You are on page 1of 2

Inilah Poin-Poin Penyederhanaan Izin Minerba dalam Permen ESDM Nomor

34 Tahun 2017

Selasa, 6 Juni 2017 5660

Tim Komunikasi ESDM

AddThis Sharing Buttons


Share to FacebookShare to TwitterShare to WhatsAppShare to More65

JAKARTA - Penyederhaan perizinan di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM)
terus dilakukan guna mendukung iklim investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Setelah Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 29 Tahun 2017 tentang Perizinan Pada
Kegiatan Usaha Migas berhasil memangkas perijinan migas hingga menjadi 6 izin saja, pada
tanggal 9 Mei 2017 Menteri ESDM Ignasius Jonan kembali menandatangani aturan
penyederhanaan perizinan pengelolaan sektor pertambangan melalui Permen ESDM Nomor
34 Tahun 2017 tentang Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Semangat yang dibawa oleh Permen ESDM 34/2017 adalah dalam rangka perbaikan
pelayanan perizinan pengelolaan pertambangan agar lebih mudah, lebih cepat dan lebih
murah. Penyederhanaan dilakukan tidak hanya melalui penggabungan izin, pengurangan
persyaratan dan penghapusan izin, namun juga pengurangan waktu dan efisiensi proses
birokrasi. Berikut beberapa poin penyederhanaan yang dimuat dalam Permen ESDM
34/2017.

Pertama, sebelumnya kegiatan pengangkutan dan penjualan yang dilakukan secara terpisah
dari kegiatan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) wajib memiliki IUP OP
khusus Pengangkutan dan Penjualan. Namun, dengan terbitnya Permen ini hanya dibutuhkan
Tanda Registrasi dan penerbitannya diumumkan melalui website Direktorat Jenderal Mineral
dan Batubara (Ditjen Minerba) dalam 8 hari kerja sejak permohonan diajukan.

Kedua, saat ini permohonan IUP OP khusus Pengolahan dan Pemurnian tidak lagi
memerlukan Izin Prinsip dan sebagian persyaratan administratif, teknis dan finansial
dihapuskan. Aturan yang lama mewajibkan persyaratan Izin Prinsip yang berlaku selama 3
tahun sebelum diterbitkan IUP OP khusus Pengolahan dan Pemurnian.

Ketiga, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang sebelumnya wajib dimiliki pelaku usaha jasa
pertambangan non inti, sekarang tidak diperlukan lagi dan digantikan dengan Tanda
Registrasi yang proses pengajuannya akan selesai dalam 8 hari kerja.

Keempat, integrasi 7 izin dan rekomendasi dalam Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran
Biaya (RKAB) sebagai rekomendasi dalam pengurusan perizinan di instansi lainnya. Adapun
keenam izin/rekomendasi yang diintegrasikan adalah (1) Rekomendasi rencana penggunaan
tenaga kerja asing; (2) Perizinan persetujuan perubahan investasi dan sumber pembiayaan
termasuk di dalamnya perubahan modal disetor dan ditempatkan; (3) Perizinan persetujuan
pembangunan fasilitas pengangkutan, penyimpanan atau penimbunan, dan pembelian atau
penggunaan bahan peledak; (4) Perizinan persetujuan mengajukan rencana pembangunan
tempat penimbunan bahan bakar cair; (5) Perizinan persetujuan melaksanakan peledakan
tidur; (6) Perizinan persetujuan sertifikat kelayakan penggunaan peralatan dan/atau sertifikat
kelayakan penggunaan instalasi dari Kepala Inspektur Tambang; dan (7) Perizinan
persetujuan pengoperasian kapal keruk/isap.

Kelima, penyederhanaan tahapan kegiatan Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi 2 tahap saja (Eksplorasi dan Operasi
Produksi) yang penyesuaiannya dilaksanakan dalam jangka 6 bulan sejak Permen
diundangkan. Dalam hal ini KK dan PKP2B yang masih memiliki tahapan yang berbeda
disatukan tahapan kegiatannya menjadi tahap Operasi Produksi. Adapun integrasi perizinan
IUP berlaku juga bagi KK dan PKP2B.

Keenam, dengan diundangkannya Permen ESDM Nomor 34/2017 ini, maka Permen ESDM
Nomor 27/2013 tentang Tata Cara Dan Penetapan Harga Divestasi Saham, Serta Perubahan
Penanaman Modal Di Bidang Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Permen ESDM
Nomor 32/2013 tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus di Bidang Pertambangan Mineral
dan Batubara, juga Permen ESDM Nomor 18/2009 Tata Cara Perubahan Penanaman Modal
Dalam Rangka Pelaksanaan Kontrak Karya Dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara dicabut. Sementara itu Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Umum (sepanjang yang terkait perizinan) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (KO)

You might also like