You are on page 1of 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI SESORI: MENGGAMBAR EKSPRESI PERASAAN

Disusun Oleh
KELOMPOK C GELOMBANG 2

Nama Anggota Kelompok:


1. Anjar Ani, S.Kep.
2. Martha Oktavia, S.Kep.
3. Anisa Ramadani, S.Kep.
4. Siti Aisyah Zanta P, S.Kep.
5. Puspita Sari Dewi, S.Kep.
6. Marita Selvia, S.Kep.
7. Winahyu Dwi A, S.Kep.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) atau di sertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri,
disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008). Penyebab terjadinya
gangguan jiwa, Biologis: Stresor yang berhubungan dengan respon neurobiologis,
Lingkungan: Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis
berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk menentukan gangguan perilaku, Sosial
budaya: Stres yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizorfenia dan gangguan
psikotik lain (Stuart, 2006).
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang
komprehensif meliputi kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan. Perawatan klien
gangguan jiwa di rumah sakit membutuhkan dukungan dari banyak aspek sehingga
kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu tujuan perawatan klien dengan
gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan melatih klien untuk mandiri dan mampu
berinteraksi dengan orang lain. Bentuk pelatihan berinteraksi dan bekerjasama dengan
orang lain adalah dengan melakukan terapi aktivitas kelompok.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Stuart, 2006).
Dari data di Ruang Puri Anggrek Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, selama
periode 8-12 Januari 2018, dari 35 pasien yang dirawat di ruang inap terdapat pasien,
halusinasi menduduki peringkat pertama sebanyak 45,45%, risiko perilaku kekerasan
menduduki peringkat kedua sebanyak 36,3%, DPD dan isolasi sosial menduduki
peringkat ketiga sebanyak 9,15% dan 9,1% pada pasien waham.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Ruang Puri Anggrek sebagian
besar pasien menderita halusinasi dan perilaku kekerasan. Oleh karena itu, perlu
diadakan Terapi Aktivitas Kelompok. Salah satunya dengan stimulasi sensori:
menggambar sesuai ekspresi perasaannya. Dengan menggambar sesuai ekspresi
perasaannya, peserta dilatih untuk mempersiapkan stimulus yang disediakan dan klien
mampu mempersepsikan ekspresi perasaannya pada saat itu, sehingga dengan
dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok ini diharapkan respon dalam kehidupan
menjadi adaptif.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan ekspresi perasaannya
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Klien dapat mempresepisikan paparan stimulus yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat.
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal
c. Meningkatkan kemampuan koordinasi motorik individu
d. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
e. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui aktivitas
menggambar.
f. Klien dapat berinteraksi dengan kelompok
1.3 Manfaat
1.3.1 Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya dalam
hal keperawatan tentang Terapi Aktivitas Kelompok stimulus sensori umum
pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi dan perilaku
kekerasan
1.3.2 Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama pada klien dengan
gangguan persepsi sensori: halusinasi dan perilaku kekerasan
1.3.3 Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi dan perilaku kekerasan
BAB II
KONSEP TEORI TAK STIMULASI SENSORI

2.1 Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
(Isnaeni, 2008). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive (Keliat dan Akemat,
2005).
Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori
klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka,
ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
2.2 Tujuan
Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi sensori bertujuan agar pasien dapat Terapi
mempersepsikan simulasi yang disiapkan, diberikan atau stimulasi yang pernah
dialami, kemampuan sensori klien di evaluasi dan ditingkatkan dari tiap sesi, dengan
proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan
menjadi adaptif.
2.3 Indikasi
Klien yang mempunyai indikasi TAK stimulasi sensori adalah klien perilaku
kekerasan, menarik diri, harga diri rendah dan halusinasi. Pada TAK sensori kali ini
kelompok menggunakan pasien dengan gangguan halusinasi dan perilaku kekerasan.
2.4 Kegiatan
Aktivitas dalam terapi sensori dapat berupa TAK Stimulasi suara, TAK Stimulasi
gambar, TAK Stimulasi suara dan gambar. Pada TAK kali ini, pasien diberi kesempatan
untuk menggambar tentang perasaannya saat ini dan pasien diminta untuk menjelaskan
atau bercerita maksut dari gambarnya.
BAB III
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI:
MENGGAMBAR EKSPRESI PERASAAN
A. TUJUAN
1. Klien mampu menggambarkan pada kertas HVS tentang perasaan atau yang sedang
dipikirkan sekarang
2. Klien dapat memusatkan perhatian terhadap kegiatan menggambar yang sedang
dilakukan
3. Klien mampu bercerita mengenai gambar yang sudah digambarnya.
4. Klien mampu mendengarkan cerita peserta lain mengenai gambarnya.

