You are on page 1of 15

BENCANA ALAM

Peristiwa/kejadian/fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan


mengakibatkan terjadinya kerusakan alam, kerugian harta benda serta jatuhnya korban jiwa.
Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, yaitu : Gempa Bumi
(Earthquake) , Tsunami (Tsunamis) , Letusan Gunungapi (Volcanic Eruptions) ,
dan Gerakan Tanah (Mass Movement) .

GEMPA BUMI
Gempabumi (Earthquake) adalah getaran/goncangan/gerakan bergelombang yang dirasakan
di permukaan bumi yang terjadi akibat perubahan mendadak lapisan kulit bumi karena
pengaruh aktivitas tenaga asal dalam (endogen). Getaran tersebut dapat direkam oleh pencatat
gempabumi (Seismograf).
JENIS GEMPABUMI

 Gempabumi Tektonik, gempa yang terjadi karena adanya dislokasi/pergeseran lapisan


kulit bumi akibat aktivitas tektonik berupa tenaga tarikan dan tekanan.
 Gempabumi Vulkanik, gempa yang terjadi akibat aktivitas gunungapi.
 Gempabumi Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua, tambang bawah
tanah, amblesan, dsb.

Indonesia merupakan salah satu wilayah /negara yang mempunyai intensitas kegempaan
paling aktif di dunia, yang disebabkan karena letaknya di pertemuan tiga lempeng tektonik
yang aktif. Hampir 80% daerah di Indonesia terletak di wilayah sebaran gempabumi. Wilayah
ini berpenduduk padat dan sedang berkembang pesat. Resiko atau korban akibat gempabumi
tidak hanya jiwa manusia saja, tetapi juga harta benda, sarana dan prasarana yang ada di
wilayah dimana gempa tersebut terjadi.
Gempabumi mempunyai karakter khusus umumnya terjadi tanpa peringatan dan terjadi
secara cepat dalam waktu menit atau detik. Karakter khusus lainnya dari gempabumi
dicirikan oleh 3 fase yakni gempabumi awal (fore shock), gempabumi utama (main shock)
dan gempabumi susulan (after shock).
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi akibat peristiwa pergerakan lapisan kulit bumi atau adanya patahan
akibat pergerakan lempeng bumi sehingga terjadi pemindahan atau pergeseran yang tibatiba
di lapisan kulit bumi. Pemindahan atau pergeseran itu menimbulkan getaran di permukaan
bumi yang disebut gempa tektonik. Gempa tektonik terjadi di wilayah yang luas karena
pergeseran lempeng kulit bumi. Gempa tektonik sangat berbahaya karena gerakannya cepat
dan kuat meliputi wilayah yang luas sehingga sering menimbulkan kerusakan pada rumah
dan gedung. Akibat yang ditimbulkan gempa tektonik sangat membahayakan karena merusak
bangunan, muka bumi (retak, longsor, merosot), dan lingkungan. Kerusakan terjadi karena
getarannya sangat kuat dan singkat hingga dapat merobohkan bangunan yang tidak tahan
gempa. Wilayah korban gempa ini sangat luas, terutama bila gempa tersebut kuat.

Pada daerah subduksi terjadi pemampatan dalam waktu yang lama. Pemampatan ini semakin
keras yang meliputi wilayah luas dan karena tekanan yang terusmenerus hingga terjadi gempa
dahsyat, seperti gempa Flores 1992, Nabire 2004, Alor 2004, dan di Samudra Hindia yang
lebih dikenal sebagai Gempa Aceh 2004. Gempa dahsyat yang terjadi di dasar laut akan
diikuti oleh tsunami (bahasa Jepang), yaitu gelombang panjang di pelabuhan atau gelombang
laut periode panjang. Gelombang panjang ini dapat mencapai 800–1.000 km per jam pada
laut dalam dan di daratan mencapai 80 km per jam. Gelombang ini membentuk gelombang
tinggi dan menghancurkan ketika mendekati dan mencapai garis pantai.

Tsunami terjadi bukan hanya oleh gempa tektonik, melainkan juga disebabkan oleh
runtuhnya kepundan gunung api di laut yang meletus, seperti Gunung Krakatau tahun 1883.
Tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dapat kalian lihat pada gambar 1.14. Ada sekitar 28
daerah yang rawan tsunami.

