You are on page 1of 15

PROFESSIONAL IMAGE

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini bayak terjadi pelanggaran-pelanggaran norma yang ada
selain itu banyak orang-orang yang telah banyak mengalami “kemerosotan” moral. Hal itu
bukan hanya berdampak pada kalangan remaja yang menjadi pelajar namun telah merajalela
pula pada orang-orang yang sudah bekerja. Banyak pelanggaran-pelanggaran yang sudah
dianggap wajar oleh mereka.
Kata “professional image” telah banyak diketahui oleh masyarakat luas namun
pengertian yang muncul seolah-olah hanya untuk kalangan manajer atau pun kalangan
pekerja kantoran saja. Padahal, sesungguhnya istilah “professional image” ini berlaku untuk
semua kalangan dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
Selain itu, banyak perusahaan yang kurangnya menerapkan professional image dalam
bekerja sehari-hari yang secara otomatis akan menjatuhkan image perusahaan tersebut. Tanpa
kita sadari, apa yang Anda kenakan, apa yang Anda katakan, apa yang Anda kerjakan, dan
apa yang menjadi prinsip hidup Anda, dapat membentuk kesan keseluruhan mengenai diri
Anda.
Citra (image) di abad modern atau era globalisasi ini, memegang peranan penting dalam
menunjang keberhasilan seseorang. Bahkan, kemampuan dan profesionalisme seseorang bisa
tercermin dari cara mereka berpenampilan, baik dalam perilaku maupun sikap. Citra adalah
refleksi Anda yang paling nyata, dan yang dapat memperlihatkan apa yang terjadi di dalam
diri Anda. Bila Anda mempunyai keinginan untuk dapat menaklukkan dunia, hal itu tampak.
Bila Anda merasa dunia mungkin saja menaklukkan Anda, itupun akan terlihat.
Citra bukanlah sesuatu yang palsu. Citra adalah kesan tentang diri Anda yang dibentuk
oleh orang lain ketika pertama kali bertemu dan melihat Anda. Begitupun Anda, membentuk
kesan yang sama mengenai orang lain setiap hari. Ketika orang bertemu dengan Anda, kesan
yang mereka bentuk mungkin sama persis dengan kesan yang Anda ingin mereka rasakan.
Atau mungkin juga berlawanan dengan apa yang Anda maksudkan.
Dalam dunia bisnis, citra diri Anda akan sangat menentukan langkah Anda selanjutnya.
Apakah Anda akan segera memperoleh pekerjaan, atau disingkirkan pada wawancara
pertama. Apakah Anda ditanggapi secara serius atau hanya dianggap sebagai kelas teri,
ataukah dapat maju dan bertahan dalam pekerjaan yang sama. Namun satu hal yang perlu
diperhatikan disini. Banyak orang yang tidak menyadari betapa pentingnyaprofessional
image untuk diri sendiri maupun untuk perusahaan dimana Anda bekerja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan professional image?
2. Apa saja yang mempengaruhi professional image?
3. Bagaimana caranya dalam menjaga professional image dalam diri kita?

C. TUJUAN
1. Pembaca dapat memahami yang dimaksud dengan professional image.
2. Pembaca dapat mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi professional image.
3. Pembaca dapat mengetahui cara untuk menjaga professional image pada dirinya.