B. KARAKTERISTIK KLIEN YANG IKUT:


1. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini di ikuti
oleh semua pasien atau anggota kelompok yang mempunyai masalah keperawatan
gangguan sensori persepsi: halusinasi dan perilaku kekerasan
2. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini di ikuti
oleh semua pasien atau anggota kelompok yang memiliki riwayat masalah
gangguan sensori persepsi: halusinasi dan perilaku kekerasan
3. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini hanya di
ikuti oleh pasien yang dapat berinteraksi dengan baik, tenang dan diajak
kerjasama (cooperative).

C. NAMA KLIEN DAN RUANGAN

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6 orang, sedangkan sisanya sebagai


cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan. Adapun nama-nama klien yang akan
mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu :

Klien peserta TAK :

1. Tn. A
2. Tn. O
3. Ny. L
4. Tn. D
5. Ny. D
6. Tn. H

Klien peserta TAK cadangan :


1. Tn. D
2. Tn. J

D. METODE
1. Dinamika kelompok: menggambar apa yang dipikirkan atau dirasakan
2. Diskusi dan tanya jawab
Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh klien/ peserta,
antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK kepada anggota.

E. WAKTU :
Tanggal: 15 Januari 2018
Jam: Pukul 10.00 WIB s.d selesai

ALOKASI WAKTU:

1. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)


2. Terapi kelompok (30 menit)
3. Penutup (5 menit)

F. TEMPAT : Ruang Puri Anggrek Rumah Sakit Jiwa Menur

G. ALAT DAN BAHAN:


1. Pensil
2. Penghapus
3. Penggaris
4. Kertas HVS
5. Pensil Warna
6. Bola
7. speaker
8. Buku absen klien
9. Buku catatan dan pulpen

H. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Menentukan sasaran kegiatan
b. Memilih klien sesuai dengan indikasi yangtelah ditentukan
c. Membuat kontrak kerja dengan klien
d. Mempersiapkan alat dan tempat pelaksanaan
2. Orientasi
a. Salam terpaeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang tengah dirasaka klien
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dengan anggota kelompok, yaitu
menggambar tetang apa yang dipikirkan dan dirasakan lalu bercerita mengenai
apa yang sudah digambar.
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika klien akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
1) Membagikan lembar kerja pada peserta yang mengikuti TAK Stimulasi sensori.
2) Memberi kesempatan bagi klien untuk menggambar selama 10 menit
3) Ambil alat gambar yang telah diberikan
4) Putar bola dengan iringan music dan hentikan music. Pasien yang memegang bola
terakhir saat music dihentikan adalah yang bercerita mengenai isi gambarnya.
5) Tanyakan pendapat klien yang lainnya terhadap cerita klien sebelumnya.
6) Berikan pujian maupun penghargaan atas kemampuan klien dalam bercerita.
7) Ulangi no 4, 5, dan 6 sampai semua klien mendapatkan kesempatan dalam
mengeluarkan pendapat.
8) Beri kesimpulan tentang kegiatan menggambar yang dilakukan tadi

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan kesimpulan kegiatan hari ini.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan bercerita terhadap orang lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi sensori
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

I. ANTISIPASI MASALAH
Masalah yang perlu diantisipasi selama pemberian TAK antara lain:
1. Klien yang tidak aktif
Intervensi: Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator
2. Klien yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan
Intervensi: Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dikeluarkan dari kelompok.
3. Klien yang tidak bisa tenang dalam sesi TAK
Intervensi: Beri lingkungan yang terapeutik, bila tidak bisa panggil nama klien,
tanyakan apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh klien serta beri penjelasan.
4. Klien yang tidak datang ke acara TAK
Intervensi: Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada
peserta.
5. Klien yang mudah marah/ membuat keributan
Intervensi: Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota
kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
6. Klien yang tidak menaati aturan
Intervensi: Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran
7. Klien yang ingin ingin keluar saat sesi TAK
Intervensi: Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta
persetujuan dari peserta TAK yang lain.

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. TAK dimulai tepat waktu, dengan tolak ukur keterlambatan maksimal 5 menit.
b. Jumlah peserta yang mengikuti TAK, target bisa terpenuhi.
c. Para terapis dapat menjalankan tugasnya sesuai tugas yang yang telah diberikan.
d. Peserta yang mengikuti TAK bisa berperan aktif dalam permainan.
2. Evaluasi Proses
a. Peraturan TAK dijelaskan oleh terapis
b. Semua anggota kelompok mematuhi peraturan TAK
c. Terapis memantau setiap perilaku peserta selama TAK berlangsung
d. Semua peserta bisa mengikuti proses TAK tanpa ada masalah
3. Evaluasi hasil
Penilaian terhadap kemampuan pasien selama mengikuti TAK stimulasi persepsi
umum, antara lain :
a. Klien mampu menyelesaikan perintah terapis yaitu menggambar yang sedang
dipikirkan atau dirrasakan klien.
b. Klien bercerita mengenai gambar yang sudah digambarkan
c. Klien memberi tanggapan terhadap cerita klien lain
d. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

K. PENGORGANISASIAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


1. Terapis:
Berikut nama- nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas kelompok ini:
a) Anjar Ani
b) Martha Oktavia
c) Anisa Ramadani
d) Winahyu Dwi
e) Siti Aisyah Zanta Pradana
f) Puspita Sari Dewi
g) Marita Selvia

2. Peran dan fungsi


Selain terapis di atas, juga terdapat leader, co-leader, observer dan fasilitator yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Leader: Winahyu Dwi A
Fungsi:

1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)


2) Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberi umpan balik
4) Sebagai role model
5) Memotivasi setiap anggota kelompok untuk mengembangkan
pendapat dan memberi umpan balik
b. Co-leader: Anisa Ramadani
Fungsi: Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok

c. Observer dan dokumentasi: Siti Aisyah Zanta P


Fungsi:

1) Mengobservasi semua respon klien


2) Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien
3) Memberikan umpan balik
4) Mendokumentasikan kegiatan
d. Fasilitator: Anjar Ani, Martha Oktavia, Marita Selvia, Puspita Sari Dewi
Fungsi:

1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan


memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok

L. SETTING RUANGAN
a. Hari, tanggal : Senin, 17 Januari 2018
b. Waktu : Pukul 10.00-selesai
c. Tempat : Ruang Puri Anggrek RSJ Menur
d. Model setting yang akan digunakan:
◘ ▲ ◘ ▲ ◘

■ ○

◘ ▲ ◘ ▲ ◘

Keterangan:

■ : leader

□ : co-leader

○ : observer

◘ : klien

▲ : fasilitator
LEMBAR OBSERVASI

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

Menggambar ekspresi perasaan

Di Ruang Puri Anggrek Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

Tanggal 15 Januari 2018

1. Evaluasi struktur:
a. Tempat penyelenggaraan TAK : ruang Puri Anggrek RSJ Menur, kondisi
lingkungan tenang dan baik
b. Jumlah peserta yang hadir : 6 orang (sesuai dengan proposal tanpa adanya
peserta cadangan)
c. Alat TAK : tersedia semua
d. TAK dimulai pada pukul : pukul 10.00
e. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian?
Ya Tidak
Catatan:
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
2. Evaluasi proses

No Pelaksanaan TAK Check list


1. Persiapan:
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
yang telah mengikuti TAK stimulasi sensori
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terpaeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan masalah yang dialami
klien
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dengan
anggota kelompok
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika klien akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Membagikan lembar kerja pada peserta yang
mengikuti TAK Stimulasi sensori.
b. Memberi kesempatan bagi klien untuk
menggambar selama 10 menit
c. Ambil alat gambar yang telah diberikan
d. Putar bola dengan iringan music dan hentikan
music. Pasien yang memegang bola terakhir saat
music dihentikan adalah yang bercerita mengenai
isi gambarnya.
e. Tanyakan pendapat klien yang lainnya terhadap
cerita klien sebelumnya.
f. Berikan pujian maupun penghargaan atas
kemampuan klien dalam bercerita.
g. Ulangi no 4, 5, dan 6 sampai semua klien
mendapatkan kesempatan dalam mengeluarkan
pendapat.
h. Beri kesimpulan tentang kegiatan menggambar
yang dilakukan tadi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan kesimpulan kegiatan hari
ini.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan
bercerita terhadap orang lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi sensori
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain
sesuai dengan indikasi klien.
Catatan:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………….
3. Evaluasi hasil
Penilaian terhadap pasien selama menjalani TAK
TAK stimulasi sensori
Menggambar ekspresi perasaan

Aspek yang dinilai


Nama
No Bercerita mengenai Mendengarkan dengan Mengikuti kegiatan
klien
perasaan saat ini tenang saat teman bercerita sampai selesai
1 Tn. A
2 Tn. O
3 Ny. L
4 Tn. D
5 Ny. D
6 Tn. H

Petunjuk:

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK
2. Untuk setiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda √ jika ditemukan pada
klien atau X jika tidak ditemukan

Catatan:

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Januartu. 2008. Efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi

Terhadap Penurunan Kecemasan Klien Halusinasi Pendengaran di Ruang Sakura

RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman Volume 3.

Keliat, Budi Anna & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Stuart.G.W, (2006), Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5, EGC: Jakarta

Videbeck, Sheila L, (2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa, EGC: Jakarta

You might also like