You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan
tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan
usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan
Proses kehamilan merupakan proses normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh
tenaga kesehatan khususnya bidan. Dengan memehami adaptasi fisologi pada ibu hamil
seorang bidan dapat membantu ibu hamil yang mengalami perubahan tersebut sehingga
dapat memeberikan asuhan yang sesuai. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat
menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Secara bertahap ia berubah
dari seseorang yang bebas dan berfokus pada dirinya sendiri menjadi seorang yang seumur
hidup berkomitmen untuk merawat orang lain.
Perubahan anatomi dan fisologi yang terjadi pada Ibu Hamil umumnya perubahan itu
terjadi pada System reproduksi, Sistem Cardivaskuler, Sistem Metabolisme, Sistem
Gastrointestinal, Sistem Urinaria, Sistem Muskuloskeletal, Kulit, Payudara Sistem
Pernapasan, Sistem Endokrin , (IMT) dan Berat badan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana perubahan Anatomi dan adaptasi Fisiologi pada Ibu hamil Trimester I?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Perubahan Anatomi dan adapatasi Fisologi pada Ibu hamil Trimester I

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 1
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan anatomi dan adaftasi fisiologis pada ibu hamil trimester 1

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini
merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua
perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.

Pemahaman tentang perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan merupakan salah
satu tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak mungkin dapat mengerti proses penyakit
yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas tanpa disertai pemahaman mengenai perubahan
anatomi dan fisiologi.

2.1.1 Sistem integument

Perubahan keseimbangan hormon “dan peregangan mekanik menyebabkan


timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa hamil.
Perubahan yang umum timbul terdiri peningkatan ketebalan kulit dan lemak
subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan kuku dan rambut, percepatan aktivitas
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor.
Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum, atau tanda
regangan. Respons alergi kulit meningkat.
Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofise anterior yaitu
melenophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Melasme diwajah yang
disebut kloasma atau topeng kehamilan adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan
pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi khususnya pada wanita yang berkulit
hitam. Kloasma dialami 50%-70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke-16 dan
meningkat secara bertahap sampai bayi lahir.
Sinar mataharj membuat pigmentasi ini semakin jelas pada wanita yang rentan.
Kloasma, yang timbul akibat kehamilan normal. Biiasanya akan hilang setelah wanita
melahirkan. Pada sekitar waktu yang sama warna puting susu, areola, dan aksila
menjadi lebih gelap dan warna ini akan menghilang setelah wanita melahirkan

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 2
Kelenjar hipifise anterior yang di rangsang oleh kadar esterogen yang tinggi akan
meningkatkan sekresi hormon MSH (melanophore stimuting hormon). Akibat yangvdi
timbulkan oleh kadar MSH bervariasi menurut warna kulit dan alami wanita tersebut.
Pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada puting, areola mamae dan wajah
(kloasma/topeng kehamilan), garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga
rambut pubis) atau di sebut linea nigra (Farrer,2001)
Linea nigra adalah garis piigmentasi dari pigmentasi simpisis pubis sampai ke
bagian atas fundus di garia tenggah tubuh. Garis ini di sebut sebagai linea alba
sebelum hiperpigmentasi diinduksi horminee timbul. Pada primi gravida, panjang linea
migra yang mulai terlihat di bulan ke tiga tetus memanjang sesuai dengan tingginya
fundus . Pada multigravida keseluruhan garis sering kali muncul sebelum bulan ketiga,
linea nigra tidak muncul pada semua wanita hamil. Linea alba pada kehamilan menjadi
hitam d kenal sebagai linea grisea,l. Tak jarang di temui kulit di temui seolah-olah
retak warnanya berubah hipermik kebiru-biruan striae livide. Setelah melahirkan striae
livide ini berubah warna menjadi putih yang di sebut striae albikans.
Striae gravidarum yang sering di sebut sebagai streck marck atau bekas-bekas
regangan pada kehamilan terlihat pada bagian perut. Bekasbekas ini pada mulanya
berwarnaa merah tatapi kemudian mulai berkurang dan berubah menjadi warna perak
setelah melahirkan. Gambaran ini dapat terlihat pula sebagai gejala yang menonjol
pada kelainan yang berkaitan dengan kelenjar aderanal (Farrer, 2001)
Spider naevi merupakan lesi kulit yang berwarna merah terang yang di bagian
tengahnya tetdapat arteriole denggan cabang-cabang halus yang memancar. Spider
naevi multiple dapat terlihat pada qanita hamil dan gambaran ini di sebabkan oleh
tingginya kadar esterogen. Umumnya spider naevy tampak menonjol pada wajah dan
dada di bagian atas. Gambaran ini setelah melahirkan namun memerlukan waktu
beberapa bulan sebelum hilang sama sekali (Farrer, 2001)
2.1.2 Payudara