2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah getaran di permukaan bumi yang disebabkan oleh peristiwa
keluarnya magma dari dapur magma. Peristiwa magma keluar dari dapur magma, baik hanya
di lapisan kulit bumi maupun sampai permukaan bumi menyebabkan getaran disebut magma
vulkanik. Getaran gempa vulkanik terbatas di tubuh gunung api dan di daerah sekitarnya.
Bahaya dari gempa vulkanik adalah bahanbahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung
vulkanik, seperti batubatuan, debu, lahar, dan gas beracun. Akibat gempa vulkanik dapat
membahayakan makhluk hidup dan lingkungan yang disebabkan oleh bahan letusan. Bila
vulkanik berada di laut maka dapat menimbulkan gelombang pasang seperti Gunung
Krakatau. Pada umumnya, wilayah korban letusan vulkanik meliputi wilayah sempit (sekitar
gunung api) dibandingkan dengan gempa tektonik. Lokasi atau daerah gempa vulkanik
terdapat di seluruh gunung api di Indonesia.

3. Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi akibat
adanya tanah longsor, atap gua runtuh, atau tanah runtuh di lubang pertambangan yang
menimbulkan getaran di muka bumi. Akibat gempa ini hanya dirasakan di sekitar gempa
runtuhan atau bersifat lokal. Namun, akibat yang dirasakan dapat menimbulkan kematian
bagi manusia yang tertimbun dan merusak bangunan di sekitar gempa runtuhan.
Gambat Peta awan Bencana Geologi

TSUNAMI
Tsunami yang biasa disebut sebagai gelombang pasang, adalah suatu fenomena gelombang
laut yang tinggi/besar dan berkekuatan, yang terjadi akibat adanya gangguan mendadak pada
permukaan dasar laut yang secara vertikal mempengaruhi volume kolom air. Tsunami
merupakan salah satu jenis bencana alam yang berkaitan dengan gelombang lautan.
Gelombang lautan yang sangat besar dan menerjang daratan (baca: ekosistem darat) ini
disebut dengan tsunami. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan
Nami yang berarti gelombang. Secara harfiah, tsunami mempunyai arti ombak besar di
pelabuhan. Lebih ilmiah lagi, yang dimaksud tsunami adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal yang berlangsung dengan tiba-
tiba. mengapa nama bencana ini adalah tsunami yang diambil dari bahasa Jepang? Mungkin
karena negara Jepang merupakan negara yang sangat rawan dengan adanya gempa, sehingga
terjadinya gelombang besar yang merupakan akibat dari gempa biasa terjadi.

Gelombang tsunami merupakan jenis gelombang yang dapat bergerak ke segala arah hingga
mencapai jarak ribuan kilometer. Daya kerusakan yang diakibatkan gelombang ini akan
semakin kuat apabila berada di daratan yang dekat dengan pusat gangguan. Apabila di lautan
(baca: macam-macam laut) , tinggi gelombang tsunami ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1
meter saja. Meski demikian, kecepatan yang dimiliki oleh gelombang ini bisa mencapai 500
hingga 1000 kilometer per jam, kecepatan ini menyamai dengan kecepatan pesawat jet.
Saking cepatnya gelombang ini, kapal yang berada di lautan sampai tidak terasa akan
kehadiran gelombang ini.

Sebaliknya, semakin mendekati ekosistem pantai, kecepatan gelombang ini semakin


menurun, hanya sekitar 35 hingga 50 kilometer per jam. Namun, tingginya gelombang akan
semakin naik, hingga mencapai 20 meter. Dengan ketinggian yang sedemikian ini, maka
gelombang tsunami dapat masuk ke daratan hingga jarak puluhan kilometer. Inilah sekilas
gambaran umum mengenai gelombang tsunami.