D. MANFAAT
1. Pembaca diharapkan dapat memperbaiki kualitas dalm bekerja setelah mengetahui dan
menerapkan professional image.
2. Pembaca diharapkan mampu apa saja yang mempengaruhi professional image sehingga
dapat menujang kualitas dalam bekerja.
3. Pembaca diharapkan dapat mengetahui bagimana cara untuk menjaga professional
image agar hal itu tetap terjaga dan menjadi budaya keja yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Menurut Tjerk Hooghiemstra, profesional adalah mereka yang memiliki kompetensi-
kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya. Kompetensi menurut Tjerk Hooghiemstra,
Hay group, The Netherlands pada tulisannya yang berjudul Integrated Management of
Human Resourcese, kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan
dengan unjuk kerja yang efektif pada jabatan tertentu.
Orang yang professional adalah:
1. Orang yang tahu akan keterampilan dan keahliannya.
2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaaan atau kegiatan itu.
3. Hidup dari kegiatan yang dilakukan tersebut.
4. Bangga akan pekerjaan tersebut.
Sedangkan image (citra) adalah gambaran atau potret diri Anda dimana image yang
Anda tampilkan akan mencerminkan perusahaan Anda. Image (citra) adalah alat komunikasi,
bagian dari paket ketrampilan Anda, dan papan untuk mengiklankan siapa Anda, apa yang
Anda kerjakan, dan seberapa baik Anda mengerjakannya. Citra Profesional Anda merupakan
gabungan tiga persepsi :
1. Cara Anda memandang diri sendiri dari dalam,memendang ke luar
2. Cara Orang lain memendang Anda dari luar ,memandang ke dalam
3. Cara Anda ingin memendang diri sendiri dan di pandang.
Jadi kesimpulannya, professional image adalah gambaran tentang keprofessionalan
Anda. Seorang yang memiliki professional image adalah seseorang yang memiliki keahlian
dan ketrampilan, juga sikap mental dan tingkah laku yang terpuji. Segala sesuatu yang
dihasilkan dari perbuatan dan pekerjaannya dijamin berada dalam kondisi terbaik dan
mendapat penilaian yang objektif dari semua pihak.

B. YANG MEMPENGARUHI PROFESSIONAL IMAGE


Seseorang atau tenaga “Professional” tidak dapat dinilai dari satu segi saja, tetapi harus
dari segala segi. Selain keahlian dan ketrampilan yang dimiliki, juga perlu diperhatikan sikap
dan mentalitasnya diantara lain:
1. Cara Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah penyampaian infomasi secara lisan, melalui ucapan kata kata atau
kalimat. Dapat dikatakan bahwa berbicara adalah suatu usaha untuk mengungkapkan suatu
perasaan, gagasan, ide perasaan dengan ucapan, kata atau kalimat. Untuk mengunkapkan
suatu perasaan, gagasan atau ide dapat pula melalui bahasa badan ( body language) yaitu
dengan cara ekspresi, garakan, isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata dan sebagainya.

b. Fungsi Berbicara
Dalam berbicara terdapat dua fungsi, yaitu:
1) Berbicara sebagai alat melahirkan perasan.
Misalnya : perasan kagum, perasaan senang, perasaan cinta, dan lain lain.
2) Berbicara sebagai alat komunikasi
Berbicara merupakan alat komunikasi dalam pergaulan masyarakat. Manfaat berbicara
sebagai aat komunikasi adalah:
a) Melahirkan ide, gagasan, isi hati
b) Menambah pengetahuan
c) Memperlancar pergaulan

c. Cara Berbicara Di Depan Umum


Dalam berbicara di depan umum diperlukan teknik teknik untuk menyampaikan
informasi. Dalam berbicara pasti menemukan kendala kendala yang sering muncul dalam diri
sendiri, seperti malu, canggung, kurang percaya diri dan lain lain.
Beberapa cara untuk mengatasi agar mampu mengatasi keadaan di depan umum untuk
menyampaikan gagasan, ide, pikiran, antara lain:
1) Percaya diri
2) Kuasa materi
3) Volume suara
4) Kontak mata
5) Santai
6) Semangat
7) Penuh gaya
8) Variasi kata
9) Kalimat yang ringkas
10) Imajinatif
11) Penuh humor
12) Tersenyumlah