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 3
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dengan vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolustum dapat
keluar. Kolustrum ini berasal dari kelnjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi kerena hormone dan
esterogen ditekan oleh prolactin ibibiting hormone. Setelah persalinan kadar progeteron
dan esterogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap a-
laktalbumil akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang simpesis lactose dan
pada akhirnya akan meningkatkan reproduksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan
lebih besar dan kehitaman. Kelenjar montgomeri, yaitu kelenjar sabesea dari areola, akan
membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara semakin membesar,
streae seperti yang terlihat pada perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum hamil
tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan.

2.1.3 Sistem Kardiovaskular

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk
mengurangi resistensi vascular sistematik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut
jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga
terjadi peningkatan preload. Perfoma pentrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh
penurunan ristensi vascular sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas
vascular juga akan meningkat untuk memnuhi kebutuhan. Peningkatan esterogen dan
progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi
vascular perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi


perubahan cardiac output, tapi kontraktilitasnya tidak berubah. Bersamaan dengan
perubahan posisi diafragma, apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri., sehingga pada
pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis kiri, depesi segmen,ST, dan inverse atau
pendataran gelombang T pada leat III.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 4
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava
inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava
inferior ini akan mengurangi darah balik vena kejantung. Akibatya, terjadi penurunan
perload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial
yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan
mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena
alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke-6-8 kehamilan
dan mencapai puncaknya pada minggu ke-32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progesterone dan esterogen pada ginjal yang di inisiasi oleh jalur rennin-angiotensin dan
aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30
%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi haemoglobin dari 15 g/dl menjadi
12,5 g/dl dan pada 6 % perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut
kadar haemoglobin dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya
lebih berhubungan dengan defisiensi zab besi dari pada dengan hiverlemia. Jumlah zat
besi yang di absorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi
kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat
dapat membantu mengembalikan kadar hemglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg per-hari.

Hiporvelomia selama kehamilan mempunyai fungsi berikut :

a. Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system


vascular.
b. Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus
balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 5
c. Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat
persalinan. Terjadi suatu “autotransfusi” dari system vaskularisasi dengan
mengkonfensasi kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan vervaginam
tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan seksio sesaria atau
persalinan vervaginam gemeli.Volume darah ini akan kembali seperi
sediakala pada 2-6 minggu setelah persalinan.

Suatu kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar 5000-


12000/µl dan mencapai puncaknya pada persalinan dan masa nifas berkisar
14000-16000 µl. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respons yang sama
diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tife
sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke III,
terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan secara bersamaan
penurunan limposit dan monosit CD4 T. Pada awal kehamilan akatifitas leukosit
alkalin fosfatase juga meningkat. Demikian juga konsentrasi dari penanda
inflamasi seperti C-reactife protein (CRP). Suatu reaktan serum akut dan
erytbrocyte cedimentation rate (ESR) juga akan menigkatkan plasma globulin dan
fibrinogen.

Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi intravascular dan


fibrinolisis sehingga menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan pengecualian
pada factor XI dan XIII, semua konsetrasi flasma dari factor-faktor pembekuan darah dan
fibrinogen akan meningkat. Produksi platelet juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi
dan komsumsinya, kadarnya akan menurun.