Faktor- faktor Penyebab Tsunami


Tsunami merupakan sebuah bencana alam yang dahsyat. Tsunami adalah gambaran ombak
yang sangat besar yang menerjang hingga ke wilayah daratan. Tidak bisa dipungkiri bahwa
bagian daratan (baca: angin darat) yang terkena sapuan ombak akan luluh lantak karena
kekuatan yang dimiliki oleh ombak tersebut. Terjadinya tsunami ini biasanya tidak bencana
alam tunggal. Maksudnya, biasanya tsunami tidak datang sendiri dengan tiba- tiba. Namun
biasanya ada yang menghantarkan, sehingga terjadilah tsunami. Beberapa peristiwa alam
menjadi penyebab terjadinya tsunami. Hal- hal yang menghantarkan terjadi tsunami antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Gempa Bumi bawah laut

Gempa bumi merupakan hal yang paling umum yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami.
Gempa bumi yang dimaksud tentu adalah gempa bumi bawah laut (baca: jenis gempa bumi).
Gempa bumi bawah laut menimbulkan banyak getaran yang akan mendorong timbulnya
gelombang tsunami. Gempa bumi bawah laut merupakan penyebab mayoritas terjadinya
tsunamu di dunia. Hampir 90 persen kejadian tsunami di dunia ini disebabkan oleh gempa
bumi yang terjadi di bawah laut. Gempa bumi yang terjadi dibawah laut ini merupakan jenis
gempa bumi tektonik yang timbul akibat adanya pertemuan atau tubrukan lempeng tektonik.
Meski gempa bumi bawah laut merupakan penyebab utama terjadinya tsunami, namun tidak
berarti bahwa semua gempa bumi bawah laut Sdapat menimbulkan tsunami.

2. Letusan gunung berapi bawah laut


Penyebab terjadinya tsunami yang selanjutnya adalah terjadinya letusan gunung api yang ada
di bawah laut (baca: bahaya gunung di bawah laut). Lautan yang memenuhi dua per tiga dari
permukaan bumi ini menyimpan banyak sekali rahasia. Kita tidak tau banyak mengenai rupa
penampakan di bawah laut, bahwa sebenarnya tidak hanya daratan saja yang mempuyai
gunung aktif, namun juga bawah laut mempunyai banyak gunung aktif. Beberapa gunung
aktif yang ada di bawah laut bisa berpotensi meledak atau erupsi sewaktu- waktu (baca: ciri-
ciri gunung api meletus). Akibat adanya letusan yang besar atau kuat dari gunung berapi
bawah laut ini, maka menyebabkan terjadinya tsunami.

3. Terjadiya longsor bawah laut

Penyebab gelombang tsunami selanjutnya adalah terjadinya longsor dibawah laut (baca:
tanah longsor). Tsunami yang disebabkan karena adanya longsor di bawah laut dinamakan
Tsunamic Submarine Landslide. Ternyata longsor tidak hanya terjadi di daratan saja. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk permukaan bawah lait menyerupai daratan. apabila
di daratan kita menemukan bukit dan jurang, maka di dalam lautan pun juga demikian (baca:
palung laut), sehingga ada potensi terjadi longsir. Longsir bawah laut ini pada umunya
disebabkan oleh adanya gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut. Getaran kuat
yang ditimbulkan olehlongsir inilah yang bisa menyebabkan terjadinya tsunami. Selain
gempa bumi tektonik dan letusan gunung berapi, tabrakan lempeng yang ada di bawah laut
juga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Pada tahun 2008 dilakukan penelitian di
Samudera Hindia yang menyebutkan adanya palung laut yang membentang dari pulau
Siberut hingga ke pesisir Pantai Bengkulu yang mana apabila palung tersebut longsor maka
akan terjadi tsunami di pantai barat Sumatera.

4. Adanya hantaman meteor


Penyebab selanjutnya dari terjadinya tsunami adalah adanya hantaman meteor atau benda
langit. Benda langit yang jatuh ini tentu saja benda langit yang berukuran besar. Meskipun
jarang sekali terjadi, dan bahkan belum ada dokumentasi yang menyebutkan adanya tsunami
akibat hantaman meteor, namun hal ini bisa saja terjadi. Seperti yang disimulasikan oleh
komputer canggih, bahwa apabila ada meteor besar (karena meteor kecil biasanya akan
habisa terbakar di atmosfer bumi) misalnya berdiameter lebih dari 1 kilometer saja, maka
dapat menimbulkan bencana alam yang dasyat. Mega tsunami yang ditimbulkan memiliki
ketinggian hingga ratusan meter. Kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjtnya.
Kelaparan akibat pertanian yang rusak dan perubahan iklim, akan membunuh manusia di
bumi secara massal. Selain karena ukuran dari meteor, hal lain yang berpengaruh adalah
kecepatan atau laju meteor yang mencapai puluhan ribu kilometer per jam.utern belum ada
dokumentasi yang menyebutkan adanya tsunami akibat hantaman meteor.