2. Cara Berbusana
Penampilan adalah bagian dari gambaran atau cermin dari kepribadian seseorang.
Maka ketika seseorang berpenampilan rapi dalam berpakaian, hal tersebut menunjukkan
bahwa orang tersebut menaruh perhatian dengan dirinya.
Kiat menjaga penampilan
a. Rencanakan pakaian yang akan kita kenakan pada hari kita akan bekerja, setrika dengan rapi
atau tidak terburu-buru memilih pada hari itu. Karena jika kita mengenakan pakaian
seadanya, asal-asalan, dan tidak dipersiapkan sebelumnya akan berkesan tidak ada kesiapan
untuk bekerja atau tidak sungguh-sungguh.
b. Usahakan pakaian yang kita kenakan tidak dipakai lebih dari 1 kali dalam seminggu karena
mungkin akan kotor, berbau, dan kurang sedap dipandang jika mengenakan pakaian yang
sama terus menerus.
c. Rencanakan budget untuk membeli pakaian kerja sedikitnya sebulan sekali sehingga kita
tampak fresh dan memengaruhi semangat dalam bekerja.
d. Kenakan pakaian kerja baik dari segi motif, corak, warna, dan model.
e. Sebaiknya cuci pakaian kerja kita setiap kali setelah dipakai sehingga selalu tampak bersih
dan wangi.
f. Gunangan parfum atau pewangi dengan aroma yang tidak menyolok.
g. Dandan yang soft atau untuk siang hari agar penampilan berkesan lebih cerah.
h. Pakaian harus serasi baik warna dan bentuknya harus sesuai dengan kulit dan warna tubuh
kita. Begitu pula dengan sepatu dan tas, hendaknya disesuaikan dengan pakaian yang
dipergunakan.
i. Periksa kesempurnaan berpakaian, misalnya: kancing baju yang terbuka, kerah baju yang
terlipat kedalam, dsb.
j. Kelengkapan berpakaian harus disesuaikan namun jangan terlalu heboh.

3. Cara Bertelephone
Bertelepon merupakan salah satu sarana komunikasi secara lisan, sehingga cara
berkomunikasi menggunakan telepon juga menggunakan etika yang ada agar komunikasi
yang dilakukan dapat berlangsung lancar tanpa adanya salah pemahaman tentang isi
pembicaraan di telephone serta menghasilkan suasana yang nyaman. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa cara Anda bertelephone dapat menaikkan atau menjatuhkan citra diri Anda dan
pada akhirnya akan menjatuhkan atau meningkatkan citra perusahaan.

