Professional Documents
Culture Documents
Aladjidi N , Leverger G, Leblanc T, Picat MQ, Michel G, Bertrand Y,et al. New insights into childhood autoimmune hemolytic anemia: a French national observational study of 265
children. Haematologica 2011;96(5):655-663
Barcelini W, Fattizzo B, Zaninoni A, Radice T, Nichele I, Bona ED, Lunghi M et all. Clinical Heterogeneity and predictors of outcome in primary autoimmune hemolytic anemia : a
GIMEMA study of 308 patients. Blood. 2014; 124(19):2930-6
Patogenesis
Jalur alternatif
Patofisiologi
Penyakit yang
Suhu optimal
mendasari
Karakteristik suhu dimana terjadi
reaktivitas autoantibodi eritrosit
Idiopatik /
Warm
primer
Autoantibodi tipe warm bereaksi
sangat kuat pada suhu
0
mendekati 37 c dan afinitasnya
Cold Sekunder berkurang pada suhu yang
rendah
Pucat
Ikterus
Splenomegali
BAK seperti teh
Tidak ada sumber perdarahan
Gejala dan tanda sesuai penyakit yang mendasari
(contoh SLE, keganasan, obat-obatan, infeksi)
Pemeriksaan penunjang
Hb
Pemeriksaan darah tepi
Retikulosit
Direct Antiglobulin Test (direct Coomb’s test)
Sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan
dengan antiserum atau antibodi monoclonal terhadap berbagai
immunoglobulin dan fraksi komplemen, terhadap IgG dan C3d. Bila pada
permukaan sel terdapat salah satu atau kedua IgG dan Cd3 maka akan
terjadi aglutinasi
Indirect antiglobulin test (indirect Coomb’s test)
Untuk mendeteksi autoantibodi yang terdapat dalam serum. Serum pasien
direaksikan dengan sel-sel reagen. Imunoglobulin yang beredar pada serum
akan melekat pada sel-sel reagen, dan dapat dideteksi dengan
antiglobulin sera dengan terjadinya aglutinasi
Imunoglobulin
Komplemen
Contoh kasus
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis banding