Mekanisme terjadinya tsunami :


1. Terjadi gempabumi tektonik akibat peristiwa tumbukan lempeng.
2. Terjadi pengurangan volume air sehingga air laut menyusut sesaat.
3. Terbentuklah gelombang laut yang semakin kuat ke arah pantai.
4. Terjadilah gelombang tsunami yang tingginya sesuai perbedaan elevasi.
5. Tsunami akan terpecah dan tertahan oleh tanggul pepohonan.

Upaya Penyelamatan Diri dari Tsunami :


1. Permukaan air laut dalam keadaan normal, tiba-tiba terasa ada goncangan tanah.
2. Air laut surut secara tiba-tiba menjorok jauh ke tengah laut. Segera lari menjauh dari pantai
cari tempat yang tinggi.
3. Berlindung di perbukitan atau daerah yang tinggi.
4. Tunggu hingga gelombang laut normal kembali, lakukan tindakan penyelamatan.

Dampak Bencana Tsunami


Bencana alam merupakan peristiwa sangat kejadiannya sungguh sangat tidak diharapkan dan
tidak dirindukan. Bagaimana tidak, bencana alam hanya akan membawa dampak buruk,
seperti kehilangan, kemiskinan, kelaparan, dan kesedihan. Apapun jenis bencana alam yang
di bumi, maka tidak ada satupun dari mereka yang diharapkan kedatangannya olah manusia.
seperti halnya bencana tsunami ini. seperti jenis bencana alam lainnya, bencana tsunami juga
menimbulkan banyak sekali dampak atau kerugian. Beberapa dampak tsunami antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Terjadi kerusakan dimana- mana


Dampak terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinya kerusakan dimana- mana.
Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik bangunan dan non bangunan.
Gelombang besar yang timbul karena tsunami ini dapat menyapu area daratan, baik daerah
pantai (baca: manfaat pantai) maupun daerah- daerah di sekitarnya. Kerusakan yang terjadi
ini adalah di daerah yang terkena sapuan ombak. Gelombang ombak yang berkekuatan tinggi
ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan bangunan, menyapu pasir atau tanah, merusak
perkebunan dan persawahan masyarakat, merusak tambak dan ladang perikanan, dan lain
sebagainya. Kerusakan yang terjadi ini akan menimbulkan banyak kerugian, terutama
kerugian berupa material.

2. Lahan pertanian dan perikanan rusak

Gelombang tsunami yang dasyat juga dapat menyebabkan lahan pertanian dan perikanan
rusak. Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu menyapu bersih apa saja
yang ada di daratan. Jangankan tanaman yang ada di sawah, bahkan bangunan pun banyak
sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan yang ditanam di kolam perikanan juga akan tersapu
oleh air dari gelombang tsunami tersebut.

3. Menghambat kegiatan perekonomian

Kita sepakat bahwa semua bencana alam dapat mengacaukan kegiatan perekonomian di suatu
wilayah. Hal ini juga termasuk bencana tsunami. Kerusakan dan kehilangan yang terjadi
akibat gelombang tsunami akan melumpuhkan kegiatan perekonomian sampai beberapa
waktu. Tidak hanya itu saja, namun kerugian yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan
menggantikan kegiatan produksi dan perdagangan dalam waktu tertentu.

4. Kerugian material

Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk juga
gelombang tsunami. Kerugian material diantaranya karena robohnya bangunan, rusak lahan
pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta bendanya.

5. Kerugian spiritual

Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang, bencana tsunami
juga dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah
kerugian yang tidak berupa harta benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil
akan tabah setelah mengalami bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan
anggota keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya
anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu. Bahkan hal
seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan bahkan lanjut
usia.
6. Menimbulkan bibit penyakit
Dampak selanjutnya dari bencana alam tsunami adalah timbulnya bibit penyakit. Ketika
gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan, maka yang akan kitemukan adalah
benda- benda kotor, tanah yang berlumpur dan sebagainya. Lingkungan yang tidak bersih
akan meimbulkan bayak sekali bibit penyakit. Apalagi jika ditambah dengan jasad- jasad
makhluk hidup yang meninggal, maka lingkungan akan semakin tidak sehat. Disamping itu,
apabila tinggal di pengungsian maka yang akan terjadi adalah timbulnya bibit penyakit
karena kurangnya saranan dan pra sarana.