2.1.4 Sistem pernapasan

Mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi


respirasi meningkat untuk dapat lebih banyak oksigen yang diperlukan, keadaan ini
menimbulkan sedikit hiperventilasi.
Adaptasi ventilisasi dan struktur selama masa hamil bertujuan untuk menyediakan
kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 6
percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen dan suatu cara untuk
membuang karbondioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligament pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-
paru berkurang. Diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan
lingkaran kerangka iga meningkat 5-7 cm. kerangka iga bagian bawah Nampak
melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan
sebelum hamil.
Tingkatan diafragma naik 4 cm selama kehamilan, sudut subkostal melebar cukup
besar karena diameter transversal rongga thoraks bertambah sekitar 2 cm. lingkar
toraks bertambah sekitar 6 cm tetapi tidak cukup untuk mencegah turunnya volume
residual udara di paru-paru yang diciptakan oleh naiknya diafragma.
Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respon terhadap peningkatan kadar
estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar
terbentuklah edema dan hiperemi di hudung, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di
dalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi umum
yang terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada sinus,
hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons peradangan yang
menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian atas yang ringan sekalipun.
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal, volume gas
bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap tarikan nafas), tetapi
frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat (kira-kira dua kali bernafas dalam satu
menit). Peningkatan volume tidal pernafasan, yang berhubungan dengan frekuensi
nafas normal, menyebabkan peningkatan volume nafas satu menit sekitar 26%.
Peningkatan volume nafas satu menit disebut hiperbentilasi kehamilan, yang
menyebabkan konsentrasi di alveoli menurun. Peningkatan kadar progesterone
tampaknya menyebabkan hiperventilasi kehamilan karena hiperventilasi terjadi pada
pria yang diberikan progesterone.
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan
ambang karbon dioksida. Progesterone dan estrogen diduga menyebabkan
peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbon dioksida. Selain itu,
Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil TM I 7
kesadaran wanita hamil akan kebutuhan meningkat. Beberapa wanita mengeluh
dispnea saat istirahat.
Walaupun fungsi paru tidak terganggu oleh kehamilan, penyakit traktus pernafasan
dapat menjadi lebih berat selama masa hamil. Salah satu faktor yang penting adalah
kebutuhan oksigen.

2.1.5 Sistem perkemihan

Pada ginjal seseorang wanita hamil bertambah besar, Bailey dan Rollenston (
1971 ), misalnya menemukan bahwa ginjal 1.5 cm lebih panjang selama masa nifas awal
dari pada yang diukur 6 bulan kemudian. Kecepatan filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal bertambah pada awal kehamilan, yang pertama sebanyak 50 persen pada awal
trimester kedua, dan yang terakhir tidak cukup banyak, mekanisme tepet untuk
meningkatnya hal-hal ini pada kehamilan belum diketahui ( Cunningham, 1995 ).

Progesterone dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos menyebabkan


terjadinya dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam
ureter bagian bawah, dan penurunan tonus kandung kemih dan menimbulkan pengosongan
kandung kemih yang tidak tuntas. Piolonefritis dapat terjadi dank arena alasan ini,
katerisasi selama kehamilan harus dihindari kecuali jika benar-benar diperlukan ( Farrer,
2001 ).

Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, uterus


akan lebih banyak menyita tempat dalam panggul. Setelah usia kehamilan 3 bulan, uterus
keluar dari dalam rongga panggul dan fungsi kandung kemih kembali normal. Keinginan
buang air kecil yang sering timbul kembali pada kehamilan menjelang aterm ketika
presenting part bayi masuk ke dalam rongga panggul ( Farrer, 2001 ).

Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran air urine, khususnya akibat


desakan (stress) yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intraabdomen
yangbmendadak (seperti ketika tertawa atau bersin) dapat terjadi menjelang akhir
kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot pada pada dasar panggul (
akibat progesterone ) dan peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus ( Farrer,
2001 ).

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 8
Akibat perubahan ini pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing
tertekan oleh uterus mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan.

Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh


adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga
lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam
kehamilan ( Prawirohadjo, 1999 ).

2.1.6 Sistem pencernaan

Fungsi saluran cerna selama hamil menunjukkan gambaran yang sangat


menarik, pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek ( nausea ).
Mungkin ini akibat kadar hormone estrogen yang meningkat, ada pula sumber yang
mengatakan peningkatan kadar Hcg dalam darah. Tonus otot-otot traktus digestivus
menurun, sehingga motilitas seluruhtraktus ini juga berkurang yang merupakan akibat
dari jumlah progesterone yang besar dan menurunnya kadar motalin, suatu peptide
hormonal, yang diketahui mempunyai efek perangsangan otot-otot polos.