C. MENJAGA PROFESSIONAL IMAGE


1. Kesan Pertama
”Anda tidak akan memperoleh kesempatan kedua, untuk menciptakan Kesan Pertama
yang baik”
Citra (image) Anda menampilkan sebuah pesan tentang Anda selama sehari penuh di
setiap hari. Tidak ada tombol otomatis untuk menghapus kesan tersebut. Penampilan formal
telah menjadi sebuah budaya di perusahaan-perusahaan perbankan. Beberapa perusahaan
kreatif misalnya media cetak atau elektronik, bahkan memvisualisasikna penampilannya dengan
gaya busana yang sedang menjadi ’trend’ : “We are a business Casual environment”. Mereka
ingin meyakinkan bahwa klien mereka tahu apa yang dapat diharapkan dari standard yang ada
dan bahwa klien tidak akan terpengaruh secara negatif dari anggapan-anggapan sebagai
perusahaan yang tidak professional. Penampilan juga mempengaruhi kemajuan karir
Bila Anda mau menerima teori Kesan Pertama yang abadi ini, yang didasarkan pada
banyak sekali penelitian di bidang kekuasaan dan pengaruh, hanya dalam waktu tiga puluh detik
seseorang telah menilai Anda secara visual dari kepala (kepribadian) hingga kaki (karakter) dan
memutuskan apakah menanggapi anda secara serius atau melupakan Anda. Hal yang perlu
dilakukan orang itu hanyalah memandang Anda.
Penilaian sebenarnya dibuat dengan menangkap informasi tidak hanya dengan mata, tetapi juga
dengan indera-indera yang lain. Mari kita asumsikan bahwa anda mempunyai perjanjian untuk
pertemuan bisnis dengan seseorang yang belum Anda kenal, Anda melangkah memasuki
ruangan:
a. Pertama, ia melihat Anda, dengan pandangan yang menyeluruh, seperti yang baru saja
diuraikan, dan membuat keputusan awalnya.
b. Kemudian, ia mendengar suara Anda. Bagaimana suara Anda terdengar dan apa yang Anda
katakan membuat satu lagi kesan yang nyata.
c. Ketiga, ia menyentuh Anda dengan menjabat tangan Anda. Hal ini menjembatani kesenjangan
diantara Anda berdua dan menimbulkan suatu pertalian. Jabatan tangan yang kuat dapat
menentukan.
d. Pada jarak itu, ia mungkin mencium aroma tubuh Anda, dan walaupun tidak adanya aroma,
lebih disukai, aroma yang tidak terlalu menyengat indera penciuman.
e. Indera kelima adalah perasa. Di banyak negara, pemberian salam sambil berjabat tangan
mungkin disertai kecupan pipi kiri dan kanan, sehingga lawan bicara Anda telah mengalami diri
anda dengan kelima inderanya.Di Indonesia, salam bentuk ini hampir tidak selalu diperkenankan
di lakukan di depan umum.
2. 30 Detik Pertama yang Menentukan
“Penampilan lebih dahulu berbicara, sebelum Anda mengucapkan
sesuatu”
Apa yang sudah Anda katakan sebelum Anda mengucapkan ”Selamat
pagi/siang/sore/malam” atau halo?” Pernahkah Anda sadari bahwa kesan pertama adalah
kesan yang abadi dan bahwa kesan itu dibentuk dalam waktu sepuluh detik yang pertama dari
suatu pertemuan, menjadi opini dalam dua puluh detik berikutnya, dan ”dalam waktu tiga
puluh detik ” akan terlihat apakah lawan bicara Anda akan menaruh respek atau tertarik
kepada Anda atau malahan mengabaikan Anda.
Seringkali kita mendengar pepatah, buku dinilai dari covernya, rumah dinilai dari
ornamen bangunannya, dan manusia dinilai dari caranya berbusana, sikap dan perilakunya.
Mungkin kedengarannya tidak adil, karena bagaimana kita dapat suka atau sayang kepada,
sementara kita tidak mengenal lebih jauh mengenai orang tersebut. Namun, dalam dalam
dunia bisnis hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi.
Albert Mehrabian, seorang psikolog UCLA, melakukan percobaan-percobaan yang
menyingkap, bagaimana orang saling menilai saat bertemu secara tatap muka. Mehrabian
menemukan bahwa KESAN PERTAMA terjadi hanya dalam waktu 30 detik saja dan
didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
a. 7 % dari apa yang kita katakan,
b. 38 % dari nada suara kita, dan
c. 55 % dari penglihatan yaitu penampilan dan bahasa tubuh.
Dalam 30 detik pertama, tidak ada waktu bagi Anda untukmenjadi orang lain atau
menarik teman Anda untuk menuliskan ringkasan daftar riwayat hidup atau referensi karakter
Anda. Bahkan, tidak cukup setiap saat Anda menunjukkan bakat, ketrampilan, dan hal-hal
lain yang menunjang kinerja Anda di depan customer atau klien Anda.
Semua orang dalam 30 detik detik pertama terfokus pada pesan yang Anda kirimkan melalui
busana, gaya rambut, senyuman, sikap, dan komunikasi non verbal Anda lainnya”. Pada saat
itulah penampilan Anda mulai diperhitungkan. Yang pasti, tampil profesional dan keren
bukan berarti tampil dengan busana – busana ber”merk”, atau make up yang berlebihan,
tetapi lebih pada keserasian penampilan secara menyeluruh dari ujung rambut sampai ujung
kaki.
Dampak dari citra (image) yang kita kirim akan berupa sebuah pesan yang meliputi:
1. Tingkat Pendidikan
2. Kemampuan berkarir dan kesuksesan
3. Kepribadian
4. Pengalaman Hidup
5. Kepercayaan dan Keseriusan
6. Selera Humor
7. Kemampuan Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial

3. Bertegur Sapa
Customer, klien, nasabah, dan tamu adalah raja. Kita harus selalu berprinsip bahwa,
kedatangan mereka berarti keuntungan bagi perusahaan, yang pada gilirannya juga akan
memberikan keuntungan bagi karyawan. Oleh sebab itu, sambutlah tamu Anda dengan sikap
profesional dan tegur sapa ramah penuh persahabatan.
Jangan memandang tamu atau klien Anda dengan air muka rasa jijik, hanya karena
penampilannya yang tidak berkenan. Jangan hanya mengganggukkan kepala tanpa
mengucapkan sepatah kata atau berlagak sibuk hanya untuk menghindari tegur sapa.
Sapa tamu atau klien Anda dengan panggilan Bapak, Ibu, Mas, Mbak atau Dik. Tidak
disarankan menyebut dengan nama kecil atau nama pangilannya sehari-hari, kecuali memang
diminta. Titel atau gelar tamu Anda tidak wajib disebutkan, kecuali Anda sudah biasa
menggunakannya.
Dengan wajah berseri, ucapkan selamat pagi, selamat siang, atau selamat malam
disertai senyuman, baik kepada tamu, rekan kerja, atasan, atau siapa saja yang Anda temui
sehari-hari di kompleks perkantoran Anda. Sikap Anda menunjukkan rasa persahabatan
terhadap meraka. Iringi ucapan tadi dengan menyebutkan namanya, jika Anda sudah
mengenal dengan baik. Jika Anda tidak mengetahui namanya tetapi sering bertemu, cukup
anggukkan kepala sambil tersenyum ramah.

4. Memberi Hadiah
Di zaman makmur, pemberian hadiah bisnis bisa melampui batas. Namun resesi pada
1997 telah menghentikan kebiasaan ini. Perusahaan hendaknya mempunyai kebijakan
mengenai pemberian hadiah.
Memberikan hadiah bukan sekadar tanda atensi, tapi banyak makna terkandung di
dalamnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan hadiah bisnis.
Jika Anda memberi hadiah hal yang perlu Anda perhatikan:
a. Jangan sekali-kali mengirim hadiah kepada seseorang, bila bisa dianggap sebagai suap,
sogokan, atau satu usaha untuk mempengaruhi.
b. Jika ingin mengirim bunga, kirimkan rangkaian bunga segar ke rumah dan buket bunga ke
kantor.
c. Kalau diundang ke rumah seseorang, terutama di luar negeri, kirimkanlah bunga.
d. Kirimkanlah pada pagi hari pertemuan itu atau pada hari sesudah pertemuan, bersama dengan
kartu yang pantas.
e. Pemberian janganlah bersifat pribadi. Buku alamat, jam kecil untuk bepergian, atau pena
yang bagus adalah “cukup pribadi secara bisnis” dan pantas. Tetapi pakaian tidak termasuk.
f. Minuman keras tidak selalu merupakan hadiah yang terbaik. Selidikilah selera orang yang
akan menerimanya dan selidikilah latar belakang agamanya. Minuman scotch merupakan
hadiah yang diterima baik di Jepang, tetapi orang beragama Mormon atau seorang pemantang
alkohol serta seorang Muslim tidak akan senang dengan hadiah itu.
g. Hadiah hendaknya dibungkus dengan bagus. Penampilannya sama penting dengan isi hadiah
itu sendiri
h. Anda dapat menggunakan kartu bisnis sebagai kartu ucapan.
i. Tuliskan catatan yang menunjukkan perhatian pada kartu itu dan masukkanlah ke dalam
amplop.
j. Jika mungkin, antarkan hadiah itu secara pribadi.
k. Jika kebiasaan rekan kantor Anda adalah mengumpulkan uang untuk membeli berbagai
hadiah, Anda bisa menolak dengan sopan tanpa memberi komentar panjang lebar.
l. Bonus merupakan hadiah terbaik untuk karyawan.
m. Hadiah bagi para pebisnis dari luar negeri, haruslah Anda pahami, apa saja yang tabu dan apa
saja yang boleh, ingatlah, Lain ladang, lain belalangnya.