GUNUNG API
Gunungapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat
keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi. Di seluruh wilayah Indonesia terdapat
129 gunungapi aktif (+ 13 % dari gunungapi aktif dunia). Semua gunungapi tersebut berada
pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari Sumatera bagian utara menerus ke arah
selatan melalui Jawa, Nusatenggara, sampai Laut Banda (sesuai dengan penyusupan
Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia). Deretan ini dikenal sebagai jalur
Mediteran. Kelompok gunungapi lainnya terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku
(penyusupan Lempeng Pasifik ke bawah Lempeng Eurasia). Deretan ini disebut jalur Lingkar
Pasifik (“Circum Pacific”).
Letusan gunung api adalah suatu peristiwa alam yang terjadi akibat pembebasan energi
yang terakumulasi di dalam sebuah gunungapi. Apabila magmanya bersifat basa (cair), maka
letusannya hanya berupa leleran lava. Tetapi bila magmanya bersifat asam (kental),
letusannya dapat berupa semburan bom, lapili, abu dan awan panas.
SIFAT LETUSAN GUNUNG API :
 Letusan Efusif / Lelehan (Effusive eruption)
 Letusan Eksplosif / Ledakan (Explosive eruption)
 Letusan Campuran (Explosive-effusive eruption)

1. Efusif/Leleran/Lelehan (Effusions)
Letusan yang bersifat leleran/lelehan lava melalui retakan yg terdapat pada tubuh gunungapi,
karena magmanya encer dan tekanannya lemah.

2. Eksplosif/Ledakan (Explosions)
Letusan yang bersifat ledakan dengan menyemburkan material volkanik berupa bahan padat,
cair dan gas, karena magmanya kental dan tekanannya tinggi.
3. Campuran (Explosions-Effusions)
Letusan yang bersifat perselingan antara efusif dan eksplosif, sehingga membentuk
gunungapi strato yang terdiri atas perlapisan lava dan bahan-bahan lepas (piroklastik).

 Bom vulkanis, gumpalan batuan sebesar bongkah


 Slag/Terak vulkanis, gumpalan batuan sebesar kerakal dengan bentuk tidak teratur
 Lapili, batu-batu kecil sebesar kerikil
 Pasir vulkanis, bahan letusan sebesar pasir
 Abu vulkanis, bahan letusan sebesar debu/abu
 Batuapung, bahan letusan yang ringan dan berongga

 Aliran lava, suhu 800 – 1200°C


 Awan panas, suhu 600°C, kecepatan 200 km/jam
 Jatuhan piroklastik : bom, lapili, pasir, debu, abu/gas
 Lahar letusan (gunung berdanau kawah)
 Gas beracun : CO, CO2, HCN, H2S, SO2, dll

(BAHAYA TIDAK LANGSUNG)


 Lahar hujan
 Banjir bandang
 Aliran lumpur
 Longsoran vulkanik

Hasil letusan gunung berapi berupa:

 Gas Vulkanik
 Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
 Lahar
 Abu Letusan
 Awan Panas (Piroklastik)

1. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi
yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2),
Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang
membahayakan manusia.
2. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti
sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari
sumbernya.
3. Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng
gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari
campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar
letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki
danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material
letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air
hujan di sekitar puncaknya.
4. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu
letusan permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air
bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor,
merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur tubuh.
5. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,
mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah.
Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan
adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh
kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak
sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari
puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka
bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga
menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

GERAKAN TANAH (LONGSOR)


Gerakan tanah (Mass Movement) adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, tanah, bahan rombakan atau material campuran, yang bergerak ke bawah sebagai
longsoran, runtuhan, aliran, atau rayapan. Gerakan tanah dipengaruhi oleh curah hujan,
kelembaban tanah, kestabilan lereng & kurangnya vegetasi.
Peristiwa ini terjadi karena hilangnya keseimbangan pada lereng akibat hujan terus menerus,
terjadinya gempabumi, pengaruh gravitasi bumi, dll.