Nausea ( mual ) atau vomitus ( muntah ) yang terjadi pada awal bulan kehamilan (
saat bangun tidur ) sering dijumpai dan biasanya ringan. Penyebabnya yang pasti tidak
diketahui tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap peningkatan
kadar hormone yang mendadak. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau bila berat (
hyperemesis ) maka morning sickness ini dianggap sebagai keadaan abnormal dan
memerlukan tindakan aktif ( Farrer, 2001 ).

Pada bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan membengkak. Gusi
cenderung mudah berdarah karena pengaruh dari kadar estrogen yang meningkat,
menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasijaringan ikat.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 9
Pembekakan gusi fokal dan sangat vaskuler, yang disebut epulis kehamilan sedangkan
timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah kelahiran.

Pada gigi wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor yang jumlah
kira-kira sama setiap hari selama hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi
sekitar 0,4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil.

Karena kehamilannya berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus
yang membesar, sebagai akibat perubahan-perubahan posisi viseraini, penemuan fisik
pada penyakit tertentu dapat berubah. Apendiks, misalnya biasanya bergeser kea rah
atas dan agak kelateral saat uterus membesar, dan sering kali dapat mencapai pinggang
kanan. ( Cunningham 1995 )pada sekitar 15%sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian
Qatas lambung ( hiatus hernia ) terjadi setelah bulan ketujuh atau kedelapan kehamilan.
Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus
diafragma melebar,kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multipara,wanita yang
gemuk,atau wanita yang lebih tua.

Reflex asam lambung ( heartburn ) disebabkan oleh regurgitasi isi lambung


esophagus bagian bawah. Progesterone menyebabkan relaksasi sfingter kardiak pada
lambung dan mengurangi motilitas lambung sehingga memperlambat pengosongan
lambung. Heartburn biasanya hanya terjadi pada satu atau dua bulan terakhir kehamilan
( Farrer, 2001 ).

2.1.7 Sistem Reproduksi

1. Perubahan uterus

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 10
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh
estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat.Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar, sebesar telur bebek, pada kehamilan 12 minggu sebesar telur
angsa. Pada 16 minggu sebesar kepada bayi/tinju orang dewasa, dan semakin
membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan dan ketika
usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan janin normal, pada kehamilan 28
minggu tinggi fundus uteri 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm
. Pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari di bawah
prosessus xyfoideus.

Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk


pertumbuhan janin rahim menjadi besar, endometrium menjadi desidu, ukuran
kehamilan 30 x 25 x 20 kapasitas lebih dari 4000 cc. Triwulan 1 yang aktif
tumbuh oleh pengaruh hormone estrogen, bentuk yang awalnya seperti buah
alpukal pada bulan pertama, bentuknya bulat pada kehamilan 4 bulan, akhir hamil
bentuknya seperti bujur telor, telur ayam: tidak hamil, satu bulan telur bebek, 3
buah telur angsa.

Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang dari hipertropi sehingga


terasa lebih lunak (Tanda Hegar ); kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan ketuban dinding rahim tipis karena itu bagin-bagian anak dapat diraba
melalui dinding perut dan rahim; Terbentuk sigmen atas rahim (S.A.R).

Posisi rahim dalam kehamilan. Awal kehamilan Ante atau Retoklefsi;


Akhir bulan kedua uterus teraba satu sampai dua jari di atas Symphisis pubis
keluar dari rongga panggul; Akhir 36 minggu 3 jari dibawah procesus xypidieus;
Uterus yang hamil sering berkontraksi tampa rasa nyeri juga kalau disentuh pada
waktu pemeriksaan (palpasi) konsistensi lunak kembali; Kontraksi ini disebut
kontraksi Baxton Hich; Merupakan tanda kehamilan mungkin dan lunak
menentukan anak dalam kandungan atau tidak. Kontraksi sampai akhir kehamilan
menjadi his. (Prawirohardjo, 1999).
2. Serviks Uterus
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot dan mempunyai fungsi sebagai sfingter pada multi para
dengan persio yang terbelah-belah dan menganga. Prubahan ditentukan sebuah
setalah konsepsi, perubahan kekenyalan, tanda goodel serviks,menjadi lunak
warna menjadi biru, membesar (odema) pembuluh darah meningkat, lender
menutupi oesteum uteri (kanalis cervikalis) cerviks menjadi lebih mengkilap.
(prawirohardjo, 1999).

