You are on page 1of 3

FPA

Foto Polos Abdomen

Menjadi salah satu alat bantu dalam mendiagnosis terjadinya gangguan pada abdomen. Foto
polos abdomen dapat dilakukan dalam 3 posisi, yaitu:
Tiduran terlentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi antero posterior (AP)
Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal
proyeksi AP
Tiduran miring kekiri ( Left Lateral decubitus = LLD ), dengan sinar horizontal proyeksi
AP
C. Penggunaan Foto Polos Abdomen
FPA biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu
kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung
cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan
akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang
terlihat sebagai massa jaringan lunak dikuadran kanan atas yang menekan gambaran udara
dalam usus, di fleksura hepatika.
Appendicitia akut Foto polos jarang bermanfaat kecuali terlihatnya felkalith opaque (5%
pasien) didapatkan pada kuadran kanan bawah (terutama pada anak-anak). Sehingga x-ray
abdominal tidak rutin dilakukan kecuali terdapat keadaan lain seperti kemungkinan adanya
obstruksi usus atau adanya batu ureter
Gagal ginjal akut FPA, dengan tomography jika perlu, adalah teknik skrining awal pada
pasien yang dicurigai mempunyai batu sal.kemih
Obstruksi Ileus Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder’’ dan “air fluid
level” pada FPA dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi . FPA mempunyai tingkat
sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan 84% pada obstruksi kolon. Gambaran
“step ladder’’ dan “air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa
saja tidak tampak gas. Jika terjadi strangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran
berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas
pada foto thoraks tegak menunjukan adanya perforasi usus, penggunaan kontras tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.
Gagal ginjal akut FPA, dengan tomography jika perlu, adalah teknik skrining awal pada
pasien yang dicurigai mempunyai batu sal.kemih
Obstruksi Ileus Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder’’ dan “air fluid
level” pada FPA dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi . FPA mempunyai tingkat
sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan 84% pada obstruksi kolon. Gambaran
“step ladder’’ dan “air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa
saja tidak tampak gas. Jika terjadi strangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran
berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus.
Peritonitis Pada peritonitis dilakukan FPA 3 posisi. Sebelum terjadi peritonitis, jika
penyebabnya adanya gangguan pasase usus (ileus) obstruktif maka pada FPA 3 posisi
didapatkan gambaran radiologis antara lain:
Posisi tidur untuk melihat distribusi usus, preperitonian fat, ada tidaknya penjalaran.
Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus diproksimal daerah obstruksi, penebalan
dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring bone appearance)
Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid
level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak
tinggi, sedang jika panjang-panjang kemungkinan gangguan dikolon. Gambaran yang
diperoleh adalah adanya udara bebas infra diagfragma dan air fluid level.
Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis diperoleh adanya air fluid level
dan step ladder appearance. Jadi gambaran radiologis pada ileus obstruktif yaitu adanya
distensi usus partial, air fluid level, dan herring bone appearance.
Sedangkan pada ileus paralitik didapatkan gambaran radiologis yaitu:
Distensi usus general, dimana pelebaran usus menyeluruh sehingga kadang-kadang susah
membedakan antara intestinum tenue yang melebar atau intestinum crassum.
Air flud level
Herring bone appearance Bedanya dengan ileus obstruktif; pelebaran usus menyeluruh
sehingga air flud level ada yang pendek- pendek (usus halus) dan panjang-panjang (kolon-
kolon), karena diameter kolon lebih lebar dari usus halus. Ileus obstruktif bila berlangsung
lama dapat menjadi ileus paralitik.
Pada kasus peritonitis karena perdarahan, gambarannya tidak jelas pada FPA, gambaran
akan klebih jelas pada USG. Gambaran radiologis peritonitis, karena perporasi dapat dilihat
pada pemeriksaan FPA 3 posisi. Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum,
pecahnya usus buntu atau karena sebab lain, tanda utama radiologi adalah:
Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan
kekaburan pada cavum abdomen.
Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunar
shadow)
Posisi LLD, didapatkan free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi.
Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen.
Jadi gambaran radiologis pada peritonitis, yaitu adanya kekaburan pada kavum abdomen,
preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra
peritoneal.

D. Kesimpulan
Foto Polos Abdomen ( FPA ) menjadi salah satu pemeriksaan penunjang untuk
pertimbangan dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. FPA dapat dilakukan
dalam 3 posisi yaitu :
TIdur terlentang ( supine )
Duduk atau setengah duduk
Tiduran miring kekiri (Left Lateral Decubitus=LLD) Pemotretan dibuat dengan memakai
kaset film yang dapat mencakup seluruh abdomen beserta dindingnya.

E. Daftar Pustaka
Price, S.A 2000. Patofisiologi; Konsep Klinis proses-proses penyakit , Editor; Price, S.A.,
McCarty, L.,Wilson Editor terjemahan; Wijaya, Caroline, Jakarta: EGC,.

You might also like