JENIS GERAKAN TANAH


1.Longsoran Translasi (Translation Landslides)
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang
landai. Longsoran jenis ini paling sering terjadi di Indonesia.
2. Longsoran Rotasi (Rotation Landslides)
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. Longsoran jenis
ini juga paling sering terjadi di Indonesia.

3. Pergerakan Blok (Block Movements)


Bergeraknya blok batuan pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga
longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu (Rock Falls)


Runtuhnya sejumlah besar batuan atau material lain dengan cara jatuh bebas. Umumnya
terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah pantai.

5. Rayapan Tanah (Land Creeping)


Longsornya tanah berbutir kasar dan halus secara lambat dan hampir tidak dapat dikenali.
Setelah waktu yang cukup lama, bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah
menjadi miring.

6. Aliran Bahan Rombakan (Debris Flows)


Bergeraknya massa tanah akibat dorongan aliran air. Kecepatan aliran tergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, serta jenis materialnya. Gerakannya terjadi di
sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa
sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Longsoran ini
paling banyak menelan korban jiwa manusia.

UPAYA MITIGASI BENCANA ALAM GERAKANTANAH :


 Memberi informasi kepada masyarakat luas tentang pengenalan kerentanan gerakan tanah
dan pengolahan lahan yang tidak menimbulkan bencana gerakantanah.
 Membuat dan memanfaatkan Peta Zona Gerakantanah.
 Melakukan penelitian kestabilan lereng dalam pembangunan tata ruang suatu daerah.
 Melakukan penataan tata lahan dan pemukiman yang berada pada lokasi rentan gerakan
tanah.
 Mengendalikan penggarapan lahan pada daerah perbukitan dan pegunungan.

Penyebab Tanah Longsor

Peristiwa tanah longsor yang terjadi dimana saja pasti mempunyai alasan atau penyebab.
Adanya tanah longsor karena disebabkan oleh beberapa hal tertentu. Hal- hal yang
menyebabkan terjadinya tanah longsor bisa dikarenakan peristiwa alami maupun hal- hal
yang disebabkan oleh manusia. Beberapa penyebab terjadinya tanah longsor antara lain
adalah:

1. Erosi tanah
Penyebab terjadinya tanah longsor salah satunya disebabkan oleh erosi tanah. Erosi tanah
bisa disebabkan karena berbagai hal seperti aliran air yang terlalu deras, sungai- sungai
maupun gelombang laut. Erosi tanah ini bisa menyerang bagian kaki- kaki lereng sehingga
bertambah curam. Ketika ini dibiarkan terus menerus maka hal ini bisa menyebabkan tanah
longsor, karena tidak ada penopang yang kuat di bagian kaki lerengnya.

2. Gempa bumi

Selanjutnya hal yang menyebabkan tanah longsor adalah gempa bumi (baca: akibat gempa
bumi). Gempa bumi berupa getaran yang ada di dalam bumi atau tanah. Getaran yang berasal
dari gempa bumi bisa merupakan getaran yang kuat, sedang maupun ringan. Namun getaran
yang berasal dari dalam tanah ini mampu menimbulkan tekanan pada partikel- partikel
mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang dapat mengakibatkan
longsornya lereng- lereng tersebut.

3. Gunung meletus

Penyebab tanah longsor selanjutnya adalah gunung meletus. Gunung meletus (baca: ciri
gunung meletus) juga dapat menimbulkan getaran yang dapat memicu terjadinya tanah
longsor. Selain itu, gunung berapi yang meletus atau erupsi mengeluarkan material- material
seperti debu dan juga lahar dingin. Apabila material- material ini bertumpuk terlalu berat
maka ada kemungkinan tanah atau lereng yang menopangnya tidak akan kuat sehingga
menyebabkan terjadinya tanah longsor.

4. Getaran

Seperti halnya gempa bumi dan juga gunung meletus, pada dasarnya tanah longsor ini
disebabkan oleh getaran. Selain gempa bumi dan gunung meletus, getaran ini juga
ditimbulkan oleh berbagai hal seperti mesin, lalu lintas, penggunaan bahan- bahan peledak
hingga petir.

