan terutama untuk keperluan permukiman, per- tanian, kehutanan, industri, pertambangan, dan kelistrikan serta prasarana pembangunan yang lainnya. Tutiaa nl merupakan.pokok-pokok pean yang dleampaikan pada ceminar ‘Momperingatt fidasawarsa Pu ibang Gootoknologt LIPL ‘diBandung, 7 Juni 1998 32 durnal PW. Nomor 15/0ktobor 1994 Dalam kaitan dengan penataan ruang nasional, dalam PJP I telah ditetapkan UU 24/1992 tentang Penataan Ruang, di mana dijelaskan bahwa ru- ang perlu dikembangkan dan dilestarikan perian- faaiannya secara optimal dan berkelanjutan demi kelangsungan hidup yang berkualitas. Ruang sebagai salah satu sumber daya alam tidaklah ‘mengenal batas wilayah, akan tetapi pengaturan tuang harus jelas batas, fungsi, dan sistemnya dalam satu kesatuan. Sebagai suatu sistem, pe- manfaatan ruang harusiah dilakukan secara ter- koordinasi, terpadu, dan seefektit mungkin, de- gan tetap memperhatikan faktor-faktor politk, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan serta kelestarian dan kemampuan lingkungan. ‘Sebagai suatu sistem yang tidak mengenal batas wilayah serta tidak sama dengan batas adminis- tralif, maka ruang pada dasatnya meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu pemanfaatan ruang perlu diatur dengan baik melalui poses penataan ruang un- tuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan be- saran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi lokasi, kua- litas ruang dan estetika lingkungan agar tidak terjadi inefisionsi pemanfaatan atau pun dalam perencanaan ruang sehingga terjadi penurunan kualitas ruang Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam PUP I Pengelolaan sumber daya alam dalam rangka pembangunan nasional telah dilakukan sejak He- pelita |. Pada awal Repelita tl kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam telah tertuang lebih tegas lagi, dan kebijaksanaan _pembangunan berwawasan iingkungan menjadi pedoman penting dalam pembangunan nasional. Pada awal Repelita Ill, mulai dikembangkan program pembangunan ling- kungan hidup dan pengelolaan sumber daya a- lam yang lebih nyata, Atahan kebijaksanaan dan program pembangunan yang berkelanjutan terus dikembangkan sampai sekarang. Pembangunan lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam pada dasarnya bertujuan untuk mencegah terjadinya Kerusakan sumber daya du- kung lingkungan sehingga permbangunan nasio~ nal yang berkelanjutan dapat dilaksanakan. Un- tuk mencapai tujuan tersebut, selama PJP | telah dikembangkan berbagai kebijaksanaan yang me- liputi pembinaan keserasian antara kependudu- kan dengan lingkungan hidup, pengelolaan sum- Nomor 15/Oktober 1994 ber alam dan lingkungan hidup, pengendalian pencemaran dan dampak negatif pembangunan pada lingkungan hidup dan pengembangan sis tem tata laksana pembangunan berkelanjutan, Kebijaksanaan tersebut kemudian dituangkan da- lam program inventarisasi serta evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup, penyelamatan hutan, tanah dan air, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, pengembangan meteorologi an geofisika, pembinaan daerah pantai, pengen- dalian pencemaran lingkungan hidup, serta reha- biltasi hutan dan tanah krits Melalui program inventarisasi dan evaluasi sum- ber daya alam dan lingkungan hidup telah dise- lesaikan kegiatan pemetaan dasar yang menca- kup 60% wilayah Indonesia pada berbagai skala (1:25000, 1:50000 dan 1:100000) yang dikoordi- nasikan pelaksanaannya oleh Bakosurtanal. Di samping itu, telah diselesaikan kegiatan peme- taan sumberdaya lanan pada skala 1:250000 untuk seluruh Indonesia serta