Jika hadiah itu untuk klien, perlu diperhatikan:


a. Cukup sopan bila Anda memberitahu para klien agar menyumbangkan hadiah yang akan
diberikan kepada perusahaan ke organisasi sosial atas nama perusahaan.
b. Pilihlah hadiah dengan selera yang baik.
c. Hadiah atas nama perusahaan hendaknya dianggap sebagai hadiah silahturahmi.
d. Hadiah sebaiknya berkaitan dengan produk perusahaan pemberi hadiah.
e. Logo perusahaan hendaknya dicantumkan pada hadiah, dengan tidak mencolok, atau pada
kartu bertulisan tangan yang dilampirkan.
Kalau hadiah itu untuk rekan kerja atau staf, maka:
a. Anda dapat mengirimkan kartu ucapan selamat kepada rekan yang menikah. Anda tidak
perlu mengirimkan hadiah kalau tidak diundang untuk menghadiri pernikahan itu.
b. Bila hadiah Natal atau Lebaran, hadiah itu sebaiknya kecil, bersifat umum, disertai catatan
pribadi.
c. Kirimkan kartu ikut berduka cita bila rekan atau staf Anda mengalami musibah.
d. Ucapkan selamat bila rekan/staf Anda berulang tahun. Tidak perlu mengirim kartu, hadiah,
dan kue karena ini termasuk tata krama sosial tapi masuk dalam etiket bisnis, kecuali jika
perusahaan Anda kecil dan bergaya kekeluargaan.
e. Hargailah secara tertulis kalau seorang staf telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik.

Sekiranya Anda memberikan hadiah kepada atasan, perlu diperhatikan:


a. Jangan memberi hadiah, apalagi jika ada kesan “minta diperhatikan”.
b. Jangan ada karyawan yang merasa wajib untuk memberikan hadiah kepada atasan.
c. Jika para karyawan berniat patungan dan memberikan hadiah kepada atasan, itu dapat
dipertimbangkan.
d. Seorang sekretaris boleh memberikan hadiah kepada atasannya, tetapi hendaknya sederhana
dan lugas.
Mengenai harga hadiah jika hadiah bisnis hendaknya dibatasi sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan, dan juga tergantung pada peristiwa dan penerimanya.

Menerima hadiah
Jika Anda menerima hadiah, maka perlu diperhatikan:
a. Selalu ucapkan terima kasih secara tertulis atas hadiah yang Anda terima.
b. Selalu terima hadiah dengan gembira walaupun Anda sudah mempunyai tiga barang yang
sama di rumah atau Anda tidak menyukai hadiah itu.
c. Jika Anda menerima hadiah dari klien atau pemasok, kalau mungkin bagilah hadiah itu
dengan rekan dan staf Anda.
d. Sudah sepantasnya bila Anda mengembalikan hadiah yang terlalu mahal atau terlalu pribadi,
bersifat porno, berupa pelecehan seksual, kalau tidak tepat situasinya.
e. Jika Anda merasa tidak bisa menerima suatu hadiah, kembalikanlah segera dengan catatan
pendek, “Saya merasa tidak semestinya menerima hadiah dari Anda dan saya kembalikan
hadiah itu kepada Anda”. Buatlah salinan dari tulisan itu, jangan memperbincangkannya soal
itu lebih jauh dengan pengirimnya.