5. Tingginya curah hujan

Di Indonesia, terjadinya tanah longsor kebanyakan disebabkan oleh curah hujan (baca: proses
terjadinya hujan) yang meninggi. Hal ini terbukti bahwa tanah longsor sering terjadi ketika
musim hujan (baca: pembagian musim di Indonesia). Ketika curah hujan ini deras maka
aliran air hujan akan menghantam tanah yang ada di permukaan Bumi. Hal ini jika terjadi
secara terus menerus maka tanah yang tidak kuat (tanah yang miring dan berada di lereng)
akan tidak dapat menahan aliran air dan terpaan air hujan, sehingga lama kelamaan hal ini
akan menyebabkan tanah longsor. Bagian tanah yang sering longsor apabila hujan deras
adalah tanah yang bentuknya miring, seperti lereng gunung.

6. Hancurnya bebatuan

Bebatuan yang hancur juga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Longsor yang disebabkan
karena hancurnya bebatuan lebih sering terjadi pada batuan yang ada di lereng gunung. Jenis
batuan yang sering longsor adalah jenis batuan sedimen kecil dan batuan endapan yang
berasal dari gunung berapi. Biasanya batu yang ada di lereng bersofat lapuk atau tidak
memiliki kekuatan dan mudah hancur menjadi tanah. Hal inilah yang memicu terjadinya
tanah longsor.

7. Tumpukan sampah

Siapa sangka ternyata sampah yang telah menumpuk juga dapat menyebabkan tanah longsor.
Sampah akan bisa menjadi pemicu tanah longsor ketika sampah tersebut sudah menumpuk
hingga menggunung. Hal ini apabila ditambah dengan hujan deras maka dapat
mengakibatkan longsornya gunungan sampah beserta tanah yang telah melapuk di bawah
sampah tersebut.

8. Hutan gundul

Salah satu fungsi dari pepohonan adalah memperkuat struktur tanah. Akar pohon tidak hanya
dapat menyimpan air namun juga dapat memperkuat struktur tanah. Apabila hutan yang
banyak pohonnya ditebangi secara liar maka hal ini menjadikan tanah lemah strukturnya
sehingga ketika hujan lebat akan sangat mudah bagi tanah tersebut longsor. Hal ini sudah
banyak terjadi di Indonesia.

9. Bendungan susut

Tanah longsor juga dapat disebabkan karena susutnya bendungan. Turunnya permukaan
tanah dan timbulnya retakan dapat diakibatkan oleh penyusutan muka air danau atau
bendungan dengan cepat. Penyusutan ini akan berdampak juga pada hilangnya gaya penahan
lereng. Waduk yang mempunyai kemiringan sebesar 220 derajat memiliki potensi untuk
longsor.

10. Lereng dan tebing yang terjal

Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang memiliki lereng dan tebing yang
terjal, maka harus lebih waspada karena tanah longsor dapat mengintai kapan saja. Proses
pembentukan lereng maupun tebing yang terjal adalah melalui angin dan juga air yang berada
di sekitar lereng. Hal ini berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Dengan pengikisan ini
maka sangat mudah bagi tanah untuk mengalami longsor.

BANJIR
BENCANA ALAM BANJIR Di Indonesia kerap sekali terjadi bencana alam. Salah satunya
adalah bencana banjir yang sering terjadi. Lihat saja banjir bandang yang banyak terjadi
karena sungai tiba-tiba meluap atau contohlah di jakarta yang kebanyakan banjir terjadi
karena ulah manusia sendiri. Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik
alam maupun manusia.Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia
termasuk Indonesia :

 Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
 Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air.
bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor
 Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.
 Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
 Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.
 Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi
bencana banjir
 Kiriman atau bencana banjir bandang.
 Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.

Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung,
tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam
jakarta yang sering terjadi bencana banjir. Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu
dengan menghindari hal-hal diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung
ataupun bajir bandang yang

sering terjadi di indonesia. seperti sebuah kata bijak “Manusia adalah bagian dari alam, jika
kita menyakiti alam maka kita juga akan menyakiti manusia”.