peta geologi ber- sistem untuk wilayah Jawa dan Madura yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Selain itu, juga telah dilakukan kegiatan penataan batas Iuar dan batas fungsi kawasan hutan tetap sepanjang 113852 kilometer atau 32% dati total 352000 kilometer yang harus diselesaikan, serta inventarisasi hutan melalui penafsiran satelit yang hampir_mendekati penyelesaian melalui kerja sama antara Dephut den Bakosurtanal. Tantangan dan Sasaran Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Repelita VI Pelaksanaan pembangunan, baik sektoral mau- pun daerah, periu dilakukan dengan efekiif, efisi- fen, dan berwawasan lingkungan. Untuk itu telah dikeluarkan UU 24/1992 tentang Penataan Pur ang, yang intinya adalah telah memberikan di- mensi ruang pada kegiatan pembangunan. Selain itu, diperiukan pula koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarsektor, antardaerah, serta antar sektor dan daerah dalam pemanfaatan ruang ter- sebut. Tantangan yang dihadapi dalam pemba- ngunan daerah adalah memfungsikan penataan ruang sebagai acuan dan perangkat koordinasi pembangunan daerah. Penggunaan perangkat penataan ruang juga termasuk untuk mengelola pemanfaatan sumber daya alam dan memantap- kan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Akibat kegiatan pembangunan yang tidak berwa- wasan lingkungan adalah terancamnya kondi Jurnal PW 33, lingkungan hidup, yang pada giiannya dapat menghambat pembangunan secara_berkelan- jutan, Keterbatasan pengetahuan masyarakat umum dan kekurangpedutian pengusaha swasta dalam mengelola sumber daya alam menyebab- kan terjadinya lahan-lahan kritis, pencemaran air dan udara, erosi tanah, penggunaan lahan yang tidak terkendali dan lain-lain gangguan terhadap lingkungan hidup. Di samping itu, pemberian san- ksi hukum terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan hidup masih sangat terbatas. Jadi tantangannya adalah melaksanakan pembangu- nan daerah yang berwawasan lingkungan agar kelestarian sumber alam tetap terpelihara dalam menjamin pembangunan daerah dan pembangu- nan nasional yang berketanjutan Dalam kaitannya dengan sasaran pembangunan, dalam Repelita Vi pertumbuhan ekonomi masin sangat bergantung pada penyediaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan hidup seperti bahan galian, hasil laut, hutan, lahan subur, keindahan alam, dan sumber daya air. Potensi sumber alam dan lingkungan tersebut masih amat sedikit yang sudah dikenali. Sementara itu, pertumbuhan eko- nomi masih memerlukan lebih banyak sumber alam dan jasa lingkungan hidup. Oleh karena itu, sasaran penting dalam pembangunan lingkungan hidup adalah meningkatnya pengenalan jumian ddan mutu sumber alam dan Jasa lingkungan yang tersedia ci alam, pengenalan tingkat kerusakan, penggunaan dan kemungkinan pengembang nya. Sasaran ini erat kaitannya dengan pengem- bangan sistem tata guna sumber alam yang lebih adil dan merata. Pengenalan daya dukung yang tepat ekan membantu pencapaian sasaran pana- taan ruang yang lebin efisien, efeltif, dan be wawasan lingkungan. Alokasi kegiatan pemba- Agunan ke dalara ruang yang tepat berdasarkan daya dukung lingkungan lebih mudah cilakukan, Berbagai sumber alam telah digunakan dalam pembangunan selama in Karena kurang hati hati dalam pemnfaatannya, banyak sumber daya alam dan lingkungan hidup yang makin merurun jumiah dan mutunya sehingga manfaatnya makin berkurang. Sementara itu, di masa depan pemba- fgunan akan makin beraneka ragam dan memer- lukan dukungan sumber alam dan lingkungan yang lebih beraneka ragamn. Oleh karena itu, di- perlukan pemetiharaan sumber alam dan lingku- ngan hidup yang masih utun agar kesempatan bagi pembangunan yang lebih beraneka ragam di masa mendatang tidak berkurang. Dalam hubu- gan itu, perlu disisinkan sebagian dari ekosistem alam yang masih utuh untuk dijadikan kawasan konservasi alam, yang diperlukan sebagai sedia. 