Vas kularasi ke serviks meningkat selama kehamilan, sehingga serviks


menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru. Perubahan ditentukan sebualan

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 11
setelah konsepsi, perubahan serviks terutama terdiri atas jaringam fibrosa.
Glandula servikali mensrekresikan lebih banyak musus dan plak bahan mucus
yang akan menutupi kanalis servikalis. Fungsi utama dari plak mucus I I adalah
untuk menutup kanalis servikalis dan untuk memperkecil resiko infeksi genital
yang meluas ke atas. Menjelang akhir kehamilan kadar hormone relaksi
memberikan pengaruh perlunakan kandungan kolagen pada serviks (verrals,
2003)9;

Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormone plasenta relaksin


membuat serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum membentuk
dari sekresi kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke -8. Sumbat mucus tetap
berada dalam serviks sampai persalinan dimulai, dan pada saat itu, dilatasi serviks
menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus serviks merupakan salah
satu tanda dini persalinan (farrer,2001)
3. Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium internal bersama-sama isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis
dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu- minggu
terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut menampung
presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan menegang setelah
persalinan terjadi. (Farrer, 2001).
4. Kontraksi Branxton Hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah dalam
plasenta. (Farrer, 2001).
5. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatakan vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina: Membiru karena
pelebaran pembuluh darah, Ph 3.5-6 merupakan akaibat meningkatkan produksi
asam laktat karena kerja laktobaci Acidopphilus, keputihan, selaput lender vagina
mengalami edamatus, Hypertrophy, lebih sensitif menigkat seksual terutama
triwulan III. (Prawirohardjo).

Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang
hampir biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah
merah muda). Waktu kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi
akibat kerja hormon progesterone. (Farrer, 2001)`

Therus merupakan infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur


Candida Albicans secara berlebihan. Kehamilan dengan kader estrogen dan
glukosa yang tinggi dalamsirkulasi darah merupakan kondisi yang mendukung

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 12
pertumbuhan candida dan peningkatan pertumbuhan jamur ini menyebabkan
iritasi lokal, produksi sedikit secret yang berwarna seperti keju, timbulnya bercak
merah yang kadang-kadang terlihat pada dinding vagiina serta keluhan priritis
hebat. (Farrer, 2001).
6. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih dapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira 3 kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Lalu ia mengecil setelah plasenta terbentuk.
Ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxing, suatu immunoreaktive inhibin
dalam sirkulasi maternal. Relaxi mempunyai pengaruh menenangkan hingga
pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
2.1.8 Sistem endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebin 135 %
.akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mwmpunyai arti penting dalam kehamilan. Pada
perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Hormonnya prolactin akan meningkat10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya,
setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan
pada ibu-ibu yang menyusui.

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat perslinan
akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Pengaturan
konsetrasikalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormone
paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Adanya gangguanpada salah satu faktor itu akan
menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi flasma hormone paratiroid akan
menurun pada trimester pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi
yang penting dari hormon paratiroit ini adalah untuk memasuk janin dengan kalsium
yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran dalam produksi peptide pada
janin, plasenta, dan ibu. Pada saat ibu hami menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan
vitamin D 10 µu atau IU.

Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone


adrostendion, testosterone, dioksikortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat,
sementara itu, dehidriepiandrosteron sulfat akan menurun.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 13
2.1.9 Sistem Metabolik

Sebagianbesar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Di perkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Table 15-1
Rekomendasi penambahan berat dadan selama kehamilan berdasarkan indeks
massa tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (Kg)
Rendah < 19,8 12,5 - 18
Normal 19,8 – 26 11,5 - 16
Tinggi 26 - 29 7 – 11,5
Obesitas < 29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menmbah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi
kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Tabel 15-2 penambahan berat badan selama kehamilan


Jaringan dan cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Janin 5 3000 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan ekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3580 3345

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 14
Total 650 4000 8500 12500

