You are on page 1of 9

Pada zaman dahulu, jual beli dilakukan dengan sistem barter.

Barter adalah
perdagangan yang dilakukan dengan cara tukar menukar barang, setelah barter
orang mulai menggunakan alat pembayaran yang disepakati.

Sebelum menggunakan uang, orang menggunakan barang tertentu sebagai


alat pembayaran, misalnya kulit kerang, mutiara, batu permata, tembaga, emas,
perak , manik-manik, dan gigi binatang.

Pada zaman modern uang digunakan sebagai alat pembayaran. Dengan


menggunakan uang, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya.

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan
yang panjang. Pada mulanya masyarakat belum mengenal pertukaran. Setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu dan
mencari buah-buahan jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan
yang sederhana seperti dari kulit pohon, mencari buah-buahan untuk konsumsi
sendiri, dan sebagainya. Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam perkembangan selanjutnya, mengahadapkan manusia pada kenyataan


bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh
kebutuhannya, semakin lama kebutuhan manusia semakin bertambah jumlah dan
macamnya. Kebutuhan manusia tidak mungkin lagi tercukupi dengan usaha
sendiri. Keterbatasan manusia dalam menghasilkan dan memenuhi kebutuhan ini
menyebabkan manusia mulai memerlukan bantuan orang lain. Untuk mendapatkan
barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang
mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan
olehnya dan melakukan pertukaran barang dengan barang. Kegiatan tukar menukar
barang dengan barang ini disebut barter. Namun, pada kenyataannya kegiatan
barter ini menemui banyak kesulitan, antara lain:

a. sulit menentukan nilai tukar barang


b. kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan
dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya
c. sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak
d. sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang yang
tersedia
e. waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan
terkadang lama, sehingga sulit menentukan kapan barang akan diperoleh.

Beberapa kesulitan yang ditemui dalam kegiatan barter ini menyebabkan


manusia mulai mencari barang-barang tertentu dan menetapkan fungsinya sebagai
uang. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan
kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan
sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai
salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah
dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Barang- barang yang ditetapkan fungsinya sebagai uang dinamakan uang
barang. Barang-barang yang dijadikan uang barang adalah kulit kerang, mutiara,
teh, tembaga, beras, garam, dan tembakau.

KULIT KERANG
MUTIARA

GARAM
TEMBAGA

TEMBAKAU
TEH

BERAS
TERNAK

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran masih tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena barang- barang yang dijadikan uang
barang sebagai alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga penentuan nilai
uang, penyimpanan ( storage ), dan pengangkutan ( transportation ) menjadi sulit
dilakukan. Selain itu timbul kesulitan akibat kurangnya daya tahan barang-barang
tersebut sehingga tidak tahan lama bahkan mudah hancur.

Oleh karena ada beberapa kesulitan yang ditemui dalam penggunaan uang
barang, maka manusia berusaha mencari alat tukar lain yang tahan lama, mudah
disimpan, mudah dibawa, dan nilainya tetap. Pada akhirnya manusia menggunakan
emas dan perak sebagai alat tukar menukar.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Emas dan perak
ini ditempa menjadi mata uang. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai
uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama
dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat
itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Mengapa emas dan
perak dijadikan mata uang? Mengapa bukan logam yang lain? Emas dan perak
memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

a. termasuk logam mulia yang tidak berkarat


b. emas dan perak mudah dikenali dan diterima masyarakat
c. tahan lama dan tidak mudah rusak
d. dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengurangi nilainya.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki emas dan perak inilah yang membuat
kedua benda tersebut dipilih sebagai mata uang. Selanjutnya, hal inilah yang
mendasari munculnya mata uang logam. Seiring dengan perkembangan
perekonomian yang semakin pesat mengakibatkan perdagangan juga berkembang
pesat. Hal ini menyebabkan penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar. Di sisi lain, jumlah emas dan perak semakin langka.
Kedua alasan ini akhirnya mendorong banyak negara menciptakan mata uang
kertas.
Mula-mula uang kertas yang beredar dijadikan sebagai bukti pemilikan emas
dan perak yang digunakan sebagai alat perantara untuk melakukan transaksi. Uang
kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan
emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu
dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat tidak lagi menggunakan emas secara langsung sebagai alat pertukaran.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan “kertas bukti “ atau uang kertas tersebut
sebagai alat tukar. Kegiatan tukar-menukar dengan menggunakan uang kertas
mempunyai banyak keuntungan, antara lain :
a. uang kertas lebih ringan dibawa-bawa dan mudah disimpan.
b. biaya yang digunakan untuk membuat uang kertas lebih murah dibandingkan
uang logam

You might also like