BAB III
KESIMPULAN
Image (citra) memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan seseorang.
Bahkan, kemampuan dan profesionalisme seseorang bisa tercermin dari cara mereka
berpenampilan, baik dalam perilaku maupun sikap. Citra adalah refleksi yang paling nyata,
dan yang dapat memperlihatkan apa yang terjadi di dalam diri seseorang.
Image bukanlah sesuatu yang palsu. Image adalah kesan tentang diri Anda yang
dibentuk oleh orang lain ketika pertama kali bertemu dan melihat Anda. Begitupun Anda,
membentuk kesan yang sama mengenai orang lain setiap hari. Ketika orang bertemu dengan
Anda, kesan yang mereka bentuk mungkin sama persis dengan kesan yang Anda ingin
mereka rasakan. Atau mungkin juga berlawanan dengan apa yang Anda maksudkan.
Image (citra) adalah gambaran atau potret diri dimana image yang ditampilkan akan
mencerminkan perusahaan Anda. Image (citra) adalah alat komunikasi, bagian dari paket
ketrampilan Anda, dan papan untuk mengiklankan siapa Anda, apa yang Anda kerjakan, dan
seberapa baik Anda mengerjakannya.
Professional image adalah gambaran tentang keprofessionalan Anda. Seorang yang
memiliki professional image adalah seseorang yang memiliki keahlian dan ketrampilan, juga
sikap mental dan tingkah laku yang terpuji. Segala sesuatu yang dihasilkan dari perbuatan
dan pekerjaannya dijamin berada dalam kondisi terbaik dan mendapat penilaian yang objektif
dari semua pihak.
Seperti yang disebutkan di atas tersebut, keprofessionalan seseorang tercermin dari
bagaimana cara Anda berpenampilan, bertutur kata dan bersikap. Maka dari itu maka kita
harus memperhatikan hal itu sejak dini agar setelah Anda bekerja sudah terbiasa dengan hal
seperti itu. Jika Anda berpenampilan yang tidak rapi dan tidak enak dipandang
maka image yang terpancar dari dirinya terkesan seperti luarnya. Namun sebaliknya jika
Anda berpenampilan rapi, serasi, enak dipandang maka orang yang melihatnya akan simpatik
kepadanya. Dalam berpakain, ada satu hal yang sering tidak diperhatikan oleh banyak orang
yaitu keserasian. Berpakaian tidak perlu mahal namun cukup serasi telah
membuat image Anda naik beberapa tingkat.
Ketika Anda telah memiliki image yang baik maka Anda perlu mempertahankannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Anda bisa memberikan kesan pertama
yang baik kepada siapapun, bagaimana Anda menciptakan 30 detik pertama itu menjadi
terkesan karena pada saat itu image yang Anda miliki akan sangat terlihat. Selain itu Anda
pun harus memperhatikan rasa simpatik Anda. Seseorang yang akan sukses adalah ia yang
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Maka dari itu, Anda harus terkesan ramah terhadap siapapun yang berada di lingkungan
sekitar Anda.
Jika semua itu telah berjalan dengan baik maka ada kalanya Anda member hadiah
kepada klien, rekan bisnis dari perusahaan lain, pegawai, dsb. Hal ini bertujuan untuk
membangun image bahwa Anda memang benar-benar orang yang simpatik. Selain itu,
kegiatan tersebut akan menciptakan hubungan kekerabatan yang semakin dekat dan erat.
Tetapi dalam pemberian hadiah ini ada yang harus diperhatikan antara lain:
A. Untuk siapa Anda memberi hadiah?
B. Dalam kondisi seperti apa?
C. Apa tujuan Anda?
D. Norma dan kebudayaan

INTERNAL CONTROL MENURUT COSO

Apa itu COSO ??


Menurut Om Wiki, Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commissions
yang dibentuk pada tahun 1985 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi
kejadian tersebut.

Definisi internal control menurut COSO


Internal Control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi,
manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
1. Efektifitas dan efisiensi operasional
2. Reliabilitas pelaporan keuangan
3. Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait,
yaitu:
1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Control Activities
4. Information and communication
5. Monitoring

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian
menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-
orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam
lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,
dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi,
pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus
memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap,
kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian
intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara
kolektif.

2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus
dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan
manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai
dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan
keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan
data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa
dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan
konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau
berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel
baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk,
atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.

3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat
organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit
dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap
kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas
pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
 pengendalian umum
 pengendalian aplikasi
 otorisasi yang tepat
 pencatatan dan dokumentasi
 pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja

4. Informasi Dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab
mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem
akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa,
mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan
kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab
berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus
memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :
a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang
tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk
mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

5. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan
pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung
secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat
mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan
pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah
atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku
dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya
dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas,
keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan
hukum dan peraturan.

Fokus Internal Coso:


1. Fokus Pengguna Utama adalah manajemen.
2. Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
3. Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem
yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian
dengan peraturan yang berlaku.
4. Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen
resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
5. Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas.
6. Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut
diterapkan dalam poin waktu tertentu.
7. Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada
manajemen.

You might also like