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal
ini disebabkan oleh turunnya osmolaris dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin
rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Fenomona ini mulai terjadi pada
awal kehamilan. Pada saat aterm ± 3,5 l cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan
amnion, sedangkan 3 Liter lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu,
uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 L.
Penambahan tekanan vena dibagian bawah uterus dan mengakibatkan oklusi perpasial
vena kava yang permanifasi pada adanya pitting edema di kaki dan tungkai teruma pada
akhir kehamilan. Penurunan koloid di interstisia juga akan menyebabkan edema pada
akhir kehamilan.
Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadarprotein
yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan asupan
rotein per hari pada ibu hamil 51 g.
Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh
kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Selama kehamilan ibu menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar akan
digunakan untuk perumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan hanya 2,5% dari total
kalsium ibu. Penggunakan suplemen untuk mencegah pereklamsia tidak terbukti dan
tidak disarankan untuk digunakannya secara rutin selama masa kehamilan.
2.1.10 Sistem Hematologis
Fungsi utama darah adalah sebagai alat transportasi yang mengangkut oksigen
maupun nutrisi keseluruh tubuh. Jika darah dalam tubuh menjadi mengental,
maka aliran tersebut menjadi terganggu mengakibatkan beberapa gangguan
kefungsi tubuh lainya antara lain keorgan ginjal, paru-paru, jantung.
Pengentalan darah terjadi pada ibu hamil sehingga dapat berpengaruh baik
terhadap kesehatan ibu yang merasakan sesak, sakit kepala sebelah atau migraen,
serangan jantung juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat,
keguguran dan kematian hasil konsepsi.
Pengentalan darah pada ibu hamil dapat berpengaruh pada placenta
menyebabkan pembukaan gumpalan darah beku atau thrombisis, dan
mengakibatkan kerusakan pada plasenta (nekrosis), terjadi perdarahan pembekuan
sulit untuk dihentikan.Pengentalan darah ini sulit untuk dideteksi sehingga
terlambat ditemukan dan ditangai, bidan harus mengetahui tanda-tanda pada saat
mengkaji antara lain:

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 15
 Kematian janin yang berulang tanpa diketahui penyebabnya
 Persalinan prematur
 Sumbatan pada pembulu darah mengakibatkan preelamsi atau eklamsia
 Anemia
 Keguguran darah putih ( leukopenial ) dan pembekuan darah. Pencegahan
adalah dengan melakukan kunjungan rutin kepada tenaga kesehatan.

2.1.11 Sistem Lain (muskuloskuletal, neurologi, imunologi)


a. Sistem musculoskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompetensasi dari membesaran uterus keposisi anterior, lordosis
menggeser pusat saya berat kebelakang kea rah dua tungkai. Sendi sakroiloaka,
sakrokoksigis dan pubis akan mengangkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena
pengarus hormonal, mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perasaan tidak enak
pada bagian bawah punggung teruatama pada akhir kehamilan.

b. sistem neurologi
Sedikit sekali yang diketahui tentang perubahan yang spesifik pada fungsi
persarafan selama kehamilan, disamping perubahan neurohormonal pituitary-
hipotalamik. Perubahan fisiologi yang spesifik yang diakibatkan oleh kehamilan
mungkin menyebabkan beberapa gejala neurologi dan neurovaskuler antara lain
adanya kompresi persarafan pelvis atau stasis vaskuler disebabkan oleh
pembesaran uterus menyebabkan perubahan sensori pada kaki.
Lordosis dorsolimbar mungkin menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh
penarikan saraf atau penekanan pada akar-akar persarafan.
Edema yang meliputi saraf-saraf perifer dapat menimbulkan capul tunnel
syndariome selama trimester III. Edema mengkompresi nervus median di bawah
ligament carval pada pergelangan tangan. Sindarioma ini dikarakteristikan oleh
paresthesia (sensai abnormal seperti terbakar yang disebabkan oleh gangguan
system saraf sensoris) dan nyeri pada tangan yang menyebar kea rah siku. Lengan
yang dominan yang biasanya sering terpengaruh.
Akrothesia (mati rasa pada tangan) yang mungkin disebabkan posisi berdiri
dengan bahu bungkuk yang sering dihubungkan dengan penarikan segmen fleksus
brachial.
Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil TM I 16
Tension headache adalah gejala umum bila terjadi kecemasan atau adanya
komplikasi kehamilan yang tidak pasti. Kegagalan refraksi, sinusitis ataupun
migraine dapat juga bertanggung jawab terhadap terjadinya sakit kepala. Kepala
terasa melayang, pusing dan sinkop (pingsan) adalah hal-hal umum yang terjadi
pada awal kehamilan. Instabilitas vasomotor , postural hipotensi ataupun
hipoglikemia menjadi factor yang memungkinkan timbulnya keluhan ini.
Hipokalsemia dapat menyebabkan masalah neuromuskuler seperti keram otot atau
tetani. Pingsan, sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan
untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan.
Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