ANGIN PUTING BELIUNG


Puting beliung atau tornado ialah sebuah tiub angin berpusing yang menyentuh tanah
dan awan kumulonimbus. Angin yang berada di dalam puting beliung berpusing dengan
pantas dan menjadikan puting beliung sangat berbahaya.
Kebanyakan puting beliung mempunyai angin selaju 175 km/j atau kurang, dengan lebar
250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum "lenyap". Walau
bagaimanapun, sesetengah puting beliung mempunyai angin selaju 480 km/j, dengan lebar
lebih daripada (1.6 km), dan boleh bergerak melebihi 100 kilometer.
Puting beliung seringkali terjadi semasa hujan ribut petir angin kuat dan mendatangkan
banyak kemusnahan kepada apa-apa sahaja yangdisentuhnya. Saban tahun, ada nyawa yang
terkoban akibat puting beliung.
Bagaimana puting beliung berlaku

Puting beliung boleh berlaku hasil aktiviti di dalam awan kumulonimbus yang besar
semasa ribut petir dahsyat. Puting beliung juga boleh berlaku bersama taufan. Dalam
kebanyakan ribut petir yang berlaku di dunia, udara panas naik membawa wap air dan
membentuk awan kumulonimbus dan hujan membawa udara sejuk ke bawah pada tempat
yang sama, oleh itu angin ribut kencang tidak terbentuk. Tetapi sesetengah ribut petir pula
menghasilkan angin kencang di dalam awan akibat turun naik udara panas dan sejuk secara
serentak serta turun naik udara panas dan sejuk yang tidak berlaku pada tempat yang sama,
dikenali sebagai fenomena angin ricih. Sekiranya angin ricih kencang tersebut berubah
bentuk daripada melintang di dalam awan kepada menegak, angin kencang berbentuk corong
akan terbentuk dan pusaran angin berbentuk corong tersebut dikenali sebagai puting beliung.
Kemusnahan dan lokasi berlakunya puting beliung
Puting beliung dikategori mengikut Skala Fujita, daripada F0 sehingga F5. F0 mempunyai
kelajuan angin paling rendah manakala F5 mempunyai kelajuan angin paling tinggi.
Amerika Syarikat adalah negara yang paling banyak mengalami bencana puting beliung
tetapi ini tidak bermakna negara-negara lain tidak akan mengalami bencana ini. Puting
beliung boleh terjadi di mana-mana tempat di dunia termasuklah Malaysia. Kawasan yang
paling kerap dilanda ribut petir di Amerika Syarikat ialah di kawasan lembangan yang
dilindungi Banjaran Rocky dan Banjaran Appalachian. Kawasan tersebut dikenali sebagai
Lembah Puting Beliung (Tornado Alley).
Puting beliung amat sukar diramal dan ia hanya dapat diramalkan apabila titik tekanan rendah
di dalam awan kumulonimbus dikesan oleh radar Doppler. Akibatnya, penduduk di kawasan
yang diramalkan akan dilanda puting beliung hanya mempunyai masa yang sangat terhad
untuk pergi ke tempat perlindungan.

Proses Terjadinya Angin puting Beliung


 Fase Tumbuh : dalam fase ini, didalam awan sedang terjadi arus udara yang naik ke
atas dengan tekanan sangat kuat. Pada fase ini proses terjadinya hujan belum turun
karena titik air serta kristal es masih tertahan oleh arus udara yang bergerak naik
menuju puncak awan.
 Fase Dewasa : pada fase ini, titik air yang sudah tidak bisa lagi ditahan oleh udaran
akan naik menuju puncak awan. Lalu hujan akan turun dan menyebabkan adanya
gaya gesek antara arus udara yang naik dan turun. Didalam fase ini juga, tempratur
massa udara yang turun mempunyai suhu yang lebih dingin jika dibandingkan udara
yang ada disekelilingnya. Saat arus udara naik dan turun akan menimbulkan arus
geser yang memutar lalu membentuk pusaran. Semakin lama, arus udara akan
semakin cepat dan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi. Dan itulah yang
disebut angin puting beliung.
 Fase Punah : dalam fase ini, tidak ada massa udara yang naik namun massa udara
akan meluas di seluruh awan. Seiring berjalan, masa ini akan berhenti dan
pertumbuhan awan akan berakhir

You might also like