34+ Jurnal PWR an plasma nutfah untuk pembudidayaannya di masa depan misalnya dengan rekayasa, Dalam Repelita VI kurang lebih 10% dari eko- sistem alam peru disisinkan untuk keperluan ter- sebut, dalam bentuk suaka alam, suaka marga- satwa, taman nasional, hutan lindung, dan seba- gainya. Di samping itu, terpelihara pula keaneka- fagaman hayati yang terdapat di luar kawasan kenservasi, hutan lindung, keanekaragaman ha- Yati, dan fungsi ekosistem khusus, seperti wi Yah DAS, terumbu karang, dan hutan bakau ter- sebut_merupakan sasaran yang penting bagi pembangunan dan perlindungan lingkungan. Kebijaksanaan dan Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Repelita VI Kegiatan pembangunan nasional dan daerah Kbususnya pada kawasan yang cepat berkem- bang, diserasikan agar dapat mencegah tumpang tingih, benturan berbagai kepentingan dalam po- manfaatan sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab. Dalam kaitan itu, cikembangkan dan dimantapkan pola tata ruang nasional, daerah dan kawasan cepat berkem= bang/andalan’strategis. Dalam mewujudkan pola tata ruang yang terpa- du, serasi, selaras dan seimbang dilakukan pe- nyusunan tata guna lahan, air, sumnber daya alam lainnya dalam suatu pola tata ruang yang meng: gambarkan keterpaduan, keserasian, keselaras- an dan keseimbangan. Dalam proses penyusu- nannya dipertahankan penggunaan tanah pro- duktif untuk pertanian, kawasan hutan dimanta- atkan sesuai fungsinya dan kawasan lindung di- pertahankan fungsi lindungaya, Berdasarkan beberapa kebijaksanaan di atas, da- lam Repelita VI ini akan dilaksanakan beberapa program pembangunan yang erat kaitannya de- gan pengembangan sumber daya alam. @. Program peningkatan kualitas sumber daya ‘alam dan lingkungan hidup. Untuk menjamin kelangsungan pembangunan yang serasi dan berkelanjutan, dilaksanakan Program peningkatan kualitas’ sumber daya alam dan lingkungan hidup yang meliputi pe- ningkatan rehabilitasi lahan kritis melalui re- boisasi kawasan hutan lindung, suaka alam dan Kawasan lindung lainaya dengan pening- katan desentralisasi, peningkatan kerja sama antardaerah tingkat | dan antardaerah tingkat Nomor 15/Oktobor 1994 HI dalam pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam; peningkatan kesadaran dan parti- sipasi masyarakat untuk memelihara dan me- ningkatkan’ mutu lingkungan_hidup, penyem- purnaan peraturan daerah_mengenai lingku: gan hidup; penuntasan kelengkapan perang- kat tata ruang serta pemantapan penggunaan perangkat tata ruang tersebul dalam peman- faatan dan pelestarian sumber daya alam un- tuk pembangunan. . Program penataan ruang daerah. Dalam rang- ka pembangunan yang berwawasan lingku- gan dan peningkatan pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien, serta koordi- ‘nasi yang mantap antar dan antara sektor dan daerah, dilaksanakan program penataan ruang daerah yang meliputi pemantapan penataan Twang sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; perencanaan tata ru- fang daerah tingkat I Secara lebih inci se~ hingga dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan pembangunan serta pengawasannya; pening- katan penggunaan tanah, dan administrasi pertanahan. c. Program inventarisasi dan. evaluasi_sumber daya alam dan lingkungan hidup. Program ini untuk -meningkatkan jumiah dan mutu infor masi sumber daya alam serta mengembang- kan neraca dan tata guna sumber alam dan lingkungan hidup untuk mengetahui daya du- kung dan menjamin sediaan sumber alam yang berkelanjutan. Informasi mengenai sedia- an, neraca serta daya dukung sumber daya alam, dibutuhkan untuk penyempurnaan ren- cana’ tata ruang, Khususnya menyangkut pe: manfaatan dan pelestarian sumber daya alam. Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam sebagai Modal Pembangunan Repelita VI pengelolaan sumber daya alam berperan ganda, yaitu. dalam skala sekotal dan skala regional (daerah). Peran dalam skala sektoral adalah un- tuk menyumbang terhadap pendapatan nasional terutama yang berasal dari pemanfaatan sumber alam yang strategis dan vital (antara lain minyak, gas bumi, batu bara, hasil hutan, hasil laut) di tingkat nasional. dalam skala regional berfungsi untuk menunjang kebijaksanaan_pemerataan pembangunan dalam konteks pengembangan wi- layah di dacrah dalam misi, antara lain, me- rangsang untuk meningkatkan pendapatan dae- rah, penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha bagi masyarakat daerah. Nomor 15/Oktober 1994 Pemanfaatan sumber alam dapat menumbuhkan| zona industri yang akan memberi nilai tambah sebagai nilai tambah sektor industri yang meng- hasilkan barang setengah jadi atau sekaligus da- pat meluaskan kesempatan kerja serta mening- katkan pendapatan, terutama bagi masyarakat setempat sebagai efek ganda. Di samping itu, pengembangan sumber daya alam dapat pula menjadi sarana dalam usaha pengembangan wilayah yang antara tain ditun- jukan dengan pengembangan prasarana jalan, kawasan permukiman, dan kawasan pengem- bangan sektor produktif lainnya yang terkait. Da- lam pelaksanaannya pengembangan kawasan tersebut sering menimbulkan masalah tumpang tindih kepentingan antarsektor, seperti (a) antara kegiatan pertambangan dan pertanian (PIR di Lampung dan persawahan irigasi teknis di Jawa), (©) pertambangan batu bara dengan PIR, trans migrasi, kehutanan (di Kaltim dan Kalsel), dan (c) pertambangan emas dengan wilayah kehutanan (di Jabar dan Sulu). Dalam optimasi pemanfaatan lahan bagi pe- gembangan sumber alam perlu diupayakan agar kegiatan inventarisasi potensi sumber daya alam telap terbuka di semua kawasan, dan bila cite- mukan suatu endapan sumber daya alam, seperti bahan galian, di suatu. kawasan selalu terbuka unluk kemungkinan dilakukan eksploitasi bila me- mang ternyata layak secara tekno-ekonomi, De- gan demikian, diharapkan agar dalam perun: tukan lahan perlu didasari somangat akomodatif dan dinamis dari berbagai sektor agar dapat st {alu dilakukan peninjauan kembali atau penye- suaian dalam RTRW dalam kurun waktu tertentu sesuai UPR. Dalam konteks pengembangan wilayah, penge- folaan secara optimal sumber daya alam didasar- kan pada beberapa kriteria pengembangan yang bersifatfisik dan sosial-ekonomi, Kriteria_penilaian aspek sosial-ekonomi dalam optimasi pendayagunaan dan pemanfaatan sum ber daya alam dimaksudkan sebagai tolok ukur kelayakan dari segi non fisik bagi kelangsungan suatu usaha pengeiolaan sumber daya alam da- lam konteks tata ruang di daerah. Kriteria non fisik perlu dipadukan dengan Kriteria fisik. Kedua kriteria tersebut diperlukan dalam penilaian ten- tang pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya alam dalam proses pembangunan sebagai bagian dari konsep pengembangan wilayah sum- ber daya alam, Jumat PWk 35, Beberapa kriteria penilaian aspek sosial-okonomi dalam optimasi pendayagunaan dan pemanta- alan sumber daya alam untuk menunjang usaha pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di- lakukan dengan pendekatan keterkaitan antar- sektor dan antardaerah sebagai berikut a, Penggunaan sumber daya alam sebagai ba- han baku atau bahan penolong industri yang akan mengurangi atau mengganti bahan baku impor dan dalam jangka panjang akan dapat dikembangkan menjadi komoditas ekspor. Pe- manfaatan sumber daya alam sebagai bahan bangunan juga akan menunjang penciptaan sarana/prasarana seperti perumahan, permu- kiman, pembuatan jalan, irigasi dil. b. Ditinjau dari penyebarannya, sumber daya alam tersebar di berbagai daerah tapi dengan potensi dan mutu tidak merata, sehingge dae- rah yang memilki potensi besar dengan rmutu balk dapat memasok daerah lain yang mem- butuhkan sebagai bahan baku. . Untuk daerah yang sudah mencapai titk kritis eksploitasinya sehingga perlu diupayakan kon- servasi, maka kebutuhan tethadap sumber da- ya alam dapat didatangkan dari daerah lain d. Sedangkan bila daerah tersebut padat pendu- duknya, selain dapat didatangkan sumber a- iam dari tempat lain, dapat pula mentrans- ‘migrasikan penduduknya ke daerah yang me- ‘milki potensi sumber daya alam tapi berpen- duduk sedikit Dengan demikian, pengembangan sumber daya alam di daerah dapat menunjang dan merang- sang pengembangan wilayah dengan meningkat- kan keterkaitan antarsektor di daerah dan keter- kaitan ekonomi antardaerah dari hasil komoditas bernilai tambah tinggi, dan sekaligus dapat mem- percepat pembangunan daerah-daeran terpencil dan miskin, Dengan adanya usaha eksploitasi sumber daya alam yang memerlukan jasa lain seperti trans- portasi dan pemasaran, akan mendorong per- kembangan daerah seternpat. Berdasarkan hal itu, maka upaya pengembangan wilayah melalui usaha pengembangan sumber daya alam dapat dikategorikan menjadi 3 alter- natif pengembangan: a. sebagai pusat pertumbuhan (growth center) yang umumnya untuk bahan gatian dengan jumlah cadangan beser dan dalam proses pro- duksinya bersifat padat modal dan padat tek- nologi 36 + Jumal PWK b. sebagai pendukung sektor fain (integratit) yang akan menciptakan rangkaian proses fainnya secara lintas sektoral (backward dan forward linkages). ©, sebagai perangsang pengembangan wilayah seKtor lainnya (integratif) dengan terbangun- nya berbagal prasarana dasar wilayah yang dapat pula menunjang pengembangan sekior fainnya. Dampak yang aiharapkan dari ketiga alternatit pengembangan di ates: a. Dampak fisik, antara lain mendukung penyu- sunan rencana tata ruang wilayah dan kese- imbangan lingkungan dalam pengembangan wilayah, serta mendukung penyediaan bahan baku bagi pembangunan prasarana dan sara- a, bahan baku industri dan pengembangan permukiman. b. Dampak non fisik antara lain: ~ diversifikasi komoditas regional ko arah epe- sialisasi daerah dalam rangka meningkatkan keunggulan komparatif dalam perdagangan antardaerah, + mendukung transformasi struktur_ ekonomi daerah secara dinamis, antarsektor primer, sekunder dan tersier, + penciptaan kutub pertumbuhan (growth po- les) dengan dampak perivasan kesempatan kerja_yang diharapkan/ mampu_menekan urbanisasi dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, = meningkatkan pendapatan daerah (PDRB), ~ dukungan terhadap keterkaitan antardaerah dalam optimasi/konfigurasisupply-demand komoditas tertentu Pemantaatan Ruang Wilayah dalam Pengembangan Sumber Daya Alam Keberadaan sumber daya alam yang menempati suatu ruang wilayah, merjadikan pertimbangan alam pendayagunaan dan pemanfaatan sumber ‘alam yang dikaitkan dengan pola tata ruang wi- layah yang luwes, dalam arti tata ruang tersebut,

You might also like