c. Sistem imunologi
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam fungsi
imunologi secara humoral dan selular untuk menyesuaikan diri dengan graft janin
semialogenik “asing”. Sebenarnya, titer antibody humoral melawan beberapa
virus, misalnya herves simpleks, campak, dan influenza A, menurun selama
kehamilan. Tetapi penurunan titer sebanding dengan efek hemodilusi pada
kehamilan.
Hitungan leukosit darah bervariasi cukup besar selama kehamilan normal.
Biasanya berkisar dari 5.000 sampai 12.000 per µL. pada saat persalinan dan masa
nifas awal, hitung leukosit ini mengikat secara mencolok, hingga mencapai 25.000
atau bahkan lebih; tetapi konsentrasi rata-rata adalah 14.000-16.000. Sebab
peningkatan yang mencolok tersebut tidak diketahui, tetapi respon yang sama
terjadi selama dan setelah pengerahan tenaga yang keras. Ini mungkin
menggambarkan timbulnya kembali sirkulasi leukosit yang sebelumnya dipintas
dari sirkulasi aktif.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari pembahasan di atas mengenai perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil trimester I Yaitu dimana mengalami perubahan pada system
reproduksi.
1. Pada uterus dimana akan mengalami pembesaran dibawah pengaruh estrogen dan
progesterone.
2. Berat badan pun akan naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
akhir bulan
3. Vaskularisasi , arteri uterine dan ovarika bertumbuh dalam diameter , panjang dan
anak-anak cabangnya pembuluh darah vena mengemban dan bertambah.
4. Vagina dan vulva , oleh karena pengaruh estrogen terjadi hipervaskularisasi pada
vagina dan vulva, sehingga bagian tersebut erlihat merah dan kebiruan kondisi ini
disebut tanda Chadwick.
Perubahan pada system cardiovaskuler yaitu cardiac output, tekanan darah dan
perubahan perubahan lain yang mempengaruhi jantung dan sikulasi.Perubahan pada system
metabolisme dimana BMR pada wanita hamil meninggi , system endokrinya juga meninggi
dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya.Perubahan pada payudara , payudara bertamabh
besar tegang dan berat, bayangan vena-vena lebih membiru, hiperpigmentasi pada aerola
dan puting susu.Perubahan pada kulit dimana bintik-binti kecoklatan yang tampak dikulit
kening dan pipi .
Pada sistem pencernaan di awal trimester timbul gejala morning sickness dan
berangsur membaik pada trimester selanjutnya, bahkan nafsu makan pun meningkat. Mual
(nausea) terjadi karena makanan lebih lama berada di lambung dan dicerna sangat lambat di
usus. Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain
itu perut kembung juga terjadi. Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah
menunjukkan gejala sering buang air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai
trimester III. Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan
progesteron ], tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume
Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil TM I 18
darah.
Pada sistem muskuloskeletal di awal kehamilan, perubahan-perubahannya tidak begitu
mencolok, tetapi seiring dengan bertambahnya umur kehamilan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok dan lebih
sulit untuk bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan
janin membesar dalam abdomen. Kadangkala, perubahan-perubahan tersebut membuat ibu
tidak nyaman, tetapi selama perubahan-perubahan tersebut tidak terlalu mengganggu
aktivitas ibu, maka kehamilan tersebut dianggap kehamilan fisiologi.

B. SARAN
Sebaiknya ibu hamil bersiap dalam menghadapi perubahan anatomi dan fisiologis
terkait dengan kehamilannya. Selain itu juga, sebaiknya bidan memberi konseling kepada
ibu bahwa perubahan yang terjadi selama masa kehamilan adalah hal yang lumrah dan
hanya bersifat sementara.

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 19
DAFTAR PUSTAKA

Rukiah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Komputer. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media.

Prawirohartjdo,sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Varney,Helen,Jan M.Kriebs,Carolyn L.Gegor. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Perubahan anatomi dan adaptasi


fisiologi pada ibu hamil TM I 20

You might also like